Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRATIKUM

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

PENYAKIT PADA KOMODITAS JAMBU AIR (Syzygium aqueum)

Disusun Oleh:

KELAS 4B Kelompok 1

Bona Patrick Leonaard (1610631090034)

Diah Sri Indarti (1610631090050)

Dihan Warseto (1610631090054)

Fikha Anggraeni Virh (1610631090066)

Nadizahtul Pauziyati (1610631090110)

Ratna Rahayu (1610631090126)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatnya saya dapat menyelesaikan laporan pratikum
yang bertajuk “PENYAKIT PADA KOMODITAS JAMBU AIR (Syzygium
aqueum)” dengan lancar. Penyusunan laporan pratikum ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman yang
diampu oleh Bapak Sugiarto, Ir., H. MM.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Karawang, 20 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman jambu air (Syzygium aqueum) berasal dari daerah Indo Cina dan
Indonesia, tersebar ke Malaysia, dan pulau-pulau di Pasifik. Dua kecamatan
sebagai sentra produksi dan pemasaran jambu air King Rose yaitu Kecamatan
Namorambe dan Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Desa Betokan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Provinsi
Jawa Tengah merupakan sentra jambu air Merah Delima di Indonesia. Berbagai
varietas jambu air yang rasa manis berbeda, memiliki keragaman dalam
penampilan, dan keragaman ukuran buah. Beberapa jenis jambu air manis
diantaranya adalah varietas Lilin, King Rose, Apple Rose, Cincalo, Madura, Citra,
Bangkok, Semarang, Merah Delima, dan Kaget. Varietas jambu air yang tergolong
ke dalam jenis jambu air masam adalah jambu kancing yang dikenal ada dua
macam, yaitu jambu air Kancing Merah dan Kancing Putih.
Tanaman jambu air merupakan salah satu keanekaragaman tanaman yang
dimiliki Indonesia yang memberikan manfaat dalam dunia kesehatan. Tanaman
jambu air dapat digunakan untuk obat alami yang berperan dalam menyembuhkan
atau memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat. Senyawa kimia yang paling
banyak ditemukan pada daun Syzygium aqueum yaitu flavonoid, fenolik, dan
tannin sebagai antimikroba dan senyawa hexahydroxyflavone, Myricetin, vitamin
C, senyawa 2',4'-dihidroksi-6-metoksi-3, 5–dimetilkalkon, senyawa 4-
hidroksibenzaldehid, myricetin-3-O-ramnosid, europetin-3-O-ramnosid, floretin,
myrigalon-G, dan myrigalon-B yang mempunyai aktivitas farmakologi sebagai
antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan antihiperglikemik.
Gangguan pada akar Pemupukan yang kurang hati-hati pada jambu air
yang sedang berbuah dapat menyebabkan akar tanaman luka, maka bunga atau
buah jambu air bisa rontok. Semua ini terjadi karena tanaman tidak mendapat
suplai air dan zat makanan sebagaimana mestinya akibat rusaknya akar tersebut.
Selain itu tanah yang berlebihan supali air juga dapat merontokkan bunga/buah,
sebab sebab air yang menggenang membuat akar susah bernafas dan mengundang
cendawan yang bisamembusukkan akar.
Gangguan pada buah Penyebab: ulat (lalat) buah dan sejenis cendawan
yang mengakibatkan buah rontok, busuk. Serangga ini langsung menyerang buah
dengan ciri noda berwarna kecoklatan atau kehitaman pada permukaan buah.
Pengendalian: (1) cara membungkus buah sewaktu masih dipohon (2) dengan
penyemprotan insektisida thioda (2-3 cc/liter air) dan fungisida dithane (3 cc/liter
air).
1.2. Tujuan
- Untuk Mengetahui gejala penyakit pada bagian buah jambu air.
- Untuk Mengetahui tindakan yang berbahaya pada buah jambu air.
- Untuk cara menggunakan waktu penyemprotan insektisida .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Jambu Air


Jambu air berasal dari daerah Indo Cina & Indonesia, tersebar ke Malaysia
dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman
pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah jambu air tidak hanya sekedar manis
menyegarkan, tetapi memiliki ketagaman dalam penampilan. Jambu air
dikategorikan sebagai salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum banyak
disentuh pembudidaya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah busuk
menjadi masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan tidak
berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat
pembusukan pada buah.
2.2. Klasifikasi Jambu Air
Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium aqueum

