Anda di halaman 1dari 31

KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH :
GEOVANY MANURUNG
170301197
AGROTEKNOLOGI IV A

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “ Kurva Sigmoid “ yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

pengajar mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yaitu Ir. Meiriani M.P.,

Ir. Rosanty Lahay M.P., Ir. Haryati M.P., Ir. Revandy I.M Damanik M.Sc.,

Ir. Lisa Mawarni M.P., serta abang dan kakak asisten yang telah membantu dalam

penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan praktikum
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman Jagung (Zea mays L.)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Botani Tanaman kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kurva Sigmoid

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Prosedur Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering

dijumpai khususnya pada tanaman tahunan adalah biomassa tanaman yang

menunjukkan pertambahan yang mengikuti bentuk S dengan waktu yang dikenal

dengan kurva sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula meningkat perlahan,

kemudian cepat, dan akhirnya perlahan konstan dengan pertumbuhan umur

tanaman liku demikian dapat simetris yaitu setengah bagian pangkal sebanding

dengan setengah bagian ujung jika titik belok terletak dikedua asimplot (Sitompul

dan Guritno, 1995).

Pertumbuhan sebuah tanaman atau suatu tanaman organik dengan

serangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristematik yang saling

menyatu. Pada ujung batang atau akar terbagi menjadi 3 daerah yaitu daerah

pembentukan sel, daerah pembesaran dan daerah pendewasaan (Pradhan, 1997).

Analisiss regreasi linear merupakan alat yang umumnya digunakan untuk

mengetahui perubahan prediktor pada perubahan respon. Namun tidak semua data

membentuk pola linear, seperti data pertumbuhan cendrung membentuk kurva

sigmoid. Data pertumbuhan cendrung berkolerasi satu sama lain, maka

penggunaan analisis regrasi linear kurang tepat, oleh karena itu regrerasi model

pertumbuhan dengan baik (Draper dan Smith, 1992).

Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung pada beberapa bagian tertentu

yang terdiri dari jumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan

sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel dimeristem.

Pertumbuhan (menurut batasan diatas yaitu pertambahan ukuran) mudah


dirancukan dengan pembelahan sel dimeristem. Pembelahan sel itu sendiri tidak

menyebabkan pertumbuhan ukuran,namun produk pembelahan sel itulah yang

tumbuh menyebabkan pertumbuhan ujung akar dan ujung tajuk memiliki

meristem (Salissbury dan Ross, 1992).

Beberapa model pertumbuhan telah dikembangkan untuk mengetahui pola

pertumbuhan baik pada hewan maupun tanaman, seperti model generalizet

michaelish menten ( GMM ). Dalam penelitiannya ini model pertumbuhan yang

akan dibandingkan adalah GMM dan Richards karena keduanya memiliki titik

belok yang fleksibel dan memiliki empat parameter. Model GMM belum pernah

diterapkan pada pada pertumbuhan tanaman, untuk itu digunakan model GMM

untuk memodelkan pertumbuhan tanaman Kacang tanah (Carlin, 2003).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola

pertumbuhan tanaman Jagung (Zea mays L.) dan tanaman

Kacang Hijau (Vigna radiata L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman Jagung (Zea mays L.)

Adapun klasifikasi dari tanaman jagung, yaitu :Kingdom : Plantae; Divisio

: Angiospermae; Subdivisio : Spermatophyta; Kelas : Monocotyledoneae; Ordo :

Poales; Family : Poaceae; Genus : Zea; Spesies : Zea mays L. (Rukmana, 1997).

Akar pada tanaman jagung yaitu jenis akar serabut, menyebar ke

sampingdan ke bawah sepanjang sekitar 25 cm. Penyebaran pada lapisan oleh

tanah.Bentuk siatem perakarannya sangat bervariasi (Suprapto, 1999).

Batang tanaman jagung kaku dengan tinggi berkisar antara 1,5 m dan 2,5m

dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling yang berasal darisetiap

buku. Buku batang mudah terlihat. Percabangan (batang liar) umumnyaterbentuk

pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yangberkembang pada

ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Daun pada tanaman jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian

daun.Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah

daundan helaian daun dibatasi oleh spicula yang berguna untuk

menghalangimasuknya air hujan ke dalam pelepah daun (Suprapto, 1999).

