Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

POLA INTERAKSI TUMBUHAN :


AMENSALISME
P.Y. Imawati (151410004), S.M. Widiarini (151410010), M.I. Muadz (1514100032), E.D. Putri (1514100034), A.N.
Fuadi (1514100076)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Suabaya
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

Jl. Arif Rahman Hakim 60111 Surabaya

AbstrakAmensalisme adalah interaksi antara dua atau yang dirugikan disebabkan oleh bahan kimia yang
beberapa spesies tumbuhan dimana salah satu spesies dikenal sebagai allelopathy [1].
diantaranya menekan spesies yang lain agar pertumbuhan Zat-zat kimia atau bahan organik yang
dan perkembangannnya tetap stabil atau salah satu organism
bersifat allelopathy dapat dibagi menjadi dua
dirugikan tetapi organism lainnya tidak diuntungkan
golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap
maupun dirugikan. Bagian interaksi alelokemis yang
melibatkan hanya tumbuhan saja disebut alelopati. Tujuan tumbuhan atau tanaman lain sebagai berikut [1] :
dari praktikum ini adalah mengetahui dan memahami prinsip 1 .Autotoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari
dasar alelopati dan pengaruh alelopati suatu jenis tumbuhan suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau
terhadap pertumbuhan tumbuhan lain. Metode yang menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau
digunakan yaitu dimulai dengan pembuatan ekstrak individu lain yang sama jenisnya.
alelokemis dari daun Pluche indica dan daun Ocimum Contoh tumbuhan yang autotoxic yaitu mangium,
citriodorum dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, dan akasia, dan sengon buto.
100% kemudian dilakukan uji alelopati dengan penetesan
2. Antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari
ekstrak alelokemis ke biji Glycin max dan Vigna angularis
suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau
yang telah ditanam dalam botol dengan media tanam kapas
lemak sebanyak dua kali sehari selama 14 hari dan dicatat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang
pertumbuhannya. Hasil yang didapat adalah pada pemberian berbeda jenisnya. Contoh tumbuhan yang antitoxic
ekstrak alelopati beluntas 0% tanaman tumbuh lebih cepat yaitu pinus, ilalang, johar, agatis, mangga, mimba,
daripada tanaman yang diberi ekstrak alelopati 25%, 50%, dan jati.
dan 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
alelopati dapat menghambat pertumbuhan.
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan
Kata kunci : Alelokemis, Alelokimia, Alelopati, memahami prinsip dasar alelopati dan pengaruh
Amensalisme. alelopati suatu jenis tumbuhan terhadap pertumbuhan
tumbuhan lain.

I. PENDAHULUAN

A mensalisme yaitu interaksi antara dua atau


lebih spesies yang berakibat salah satu pihak
dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh
II.

2.1 Waktu dan Tempat


ETODOLOGI
M

yaitu tidak rugi dan tidak untung oleh adanya Praktikum ini dilalaksanakan mulai pada tanggal
asosiasi. Tipe interaksi amensalisme ini diberi 18 Maret 2016 hingga tanggal 2 April 2016 di
lambang ( -, 0). Amensalisme ini terdapat kerugian jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
yang ditimbulkan oleh interaksi antara tetumbuhan. Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Kerugian dengan adanya amensalisme ini yaitu dapat Nopember, Surabaya.
menghambat penyerapan hara,menghambat 2.2 Alat dan Bahan
pembelahan sel-sel akar tumbuhan, memengaruhi Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum
perbesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar, ini yaitu pisau, mortar atau blender, botol bekas
menghambat sintesis protein, menurunkan daya air mineral 1.5 liter dipotong membujur menjadi
permeabilitas membrane pada sel tumbuhan serta dua bagian, botol container ekstrak alelokemis,
menghambat aktivitas enzim [1]. pipet tetes, kapas lemak, alat tulis dan penggaris,
Alelokemis merupakan mekanisme form table data pengamatan harian, bagian
tumbuhan bersaing secara interaksi biokimia, yaitu tanaman yang akan diambil ekstrak
salah satu tumbuhan beracun ke lingkungan alelokemisnya (Ocimum citriodorum dan
sekitarnya dan pada akhirnya dapat mengakibatkan Pluche indica), serta biji tanaman kacang merah
gangguan pertumbuhan dan perkembangan dari (Vigna angularis) dan kacang kedelai (Glycin
tumbuhan yang lain yang berbeda di lingkungan max)
tersebut. Gangguan-gangguan tersebut antara lain
2.3 Cara Kerja
adalah gangguan perkecambahan biji, kecambah
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini
menjadi abnormal, pertumbuhan memanjang akan
adalah botol bekas air mineral1.5 liter yang
terhambat, perubahan susunan sel-sel akar, dan lain
telah dipotong disiapkan, kemudian diisi dengan
sebagainya [2]. Pada kebanyakan kasus, organisme
kapas lemak secukupnya. Kapas dibasahi
dengan air secukupnya. Biji tanaman kacang
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

