Anda di halaman 1dari 44

PENGENDALIAN PENYAKIT

TUMBUHAN
Undang-Undang No. 12 tahun 1992
tentang sistem budidaya tanaman
pasal 20
Perlindungan tanaman dilaksanakan
dengan sistem Pengendalian Hama
Terpadu (PHT).

Pengendalian hama terpadu identik


dengan pengelolaan hama terpadu
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995
disebutkan bahwa perlindungan tanaman
dilakukan dengan menetapkan sistem PHT
PHT yaitu upaya mengendalikan tingkat
populasi atau tingkat serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) dengan
menggunakan satu atau lebih teknik
pengendalian yang dikembangkan dalam satu
kesatuan untuk mencegah dan mengurangi
timbulnya kerugian secara ekonomis dan
kerusakan lingkungan hidup.
PHT dalam arti luas termasuk juga pengelolaan
penyakit tanaman.
Cara Pengendalian
Penyakit
1. Peraturan-peraturan
2. Penanaman kultivar tahan
3. Pengendalian dengan sistem
Kultur Teknis
4. Pengendalian Fisik dan Mekanis
5. Pengendalian biologi
6. Pengendalian kimia
1. Pengendalian dengan Peraturan-Peraturan
Peraturan-peraturan adalah Peraturan
pemerintah untuk membersihkan patogen
yang diketahui baru saja masuk ke suatu
wilayah baru dan mencegah masuknya
patogen ke suatu wilayah.

Eradikasi Karantina
1.1. Eradikasi
Eradikasi yaitu usaha pembersihan terhadap
patogen dan tanaman-tanamannya yang baru saja
masuk ke suatu daerah, baik tanaman yang
terserang atau tanaman yang diduga terjangkit .
Contoh : Penyakit karat daun kopi yang disebabkan
oleh Hemeleia vastatrix. Pada tahun 1907 masuk dari
Porto Rico bersama-sama bibit kopi arabika ke Jawa,
dapat selamat dengan eradikasi. Sedangkan pada
tahun 1892 masuk ke Papua Nugini dan tahun 1903
dan 1905 dapat dieradikasi tapi pada tahun 1985
penyakit berjangkit sangat meluas, sehingga eradikasi
tidak mungkin lagi.
1.2. Karantina Tumbuhan
Karantina tumbuhan bertujuan untuk mencegah
pemasukan dan penyebaran hama dan penyakit
tumbuhan dengan memakai undang-undang.
Pada 19-12-1877 (dalam Lembaran negara 262,
1877) melarang pemasukan kopi (tanaman dan biji)
dari Srilangka, karena karat daun di Srilangka
sudah menimbulkan kerugian yang besar dan
Indonesia belum terjangkit penyakit tersebut, 1984
(lembaran negara 196, 1894 peraturan tersebut
dicabut karena tahun 1880- an penyakit sudah
tersebar.

Karantina tumbuhan

Dalam Negri Luar Negri

Mencegah masuknya
Mencegah meluasnya hama & penyakit
hama dan penyakit dari luar ke dalam
dari satu pulau ke pulau
negri dan keluarnya
yang lain dalam negeriHama & Pkt dari dalam
Ke luar negri
Contoh karantina dalam dan luar negeri

Luar negri Dalam Negri

Pengiriman kentang dari Jawa ke


larangan import Sulawesi karena adanya
tanaman karet atau Phythopthora infestans (lembaran
bagian tanaman karet negara 114, 1925, lembaran
dari Amerika Tengah negara 700, 1938). Diperbaharui
dan Selatan karena dengan peraturan mentri Pertanian
adanya penyakit No HK 310/1938 dan No
800/Kpts/05.210/12/1994 tentang
hawar daun Amerika organisasi dan tata kerja balai
Selatan (Lembaran stasiun, pos karantina hewan, ikan
negara 427, 1926, dan tumbuhan.
lembaran negara 523,
1932
Petugas karantina berhak melakukan
(UU N0.16/1992)
1) pemeriksaan
2) pengasingan
3) pengamatan
4) perlakuan
5) penahanan
6) penolakan
7) pemusnahan dan
8) pembebasan
2. Penanaman Kultivar Tahan

Pada tanaman tertentu tersedia kultivar-kultivar


yang tahan terhadap penyakit-penyakit penting
dan produksi tinggi. Ketahanan yang digunakan
adalah ketahanan yang mantap (stabil) secara
genetik, artinya suatu induk yang tahan harus
menurunkan keturunan-kerturunan yang tahan dan
seragam.
Contoh Kacang tanah varitas Anoa, Rusa,
Kelinci tahan terhadap penyakit bercak daun
(Cercosporidium personatum dan C.
arachidieola), penyakit karat daun (Puccinia
arachidis), penyakit layu bakteri
(Pseudomonas solanacearum).
Tanaman Jagung varitas Arjuna tahan terhadap
penyakit bulai (Perenosclerospora maydis)
dan penyakit karat (Puccinia sorghi).
Cara untuk memperoleh tanaman tahan
(1) Pemuliaan yaitu :
(a) Memilih individu-individu yang tahan dari suatu
populasi, membiakkan dan pemilihan terus
sehingga diperoleh galur-galur murni.
(b) Pembastaran antara yang tahan dengan rentan,
back cross.
(2) Pemanfaatan Bioteknologi yaitu :
(a)Kultur jaringan,
dengan penambahan filtrat biakan murni
bakteri/jamur atau toksinnya sehingga tanaman jadi
tahan.
(b) Fusi sel atau protoplas, yang dapat
menggabungkan gen-gen yang terdapat di protoplas.
(c) Rekayasa genetika, gen ketahanan terhadap
Agrobacterium tumifaciens dapat dipindahkan ke
tanaman tembakau sehingga tanaman tahan terhadap
bakteri yang bersangkutan.
3. Pengendalian Cara-Cara Kultur
Pengendalian dengan cara kultur yang dapat
menghindarkan tumbuhan dari penykit atau
menyebabkan tumbuhan tahan terhadap
penyakit.

Ada beberapa cara kultur :


3.1. Pemakaian tanah yang sehat
3.2. Pemeliharaan tanaman
3.3. Menghilangkan bagian tanaman yang
sakit
3.1. Pemakaian tanah yang sehat

Penggunaan tanah yang relatif atau


sama sekali bebas dari patogen yang
dapat merugikan tanaman yang akan
ditanam di situ. Contoh Tanah yang
mengandung Phytopthora nicotianae
dapat dianggap tidak berpenyakit jika
ditanam padi-padian.
Tanah yang tidak berpenyakit dapat diperoleh
dengan :
Tanah yang masih baru (belum pernah
diusahakan seperti bekas alang-alang, tanah
pasang surut, bekas hutan dan lain-lain).
Pergiliran tanaman (rotasi). Untuk membunuh
atau menghindarkan terakumulasinya patogen
dapat dilakukan rotasi/pergiliran tanaman atau
bera.
Sanistasi (menghilangkan sumber infeksi),
dengan membinaskan sisa-sisa tumbuhan
yang sakit, mencegah penggunaan kompos
atau pupuk kandang yang mengandung
penyebab penyakit, disinfeksi tanah (terbatas).
3. 2. Pemeliharaan tanaman untuk
mencegah penyakit.
Dapat dilakukan dengan cara
1. Pemilihan tempat persemaian
2. Menyiapkan tanah (pengolahan tanah)
3. Peningkatan kesuburan tanah, pemupukan
berimbang dapat meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap penyakit-penyakit tertentu,
terutama parasit-parasit lemah seperti
Botryodiplodia, Colletotrichum (mati pucuk)
4. Penyebaran biji, meliputi
a. Saat menyebar biji contoh benih jagung
disebar agak awal (sebelum hujan) sehingga
dapat terhindar penyakit bulai pada saat
musim hujan.
b. Rapatnya pertanaman, tanaman yang
terlalu rapat akan meningkatkan penyakit
tapi tidak untuk penyakit virus yang
ditularkan serangga.
c. Dalamnya penanaman, penanaman yang
terlalu dalam menyebabkan kecambah
terlalu lama berada di dalam tanah, ini dapat
memperbesar infeksi patogen terbawa
tanah.
5. Pemberian air. Air dapat meningkatkan
kelembaban dan dapat membantu penyebaran
penyakit lewat tanah kecuali penyakit layu
Sclerotium rolfsii dikendalikan dengan
penggenangan
6. Pemeliharaan tanaman, diantaranya dapat
dilakukan dengan pendangiran dan
pembabatan gulma, pemangkasan.
7. Pemungutan hasil, cara pemanenan yang
tepat juga dapat menghindari penyakit.
Pemetikan mangga tidak disertai tangkai akan
mudah terinfeksi C. gloeosporioides
3.3. Menghilangkan tumbuhan atau bagian
tumbuhan yang tidak disenangi

1. Gulma dan tanaman penutup tanah yang


terlalu tinggi akan meningkatkan kelembaban
2. Membongkar tumbuhan inang lain (yang
ditanam atau tidak), tanaman yang tidak
tahan akar merah (Ganoderma
pseudoferreum) yang dipakai sengon
3. Membinaskan tanaman yang sakit
4. Menghilangi bagian-bagian tanaman yang
sakit
4. Pengendalian Biologi
Pengendalian biologi yaitu usaha
pengendalian penyakit dengan menggunakan
satu atau lebih jasad hidup (organisme).
Organisme seperti jamur, bakteri dapat
digunakan untuk mengendalian patogen,
sehingga tanaman dapat terhindar dari
penyakit.
Ada beberapa mekanisme
pengendalian biologi
1. Antagonisme.
Terjadinya kompetisi antara patogen dengan
agen hayati dalam hal nutrisi, ruang. Contoh
jamur Trichoderma koningii, T. Harzianum dan
Gliocladium spp. Chaetomium sp. dapat
menghambat perkembangan patogen terbawa
tanah seperti Fusrium oxysporum.
2. Pengimbas ketahanan dan proteksi
silang.
Pemberian patogen yang sudah dilemahkan dapat
menghindari tanaman dari patogen yang kuat.
Contoh tanaman kopi arabika disemprot suspensi
bakteri (Bacillus thuringiensis, atau Xanthomonas
campestris pv. campestris ) menjadi tahan terhadap
penyakit karat yang dikenal dengan imunisasi. Untuk
penyakit virus, tanaman diinokulasikan dengan strain
virus yang lemah hanya sedikit yang rusak tapi
terlindung dari strain yang kuat dikenal dengan
proteksi silang.
3. Tanaman campuran
Tanaman labu air ditanam bersama-sama dengan
bawang daun dapat mengurangi penyakit layu
Fusarium (Fusarium oxysporum f. sp. lagenaria)
karena berkembang bakteri Pseudomonas
gladioli.
4. Antibiosis,
Adanya senyawa penghambat yang
dihasilkan oleh suatu organisme dapat
dimanfaatkan untuk pengendalian, m isalnya
antibiotik, HCN, bakteriosin
5. Pengendalian Fisik

Pengendalian penyakit tanaman secara fisik


dapat dilakukan dengan cara :
5.1. Pembakaran.
Tanaman yang berpenyakit dicabut kemudian
dibakar terutama bagian yang paling berat
atau yang paling tua untuk tanaman tahunan.
Terutama pada tanaman yang terserang virus.
5.2. Pemanasan Tanah.
(a) Perlakuan uap panas pada lahan pembibitan
seperti yang dilakukan pada tembakau deli, dengan
ketel-ketel yang yang berisi uap panas dan dijalankan
di atas rel, suhunya mencapai 950C.
(b) Perlakuan sinar matahari (Solarisasi), lahan yang
akan ditanami ditutup dengan plastik transparan, l
amanya tergantung intensitas sinar dan
patogennya. Contoh populasi jamur Fusarium
oxysporum f.sp. lycopersici berkurang 94 % pada
kedalaman 5 cm. 68 100 % pada kedalaman 15
cm.
(c) Pemanasan benih, benih padi direndam air panas
pada suhu 550C selama 5 menit maka benih akan
bebas dari penyakit bercak coklat (Drechslera
oryzae).
6. Pengendalian Kimia
Penggunaan bahan-bahan kimia yang dikenal
dengan pestisida terutama dari golongan fungisida,
bakterisida dan nematisida merupakan
pengendalian yang paling umum dikenal dalam
pengendalian penyakit tanaman.
Bahan kimia digunakan untuk menghambat
perkecambahan, pertumbuhan dan perbanyakan
patogen dan dapat juga membunuh langsung
patogen. Beberapa senyawa kimia hanya
membunuh satu jenis patogen, beberapa patogen
atau untuk semua patogen.
Fungisida

Fungisida adalah bahan kimia yang


digunakan untuk mematikan jamur.
Dilihat dari cara kerja, fungisida dibedakan
menjadi dua yaitu
1. Kontak
2. Sistemik.
1. Fungisida kontak atau protektan yaitu
fungisida yang melindungi tumbuhan agar
patogen mati sebelum mengadakan
infeksi jadi hanya membunuh patogen
yang berkontak dengannya.

Fungisida Sistemik adalah yang dapat


diserap oleh tumbuhan dan diangkut di
dalam tumbuhan sehingga juga dapat
membunuh patogen yang sudah berada di
dalam tumbuhan.
Formulasi fungisida

Formulasi adalah proses pembuatan


fungisida dari bahan aktif dicampur
dengan bahan lain, sehingga terbentuk
bahan atau formulasi yang siap
digunakan. Tujuannya untuk membuat
bahan aktif tetap stabil dan tahan
disimpan, diangkut dan dijual dengan
harga murah sehingga dapat digunakan
secara ekonomis.
Ada beberapa macam formulasi fungisida :
1) WP = wettable powder. Formulasi ini
mengandung bahan pembasah (wetting agent)
sehingga butir-butir dapat membentuk suspensi
dalam air.
2) EC = emulsifiable concentrate. Sebagai emulsi
dan disediakan untuk penyemprotan.
3) D = dust atau DC = dust concentrate dalam
bentuk tepung yang dapat diserbukkan.
4) G = granular dalam bentuk butiran untuk
ditaburkan.
5) F = flowable bila terdiri atas wettable powder
yang butir-butirnya lebih halus yang dijual sebagai
suspensi kental dalam suatu cairan.
6) SP = soluble powder adalah bahan berbentuk
tepung yang dapat larut dalam air.
Contoh Ridomil 2 G berbentuk granular
mengandung 2 % bahan aktif metalaksil
Beberapa contoh fungisida yang lain adalah
Antracol ,Dithane M-45, Phycozan, Dimazeb
dan Manzate 200 yang mengandung belerang
organik mempunyai daya membunuh jamur
yang kuat. Beberapa fungisida sistemik yang
lain seperti Kloroneb (Demeson) biasa
digunakan untuk merawat biji dan
pengendalian penyakit rebah semai
Antibiotika
Antibiotika adalah substansi yang dihasilkan oleh satu
jasad renik dan bersifat racun bagi jasad yang lain.
Contoh :
Streptomisin yang dihasilkan oleh Streptomyces
griseus berpengaruh terhadap perkembangan bakteri.
Tetrasiklin yang dihasilkan oleh beberapa jenis
Sterptomyces efektif terhadap banyak bakteri, semua
mikoplasma dan beberapa bakteri rewel.
Derivat tetrasiklin diantaranya adalah
oksitetrasiklin (Terramycin), klortetrasiklin
(Aureomycin). Oksitetrasiklin hidroklorida
diperdagangkan dengan nama Terramycin digunakan
untuk menginfus tanaman jeruk yang terserang CVPD.
Nematisida
Kebanyakan nematisida adalah fumigan
tanah yang mudah menguap dan tidak
hanya efektif terhadap nematoda, tetapi
juga terhadap serangga, jamur, bakteri
bahkan juga terhadap biji gulma. Contoh
hidrokarbon berhalogen, Organofosfat,
isotiosianat dan karbamat.
Furadan 3 G

Anda mungkin juga menyukai