html
http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/ordo-ordoserangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lalat
http://ekologi-hutan.blogspot.com/2010/11/faktor-faktoryang-mempengaruhi.html
http://jerukmlaku.blogspot.com/2009/06/arthropodamemiliki-tubuh-dan-kaki.html
a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada
beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga
lain.
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap
depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan
melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap
belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang)
mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli).
Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada
segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar
yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan
luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan
alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir
abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagianbagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masingmasing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus
labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui
tiga stadia yaitu telur > nimfa > dewasa (imago). Bentuk nimfa dan
dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran
tubuhnya.
Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah :
Kecoa (Periplaneta sp.)
Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.)
Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar
anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun
imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang
mingisap cairan tubuh serangga lain.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada
bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra.
Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap
depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet
dan occeli.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum)
dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada
ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala
(bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang
membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni
saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam
perkembangannya melalui stadia : telur > nimfa > dewasa. Bnetuk
nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih
kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
b. Perbandingan Kelamin
Perbandingan jenis kelamin antara jumlah serangga jantan dan betina
yang diturunkan serangga betina kadang-kadang berbeda, misalnya
antara jenis betina dan jenis jantan dari keturunan penggerek batang
(Tryporyza) adalah dua berbanding satu, lebih banyak jenis betinanya.
Suatu perbandingan yang menunjukkan jumlah betina lebih besar dari
jumlah jantan, diharapkan akan meghasilkan populasi keturunan
berikutnya yang lebih besar, bila dibandingkan dengan suatu populasi
yang memiliki perbandingan yang menunjukkan jumlah jantan yang
lebih besar dari pada jumlah betina.
Perbedaan jenis kelamin ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan,
diantaranya keadaan musim dan kepadatan populasi. Seandainya
populasinya menjadi lebih padat, maka akan lahir jenis betina-betina
yang bersayap, sehingga dapat menyebar dan berkembang biak di
tempat-tempat yang baru. Pada musim panas, telur-telur betina hasil
pembiakan secara parthenogenesis akan menghasilkan individu-individu
jenis jantan maupun jenis betina, yang selanjutnya menghasilkan telurtelur yang dibuahi (Natawigana, 1990).
c. Sifat Mempertahankan Diri
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, serangga memiliki alat
atau kemampuan untuk melindungi diri dari serangan musuhnya.
Misalnya ulat melindungi diri dengan bulu atau selubungnya. Bebarapa
spesies serangga dapat mengeluarkan racun atau bau untuk menghindari
serangga musuhnya, atau memiliki alat penusuk untuk membunuh lawan
atau mangsanya. Kebanyakan serangga akan berusaha menghindar atau
meloloskan diri bila terganggu atau diserang musuhnya dengan cara
terbang, lari, meloncat, berenang atau menyelam.
Beberapa perlindungan serangga untuk melawan musuhnya adalah : a)
Kamuflase (penyamaran), digunakan serangga berbaur pada lingkungan
mereka agar terhindar dari pendeteksian pemangsa, seperti menyerupai
ranting atau daun tanaman, b) Taktik menakuti musuh, yaitu serangga
tertentu mampu mengelabui musuh dengan cara meniru spesies serangga
Parasitisme adalah bentuk simbiosis dari dua individu yang satu tinggal,
berlindung atau maka di atau dari individu lainnya yang disebut inang,
selama hidupnya atau sebagian dari masa hidupnya. Bagi parasit, inang
adalah habitatnya sedangkan mangsa bagi predator bukan merupakan
habitatnya, selain itu pada
umumnya parasit memerlukan suatu individu inang bagi
pertumbuhannya, apakah dalam jangka waktu sampai dewasa atau hanya
sebagian dari stadia hidupnya, sedangkan predator memerlukan
beberapa mangsa selama hidupnya. Predator pada umumnya lebih aktif
dan mempunyai daur hidup yang lebih panjang, sedangkan parasit tidak
banyak bergerak, agak menetap dan cenderung memiliki daur hidup
yang pendek. Demikian pula ukuran tubuh predator lebih besar bila
dibandingkan dengan mangsanya, sedangkan parasit pada umumnya
memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
inangnya (Natawigena, 1990).