merah (Vigna angularis) dan kacang kedelai edafik dan klimatik yang mengglobal seperti saat
(Glycin max) ditanam pada botol yang berbeda ini [4]. Persebaran suatu jenis tumbuhan secara
masing-masing sebanyak lima biji dengan jarak tidak langsung dipengaruhi oleh interaksi antara
yang seragam pada permukaan kapas. Masing- vegetasi dengan suhu, kelembaban udara, dan
masing biji dietetesi dengan ekstrak alelopati kondisi topografi seperti ketinggian dan
(dalam konsentrasi yang telah ditentukan) setiap kedalaman tanah. pada kondisi lingkungan
dua kali sehari selama 14 hari berturut-turut. tertentu, setiap jenis tumbuhan tersebar dengan
Perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman tingkat adaptasi yang beragam, sehingga
kacang merah dan kacang kedelai diamati setiap menyebabkan hadir atau tidaknya suatu jenis
hari dengan variabel berupa tinggi tanaman dan tumbuhan pada lingkungan tersebut [3]
jumlah daun. Kemuiain, data pengamatan
dicatat dalam lembar tabel pengamatan harian. Komponen dalam faktor edafik diperkirakan
menjadi faktor yang memegang peranan penting
III. H dalam hadir atau tidaknya suatu jenis tumbuhan
ASIL DAN PEMBAHASAN di hutan hujan tropis. Kandungan hara dan unsur
kimia tanah, keasaman (pH) tanah, batuan induk
3.1 Fungsi Perlakuan serta topografi memegang peranan penting
Fungsi perlakuan pada praktikum ini adalah dalam persebaran jenis pohon di hutan hujan
pertama biji di rendam terlebih dahulu untuk tropis dataran rendah. Kandungan Nitrogen
memecah massa dormansi pada biji. Selanjutnya dalam tanah merupakan faktor utama yang
biji ditanam dengan kapas lemak fungsinya membatasi pertumbuhan pohon pada ekosistem
sebagai media tanam.Biji sebanyak lima buah hutan. Kandungan fosfor dan kation tanah sangat
ditanam dengan jarak tertentu secara berjajaran mendukung pertumbuhan pohon [3].
fungsinya apabila tumbuh tidak saling tumpang Penggunaan agen biotik yaitu organisme
tindih. Biji ditetesi ekstrak alelopati dari daun yang digunakan untuk menekan atau mengontrol
beluntas 0% fungsinya sebagai variabel kontrol. gulma-hewan besar, serangga, nematoda,
Tanaman di ukur tinggi dan di hitung jumlah tumbuhan patogen dan pengendalian secara fisik
daun setiap sore selama 2 minggu karena dan mekanis, mendapat prioritas utama dalam
tumbuhan baru saja melakukan fotosintesis dan manajemen gulma [5].
terjadi pertumbuhan. 3.3 M
3.2 Amensalisme ekanisme Amensalisme
Amensalisme yaitu interaksi antara dua atau Amensalisme yaitu interaksi antara dua
lebih spesies yang berakibat salah satu pihak spesies atau lebih yang berakibat salah satu
dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya
terpengaruh yaitu tidak rugi dan tidak untung tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi atau tidak
oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi amensalisme berakibat apa-apa (tidak rugi dan tidak untung).
ini diberi lambang ( -, 0). Amensalisme ini Pada banyak kasus, interaksi Amensalisme
terdapat kerugian yang ditimbulkan oleh disebabkan oleh fenomena alelopati.
interaksi antara tetumbuhan. Kerugian dengan Alelopati adalah fenomena ketika suatu
adanya amensalisme ini yaitu dapat menghambat organisme menghasilkan zat kimia yang
penyerapan hara,menghambat pembelahan sel- memengaruhi pertumbuhan, kelangsungan
sel akar tumbuhan, memengaruhi perbesaran sel hidup, dan reproduksi organisme lain di
tumbuhan, menghambat respirasi akar, sekitarnya. Zat kimia yang dihasilkan
menghambat sintesis protein, menurunkan daya disebut alelokimia. Alelokimia berupa metabolit
permeabilitas membran pada sel tumbuhan serta sekunder yang tidak diperlukan dalam
menghambat aktivitas enzim [1]. metabolisme organisme alelopati.
Faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik Pada praktikum ini proses amensalisme
(tanah), topografi dan biotik antara satu dengan menggunakan ekstrak kemangi dan beluntas
yang lain sangat berkaitan erat dan sangat yang di duga mengandung alelopati.
menentukan kehadiran suatu jenis tumbuhan di Beberapa ahli biologi berpendapat
tempat tertentu, namun cukup sulit mencari bahwa alelokemis hanya merupakan mekanisme
penyebab terjadinya kaitan yang erat tersebut keagresifan dari kompetisi tetapi tidak terjadi
[3]. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai kompetisi. Kompetisi merupakan interaksi yang
akibat dari adaptasi terhadap kondisi lingkungan dalam prosesnya menyatakan sumber-sumber
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

