LAPORAN
OLEH :
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI 2
F A K U L T A S P E R T AN I AN
2021
KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH :
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI 2
F A K U L T A S P E R T A N I A N
2021
Judul : Kurva Sigmoid
Nama : Dhimas Satria Wibowo
Nim : 200301072
Kelas : Agriteknologi-2
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Ir.Meiriani, MP)
NIP: 196505181992032001
Disetujui oleh
Asisten Koordinator
( Rudy Raharjo )
NIM.170301196
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah satu
Medan.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
Tumbuhan : Ir. Meiriani, MP ; Dr. Ir. Haryati, MP ; Dr. Ir. Lisa Mawarni, MP;
Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP ; Ir. Revandy I. M. Damanik, M.Si., M.Sc., Ph.D. serta
abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..........................................................................................1
Tujuan Percobaan ......................................................................................2
Kegunaan Penulisan ..................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman Jagung (Zea mays L.) ......................................................3
Syarat Tumbuh ..........................................................................................6
Iklim ..............................................................................................7
Tanah .............................................................................................7
Botani Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.)Merrill)
....................................................................................................................
8
Syarat Tumbuh ..........................................................................................
Iklim...............................................................................................10
Tanah .............................................................................................10
Pertumbuhan dan Perkembangan ..............................................................11
Kurva Sigmoid ..........................................................................................12
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam ............................................................................16
Persiapan Benih.........................................................................................16
Pembuatan Lubang Tanam
....................................................................................................................
17
Penanaman.................................................................................................
Pemeliharaan .............................................................................................18
Penyiraman....................................................................................18
Penjarangan....................................................................................18
Penyiangan.....................................................................................19
Pemupukan.....................................................................................19
ii
Parameter Pengamatan...............................................................................20
Tinggi Tanaman.............................................................................20
Jumlah Daun..................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....31
LAMPIRAN……………………………………………………………………...33
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Tinggi tanaman Kacang Kedelai (Glycine max( L.) Merril) ..........24
Tabel 4. Jumlah daun Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merril) ...............25
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Penanaman……………………………………………………………17
Gambar 5. Penyiraman…………………………………………………………...18
Gambar 6. Penjarangan…………………………………………………………...18
Gambar 7. Penyiangan……………………………………………………………19
Gambar 8. Pemupukan……………………………………………………………19
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kegiatan pertanian, pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Diperlukan suatu metode. Metode tersebut ialah Kurva Sigmoid. Kurva sigmoid
merupakan kurva pertumbuhan pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat
pertambahn sel tanaamn dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju
Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun
tumbuh suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu,
bila laju tumbuhan digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada
koordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva
berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku bagi
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis
terntenu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh setiap
buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada
tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan
dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran dan suhu (Akil, et al., 2009).
Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill). merupakan salah satu jenis
tanah dan kacang hijau, akan tetapi pembudidayaan masih terbatas, terutama pada
kacangan lainnya, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi, umur yang relatif
pendek, cocok ditanam di lahan yang kurang air, di Indonesia (Sumarji, 2013).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola
pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung ( Zea mays L.) dan tanaman
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
poaceae, ordo Poales yang merupakan tanaman berumah satu ( monoius) dimana
letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina tetapi masih dalam satu tanaman.
tepung sari biasanya terjadi satu atau dua hari sebelum munculnya bunga
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah
akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,
akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung
dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan
4
beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang
terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku.
Ruas-ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat
pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina.
Percabangan (batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal batang.
Batang liar adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun terbawah
berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas
kelopak daun, lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita
Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak
Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan
betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam
bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina pada tongkol
yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai
bagian kulit buah, daging, dan inti buah (Riwandi et, al., 2014).
5
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah. Bunga
jantan lebih dahulu masak dibanding bunga betina. Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang
tumbuh diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
(Bahiyah, 2012).
Buah jagung tersusun dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara
Biji jagung terdiri (Zea mays L.) Terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan
endosperm. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet
-gamet jantang dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang memiliki
Epikotil (Calon Pucuk), Hipokotil (Calon Akar), Dan kotiledon (Calon Daun)
(Novianti, 2012)
Syarat Tumbuh
Iklim
Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas
itu, Iklim diakhir bulan kering akan berpengaruh oleh kemampuan tanah menahan
air sehingga air tersedia untuk kebutuhan tanaman dan evaporasi. Umumnya tanah
di lahan kering berupa Ultisol atau Oksisol memiliki kemampuan menahan air
tumbuh pada curah hujan rendah hingga sedang, sesuai karakteristik iklim tropis.
