Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MATA KULIAH

ILMU & TEKNOLOGI BENIH


“PEMATAHAN DORMANSI MELALUI TEKNIK SKARIFIKASI PADA
BENIH TOMAT (Solanum lycopersicum)”

NAMA : MARIO P. S. WEKEN


NIM : 19031101002

DOSEN:
IR. PEMMY TUMEWU, MP

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2020
DAFTAR PUSTAKA

BAB I ................................................................................................................................... 3
“PENDAHULUAN” ............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3
BAB II “METODELOGI PRAKTIKUM” ........................................................................ 4
2.1 Pelaksanaan Praktikum ........................................................................................... 4
2.2 Alat dan Bahan ....................................................................................................... 4
2.3 Cara Kerja ............................................................................................................... 4
2.4 Setelah di Semai...................................................................................................... 5
BAB III “PEMBAHASAN” ................................................................................................ 6
3.1 Pengaruh Pemisahan Lendir Dari Biji...................................................................... 6
3.2 Penggunaan Kain Pada Teknik Skarifikasi .............................................................. 6
3.3 Perendaman di Dalam Air Hangat ........................................................................... 6
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 8

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 2


BAB I
“PENDAHULUAN”

1.1 Latar Belakang


Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme
hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung
pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas
keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis,
keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.
Berikut penyebab terjadinya dormansi:
 Rendahnya / Tidak adanya proses imbibisi air.
 Proses respirasi tertekan / terhambat.
 Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.
 Rendahnya proses metabolisme cadangan tanaman.
Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika
masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas
dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik
dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua
keadaan tersebut.
Secara umum menurut Aldrich (1984) Dormansi dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu:
 Innate dormancy (dormansi primer)
 Induced dormancy (dormansi sekunder)
 Enforced dormancy
Sedangkan menurut Sutopo (1985) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:
 Dormansi Fisik
 Dormansi Fisiologis
Pematahan dormansi adalah istilah yang digunakan untuk proses atau kondisi
yang diberikan guna mempercepat perkecambahan benih. Perlakuan pematahan
dormansi dapat dilakukan melalui skarifikasi secara mekanik dan kimia maupun
stratifikasi (Widhityarini et al., 2011).
Skarifikasi mekanis merupakan metode yang sesuai sebagai perlakuan pematahan
dormansi pada benih impermeabel,namun masih dianggap kurang efektif karena
membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk skala besar dan pekerjaannya kurang
sederhana dibandingkan dengan perlakuan kimia maupun perlakuan suhu (Astari et
al., 2014).
Dormansi dapat dilakukan dengan beberapa perlakuan:
 Perlakuan Mekanis
 Perlakuan Kimia
 Perlakuan perendaman dalam air
 Perlakuan Tempratur
 Perlakuan Cahaya

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu: “Mengetahui teknik pematahan dormansi
melalui teknik skarifikasi.”

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 3


BAB II
“METODELOGI PRAKTIKUM”

2.1 Pelaksanaan Praktikum


Praktikum pematahan dormansi ini menggunakan teknik skarifikasi yang di
terapkan pada benih tomat (Solanum lycopersicum).
Praktikum dilaksanakan di desa Ritey, Kec. Amurang Timur, Kab. Minahasa
Selatan dan dilaksanakan selama 1 hari.

2.2 Alat dan Bahan

1) Tomat (Solanum lycopersicum).


2) Cutter/Pisau.
3) Kain.
4) Wadah.
5) Air hangat.

2.3 Cara Kerja

No. Langkah-langkah Gambar

1. Siapkan bahan-bahan yang


tercantum.

2. Pisahkan antara buah dan bji


pada buah tomat.

3. Pisahkan antara biji dengan


lendir yang ada di sekitar biji
dengan cara digosok-gosok.

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 4


4. Masukan biji yang sudah
dipisahkan dari lendirnya ke
dalam wadah.

5. Rendam biji tersebut ke


dalam air hangat selama 30
menit.

6. Tiriskan biji yang direndam


dalam air hangat dan jemur
sampai benar-benar kering

7. Benih siap untuk disemai dan


siap untuk dikembangkan.

2.4 Setelah di Semai


Benih yang telah berhasil di lakukan pematahan dormansi dikatakan berhasil
apabila setelah disemai ±5 hari akan berkecambah dan siap untuk dipindahkan ke media
tempat bertumbuhnya tanaman tomat.

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 5


BAB III
“PEMBAHASAN”

3.1 Pengaruh Pemisahan Lendir Dari Biji


Biji tomat memiliki lendir yang mengandung zat inhibitor bagi benih tomat.
Lendir yang menempel pada benih menghambat proses perkecambahan. Zat inhibitor
merupakan zat yg menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia.sifat inhibitor
berlawanan dengan katalis,yg mempercepat laju reaksi. Karena itu lendir yang
mengandung zat penghambat tersebut harus segera dipisahkan dengan biji agar biji bisa
bertumbuh.
Lendir yang menempel pada benih akan menghambat perkecambahan. Zoran, I.S,
K. Nikolaos, dan S. Ljubomir(2014) juga menyebutkan bahwa distribusi likopen dalam
buah tomat tidak seragam, meskipun kandungan likopen tidak sebanyak pada kulit buah
tomat, lendir dan cairan buah tomat juga mengandung likopen. Kulit buah tomat
memiliki kandungan likopen tertinggi, yaitu sebesar 37% dari total buah atau 3-6 kali
lipat lebih tinggi dibandingkan dengan cairan buah tomat. Lendir tersebut menyelimuti
biji dan menyumbat lubang perkecambahan pada biji tomat, sehingga harus
dihilangkan. Hal ini dapat disebut dormansi fisik. Dormansi fisik yang disebabkan oleh
pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan
kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke
dalam benih tanaman (Sutopo, 2012).

3.2 Penggunaan Kain Pada Teknik Skarifikasi


Penggunaan kain pada metode ini terbukti sangat efektif. Lendir yang digosok
menggunakan kain akang lebih cepat terpisah dengan bijinya. Hal ini dikarenakan
gesekan antara kain dan biji yang masih berlendir tersebut. Karena sifat lendir tersebut
yang lumayan mudah terpisah dengan tomat, maka teknik penggosokan menggunakan
kain ini cukup efektif.

3.3 Perendaman di Dalam Air Hangat


Perlakuan dengan cara perendaman air hangats dilakukan untuk melunakkan
kulit benih dan menyingkirkan lapisan lilin yang menyumbat kulit benih. Dengan
demikian kulit benih menjadi permeabel sehingga imbibisi dapat berlangsung.
Perendaman benih dalam air panas dapat melunakkan dan membuka pori-pori kulit
benih yang kering dan keras, sehingga dapat meningkatkan proses imbibisi pada benih.
Proses imbibisi pada benih merupakan awal dari perkecambahan. Dengan demikian,
perlu dilakukan perlakuan skarifikasi dengan air panas terhadap perkecambahan benih
tomat.

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 6


BAB IV
“PENUTUP”

4.1 Kesimpulan
Melalui praktikum pematahan dormansi melalui teknik skarifikasi pada benih
tomat ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Teknik pematahan dormansi melalui teknik skarifikasi sangat mudah dipraktikan


karena bisa dibilang cukup sederhana.
 Biji dipisahkan dari lendir karena lendir pada biji tomat mengandung zat inhibitor
yang merupakan zat penghambat sehingga benih mengalami masa dormansi.
 Penggunaan kain dalam pemisahan benih dengan lendir sangat efektif untuk
memisahkan benih dengan lendir tersebut.
 Perendaman benih pada air hangat bertujuan untuk sedikit melunakan kulit benih
dan mengoptimalkan pemisahan benih dengan lendir yang mengandung zat
inhibitor tersebut.

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 7


DAFTAR PUSTAKA

Sandi, Anita. Indriyanto. Duryat. 2014. UKURAN BENIH DAN SKARIFIKASI DENGAN AIR
PANAS TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH POHON KUKU (Pericopsis mooniana).
Bandar Lampung: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Prasetya, Widdi. Yuliana, Izmih. Purnamaningsih, Sri. 2017. PENGARUH TEKNIK


EKSTRAKSI DAN VARIETAS TERHADAP VIABILITAS
BENIH TOMAT (Lycopersicum esculentum L.). Malang: Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Dormansi

https://torajafarmer.wordpress.com/2018/03/24/pematahan-dormansi-benih/

https://media.neliti.com/media/publications/190307-ID-pengaruh-teknik-ekstraksi-dan-
varietas-t.pdf

TUGAS MK IKLIM MIKRO TANAMAN Page 8

Anda mungkin juga menyukai