daya disekitarnya dan interaksi alelokemis b. Faktor edaphik, faktor-faktor tanah yang turut
menyertakan tambahan substrat disekitarnya [2] menentukan distribusi gulma antara lain, kelembaban
Dalam interaksi alelokemis, tumbuhan tanah, pH tanah, aerasi, unsure nutriens dan lain-lain.
bersaing secara interaksi biokimia, yaitu salah c. Faktor biotik, tumbuhan dan hewan merupakan
satu tumbuhan mengeluarkan/ mengekskresikan faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan
senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan gulma dan membatasi distribusinya.
pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan 3.4 Kandungan Ekstrak Beluntas yang diduga
yang lain yang berbeda di lingkungan tersebut. mengandung Alelopati
Gangguan-gangguan tersebut antara lain adalah Istilah alelopati (allelopathy) pertama kali
gangguan perkecambahan biji, kecambah dikemukakan oleh Hans Molisch tahun 1937.
menjadi abnormal, pertumbuhan memanjang Alelopati berasal dari kata allelon (saling) dan pathos
(menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi
akan terhambat, perubahan susunan sel sel akar
interaksi biokimiawi secara timbal balik, yaitu yang
dan lain sebagainya [6]. bersifat penghambatan maupun perangsangan antara
Zat kimia yang bersifat racun tersebut semua jenis tumbuhan termasuk mikroorganisme.
dikenal sebagi senyawa allelopathy. Zat ini dapat Alelopati didefinisikan sebagai pengaruh langsung
berupa gas atau cairan dan dapat keluar dari akar, ataupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap
batang, maupun daun tumbuhan penghasilnya. yang lainnya, termasuk mikroorganisme, baik yang
Hambatan pertumbuhan akibat adanya alelopati bersifat positif/ perangsangan, maupun negatif/
penghambatan terhadap pertumbuhan, melalui
dalam peristiwa allelopathy (selain yang telah
pelepasan senyawa kimia ke lingkungannya. Pada
disebutkan di atas) antara lain misalnya suatu agroekosistem, senyawa alelopati kemungkinan
hambatan pada saat pembelahan sel, dapat dihasilkan oleh gulma, tanaman pangan, dan
pengambilan mineral (nutrien), respirasi, hortikultura (semusim), tanaman berkayu, residu dari
penutupan stomata, sintesa protein, dan lain tanaman dan gulma, serta mikroorganisme. Alelopati
sebagainya, dimana secara langsung maupun dari tanaman dan gulma dapat dikeluarkan dalam
tidak langsung jelas akan menghambat bentuk eksudat dari akar dan serbuk sari, luruhan
organ (decomposition), senyawa yang menguap
pertumbuhan tanaman yang sensitive terhadap
(volatile) dari daun, batang, dan akar, serta melalui
alelopati tersebut. Allelopathy tersebut keluar pencucian (leaching) dari organ bagian luar [8].
dari bagian organ yang berada di atas tanah Potensi alelopati dari
berupa gas atau eksudat dari akar. Pada suatu organisme sumber dan pengaruhnya terhadap
umumnya jenis zat yang dikeluarkan adalah dari organisme target memiliki keragaman yang secara
golongan fenolat terpenoid dan alkaloid. umum disebabkan oleh faktor genetika maupun
Terdapat dua jenis allelopati yaitu: lingkungan. Keragaman potensi alelopati karena
faktor lingkungan dapat terjadi pada keadaan
1) allelopati sebenarnya yaitu pelepasan senyawa
perbedaan populasi, siklus hidup dan waktu tanam,
beracun dari tumbuhan ke lingkungan sekitarnya tanah dan iklim, serta adanya cekaman biotik maupun
dalam bentuk senyawa asli yang dihasilkan, abiotik. Informasi tentang keragaman potensi
2) allelopati fungsional yaitu pelepasan senyawa- alelopati merupakan bahan pertimbangan dalam
senyawa kimia oleh tumbuhan ke lingkungan praktik budi daya tanaman seperti penentuan jenis
sekitarnya yang kemudian bersifat sebagai racun tanaman dan pola tanam, waktu tanam, serta
setelah mengalami perubahan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan dalam pemeliharaan tanaman [8].
mikroba tanah [7].
Efek senyawa alelokemi fenolik pada proses
Allelopathy dianggap sebagai mekanisme
pertumbuhan dapat terjadi melalui berbagai aktivitas
negative dari tanaman lain, karena allelopathy metabolisme yang meliputi pembelahan dan
mengeluarkan senyawa beracun yang dapat pemanjangan sel, pengaturan pertumbuhan melalui
menghambat pertumbuhan gangguan pada zat pengatur tumbuh, pengambilan
dan perkembangan tanaman lain. Dalam allelokhemis hara, fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata,
ini terdapat tiga faktor lingkungan yang pokok dan sintesis protein, penimbunan karbon, dan sintesis
berpengaruh yaitu klimatik, edafik dan biotik. pigmen, permeabilitas membran, dan mengubah
fungsi enzim spesifik. Pluchea indica merupakan
a. Faktor klimatik, terdiri atas cahaya, temperature, gulma perennial yang diketahui mengandung
angin, dan air serta aspek musiman dari faktor-faktor senyawa alelokemi seperti alkaloid, flavonoid,
tersebut. tannin, dan minyak atsiri yang dapat mempengaruhi
perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman
disekitarnya, yang dilepaskan ke lingkungan baik
dalam bentuk senyawa menguap dari daun maupun
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

dalam bentuk senyawa hasil dekomposisi dalam


tanah [9].

3.5 G
rafik Hasil Pengamatan
a. T
Gambar 4. Grafik Jumlah Daun Kacang Kedelai
inggi Tanaman Kacang Merah dan Kacang Kedelai
Grafik 3. Jumlah daun pada tanaman Kacang Merah

Pada pertumbuhan daun pada tanaman control

terjadi lebih cepat dibandingkan dengan


tanaman yang diberi tetesan alelokemis.

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Kacang Merah

Grafik 1. Tinggi Tanaman Kacang Merah

Pada tanaman control pertumbuhan terjadi lebih

ANOVA

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

ting Between 1112.22 18.5 Grafik 4. Jumlah Daun Pada Tanaman Kacang
3336.674 3 .000 Kedelai.
gi Groups 5 14

Within Pengaruh Pemberian Ekstrak (Kemangi atau Beluntas


961.192 16 60.074
Groups 3.6.1 Tanaman Kacang Merah
H0 : Konsentrasi berpengaruh pada pertumbuhan
Total 4297.866 19 tinggi dan daun
juml Between 27.6 H1 : Konsentrasi tidak berpengaruh pada
16.600 3 5.533 .000 pertumbuhan tinggi dan daun.
ah Groups 67
Dari data tersebut taraf signifikan
Within menunjukkan nilai 0, berarti data yang didapatkan
3.200 16 .200 kurang baik karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini
Groups
berarti ekstrak alelokemis tersebut berpengaruh pada
Total 19.800 19 pertumbuhan tinggi dan daun.Dengan demikian H0
cepat daripada tanaman yang diberi tetesan ekstrak diterima.
beluntas. 3.6.2 Tanaman Kacang Kedelai
H0 : Konsentrasi berpengaruh pada pertumbuhan
tinggi dan daun
H1 : Konsentrasi tidak berpengaruh pada
pertumbuhan tinggi dan daun.

Grafik 2. Tinggi Tanaman Kacang Kedelai


Pada tanaman control pertumbuhan terjadi
lebih cepat daripada tanaman yang diberi tetesan
ekstrak beluntas.
b. Jumlah Daun
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan : amensalisme kelompok 5 b (2016)

[5] Ulfah, Maria. Konsep Pengetahuan Lingkungan Green


ANOVA Chemistry .Semarang.: Program Studi Pendidikan Biologi.
Pendidikan Biologi Fpmipa Ikip Pgri. (2016)
Sum of Mean
[6] Molles, Manuel C, Jr. Ecology, Concept and Application. New
Squares df Square F Sig.
York: McGrawHill Company Inc. (1999)
ting Between 19.0
2121.174 3 707.058 .000 [7] Sastroutomo, S.S.. Ekologi Gulma. : Jakarta : Gramedia
gi Groups 98
Pustaka Utama (1990)
Within
592.368 16 37.023 [8] Junaedi, A., Chozin, M.A., Kim, K.H. Perkembangan Terkini
Groups Kajian Alelopati Current Research Status of Allelopathy. Hayati.
Vol. 13, No. 2, hlm. 79-84 (2006)
Total 2713.542 19
[9] Astutik, A.F., Raharjo, Rurnomo, T. Pengaruh Ekstrak Daun
juml Between 14.8 Beluntas Pluchea Indica L. terhadap Pertumbuhan Gulma Meniran
13.400 3 4.467 .000 (Phyllanthus Niruri L.) dan Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus
ah Groups 89 Radiatus L.). FMIPA. Universitas Negeri Surabaya

Within .
4.800 16 .300
Groups

Total 18.200 19

Dari data tersebut taraf signifikan


menunjukkan nilai 0, berarti data yang didapatkan
kurang baik karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini
berarti ekstrak alelokemis tersebut berpengaruh pada
pertumbuhan tinggi dan daun.Dengan demikian H0
diterima.

IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum ini adalah zat


alelopati dapat mempengaruhi perkecambahan biji
dan pertumbuhan tanaman disekitarnya, yang
dilepaskan ke lingkungan baik dalam bentuk senyawa
menguap dari daun maupun dalam bentuk senyawa
hasil dekomposisi dalam tanah. Semakin besar
konsentrasi alelopati yang diberikan maka semakin
lama tumbuhan tersebut tumbuh dan berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ekayanti, N., Indriyanto, Dan Duryat. Pengaruh Zat Alelopati


Dari Pohon Akasia, Mangium, Dan Jati Terhadap Pertumbuhan
Semai Akasia, Mangium, Dan Jati. Jurnal Sylva Lestari,Vol. 3, No.
1 : 81-90. (2015).
[2] Odum, E. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : Ugm Press .
(1995).
[3] Kurniawan, Agung. Persebaran Jenis Pohon Di Sepanjang
Faktor Lingkungan Di Cagar Alam Pananjung Pangandaran,
Jawa Barat. Bandung : Jurusan Biologi Fmipa Universitas
Padjadjaran (Unpad). (2008).

[4] Wijana, Nyoman. Analisis Komposisi Dan Keanekaragaman


Spesies Tumbuhan Di Hutan Desa Bali Aga Tigawasa, Buleleng
Bali. Bali : Jurusan Biologi, Fakultas Ilmu Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha. (2014).

Anda mungkin juga menyukai