Curah hujan rendah akan mempengaruhi suhu udara di suatu lingkungan. Suhu
udara untuk tanaman tropis berkisar antara 1540°C dan suhu udara yang
mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan
Tanah
Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Masa
tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan
7
air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim
kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik. (Riwandi, dkk,
2014). Tanaman jagung memiliki tingkat kemasaman yang relatif tinggi,dan dapat
optimal harus gembur, subur, dan kaya humus. Jagung juga memerlukan sistem
aerasi tanah yang baik untuk mempermudah dalam transfer zat-zat hara.
Ketersediaan air yang cukup juga diperlukan oleh pertumbuhan tanaman jagung,
dimana air tidak banyak dan juga tidak sedikit. Jagung akan tumbuh dengan
optimal apabila pengelolaan media tanah baik dan karakteristik baik. (Iskandar,
2018)
baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu merupakan tekstur tanah terbaik
untuk ditanami tanaman jagung. Sejatinya tanaman jagung masih dapat ditanami
bahkan di kondisi tanah yang berat, asalkan penglolaan yang dilakukan baik
Tanah subur merupakan syarat terpenting dalam pertanian jagung. Hal ini
dikarenakan jagung memerlukan unsur hara yang cukup untuk dapat tumbuh
secara optimal. Jagung memerlukan unsur hara berupa Nitrogen (N), Fosfor (P),
dan Kalium (K) untuk dapat tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan baik. Tidak
menutup kemungkinan untuk jagung dapat ditanam di tanah yang kurang subur
memperbarui kadar hara pada tanah, menyebabkan tanah menjadi kaya hara
kembali.
8
Jagung akan dapat tumbuh optimal di tanah dengan kondisi gembur dan
subur. Tanah yang gembur dapat mempermudah tanaman jagung dalam sistem
perakaran, menyebabkan akar dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengganggu
penggunaan pupuk alami seperti kompos serta sekam arang. Sekam arang dapat
(Jasmani, 2006)
Kedelai mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah
akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang
dari buku di ujung mesokotil, kemudian sel akar adventif berkembang dari tiap
buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya berada di
permukaan tanah. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul
pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah (Sumarji, 2013).
Tanaman kedelai mulai berbunga antara umur 30-50 hari tergantung dari
varietas dan iklim. Semakin pendek penyinaran dan semakin tinggi suhu
muncul atau tumbuh di ketiak daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun
9
tumbuh dan varietas kedelai. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku
kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi. Pembentukan bunga
dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan. Suhu tinggi dan kelembapan rendah,
jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini
Daun kedelai adalah daun majemuk berwarna hijau, hijau tua, atau hijau
daun oval, dan tata letaknya di tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga.
Umumnya bentuk daun kedelai ada dua yaitu oval atau lancip. Kedua bentuk daun
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daun ini berfungsi untuk proses
Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak
diantara kulit biji. Warna kulit biji bermacam-macam, ada yang hitam, kuning,
hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong. Ada yang bundar
atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi tergantung varietasnya. Di Indonesia
cabang sering melebar atau terkadang panjangnya hampir sama dengan batang
atau sejajar. Batang kedelai biasanya berwarna ungu atau hijau tua berdasarkan
varietas. Kedelai berbatang semak dengan tinggi antara 30cm-100 cm. Batang
Syarat Tumbuh
Iklim
10
Secara umum, tanaman kedelai dapat beradaptasi luas terhadap dengan tumbuh di
dataran rendah sampai dengan ketinggian 1300 mdpl kisaran suhu udara antara
tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750 m dpl.
Di pulau jawa dan Madura sekitar 90% dari luas penanaman kedelai terletak di
Curah hujan yang ideal untuk tanaman kedelai adalah antara 100
mm200mm perbulan. Curah hujan paling optimum adalah sekitar 100 mm- 125
mm perbulan dengan distribusi yang merata. Oleh karena itu, tanaman kedelai
cenderung amat cocok ditanam di daerah yang beriklim kering (Putra et al,2016).
tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan biji.
Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 oC, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil
Tanah
Untuk dapat tunbuh dengan baik, kedelai menghendaki tanah yang subur
dan kaya akan humus serta bahan organik, dengan PH 6-7 bahan organik yang
cukup dalam tanah akan memperbaiki tanah dan merupakan sumber makanan.
Jasad renik yang akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman
(Yunita, 2012).
Kedelai tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai
karena mampu menahan lengas yang tinggi. Pertumbuhan kedelai yang optimal
11
dicapai jika pH tanah adalah 6,8, namun pH tanah 5,5–6,0 sudah dianggap cukup
yang cukup dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Kedelai dapat tumbuh
optimal pada kondisi tanah yang lembab. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak
ditentukan dengan peningkatan berat kering, tinggi tanaman atau diameter batang.
a pada masa pertumbuhan vegetatif tanaman terdapat tiga proses penting yaitu
pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap awal dari diferensiasi sel. Ketiga
pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel−sel baru, selanjutnya akan tumbuh
bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman. Pada
Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis
dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel –
faktor dari dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern. Faktor dari
dalam (intern) yaitu faktor yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa hormon
– hormon dan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan. hidup tumbuhan
tersebut. Faktor intern meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan penting
Kurva Sigmoid
Pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat dinyatakan dalam bentuk
tegakan , antara lain volume , tinggi, bidang dasar, biomassa dan diameter dengan
umur tegakan . Bentuk kurva pertumbuhan tegaan yang ideal akan mengikuti
dari bentuk kurva sigmoid yang dicirikan oleh adanya titik belok dan garis asimtot
Kurva sigmoid yang terdiri dari empat fase yaitu fase linier (lag phase),
pertumbuhan pada fase Vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel
Kurva yang menunjukan ukuran komulatif sebagai fungsi oleh waktu tiga
fase utama biasanya mudah dikenali. pertumbuhan cepat pada fase vegetatif
sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan
sebagai fungsi dari waktu. Fase logaritmik berarti bahwa laju pertumbuhan lambat
lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun.
Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk.
kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang
dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh
Selesai, Desa Seilimbat dengan ketinggian tempat ± 28 mdpl pada 22 April 2021
jagung (Zea mays L.) ,benih tanaman kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
sebagai objek utama yang akan diteliti ,tanah top soil sebagai media tanam,pupuk
kompos sebagai campuran media tanam dengan rasio (2:1),air untuk menyiram
wadah media tanam dengan ukuran ukuran 10kg ,dan pupuk TSP/SP 36,pupuk
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat untuk
mengolah tanah seperti cangkul guna mengolah tanah untuk media tanam, alat
ukur sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, label nama untuk memberi
tanda pada polybag,buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan dan
Prosedur Praktikum
Diisi media ke dalam polibag dengan campuran tanah top soil dan pupuk
kandang 2:1
Direndam benih yang hendak ditanam di dalam air selama kurang lebih 15
menit.
Ditanam benih yang sudah pada polibag sebanyak dua benih perpolibag
15
Digambar grafiknya
16
PELAKSANAAN PERCOBAAN
dan kompos sebagai media tanam dengan perbandingan; Tanah top soil : kompos
Persiapan Benih
Disiapkan benih jagung dan kedelai kemudian dilakukan perendaman
terhadap benih jagung dan kedelai tersebut selama ±15 menit dalam upaya
menjadi tempat bertumbuhnya benih. Dibuat dua lubang pada satu polybag
Penanaman
Dilakukan penanaman benih yang telah direndam ke dalam polybag.
Gambar 4. Penanaman
18
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Disiram tanaman setiap hari untuk mempercepat perkecambahan dan
Gambar 5. Penyiraman
Penjaragan
Dilakukan penjarangan pada tanaman yang tidak diinginkan agar hanya
terdapat satu tanaman dalam satu polybag. Hal ini agar tidak terjadi kompetisi
Gambar 6. Penjarangan
19
Penyiangan
Dilakukan penyiangan untuk menghilangakn gulma yang terdapat pada
polybag.
Gambar 7. Penyiangan
Pemupukan
Dilakukan pemupukan pertama jagung dan kacang kedelai yang berumur
(jagung) dan 0,45 (kacang kedelai), pupuk Tsp sendiri memiliki manfaat sebagai
Gambar 8. Pemupukan
20
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (Cm)
Dilakukan pengukuran tinggi tanaman jagung dan kedelai. Pengukuran
dilakukan mulai dari titik tumbuh hingga ke pucuk daun tertinggi. Pengukuran
Jumlah Daun
Dilakukan penghitungan jumlah daun seminggu sekali secara rutin sampai
umur 8 MST. Penghitungan dilakukan dengan menghitung total jumlah daun yang
muncul, mulai dari daun baru hingga daun yang telah terbuka dengan sempurna.
Hasil
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
Tabel 1.Tinggi tanaman jagung (Zea mays L) pada umur 2-8 MST
300
250
200
150 Series1
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 4 4 8 4
2 1 April 2021 3 mst 6 6 12 6
3 8 April 2021 4 mst 9 10 19 9,5
4 15 April 2021 5 mst 10 11 21 10,5
5 22 April 2021 6 mst 12 13 25 12,5
6 29 April 2021 7 mst 16 17 33 16,5
7 06 April 2021 8 mst 18 21 39 19,5
Tabel 2.Jumlah daun tanaman jagung (Zea mays L) pada umur 2-8 MST
40
Series1
30
20
10
0
2 3 4 5 6 7 8
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 10,7 12,6 23,3 11,65
2 1 April 2021 3 mst 19,8 24 43,8 21,9
3 8 April 2021 4 mst 25,7 36,15 61,85 30,9
4 15 April 2021 5 mst 54,7 69,2 113,9 56,95
5 22 April 2021 6 mst 58 73 131 65,5
6 29 April 2021 7 mst 63 77,4 140,4 70,2
7 06 April 2021 8 mst 75 84 159 79,5
Tabel 3.Tinggi tanaman kacang kedelai (Glycine max L. Merill) pada umur 2-8 MST
50
40
Series1
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 3 5 7 3,5
2 1 April 2021 3 mst 8 13 21 10,54
3 8 April 2021 4 mst 12 15 27 13,5
4 15 April 2021 5 mst 21 25 46 23
5 22 April 2021 6 mst 30 34 64 32
6 29 April 2021 7 mst 53 56 109 54,5
7 06 April 2021 8 mst 66 67 133 66,5
Tabel 4.Jumlah daun tanaman kacang kedelai (Glycine max L. Merill) pada umur
2-9 MST
40
Series1
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Minggu Pengamatan
26
Pembahasan
Pertumbuhan tanaman memiliki pola yang kurang lebih sama pada setiap
tanaman, dan tinggi tanaman. Pola pertumbuhan ini disebut dengan nama kurva
sigmoid. Kurva sigmoid sendiri tersusun oleh beberapa fase yang mencirikan
pertumbuhan tanaman yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Ketiga
fase ini dapat dicirikan dengan melihat kecepatan pertumbuhan tanaman dimana
pada pertumbuhan akan terjadi pertumbuhan secara eksponen pada awal masa
(V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa
laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase
oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan
pertambahan ukuran yang dapat diukur sejalan dengan minggu pengamatan. Hal
ini berarti pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran pada tanaman yang dapat
dihitung dan bersifat progresif sejalan dengan waktu. Hal ini sesuai dengan
peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang dapat diukur dari bertambah besar
Salah satu ciri perkembangan adalah terjadinya diferensiasi antar organ tumbuhan.
Dalam hasil praktikum dapat jelas terlihat pada plumula yang berkembang
menjadi batang dan daun tumbuhan. Terjadi perubahan tugas dan fungsi organ
sedangkan batang dan daun sudah dapat melakukan fotosintesis sebagai upaya
produksi energi. Hal ini mengartikan bahwa perkembangan bersifat kualitatif. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Wayan Pasek (2016), yang menyatakan bahwa
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif,
dan perkembangan pada tanaman. Faktor tersebut dapat dilihat dari asalnya yaitu
dari dalam tanaman tersebut terutama fisiologis tanaman seperti halnya genetik,
enzim, dan hormon. Sifat tanaman yang tidak unggul dapat menjadi permasalahan
pada pertumbuhan tanaman yang terletak pada faktor genetik. Kemudian terdapat
faktor interseluler atau faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor ini
dapat dikendalikan karena berasal dari luar. Faktor eksternal berupa nutrisi tanah,
kadar bahan organik tanah, lingkungan, iklim, dan ketersediaan air. Dalam
faktor eksternal agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Hal ini sesuai
tanaman berupa tinggi dan jumlah daun tanaman. Pada awal penanaman lebih
tepatnya pada saat tanaman berumur 2 MST hingga 4 MST, dapat dilihat
pertambahan nilai yang cukup signifikan pada tanaman jagung dan kedelai. Pada
tanaman jagung terjadi kenaikan tinggi dari 30,45 cm – 133 cm rataan dan pada
daun jagung terjadi kenaikan rataan mulai dari 4 ke 10,45. Pada tanaman kedelai
terjadi kenaikan tinggi tanaman dengan rataan 11,65 cm – 56,95 cm, dan pada
jumlah daun mulai dari rataan 3,5 helai hingga 23 helai. Secara esensi kenaikan
ciri seperti ini merupakan pertumbuhan fase logaritmik. Hal ini sesuai dengan
literatur Yulia (2011) yang menyatakan Hal ini sesuai dengan literatur Yulia
(2011) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik, ukuran bertambah secara
eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat
Kemuadian terdapat dua fase lagi pada pola kurva sigmoid, yaitu fase
linier dan fase penuaan. Fase liniar dapat diketahui dengan grafik pola yang
cenderung melambat setelah fase logaritmik dan membentuk garis lurus. Dapat
dilihat pada hasil praktikum terutama diantara Mst 4-5 baik pada tinggi maupun
jumlah daun tanaman kedelai jagung dan kedelai. Terjadi pelambatan yang tidak
signifikan pada kedua parameter terutama dapat dilihat paling jelas pada tinggi
tanaman jagung yaitu berada diantara range 133cm-144 cm. Hal ini sesuai dengan
29
pernyataan Nafiah (2016) yang menyatakan Pada fase linier, pertambahan ukuran
Fase terakhir adalah fase penuaan, pada fase ini tanaman mengalami
penurunan laju pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat ditandai dengan
tanaman sudah mulai menua dan berbuah. Pada tanaman jagung dan kacang
kedelai fase penuaan berada pada umur 8 MST. Fase ini akan menyebabkan
beberapa jenis tanaman seperti halnya tanaman semusim lambat laun akan mati
setelah panen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nafi’ah Dan Kurniawan (2016)
yang menyatakan .Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun
Kesimpulan
dari fase vegetatif hingga titik tertentu yang disebut fase penuaan
bisa diukur dan bersifat kuantitatif seperti pertambahan tinggi dan jumlah
daun.
interseluler
5. Tanaman mengalami fase logaritmik mulai dari umur 2 Mst hingga umur 4
Mst
6. Tanaman menglami fase linier mulai dari 4 MST hingga 5 MST dan ciri-ciri
Saran
Agar dapat melihat kurva sigmoid dengan fase yang jelas pada grafik,
agar tanaman tidak mengalami etiolasi dan merusak fase pertumbuhan tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros
Arsyad. M., Asadi., Darmijati. 2003. Pemuliaan Kedelai Untuk Toleran Naungan.
Buletin Agrobio. 1(2):15-20
Campbell, N. A., Reece, J. B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari,
Hapsari. A. T., Darmanti. S., Hastuti. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun
Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Buletin Anatomi
dan Fisiologi. Volume 3 Nomor 1 Februari 2018
Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) varietas wallet terhadap
jarak tanam dan pemupukan phosphor. (Skripsi). Fakultas Manajemen
Agribisnis. Universitas Marcu Buana
Murni, A.M. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan
Pembangunan Pertanian. Bogor
Purwono & Hartanto. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga,
Jakarta.
Wijanarko, A., & Taufiq, A. 2004. Pengelolaan Kesuburan Lahan Kering Masam
Untuk Tanaman Kedelai. Bul. Palawija No. 7 & 8: 39–50 (2004).
Yunita, S. 2012. Pengaruh tingkat naungan terhadap komponen hasil dan hasil
beberapa varietas kedelai (Glycine max L Merill) pada media gambut.
Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. UIN -SUSKA RIAU
LAMPIRAN
DATA DAN LOGBOOK PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
OLEH :
Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
8 9 mst
0,035 mm/detik
Xylem + Vaselin 63 mm
Perhitungan:
Xylem+floem
Tinggi larutan pewarna makanan : 63mm
Waktu=1800 detik
V=tinggi larutan pewarna/waktu
= 63/1800
= 0,035
Floem+vaselin
Tinggi larutan pewarna=58mm
Waktu=1800 detik
V=tinggi larutan pewarna/waktu
= 58/1800
= 0,032 mm/detik
49