Acara 3
Penyakit pada Tanaman
I. Identitas Mahasiswa
Nama : Intan Meysa Putri
NIM : 20200210150
Hari/Tanggal : Senin, 12 April 2021
II. Tujuan
1. Untuk mengenali berbagai gejala penyakit tanaman beserta ciri-cirinya
2. untuk mengetahui penyebab penyakit tanaman
III. Alat :
Alat Tulis
Bahan :
Fusarium Oxysporum
Cercospora Arachidicola
Erwinia Carotovora
Colletotrichum Gloeosporioides
Pantoea Stewartii
Tungro
Ralstonia Solanacearum
Virus Gemini
Streptomyces Scabies
Citrus Vein Phloem Degeneration
IV. Hasil Pengamatan
1. Nama Tanaman : Tanaman Cabai
Tipe Gejala : Gejala awal dari
penyakit layu Fusarium
adalah pucat tulang-
tulang daun. terutama
daun-daun atas.
kemudian diikuti dengan
menggulungnya daun
yang lebih tua (epinasti)
karena merunduknya
tangkai daun dan
akhirnya tanaman
menjadi layu
keseluruhan.
Gambar Tanaman Sakit Ciri-ciri : perubahan bentuk dan
Sumber : cybex.pertanian.go.id Penyakit ukuran ruas daun yang
baru muncul lebih
pendek, dan kadang-
kadang lapisan luar
batang terbelah dari
permukaan tanah, Jika
pengkal batang dibelah
membujur, terlihat garis-
garis cokelat kehitaman
menuju ke semua arah
Nama Patogen : Fusarium Oxysporum
Jenis patogen : Jamur
Penyebaran : Penyebaran jamur
Fusarium sp juga
dipengaruhi oleh
keadaan pH yaitu dari
kisaran keasaman tanah
yang memungkinkan
jamur Fusarium sp
tumbuh dan melakukan
kegiatannya. Patogen
penyebab layu fusarium
ini cepat berkembang
pada tanah yang terlalu
basah atau becek,
kelembaban udara yang
tinggi, dan pH tanah
Gambar Penyebab Penyakit yang rendah (Tjahjadi,
Sumber : wikipedia.org 1989)
Daur Hidup : Cendawan Fusarium sp
mengalami 2 fase dalam
siklus hidupnya yakni
patogenesa dan
saprogenesa. Patogen ini
hidup sebagai parasit
pada tanaman inang yang
masuk melalui luka pada
akar dan berkembang
dalam jaringan tanaman
yang disebut sebagai fase
patogenesa sedangkan
pada fase saprogenesa
merupakan fase bertahan
yang diakibatkan tidak
adanya inang, hidup
sebagai saprofit dalam
tanah dan sisa-sisa
tanaman dan menjadi
sumber inokulum untuk
menimbulkan penyakit
pada tanaman yang lain.
2. Nama Tanaman : Daun Tanaman Kacang
Tanah
Tipe Gejala : gejala yang muncul
pada tanaman kacang
tanah setelah terinfeksi
oleh penyebab penyakit
yaitu muncul
bercakbercak klorosis
kemudian berkembang
menjadi nekrosis dengan
bentuk bulat sampai
tidak teratur. Gejala ini
terletak pada permukaan
Gambar Tanaman Sakit bawah daun maupun atas
Sumber : iniagribisnis.blogspot.com daun, warna noda daun
atau bercak daun mulai
dari coklat muda atau
halo kuning sampai
coklat kehitam-hitaman
nekrosis.
Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringaninang sebagai
akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen ataufaktor lingkungan dan
berkembangnya gejala dan Ketidak mampuantumbuhan untuk memberi hasil yang cukup
kuantitas maupun kualitasnya(Dahiwale, 2010).
Secara sederhana penyakit tumbuhan dapatlah diberibatasan sebagaikerusakan proses
fisiologi, yang disebabkan oleh rangsangan yang terusmenerus dari penyebab utama, melalui
terhambatnya akitifitas seluler, dandiekspresikan dalm bentuk karakter patologi yang khas yang
disebutsymptom atau gejala (Satrahidayat, 2011)
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagimenjadi 3 golongan
pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Berdasarkan peruubahan yang
terjadi pada sel tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapatdibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik,
hipoplastis, dan hiperplastis. a) Nekrotikmerupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan
pada sel atau bagiansel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis, klorosis, nekrosis,
perforasi, busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b)Hipoplastis merupakan
gejala yang disebabkan karena terhambat atauterhentinya pertumbuhan sel. Hipoplastis terbagi
atas etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, dan roset. c) Hiperplastis merupakan gejala
yangdisebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya(overdevelopment).
Hiperplastis terbagi atas fasiasi, intumesensia, erinose,kudis (Scab), menggulung atau
mengeriting, prolepsis, sapu, erinos, dansesidium (Hidayat, 2009).
Pada praktikum ini beberapa patogen yang diamati sebagai penyebab adanya penyakit
pada tanaman yaitu Fusarium Oxysporum, Cercospora Arachidicola , Erwinia Carotovora,
Colletotrichum Gloeosporioides , Pantoea Stewartii , Tungro , Ralstonia Solanacearum , Virus
Gemini, Streptomyces Scabies dan Citrus Vein Phloem Degeneration
Diantara sekian banyak Penyakit Utama pada Tanaman Cabai, layu fusarium menjadi
salah satu ancaman yang paling serius. Betapa tidak, tanaman cabai yang terjangkit layu
fusarium ini bisa dipastikan akan langsung mati jika tidak segera diatasi atau dikendalikan.
Sesuai namanya, layu fusarium ini menunjukkan gejala layu pada tanaman yang sedang
terserang. Pada musim hujan jamur Fusarium oxysporum mudah berkembang biak dan mudah
menyebar dari satu tanaman ketanaman lainnya. Pengendaliannya dapat menggunakan Fungisida
alami untuk mencegah layu fusarium. Cara penggunaannya adalah dengan mencampurkannya
dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar atau bisa juga dengan dikocorkan pada setiap lubang
tanaman.
Penyakit bercak daun merupakan penyakit utama pada kacang tanah di Negara-negara
penghasil tanah di dunia, bercak yang disebabkan Cercospora Arachidicola dicirikan dengan
bercak yang berwarna coklat muda dengan cincin kuning disekitar bercak. Penyakit bercak daun
didukung oleh kelembaban udara yang tinggi. tindakan pengendalian yang dapat dilakukan
misalnya dengan menanamvarietas tahan atau penyemprotan fungisida serta Sanitasi dan Rotasi
Tanaman Sanitasi lingkungan dan pergiliran tanaman dimaksudkan untuk mengurangi sumber
inokulum awal
Erwina Cartavora ditularkan melalui air, pupuk kandang, dan tanah. Gejala serangan
penyakit ini pada tanaman kubis ditandai adanya bercak busuk basah berwarna coklat kehitaman
pada daun, batang dan krop kubis. Bercak selanjutnya membesar dan melekuk dan bentuknya
tidak beraturan.Curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi serta jarak tanam yang terlalu
rapat dapat meningkatkan intensitas serangan. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
melakukan Pengaturan jarak tanam; Rotasi tanaman dengan tanaman bukan keluarga terung-
terungan; Aplikasi fungisida yang direkomendasikan
Penyakit gugur daun Colletotrichum yang disebabkan oleh Colletotrichum
gloeosporioides merupakan penyakit penting pada pertanaman karet. Penyakit ini merupakan
penyakit gugur daun yang paling luas penyebarannya dan terdapat pada semua Negara penghasil
karet alam. Di Indonesia, kerugian akibat penyakit ini mencaoai 7-40%. Pengendalian penyakit
gugur daun Colletotrichum dapat dilakukan dengan cara: Jangan membiarkan bibit terlalu
lembap, Memberi pupuk ekstra sebelum terbentuk daun baru agar tanaman lebih tahan terhadap
serangan jamurdan Daun-daun muda di pembibitan disemprot menggunakan fungisida kimia
Penyakit layu stewart pada tanaman jagung disebabkan oleh bakteri Pantoea stewartii
subsp.stewartii (Pss) merupakan penyakit penting dan baru di Indonesia. Penyakit ini tergolong
berbahaya, Penyakit layu stewart tergolong sulit dikendalikan, karena menyerang tanaman pada
berbagai fase pertumbuhan, bersifat tular benih dan tular serangga. Sampai saat ini usaha
pengendalian penyakit ini masih menggunakan insektisida sintetis yang mengandung
imidachlopriod untuk seed treatment.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang
Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus
(RTSV). Gejala utama penyakit tungro terlihat pada perubahan warna daun terutama pada daun
muda berwarna kuning oranye dimulai dari ujung daun. pengendalian penyakit tungro yang
dianjurkan adalah dengan mengintegrasikan komponen-komponen pengendalian dalam satu
system yang dikenal dengan konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Beberapa teknologi
pengendalian tungro yang dianjurkan adalah tanam serempak, pengaturan waktu tanam, varietas
tahan, sanitasi lingkungan, dan penyemprotan insektisida.
Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum yang berkembang
dan sangat merugikan pada tanaman pisang kapok. Pengendalian yang sudah banyak dilakukan
adalah dengan eradikasi maupun sanitasi secara luas dan serentak, namun penyakit ini masih
selalu terdapat di pertanaman yang bibitnya berasal dari anakan terdahulu. Hal inilah yang
menyebabkan belum tuntasnya pengendalian dan sanitasi tersebut. Alternatif pengendalian lain
yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan agens hayati (Trichoderma spp.) dengan bibit
yang bersal dari kultur jaringan.
Tanaman yang terserang gemini virus secara umum gejala-gejala yang dapat diamati
adalah dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas,Sifat kutu
kebul yang mampu makan pada banyak jenis tanaman (polifagus) menyebabkan virus ini
menyebar dan menular lebih luas berbagai jenis tanaman. Selain itu, virus gemini memiliki
tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti: ageratum, kacang buncis, kedelai, tomat,
tembakau, dll. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah Melakukan sanitasi lingkungan,
terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu/ gulma berdaun lebar dari jenis babadotan,
gulma bunga kancing, dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus.
Tanaman yang terserang kudis akibat patogen Streptomyces Scabies tidak menunjukkan
gejala dari luar. Umbi sakit bergejala sisik-sisik dan bisul-bisul bergabus pada permukaannya.
Jaringan yang terdapat di bawah permukaan umbi bergejala biasanya berwarna agak kecokelatan.
Umbi yang berkudis pada umumnya juga lebih cepat busuk. Cendawan ini bersifat terbawa benih
dan bertahan di dalam tanah. Pengendaliannya dapat berupa Rotasi tanaman bukan inang, dan
menanam varietaas tahan
Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan jeruk di daerah ini adalah organisme
pengganggu (OPT) termasuk penyakit CVPD (citrus vein phloem degeneration). Pada tanaman
muda gejala yang nampak adalah adanya kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya
mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang- belang kuning. Tanaman biasanya
menghasilkan buah berkualitas jelek. Dalam upaya pengendalian penyakit CVPD,
pengembangan metode deteksi yang tepat merupakan tahap pertama yang penting karena dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan tindakan pengendalian. Untuk mendeteksi patogen CVPD
secara efektif dan tepat, telah dikembangkan suatu teknik yang lebih peka dan cepat yaitu teknik
polymerase chain reaction (PCR) dengan menggunakan sepasang primer spesifik patogen
penyebab CVPD
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu beberapa patogen yang diamati
sebagai penyebab adanya penyakit pada tanaman yaitu Fusarium Oxysporum, Cercospora
Arachidicola , Erwinia Carotovora, Colletotrichum Gloeosporioides , Pantoea Stewartii , Tungro,
Ralstonia Solanacearum , Virus Gemini, Streptomyces Scabies dan Citrus Vein Phloem
Degeneration.
Beberapa gejala yang diperlihatkan pada tanaman akibat adanya pathogen yang menyerang
meliputi, layu pada daun, bercak daun, adanya bercak busuk basah berwarna coklat kehitaman
pada daun, batang dan krop kubis, Gugur daun, layu pada tanamn jagung, perubahan warna daun
menjadi kuning pada daun muda, Umbi sakit bergejala sisik-sisik dan bisul-bisul bergabus pada
permukaannya serta virus CVPD yang menyebabkan daun tanaman jeruk kuncup yang
berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang-
belang kuning. Tanaman biasanya menghasilkan buah berkualitas jelek.
DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Saleh, N dan Hardiningsih, S. 1996. Pengendalian Penyakit Bercak Daun dan Karat pada Kacang
Tanah. Risalah Seminar Nasional Prospek Pengembangan Agribisnis Kacang Tanah di
Indonesia. Edisi Khusus Balitkabi Malang No. 5. Hal 339-351.
Mc Donald, D. , Subrahmanyam, P. , Gibbons, RW.,and Smith, DH. 1985. Early and late spots
of ground-nut. ICRISAT. Information Bulletin No. 21. Interna-tional Crops Research
Institute for the Semi AridTropics. Petancheru P.O. Andhra Pradesh 502 324.India. 19 pp.
Yang. XB. 2000. More on Stewart’s wilt. Integrated Crop Management. May 29, 2000. >
Supriadi, J.G. Elphinstone, S.J. Eden-Green, and S.Y. Hartati. 1995a. Physiological, serological
and pathological variation amongst isolates of Pseudomonas solanacearum from ginger and
other hosts in Indonesia. Jurnal Penelitian Tanaman Industri 1(2): 88-98.
Su’udi M, Karosekali MI, Setyaningsih RB. 2015. Petunjuk Lapangan Pengendalian Hama
Terpadu (SL-PHT) Karet. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal
Perkebunan. Jakarta.
Dahiwale, M. A. and N. S. Suryawanshi (2010): Integrated management of carbendazim resistant
Alternaria alternata using homoeopathic medicine. Bionano frontier. 3(2): 330-331
Hidayat, H., 2009. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sastrahidayat. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya.
Kendal, 17 April 2021
Praktikan