Pada tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yangletaknya

terpisah. Bunga jantan terletak pada bagian ujung tanaman, sedangkanbunga

betina pada sepanjang pertengahan batang jagung dan berada pada salahsatu

ketiak daun. Bunga jantan disebut juga staminate. Bunga ini terbentuk padasaat

tanaman sudah mencapai pertengahan umur. Bunga jantan yang terbungkusini

didalamnya terdapat benang sari. Disamping itu bagian dari bunga jantan yanglain

ialah glumae (sekam kelopak), sekam tajuk atas (palea), sekam tajuk
bawah(lemma), dan kantung sari berjumlah 3 pasang yang panjangnya lebih

kurang 6mm. Didalam kantung sari terkandung tepung sari yang jumlahnya kira-

kira 2500 butir (Aak, 1993).

Buah jagung berbentuk tongkol, buah masak berwarna kuning atau

ungu.Panjang tongkol yang masak 8-20 cm. bakal buah berbentuk telur dengan

tangkai putik yang sangat panjang dan berujung cabang dua (Steenis, 2005).

Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Pada setiap tanaman jagung

adasebuah tongkol, kadang-kadang ada yang dua. Biji berkeping tunggal

berderetpada tongkol. Setiap tongkol terdiri atas 10-14 deret, sedang setiap

tongkol terdiri kurang lebih dari 200-400 butir (Rukmana, 1997).

Syarat Tumbuh

Iklim

Jagung adalah annual musiman yang tumbuh baik di bawah

moderasitemperatur dan kelembaban. Tetapi ini dikultivasi dibawah lebih kondisi

lingkungan dari pada tanaman lain. Sebuah rata-rata temperatur 23°C (73°F) atau

diatas, dengan banyak sinar matahari dan 37 sampai 50 cm (15-20 inci) dari hujan

yang turun 3 sampai 5 bulan dapat tumbuh ideal (Decoteau, 2000).

Jagung memerlukan kira-kira 20 inci air untuk memberikan hasil yang

memuaskan. Maksudnya 20 inci air cocok pada tanah untuk tumbuh

tanaman,bukan 20 inci presipitasi. Kebanyakan dari jagung belt rata-rata tahunan

presipitasi adalah 40 inci, meskipun wilayahnya kecil dalam satu wilayah mulai

30 sampai 35 inci (Halligan, 1911).

Hari panas dan suhu malam yang tinggi meningkatkan pertumbuhan

secara keseluruhan dan walaupun suhu panas adalah ideal untuk pertumbuhan
vegetatif dan tongkol, suhu sedang adalah optimum untuk akumulasi karbohidrat.

Umumnya dimanapun jagung bijian tumbuh, jagung manis dapat juga

tumbuh,karena untuk mencapai matang panennya diperlukan waktu yang lebih

pendek(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Tanah

Macam tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah tanah

aluvial atau lempung yang subur. Terbebas pengairannya karena tanaman jagung

tidak toleran pada genangan air (Kartasapoetra, 1988).

Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih

disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap

tanah masam dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6,0 dan 6,8 dan agak

toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Selama beberapa tahun dengan presipitasi normal, tanah jagung belt

memberikan cadangan makanan mulai dari masa pertumbuhan. Tanpa menyerap

makanan dari dalam tanah, pertumbuhan jagung menjadi lambat di bulan juli

(Evans and Donahue, 1957).

Tanaman jagung toleran terhadap reaksi kemasaman tanah pada kisaran

pH 5,5-7,0. Tingkat kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung

adalah pH 6,8. Hasil penelitian di luar negri menunjukkan bahwa reaksi tanah

berpengaruh terhadap hasil jagung. Reaksi tanah yang memberikan hasil tertinggi

pada jagung adalah pH 6,8 (Suprapto, 1999).

Botani Tanaman Kacang Hijau ( Vigna radiata L.)