2.3. Morfologi Jambu Air


Morfologi tanaman jambu air terdiri dari organ-organ tanaman seperti akar
(radix), batang (caulis), daun (folium), bunga, buah, dan biji.
Morfologi Akar Jambu Air
Sistem perakaran tanaman jambu air adalah perakaran tunggang, kuat dank
eras, dan berwarna kecoklatan.
Morfologi Batang Jambu Air
Batang tanaman jambu air merupakan batang berkayu (lignosus),
strukturnya kuat dank eras, tekstur permukaan kayu kasar, dan berwarna coklat
muda berbercak coklat. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erektus).
Morfologi Daun Jambu Air
Daun pada jambu air termasuk ke dalam jeis daun tunggal. Letaknya
tersebar di cabang-cabang dan ranting-ranting pohon, bentuk dasr daun melonjong
dengan bagian tepi daun yang rata. Ujung daun menumpul, dan bagian
pangkalnya mebulat, bahkan kadang pangkal daun memeluk batang.
Panjang daun sekitar 15-20 cm dan lebar antara 5-7 cm. Pertulangan daun
menyirip dan berwarna hijau. Daun jambu air adalah daun yang tidak
lengkap, karena hanhya terdiri dari tangkai daun dan helaian daun saja.
Daging daun seperti perkamen dan permukaan daun mengkilap.
Morfologi Bunga Jambu Air
Bunga jambu air adalah Bunga majemuk, bentuknya seperti karang,
terletak di ketiak daun dan kelopak bunganya berbentuk corong. Warna bunga
hijau kekuningan, benang sarinya berukuran kurang lebih 3,5 cm, berwarna putih
da terdapat lebih dari 20 benang sari. Ukuran putiknya kira-kira 5 cm dan
berwarna hijau pucat. Bunganya termasuk bunga lengkap.
Morfologi Buah Jambu Air
Buah jambu air berbentuk seperti lonceng atau gasing dengan panjang kira
kira 3-5 cm. ketika masih muda berwarna hijau ke kuningan dan memerah setelah
tua. Kulit buah berwarna merah dan tipis, termasuk buah sejati tunggal berdaging.
Biji buah berbentuk seperti ginjal dan berdiameter 1,5 cm, berwarna putih
kecoklatan dengan selaput putih sebagai kulit bijinya.
2.4. Manfaat Biji Air
Untuk kegunaan dari buahnya sendiri sama halnya dengan buah lainnya,
dapat disajikan sebagai buah meja. Buah jambu juga dapat disajikan sebagai salah
satu bahan rujak dan bias juga di setup atau dijadikan asinan.
Untuk kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai
bahan bangunan, asalkan tidak terkena tanah. Hanya biasanya ukuran batangnya
terlalu kecil. Kayunya juga dapat dijadikan sebagai kayu bakar.
Untuk daunnya, di daerah Kuningan , daun jambu air biasa digunakan
sebagai pembungkus tape ketan.
2.5. Penyakit Pada Tanaman
Whetzel (1950) mengatakan bahwa penyakit tanaman merupakan suatu
proses fisiologis tanaman yang abnormal dan merugikan, yang disebabkan oleh
factor primer 9biotik atau abiotic) dan gangguannya bersifat terus menerus serta
akibatnya dinyatakan oleh aktivitas sel atau jaringan yang abnormal.
Menurut Stakmann dan Harrar (1981) penyakit tanaman merupakan suatu
penyimpangan fisiologis yang permanen dari pertumbuhan tanaman yang normal,
sehingga menimbulkan gejala dan akibatnya merugikan terhadap mutu dan
menurunkan nilai ekonomis dari tanaman tersebut.
Menurut Glossary of Plantr Pathological Terms (1988) Penyakit tanaman
adalah berbagai gangguan padatanaman yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhannya (misalnya struktur dan fungsi ), nilai ekonomi, atau kualitas
keindahan dan menyebabkan timbulnya gejala (symptom).
2.6. Patogen
Patogen (Bahasa Yunani: παθογένεια, "penyebab penderitaan") adalah
agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari
patogen adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk
agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular.
Namun, patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan
biologi.

Klasifikasi patogen terbagi menjadi:

Virus

Virus adalah parasit yang bukan merupakan mahluk hidup namun


memiliki materi genetik berupa asam nukleat (DNA/RNA) yang
membutuhkan keberadaan sel prokariot atau eukariot yang hidup untuk
melakukan replikasi atau perbanyakan dari asam nukleat tersebut. Virus
dapat menginfeksi binatang, manusia, tanaman, fungi, bakteri, protozoa,
serangga dan hampir semua jenis mahluk hidup. Contoh virus yang
menyerang bakteri adalah en:bacteriophage yang menyerang Escherichia
coli. Sementara pada manusia contohnya adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan penyakit Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) .

Bakteri

Bakteri yang termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki


kegunaan, juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen
yang umum pada mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri
patogen oportunis Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi paru-
paru sehingga dapat menimbulkan kematian. Selain P. aeruginosa bakteri
patogen lain yang populer adalah Staphylococcus aureus yang adalah
Mikroflora normal manusia pada permukaan kulit, mulut, dan hidung,
namun pada saat sistem imun menurun, S. aureus akan bersifat patogen
dan dapat menimbulkan penyakit seperti penggumpalan darah.

Fungi

Fungi adalah organisme prokariot yang termasuk dalam kingdom


protista dengan sekitar 75.000 spesies yang sudah diidentifikasi. Fungi
dapat menjadi parasit pada manusia contohnya seperti Candida albicans
yang adalah fungi patogen oportunis yang dapat menyebabkan infeksi
pada hampir semua bagian dari tubuh manusia dan dapat menyebabkan
kematian. C. albicans seringkali menyerang rongga mulut ataupun vagina,
namun sewaktu sistem imun inang sedang baik, C. albicans tidak akan
menimbulkan infeksi dan hidup secara normal pada rongga mulut manusia
misalnya. Dalam bidang pertanian, fungi dibagi menurut perannya
setidaknya menjadi tiga macam, yakni penyakit tumbuhan/ hewan,
dekomposer, dan agens pengendali hayati. Ketiganya memiliki fungsi dan
peran yang berbeda yang sangat penting dalam keseimbangan
agroekosistem. Sebagai agens pengendali hayati dan dekomposer, fungi
telah dikembangkan sedemikian pesatnya hingga bioteknologi dan
nanoteknologi.
Protozoa
Protozoa adalah gup organisme bersel satu yang sangat bervariasi
dengan lebih dari 50.000 jenis. Banyak yang berukuran kurang dari 1/200
mm tetapi beberapa dapat mencapai 3 mm seperti ''Spirostomun''. Banyak
yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara berkoloni. Pada
manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan
penyakit seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Protozoa ini ditularkan dari manusia yang satu ke manusia yang lain
dengan perantaraan nyamuk betina dari genus anopheles. Terdapat ratusan
juta kasus dari penyakit malaria pertahun dengan tingkat kematian yang
tinggi pada negara-negara miskin.
BAB III
BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Tempat Dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 17 Mei 2018 pukul 16.00-
selesai yang bertempat di kosan Mahkota Regency blok D.
3.2. Bahan Dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Laptop
- Handphone
- Charger
- Pulpen
3.3. Prosedur Kerja
Dengan gunakan prosedur kerja dalam pratikum ini yaitu:
- Pertama, nyalakan laptop yang akan digunakan
- Aktifkan wifi untuk mencari materi yang akan kerjakan
- Setelah semua siap, cari materi yang di inginkan
- Apabila telah merasa lengkap materinya, buat penggolongan patogen
misal cendawan, bakteri, virus atau nematoda
- Terakhir buat laporan praktikum
BAB IV
KOMODITAS

4.1. Kelompok Patogen Cendawan


4.1.1. Karat Merah

Penyebab : Cephaleuros sp. Penyakit karat merah menyerang


bagian daun jambu air.

Gejala : adanya bercak merah yang menyebar pada


permukaan daun. Perkembangan karat merah tidak dibatasi oleh
tulang daun. Karat merah merupakan alga hijau yang bersifat
parasitik pada daun (Nelson 2008).

Pengendalian : aplikasi fungisida dilakukan setiap minggu


sehingga memungkinkan infeksi karat merah berkurang.
4.1.2. Embun Jelaga
Penyebab : Capnodium sp. berwarna hitam pekat menyerupai
jelaga dan menyelimuti daun jambu air. Embun jelaga
menyebabkan kerusakan secara tidak langsung, yaitu menghalangi
sinar matahari ke daun, sehingga proses fotosintesis menjadi
terhambat.

Gejala : berupa klorotik pada daun. Pertumbuhan tanaman


menjadi lambat dan dalam jangka panjang dapat menurunkan vigor
tanaman (Lamborn 2009). Tubuh buah berbentuk peritesium atau
piknidium.

Pengendalian : Jenis penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara


menyemprotkan insektisida untuk membunuh kutu daun, serta
memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang
untuk mencegah penyebaran penyakit.
4.1.3. Jamur Upas

Penyebab : Corticium salmonicolor menyerang pada bagian


ranting tanaman jambu air.

Gejala : Ranting yang terserang menjadi busuk, kering dan


menyebabkan daun jambu air rontok merupakan stadium
kortisium. Ciri stadium ini adalah munculnya kerak berwarna
jingga pada permukaan ranting (Semangun 2000).
Pengendalian : Bercocok tanam atau kultur teknis, mekanis dan
fisik dengan cara membersihkan atau sanitai bagian tanaman yang
menunjukkan gejala serangan dan sisa tanaman atau kayu mati
yang terinfeksi, serta kimiawi dengan penggunaan fungisida yang
efektif sesuai rekomendasi.
4.1.4. Antraknosa

Penyebab : Collectotrichum gloeosporium sp.

Gejala : Kerusakan pada daun dan pucuk berupa bercak


coklat selanjutnya melebar menjadi hawar. Bercak coklat biasanya
dimulai dari bagian ujung atau tepi daun. Pucuk yang terserang
menjadi layu dan kemudian mati. Serangan pada ranting
menyebabkan ranting kering disertai tanda berupa miselium
berwarna kelabu yang menyelimuti ranting. Penyakit antraknosa
pada tanaman jambu air menyerang bagian buah, daun, pucuk, dan
ranting.

Pengendalian : Dapat dikendalikan dengan cara memotong dan


memusnahkan bagian tanaman yang terserang oleh penyakit atau
dapat juga dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti
Dithan M-45 atau Blue sesuai petunjuk.
BAB V
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke
Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Tanaman jambu air mempunyai daya
adaptasi yang cukup besar di lingkungan tropis. Prospek komoditi jambu air
cukup cerah, sebab permintaan terhadap komoditi ini terus meningkat dari tahun
ke tahun. Hanya dalam membudidayakan tanaman jambu air perlu memilih jenis
yang tepat, yakni yang banyak digemari masyarakat. Komoditas jambu air sering
sekali terserang oleh penyakit, sehingga menyebkan rusaknya tanaman dan
berkurangnya hasil produksi jambu air. Penyakit yang terdapat pada jambu
air,yaitu :
- Karat Merah
- Embun Jelaga
- Jamur Upas
- Antranoksa
Penyakit tersebut diakibatkan oleh hama penyakit dan menimbulkan gejala
yang berbeda pada tiap tanaman.
4.2. Saran
Pada pratikum ini untuk pengendalian hama dan penyakit yang
diutamakan dilakukan secara biologis dengan cara musuh alami untuk jenis hama
tertentu misalnya lalat buah digunakan bahan kimiawi (pestisida) tertentu dan
sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang jambu air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Materi Pertanian. Morfologi Jambu Air. Tanggal akses: 28 Mei 2018. Tersedia
link:
https://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-
jambu-air/

Budidaya Petani. Budidaya Jambu Air. Tanggal akses: 28 Mei 2018. Tersedia link:
https://www.budidaya-petani.com/2013/01/jambu-air.html?m=1

Wikipedia. Jambu Air. Tanggal akses: 28 Mei 2018. Tersedia link:


https://id.m.wikipedia.org/wiki/jambu_air.

Wikipedia. Patogen. Tanggal akses: 28 Mei 2018. Tersedia link:


https://id.m.wikipedia.org/wiki/patogen.

Salisbury & Cleon, R. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai