Anda di halaman 1dari 7

Perilaku Ayam Mutiara (Numida melegris, Linn 1758)

pada saat Gerhana Matahari Sebagian di Jogjakarta

Ilham, M; Moro, H.K.E.P.M


Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan
Ilhambugiswajo@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh gerhana matahari sebagian


terhadap perilaku ayam mutiara dalam kandang PASTY. Membandingkan perilaku akan
diamati untuk melihat apakah perubahan perilaku pada ayam mutiara sebelum, ketika dan
setelah gerhana matahari sebagian terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode focal animal sampling dan teknik recording
instantaneous sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8, 9 dan 10 Maret 2016
pukul 06:20-08:30, di PASTY, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perilaku ayam mutiara direkam
dan dicatat dalam lembar observasi, dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam
ethogram.
Hasil yang diperolah dapat dijelaskan bahwa gerhana matahari sebagian
mempengaruhi perubahan perilaku ayam mutiara terutama terlihat dalam perilaku berbaring
dan grooming. Pada ketiga waktu pengamatan, ayam mutiara sama-sama mengalami
berbaring diwaktu yang berbeda. Pada tanggal 8 dan 10 ayam mutiara ditemukan berbaring di
luar kandang, di tempat teduh bawah pohon. Pada tanggal 9 ayam mutiara masuk di dalam
kandang dan berbaring di dalam kandang. Namun tidak terlihat berbeda pada perilaku
grooming

Kata kunci : Gerhana matahari, ayam mutiara, perilaku


Pendahuluan
Pasar satwa dan tanaman hias Yogyakarta (PASTY) yang terletak di Kabupaten
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu surga bagi pecinta satwa dan
tanaman hias di Yogyakarta. Pasty juga berfungsi sebagai kebun binatang mini yang
menyediakan berbagai macam satwa yang dapat dibeli. Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta (PASTY) juga dikenal sebagai Pasar Burung yang berada di daerah
Dongkelan, Jalan Bantul km 1, Yogyakarta merupakan pindahan dari pasar Ngasem.
PASTY memiliki luas tanah 15.605 meter persegi dengan luas bangunan 5.500 meter
persegi. Sebelah utara berbatasan dengan desa Dukuh, sebelah timur berbatasan dengan
Krapyak, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Dongkelan. Satwa yang dapat
dijumpai di areal PASTY terdiri dari aves, mamalia, reptil, amphibia, pisces dan serangga
(Anonim, 2015).
Pasar Aneka Satwa & Tanaman Hias Yogyakarta yang menjadi salah satu kawasan
hidup bagi satwa tertentu. Pada umumnya, pasar ayam mutiara di Indonesia masih
menggunakan kandang berjeruji kecil, namun Pasar Aneka Satwa & Tanaman Hias
Yogyakarta telah meninggalkan sebagian gaya kandang berjeruji dan menggantikannya
dengan kurungan terbuka berupa dome dan enclosure. Hal ini yang menyebabkan
penelitian perilaku satwa ketika gerhana matahari cocok dilakukan di sana.
Ayam mutiara di PASTY merupakan salah satu satwa yang dipelihara di sayap
Barat dalam dome bersama ayam, kalkun, dan mentog, dengan jumlah yang sedikit. Ayam
mutiara bisa digunakan sebagai perhiasan karena bentuknya yang unik dan memiliki bulu
berwarna hitam dengan bintik-bintik putih seperti mutiara sehingga menarik untuk
melihatnya. Ayam mutiara juga memiliki perilaku yang relatif lebih tenang dibandingkan
ayam dan jenis unggas lain (Menezes et al., 2001).
Gerhana Matahari merupakan peristiwa unik yang tidak selalu terjadi setiap tahun.
Mahluk hidup baik itu manusia, tumbuhan, dan satwa memiliki respon berbeda terhadap
peristiwa langka tersebut. Peristiwa gerhana matahari baik total maupun sebagian
merupakan fenomena alam yang jarang terjadi, sehingga menimbulkan respon perilaku
satwa yang menarik serta jarang terjadi pula. Aktivitas satwa menjelang, ketika, dan
setelah gerhana matahari menarik diamati untuk melihat respon perubahan perilaku khusus
setiap satwa. Dengan mempelajari aspek perilaku satwa diharapkan akan diperoleh
pengetahuan tentang pengelolaan satwa tersebut.
Kondisi satwa dan jenis satwa akan memberikan respon yang berbeda-beda.
Terhalangnya sinar matahari sampai ke bumi oleh bayangan bulan tidak hanya
mengurangi intensitas cahaya, namun juga menurunkan suhu udara dan sebaliknya
menaikkan kelembaban udara. Perubahan suhu udara atau kelembaban udara ini lah pada
beberapa penelitian dilaporkan menyebabkan munculnya respon perubahan perilaku satwa
(Kumar, 2014; Spoelstra & Daan, 2000; Gerasopoulos et al., 2008; Bozic, 2003).
Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku ayam mutiara ketika gerhana matahari sebagian?
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengukur pengaruh gerhana matahari sebagian terhadap perilaku ayam mutiara
dalam kandang PASTY
2. Membandingkan perilaku akan diamati untuk melihat apakah perubahan perilaku
pada ayam mutiara sebelum, ketika dan setelah gerhana matahari sebagian terjadi.

Metode
A. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada penelitia ini adalah ayam mutiara, kamera
digital, kertas observasi dan alat tulis
Pengamatan dilakukan dari luar kandang secara individu. Pengamatan diawali
dengan melihat aktivitas dan mengklasifikasinya dalam jenis perilaku. Pada pengambilan
data, pencatatan dilakukan dari awal hingga berakhirnya suatu aktivitas, pada waktu yang
sama dihari berbeda.
Pengamatan dilakukan selama 3 hari, mulai pukul 06.20 – 08.20 wib. Waktu
pengamatan dibagi dua periode, yaitu : pengamatan pertama (6.20 – 07.20 wib) ketika
mulai gerhana (P1) 06.20, dan pengamatan kedua (07.20–08.20 wib). Gerhana matahari
maksimal di Yogyakarta terjadi pukul 07.23 wib dan berakhir (P4) pukul 08.35 wib
(Anonim, 2015). Setiap periode pengamatan dibagi lagi dengan interval waktu selama 30
menit. Aktivitas yang diamati kemudian dicatat. Pencatatan suhu udara, intensitas cahaya,
dan kelembaban udara dilakukan setiap 15 menit pada pukul 06.20-08.20 wib.
Perilaku yang diamati meliputi perilaku grooming dan berbaring.
Untuk mengetahui frekuensi setiap aktivitas ayam mutiara di Pasar Aneka Satwa &
Tanaman Hias Yogyakarta digunakan formula Sudjana (1992)
Berdasarkan penjelasan dan penguraian mengenai seluruh perilaku satwa selama
beraktivitas yang diperoleh dari data-data yang telah dicatat di tabel pengamatan dan hasil
rekaman. Rekapitulasi data dan menghitung nilai rata-rata setiap aktivitas disajikan dengan
ethogram (Ploger & Yasukawa, 2003). Data-data tersebut digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui perilaku dan aktivitas yang dilakukan satwa.
Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya beberapa perilaku ayam mutiara seperti
berdiri tegak, berpindah tempat, makan, grooming (berhias-membersihkan diri), dan
berbaring, hal ini sesuai dengan penelitian Wirdateti, dkk. (2009). Bentuk perilaku yang
diamati dalam penelitian ini meliputi perilaku grooming dan berbaring sebagai kegiatan yang
jarang dilakukan. Sedangkan berpindah tempat dan makan karena terlalu sering muncul maka
tidak dipilih sebagai perilaku yang diamati.
Perilaku grooming dan berbaring ayam mutiara diamati frekuensi kemunculannya
setiap 10 menit sekali tidak berdasarkan berapa kali kemunculannya setiap 10 menit dan
berapa lama waktu kemunculannya. Hasilnya dipersentase dan disajikan dalam ethogram
dibawah ini (Gambar 1)
90

80

70

60

50
Grooming
40
Baring
30

20

10

0
1 2 3

Gambar 1. Ethogram Ayam Mutiara Sehari Sebelum (1) Ketika (2) dan Sehari Setelah (3)
Gerhana Matahari Sebagian

Perilaku Berbaring Ayam Mutiara


Pengamatan perilaku berbaring ayam mutiara pada saat gerhana matahari terlihat pada
perilaku berbaring. Pada tanggal 8 diperoleh hasil bahwa ayam mutiara hanya berbaring
21,4% atau frekuensi dilakukannya 2 kali pada jam antara 7:30-7:40 dan 7:40-7:50. Hasil
pada tanggal 9 diperoleh ayam mutiara berbaring sebanyak 20% atau frekuensi dilakukannya
3 kali pada jam 7:10-7:20, sedangkan pada tanggal 10 sehari setelah gerhana matahari ayam
mutiara berbaring sebanyak 18,2% atau frekuensi dilakukannya 4 kali terjadi pada antara
menit 6:50-7:00 dan antara jam 8:10-8:20. Pada ketiga percobaan ayam mutiara sama-sama
memiliki perilaku berbaring diwaktu yang hampir sama (tidak berbeda), namun jika diamati
perilaku berbaring tersebut ternyata berbeda dari waktu terjadinya. Sebelum dan setelah hari
gerhana terjadi perilaku berbaring umumnya dilakukan setelah pukul 7.30 wib. Hal ini
dikarenakan karena waktu tanggal 9 Maret pukul 7.10-7.20 merupakan waktu terjadi gerhana
matahari sebagian di daerah Jogjakarta sehingga cahaya redup dan ayam mutiara masuk ke
kandang dan berbaring.
Pada tanggal 8 dan 10 ayam mutiara ditemukan berbaring di luar kandang di tempat
yang berteduh di bawah pohon dan bukan pada waktu pukul 7.10-7.20 wib. Tetapi pada
tanggal 9 ayam mutiara masuk di dalam kandang dan berbaring di dalam kandang. Hal ini
menarik didiskusikan karena perilaku berbaringnya memilih di dalam kandang. Perilaku ini
mirip ketika akan menghadapi ancaman atau kecemasan yang luar biasa.

Perilaku Grooming Ayam Mutiara


Pengamatan perilaku grooming pada ayam mutiara pada saat gerhana matahari
sebagian teramati lebih sering muncul. Grooming merupakan perilaku berhias atau
membersihkan diri yang dilakukan pada kondisi normal dan ayam mutiara tidak merasa
terancam.
Pengamatan perilaku grooming ayam mutiara pada saat gerhana matahari terlihat pada
perilaku grooming. Pada tanggal 8 diperoleh hasil bahwa ayam mutiara hanya grooming 78,6
% atau frekuensi dilakukannya 11 kali pada jam antara 06.20-07:20 dan 7:40-8:30. Hasil
pada tanggal 9 diperoleh ayam mutiara grooming sebanyak 80% atau frekuensi dilakukannya
12 kali pada jam 06.20-7.10 dan 7.20-8.30 , sedangkan pada tanggal 10 sehari setelah
gerhana matahari ayam mutiara grooming sebanyak 81,2% atau frekuensi dilakukannya 13
kali terjadi pada antara menit 6:20-8.30.
Menurut penelitian Wirdateti, dkk. (2009) Aktivitas grooming biasanya dilakukan
diantara waktu istirahat akan berpengaruh terhadap grooming. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dijumpai di PASTY bahwa ayam mutiara tidak melakukan grooming pada
saat berbaring. Hal ini dikarenakan istirahat tidak selalu dalam bentuk berbaring.
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Perilaku ayam mutiara ketika gerhana matahari parsial mengalami perubahan pada
saat berbaring, namun tidak terlihat berbeda pada perilaku grooming. Perilaku berbaring
ditunjukkan secara berbada dengan ditunjukkan ayam mutiara masuk ke dalam kandang.

B. Saran
1. Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk perilaku ayam mutiara yang lain ketika gerhana
matahari parsial seperti makan, berpindah tempat dan berdiri
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Total Solar Eclipse of 2016 Mar 09. http:// eclipse.gsfc.nasa.gov/solar.html,
ditulis 8 Januari 2015. diakses 19 Desember 2015
Bozic N. 2003. Total Solar Eclipse on August 11TH 1999: Observed at Kelebija. Publ.
Astron. Obs. Belgrade No. 75 (2003), 105 - 109
eclipse of August 11, 1999. Zeitschift für Säugetierkunde 65 (2000): 307-308
Gerasopoulos E., C. S. Zerefos, I. Tsagouri, D. Founda, V. Amiridis, A. F. Bais, A. Belehaki,
N. Christou, G. Economou, M. Kanakidou, A. Karamanos, M. Petrakis, and P. Zanis.
2008. The total solar eclipse of March 2006: overview. Atmos. Chem. Phys.
Discuss.vol : 8, 5205–5220. Copernicus Publications on behalf of the European
Geosciences Union.
Kumar. Santhosh S. 2014. Why Birds/Animals Fly/Run Away to Solar Eclipse?. Current
Advances in Environmental Science. CAES Volume 2 Issue 1, Feb. 2014 PP. 11-14
www.vkingpub.com © American V-King Scientific Publishing
Menezes RC, Mattos-Júnior DG, Tortelly R, Muniz-Pereira
LC, Pinto RM, Gomes DC 2001. Trematodes of free range
reared guinea fowls (Numida meleagris Linnaeus, 1758) in
the state of Rio de Janeiro, Brazil: morphology and pathology. Avian Pathol 30: 209-
214.
Ploger, B.J. and K. Yasukawa. 2003. Exploring Animal Behaviour in Laboratory and Field.
Academic Press. San Diego
Spoelstra, K.A.M. Strijkstra and S. Daan. 2000. Ground squirrel activity during the solar
eclipse of August 11, 1999. Zeitschift für Säugetierkunde 65 (2000): 307-308
Sudjana, M.A. 1992. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.
Wirdateti, dkk. 2009. Perilaku Harian Lutung (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) Di
Penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa Gadog, Ciawi-Bogor. Zoo Indonesia Jurnal
Fauna Tropika. Volume 18. Nomor 11. Juni 2009. Hal.33-40.

Anda mungkin juga menyukai