Adapun klasifikasi tanaman kacang hijau yaitu sebagi berikut:

Kingdom: Plantae; Divisi: Spermatophyta; Kelas: Magnoliophyta; Ordo: Fabales;


Famili: Fabaceae ; Genus: Vigna; Spesies: Vigna radiata L.(Allard, 2003).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki sistem perakaran yang

bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau bintil

akar merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri nitrogen dengan

tanaman kacang-kacangan sehingga tanaman mampu mengikat nitrogen bebas

dari udara. Makin banyak nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) yang

diikat dari udara sehingga meningkatkan kesuburan tanah (Rukmana, 1997).

Kacang hijau memiliki ukuran batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau

kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai

ketinggian 30 cm – 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun kacang

hijau adalah daun majemuk, dengan tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun

berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau (Rukmana ,1997).

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya

berseling.Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya.

Warnadaunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarnakuning,

tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapatmenyerbuk

sendiri. (Rukmana, 1997).

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna atau hermaphrodite, berbentuk

kupu-kupu, dan berwarna kuning. Proses penyerbukan bunga kacang hijau (Vigna

radiata L.)terjadi pada malam hari, pada pagi hari bunga akan mekar dan menjadi

layu pada sore hari ( Rukmana, 1997).

Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Biji

kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10%), kotiledon (88%)

dan lembaga (2%). Pada bagian kulit biji kacang hijau mengandung mineral
antara lain fosfor (P), kalsium (Ca), dan besi (Fe).Kotiledon banyak mengandung

pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan sumber protein dan lemak

(Ashari, 1995).

Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm

dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan

setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji

(Ashari, 1995).

Syarat Tumbuh

Iklim

Syarat tumbuh tanaman kacang hijau berbeda jauh dengan tanaman

kacangkacanganlainnya, seperti kacang tanah atau kedelai. Tanaman kacang hijau

dapattumbuh baik pada tanah dengan ketinggian sekitar 0-500 meter dengan

penyinaran10 jam per hati. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kacang hijau

adalah 65%sedang curah hujan 750-900 mm/th dengan distribusi yang merata

(Pradhan, 1997).

Berdasarkan indikator didaerah sentrum produsen tersebut keadaan iklim

yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25oC-27oC

dengan kelembaban udara 50%- 80% curah hujan antara 50 mm -200 mm

perbulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka) (Pradhan, 1997).

Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman

ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya

rendah. Didaerah curah hujan tinggi, pertanaman kacang hijau mengalami banyak

hambatan dan gangguan, misalnya mudah rebah dan terserang penyakit. Produksi
tanaman kacang hijau pada musim hujan umumnya lebih rendah dibandingkan

dengan produksi pada musim kemarau (Rukmana, 1997) .

Tanah

Dalam proses pertumbuhannya, tanaman kacang hijau memerlukan tanah

yang tidak terlalu banyak mengandung partikel liat. Tanah dengan kandungan

bahan organik tinggi sangat cocok untuk tanaman kacang hijau. Tanah berpasir

pun dapat digunakan untuk menanam tanaman kacang hijau, asalkan kandungan

air tanahnya tetap terjaga dengan baik (Makmur, 2003).

Adapun tanah yang dianjurkan, yaitu tanah latosol dan regosol. Kedua

jenis tanah ini akan lebih baik bila digunakan setelah ditanami tanaman padi

terlebih dahulu. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan

optimal, yaitu antara 5,5- 6,5. Pada tanah dengan pH di bawah 5,5 perlu diberi

pengapuran untuk meningkatkan pH dan menetralisir keracunan aluminium.

Sedangkan untuk pH tanah di atas 6,5 tidak diperlukan perlakuan tersebut

(Aak, 1993).

Lahan pertanaman kacang hijau sebaiknya di dataran yang rendah hingga

500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup di toleransi tanaman ini apalagi pada

tanah yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah ber pH5,8 dengan

kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup agar

bisa maksimalkan produksi (Ashari, 1995).

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting

dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan

perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,


bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon , dan substansi

pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Susilo, 1991).

Pertumbuhan sesungguhnya adalah suatu konsep yang universal dalam

bidang biologi dan merupakan resultante dari integrasi berbagai reaksi biokimia,

peristiwa biofisik dan proses fisiologis yang berinteraksi dalam tubuh tanaman

bersama denganfaktor luar. Titik awalnya adalah sel tunggal, yaitu zigot yang

tumbuh dan berkembang menjadi organisme multisel. Selama pertumbuhan tidak

saja terjadi perubahan bentuk, tetapi juga perubahan aktivitas fisiologi, susunan

biokimia serta struktur dalamnya yang disebut diferensiasi. Pertumbuhan serta

diferensiasi sel menjadi jaringan, organ, dan organisme disebut perkembangan

atau morfogenesis, karena melalui perkembangan tumbuhan berubah bentuk dari

zigot menjadi pohon (Susilo, 1991.).

Daerah pertumbuhan : setiap organ pertumbuhan seperti sel, melewati

fase-fase pertumbuhan yang diuraikan dalam 126 bagian dan ia menunjukkan

suatu periode pertumbuhan yang hebat. Di bagian akar kita menemukan bahwa

hanya di samping apex sel-sel aktif membelah. Pertumbuhan bersifat sederhana

dan berisi peningkatan kualitas protoplasma yang semakin membaik. Seperti

selsel baru secara berkelanjutan dibentuk dalam jaringan meristem. Sel-sel

tersebut kemudian kehilangan daya tumbuh, sel yang paling tua atau yang paling

ujung letaknya dari apex, dan akhirnya mereka melewati / memasuki fase

kematangan atau kondisi yang dewasa. Dengan kata lain, setiap bagia akar

memiliki periode pertumbuhan yang hebat dan panjang (Pradhan, 1997).

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


yaitu :1. Faktor suhu / temperatur lingkungan, 2. Faktor kelembaban,

3.Faktorcahaya matahari, 4. Faktor hormon (Aak,1993).

Pola pertumbuhan tanaman bergantung pada letak meristem. Meristem

apikal berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel untuk

tumbuh memanjang. Pemanjangan ini yang yang disebut pertumbuhan primer.

Contoh pertumbuhan primer, yaitu bagian ujung akar yang bertambah panjang

dan terbentuknya tunas atau daun pertama. Pada tumbuhan berkayu terdapat juga

pertumbuhan sekunder, yaitu adanya aktivitas penebalan secara progresif pada

akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer.

Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral, silinder- silinder yang

terbentuk dari sel- sel yang membelah ke samping di sepanjang akar dan tunas.

Misalnya bertambah besarnya diameter batang akibat adanya aktivitas kambium

(Adisarwanto, dan Widyaastuti, 2000).

Kurva Sigmoid

Proses pertumbuhan merupakan hasil yang mencirikan suatu

perkembangan makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam

proses pertumbuhan terjadi penambahan dan perubahan volume sel secara

signifikan seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umur tanaman.

Proses pertumbuhan menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam

bentuk kurva pertumbuhan. Laju pertumbuhan suatu tanaman/ bagiannya berubah

menurut waktu. Oleh karena itu bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu

grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu

merupakan suatu kurva berbentuk S atau kurva sigmoid (Betty, 2005).


Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan individu baru pada

tanaman yang diawali dengan munculnya radikal pada testa benih. Proses

perkecambahan dan pertumbuhan perkecambahan sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan air dalam medium pertumbuhan untuk diabsorbsi dan memacu

aktivitas enzim untuk metabolisme perkecambahan di dalam benih

(Salisbury dan Ross, 1995).

Pada fase logaritmik, ukuran (v) pertambahan secara eksponensial sejalan

dengan waktu (t) ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya tapi

kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme.

Semakin besar organisme semakin cepat tumbuh. Pada fase linear, pertambahan

ukuran berlangsung secara konstan, biasa pada laju maksimum selama beberapa

waktu lamanya. Laju pertumbuhan yang konstan ditunjukkan oleh kemiringan

yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman dan oleh bagian datar kurva

laju tumbuh di bagian bawah. Pada fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan

yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan menua

(Salisbury dan Ross, 1995).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada

ketinggian ± 25mdpl bulan Maret 2018 pukul 13.00 WIB Sampai April 2018.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kurva sigmoid ini antara

lain pacak sebagai pemberi tanda dan pembatas, tali plastik sebagai alat bantu

pengukuran dan pemetakan lahan, spanduk sebagai pembatas lahan, buku data

untuk mencatat hasil pengamatan data pertumbuhan, top soil sebagai sumber

bahan organik tanah, kompos sebagai pemberi nutrisi bagi tanaman, pasir

untukmemperbaiki tekstur tanah, kertas label sebagai pemberi tanda pada polybag,

batu bata sebagai alas tempat peletakan polybag agar tidak terendam, benih

jagung (Zea maysL.) dan kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai objek yang

akan diamati pertumbuhannya.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kurva sigmoid ini antara

lain cangkul sebagai alat bantu pengolahan tanah, meteran sebagai alat bantu

pengukuran, gunting untuk memotong tali plastik, cutter untuk melubangi

spanduk, ember plastik untuk mengambil tanah, pulpen sebagai alat tulis, parang

sebagai alat bantu sanitasi dan gelas aqua sebagai tempat merendam benih.

Prosedur Praktikum
1) Pembukaan Lahan

- Disiapkan alat-alat berupa cangkul, parang, meteran, cutter dan gunting.

- Disiapkan bahan-bahan berupa spanduk, tali plastik dan pacak.

- Dibersihkan (sanitasi) lahan menggunakan parang dan cangkul.

- Dibuat plot seluas 50x200 cm.

- Dipasang spanduk mengelilingi lahan dan plot.

2) Pembuatan Media

- Disiapkan bahan berupa polybag 5 kg, top soil, kompos, pasir, dan kertas

label.

- Disiapkan alat berupa cangkul dan ember.

- Dibentangkan spanduk sebagai tempat pembuatan media tanam.

- Dituangkan top soil, kompos dan pasir pada spanduk dengan perbandingan 2 :

1 : 1 sebagai medaia tanam KS.

- Dilakukan pengadukan pada media tanam dengan cangkul.

- Dimasukkan masing-masing media tanam KS kedalam polybag 5 kg yang

telah disediakan, kemudian diberi label.

3) Penanaman

- Dipindahkan polybag yang akan ditanam pada lahan.

- Diletakkan batu bata 2 buah pada lahan untuk alas polybag.

- Dilakukan pengolahan kembali tanah yang ada di polybag dengan

menggunakan tangan dengan caramembalikkan tanah secara sederhana.

- Direndam masing-masing benih jagung (Zea mays L.) dan kacang hijau

(Vigna radiata L.) yang akan ditanam pada polybag. Perendaman dilakukan

di gelas aqua yang diberi air secukupnya selama 1 jam.


- Ditanam benih jagung (Zea mays L.) dengan membuat 3 buah lubang tanam,

masing-masing lubang tanam dimasukkan 1 biji benih.

- Ditanam benih kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan membuat 2 buah

lubang tanam, masing-masing lubang tanam dimasukkan 2 biji benih.

- Polybag yang telah ditanami benih disiram dengan air secukupnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tinggi Tanaman Jagung (Cm)
Tanggal SAMPE SAMPE JUMLA RATAA
Pengamatan L1 L2 H N

11,76923 12,13846
10-Mar-16 23,90769 11,95385
1 2
24,26923 22,94615
17-Mar-16 47,21538 23,60769
1 4
29,66923 34,36153
24-Mar-16 64,03077 32,01538
1 8
53,09230 52,23076
31-Mar-16 105,3231 52,66154
8 9
69,13846 67,84615
07-Apr-16 136,9846 68,49231
2 4
86,99230 93,57692
14-Apr-16 180,5692 90,28462
8 3
100,7307 99,75384
21-Apr-16 200,4846 100,2423
7 6
110,0076 108,6538
28-Apr-16 218,6615 109,3308
9 5

120
109.33
100 100.24
90.28
80
68.49
60
52.66
40
32.02
20 23.61
11.95
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Daun Tanaman Jagung


Tanggal SAMPE SAMPE JUMLA RATAA
Pengamatan L1 L2 H N

2,230769 2,307692
10-Mar-16 4,538462 2,269231
2 3
3,769230 3,538461
17-Mar-16 7,307692 3,653846
8 5
4,384615 4,615384
24-Mar-16 9 4,5
4 6
5,384615 5,538461
31-Mar-16 10,92308 5,461538
4 5
07-Apr-16 6,076923 6,153846 12,23077 6,115385
1 2
6,384615 6,384615
14-Apr-16 12,76923 6,384615
4 4
8,076923 8,076923
21-Apr-16 16,15385 8,076923
1 1
10,46153
28-Apr-16 10 20,46154 10,23077
8

12

10 10.23

8 8.08

6 6.12 6.38
5.46
4.5
4 3.65

2 2.27

0
1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman Kacang Hijau (Cm)


Tanggal SAMPE SAMPE JUMLA RATAA
Pengamatan L1 L2 H N

6,523076 7,761538
17-Mar-16 14,28462 7,142308
9 5
6,946153 9,846153
24-Mar-16 16,79231 8,396154
8 8
11,12307 18,93846
31-Mar-16 30,06154 15,03077
7 2
14,26153 14,69230
07-Apr-16 28,95385 14,47692
8 8
16,58461 18,38461
14-Apr-16 34,96923 17,48462
5 5
23,82307 21,10769
21-Apr-16 44,93077 22,46538
7 2
31,65384 29,37692
28-Apr-16 61,03077 30,51538
6 3
31,00769
05-Mei-16 32,4 63,40769 31,70385
2
35
30.52 31.7
30
25
22.47
20
17.48
15 15.03 14.48
10
7.14 8.4
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Daun Kacang Hijau


Tanggal SAMPE SAMPE JUMLA RATAA
Pengamatan L1 L2 H N

1,846153 2,076923
17-Mar-16 3,923077 1,961538
8 1
3,461538 3,538461
24-Mar-16 7 3,5
5 5
4,461538 4,230769
31-Mar-16 8,692308 4,346154
5 2
5,384615 5,538461
07-Apr-16 10,92308 5,461538
4 5
6,538461 6,769230
14-Apr-16 13,30769 6,653846
5 8
8,769230 7,692307
21-Apr-16 16,46154 8,230769
8 7
10,69230 9,384615
28-Apr-16 20,07692 10,03846
8 4
10,69230
05-Mei-16 12 22,69231 11,34615
8
12
11.35
10 10.04

8 8.23

6.65
6
5.46
4.35
4
3.5

2 1.96

0
1 2 3 4 5 6 7 8

Pembahasan

Dari hasil pengamatan,tanaman jagung memiliki fase logaritmik. Hal ini

dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman jagung pada minggu pertama sampai

minggu ke 4 yaitu 11,9 cm menjadi 52,6 cm. Fase ini menunjukkan adanya

pertambahan ukuran. Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross (1996) yang

menyatakan bahwa fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial

seiring berjalannya waktu.

Dari hasil pengamatan, tanaman jagung memiliki fase linear. Hal ini dapat

dilihat dari rataan tinggi tanaman jagung pada minggu ke 5 dan ke 7 yaitu 52,6 cm

menjadi 100,2 cm. Pada fase ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang konstan.

Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross (1996) yang menyatakan bahwa pada

fase linear, pertambahan ukuran bertambah secara konstan.

Dari hasil pengamatan, tanaman jagung memiliki fase penuaan. Hal ini

dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman jagung pada minggu keketujuh dan

kedelapan yaitu 100,2 cm menjadi 109,3 cm. Fase ini menunjukkan adanya

penurunan pertambahan ukuran. Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross (1996)
yang menyatakan bahwa fase penuaan dicirikan dengan laju nya pertumbuhan

yang menurun.

Dari hasil pengamatan , tanaman kacang hijau mengalami fase logaritmik.

Hal ini dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman kacang hijau pada minggu kesatu

dan ketiga yaitu 3,4 cm menjadi 15,03 cm. Fase ini menunjukkan adanya

pertambahan ukuran. Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross (1996) yang

menyatakan bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya.

Dari hasil pengamatan , tanaman kacang hijau mengalami fase linear. Hal

ini dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman kacang hijau pada minggu ke empat

dan ketujuh yaitu 14,47 cm menjadi 30,51 cm. Pada fase ini mengalami

pertumbuhan secara konstan. Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross (1996)

yang menyatakan bahwa pertambahan ukuran secara konstan pada laju maksimum

selama beberapa waktu lamanya.

Dari hasil pengamatan , tanaman kacang hijau mengalami fase penuaan.

Hal ini dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman kacang hijau pada minggu ketujuh

dan kedelapan yaitu 30,51 cm menjadi 31,70 cm. Fase ini mengalami penurunan

karena tanaman mencapai kematangan. Hal ini sesuai literatur Salisbury dan Ross

(1996) yang menyatakan bahwa saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan

mulai menua laju pertumbuhannya akan menurun.

Dari hasil pengamatan tanaman jagung memiliki rataan jumlah daun

sebesar 10,23 helai. Sedangkan pada tanaman kacang hijau memiliki rataan

jumlah daun sebesar 11,34 helai. Hal ini dikarenakan terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan vegetatif tumbuhan. Hal ini sesuai literatur Susilo ( 1990) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bagian vegetatif di dalam


tanah terutama ditentukan oleh aktivitas meristem apikal karena disini primordia

daun terbentuk.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Fase logaritmik tanaman jagung adalah 11,9 cm menjadi 52,6 cm pada minggu

pertama dan kedua.

2. Fase linear tanaman jagung adalah 52,6 cm menjadi 100,2 cm pada minggu

keenam dan ketujuh.

3. Fase penuaan tanaman jagung adalah 100,2 cm menjadi 109,3 cm pada minggu

ketujuh dan kedelapan.


4. Fase logaritmik tanaman kacang hijau adalah kesatu dan ketiga yaitu 3,4 cm

menjadi 15,03 cm.

5. Fase linear tanaman kacang hijau adalah minggu ke empat dan ketujuh yaitu

14,47 cm menjadi 30,51 cm.

6. Fase penuaan tanaman kacang hijau adalah minggu ketujuh dan kedelapan

yaitu 30,51 cm menjadi 31,70 cm.

7. Dari hasil pengamatan tanaman jagung memiliki rataan jumlah daun sebesar

10,23 helai.

8. Pada tanaman kacang hijau memiliki rataan jumlah daun sebesar 11,34 helai

Saran

Sebaiknya praktikan melakukan perawatan secara intensif agar diperoleh

hasil yang optimal dan dapat sesuai dengan fase-fase pertumbuhan.2

3
4
5
6
7

02
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Erlangga, Jakarta.

Adisarwanto, T., dan Y. E, Widyaastuti. 2000. Meningkatkan Produksi Jagung di


Lahan Kering. Penebar Swadaya, Bandung.

Allard, R. W., 2003. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.

Ashari, S. 1995. Hortikultura. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Betty, R. 2005. Pertumbuhan dan perkembangan. UGM Press, Yogyakarta.

Carlin, B.G. 2003. Kurva Sigmoid. Prentice Hill, USA.


Draper, L dan H. Smith. 1992. Fisiologi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta.

Decoteau, D. R. 2000. Vegetable Crops. Prentice Hall Upper Saddle River, USA.

Evans, E. F., and R. L, Donahue. 1957. Exploring Agriculture an Introduction to


Food and Agriculture. Prentice Hall, Inc., USA.

Halligan, J. E. 1911. Fundamentals of Agricultre. D. C. Heath and Company,


New york.

Kartasapoetra, A. G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah


Tropik. Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Makmur, A. 2003. Pemuliaan Tanaman Bagi Lingkungan Spesifik. IPB Press,


Bogor.

Pradhan, S. 1997. Plant Physiology. Har-anand Publication PVT, Ltd., India.

Rubatzky, V. E., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1. Penerbit ITB, B


Bandung.

Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Bumi aksara, Jakarta.

Salisbury , F. B., dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB, B


Bandung.

Sitompul, S. M., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM


Press, Yogyakarta.
Steenis, Van. Dr. C. G. G. J. Van. 2005. Flora. PT. Pradhya Pratama, Jakarta.

Suprapto. 1999. Bertanam Jagung. UI Press, Jakarta.

Susilo, H. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai