Anda di halaman 1dari 59

KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH :
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOG I

F A K U L T A S P E R T AN I AN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH :
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
Judul : Kurva Sigmoid
Nama : Dhimas Satria Wibowo
Nim : 200301072
Kelas : Agriteknologi-2

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Ir.Meiriani, MP)
NIP: 196505181992032001

Disetujui oleh
Asisten Koordinator

( Rudy Raharjo )
NIM.170301196

Diperiksa oleh Diperiksa Oleh


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Try Hana Fatrecia tobing) (Kannidia Vitaloka )


NIM.170301106 NIM.180301240
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi

Tumbuhan ,Program Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada. selaku dosen penanggung jawab praktikum Fisiologi

Tumbuhan : Ir. Meiriani, MP ; Dr. Ir. Haryati, MP ; Dr. Ir. Lisa Mawarni, MP;

Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP ; Ir. Revandy I. M. Damanik, M.Si., M.Sc., Ph.D. serta

abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................v

PENDAHULUAN
Latar Belakang ..........................................................................................1
Tujuan Percobaan ......................................................................................2
Kegunaan Penulisan ..................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA 
Botani tanaman Jagung (Zea mays L.) ......................................................3
Syarat Tumbuh ..........................................................................................6
Iklim ..............................................................................................7
Tanah .............................................................................................7
Botani Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.)Merrill)
....................................................................................................................
8
Syarat Tumbuh ..........................................................................................
Iklim...............................................................................................10
Tanah .............................................................................................10
Pertumbuhan dan Perkembangan ..............................................................11
Kurva Sigmoid ..........................................................................................12

BAHAN DAN METODE 


Tempat dan Waktu Praktikum  .................................................................14
Bahan dan Alat ..........................................................................................14
Prosedur Percobaan  ..................................................................................14

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam ............................................................................16
Persiapan Benih.........................................................................................16
Pembuatan Lubang Tanam
....................................................................................................................
17
Penanaman.................................................................................................
Pemeliharaan .............................................................................................18
Penyiraman....................................................................................18
Penjarangan....................................................................................18
Penyiangan.....................................................................................19
Pemupukan.....................................................................................19

ii
Parameter Pengamatan...............................................................................20
Tinggi Tanaman.............................................................................20
Jumlah Daun..................................................................................21

HASIL DAN PEMBAHASAN  


Hasil ..........................................................................................................22
Pembahasan ...............................................................................................26

KESIMPULAN DAN SARAN  


Kesimpulan ...............................................................................................30
Saran .........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....31

LAMPIRAN……………………………………………………………………...33

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tinggi tanaman jagung (Zea mays L.) .............................................22

Tabel 2. Jumlah daun tanaman Jagung (Zea mays L.) ...................................23

Tabel 3. Tinggi tanaman Kacang Kedelai (Glycine max( L.) Merril) ..........24

Tabel 4. Jumlah daun Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merril) ...............25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persiapan Media Tanam………………………………………………16

Gambar 2. Persiapan Benih……………………………………………………….16

Gambar 3. Pembuatan Lubang Tanam……………………………………………17

Gambar 4. Penanaman……………………………………………………………17

Gambar 5. Penyiraman…………………………………………………………...18

Gambar 6. Penjarangan…………………………………………………………...18

Gambar 7. Penyiangan……………………………………………………………19

Gambar 8. Pemupukan……………………………………………………………19

Gambar 9. Pengukuran Tinggi Tanaman…………………………………………20

Gambar 10 Perhitungan Jumlah Daun Tanaman………………………………….21

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kegiatan pertanian, pertumbuhan dan perkembangan tanaman

sangat perlu untuk diperhatikan sebagai bentuk evaluasi terutama dalam

perawatan tanaman kedepannya. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi

terus-menerus sepanjang daur hidup. Bergantung pada tersedianya meristem, hasil

asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang

mendukung (Zulkifli, 2012)

Dalam mendukung evaluasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Diperlukan suatu metode. Metode tersebut ialah Kurva Sigmoid. Kurva sigmoid

merupakan kurva pertumbuhan pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat

pertambahn sel tanaamn dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju

pertumbuhan eksponensial yang pendek, kemudian linier yang relative panjang.

Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun

(Perwtasari, et al., 2012).

Besarnya pertumbuhan per satuan waktu disebut laju tumbuh. Laju

tumbuh suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu,

bila laju tumbuhan digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada

koordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva

berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku bagi

tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun selselnya (Latunra, 2012).

Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat

kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan


2

terntenu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh setiap

buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada

satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan

tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan

dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran dan suhu (Akil, et al., 2009).

Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill). merupakan salah satu jenis

kacang- kacangan yang banyak di usahakan di Indonesia, seperti halnya kacang

tanah dan kacang hijau, akan tetapi pembudidayaan masih terbatas, terutama pada

daerah tertentu seperti Madura, Ponorogo dan Bojonegoro. Sebaliknya

pembudidayaan kacang kedelai lebih mudah dibandingkan dengan kacang-

kacangan lainnya, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi, umur yang relatif

pendek, cocok ditanam di lahan yang kurang air, di Indonesia (Sumarji, 2013).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola

pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung ( Zea mays L.) dan tanaman

Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill).

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.)


Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia termasuk family

poaceae, ordo Poales yang merupakan tanaman berumah satu ( monoius) dimana

letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina tetapi masih dalam satu tanaman.

Jagung adalah tanaman protandrus, yaitu mekarnya bunga jantan pelepasan

tepung sari biasanya terjadi satu atau dua hari sebelum munculnya bunga

betina (Suleman et al, 2019)

Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae ; Divisio : Spermatophyta ; Subdivisio : Angiospermae ;

Class : Monocotyledoneae ; Ordo : Poales ; Familia : Poaceae (Graminae) ;

Genus : Zea ; Spesies : Zea mays L. (Deputi Menegristek, 2000)

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah

akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar 14

seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula

berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian setelah takar adventif

berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,

semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut

akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar

adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung

(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik

dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan
4

indikator toleransi Aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya

terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Fitrianti, 2016)

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan

tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm (Purwono, et al., 2011).

Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang

terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku.

Ruas-ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat

pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina.

Percabangan (batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal batang.

Batang liar adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun terbawah

dekat permukaan tanah (Nico Dewi, 2016)

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai,

berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas

kelopak daun, lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita

dengan ujung meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang.

Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak

dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di daerah beriklim sedang.

Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan

betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam

bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina pada tongkol

yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai

bagian kulit buah, daging, dan inti buah (Riwandi et, al., 2014).
5

Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah. Bunga

jantan lebih dahulu masak dibanding bunga betina. Tiap kuntum bunga memiliki

struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh

di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari

berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang

tumbuh diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya

dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga

(Bahiyah, 2012).

Buah jagung tersusun dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm bervariasi tergantung

jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara

lurus atau berkelok- kelok (Sihotang, 2010).

Biji jagung terdiri (Zea mays L.) Terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan

endosperm. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet

-gamet jantang dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang memiliki

perkembangan yang sempurna akan terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:

Epikotil (Calon Pucuk), Hipokotil (Calon Akar), Dan kotiledon (Calon Daun)

(Novianti, 2012)

Syarat Tumbuh
Iklim
Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan

ketinggian 0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas

maupun dingin. Selama pertumbuhannya, tanaman jagung harus mendapatkan

sinar matahari yang cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Selain


6

itu, Iklim diakhir bulan kering akan berpengaruh oleh kemampuan tanah menahan

air sehingga air tersedia untuk kebutuhan tanaman dan evaporasi. Umumnya tanah

di lahan kering berupa Ultisol atau Oksisol memiliki kemampuan menahan air

rendah, sehingga cekaman kekeringan juga menjadi kendala. Pengkajian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pertumbuhan tanaman jagung

untuk terhindar dari serangan penyakit (Fitrianti, 2016)

Jagung merupakan komoditas tanaman tropis. Artinya jagung akan

tumbuh pada curah hujan rendah hingga sedang, sesuai karakteristik iklim tropis.

Curah hujan rendah akan mempengaruhi suhu udara di suatu lingkungan. Suhu

udara untuk tanaman tropis berkisar antara 1540°C dan suhu udara yang

dibutuhkan tanaman jagung untuk berkembang dengan baik berkisar antara

2128°C. Kisaran suhu udara ini penting dalam memengaruhi tahap-tahap

perkembangan tanaman. Suhu udara yang optimum untuk fotosintesis berkisar

antara 1030°C. (Herlina, 2020)

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh

karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan

penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100

mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan

pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat

ditentukan dengan baik dan tepat (Murni, et al., 2008).

Tanah
Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Masa

tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan
7

air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim

kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik. (Riwandi, dkk,

2014). Tanaman jagung memiliki tingkat kemasaman yang relatif tinggi,dan dapat

beradaptasi pada keracunan Al (Sumarji, 2013)

Karakteristik tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung yang

optimal harus gembur, subur, dan kaya humus. Jagung juga memerlukan sistem

aerasi tanah yang baik untuk mempermudah dalam transfer zat-zat hara.

Ketersediaan air yang cukup juga diperlukan oleh pertumbuhan tanaman jagung,

dimana air tidak banyak dan juga tidak sedikit. Jagung akan tumbuh dengan

optimal apabila pengelolaan media tanah baik dan karakteristik baik. (Iskandar,

2018)

Jagung dapat tumbuh di berbagai jenis tanah apabila pengelolaan tanah

baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu merupakan tekstur tanah terbaik

untuk ditanami tanaman jagung. Sejatinya tanaman jagung masih dapat ditanami

bahkan di kondisi tanah yang berat, asalkan penglolaan yang dilakukan baik

sehingga aerasi pada tanah akan baik pula. (Rochani, 2007).

Tanah subur merupakan syarat terpenting dalam pertanian jagung. Hal ini

dikarenakan jagung memerlukan unsur hara yang cukup untuk dapat tumbuh

secara optimal. Jagung memerlukan unsur hara berupa Nitrogen (N), Fosfor (P),

dan Kalium (K) untuk dapat tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan baik. Tidak

menutup kemungkinan untuk jagung dapat ditanam di tanah yang kurang subur

dengan penggunaan pupuk NPK yang tepat. Penggunaan pupuk dapat

memperbarui kadar hara pada tanah, menyebabkan tanah menjadi kaya hara

kembali.
8

Jagung akan dapat tumbuh optimal di tanah dengan kondisi gembur dan

subur. Tanah yang gembur dapat mempermudah tanaman jagung dalam sistem

perakaran, menyebabkan akar dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengganggu

pertumbuhan kedepannya. Bila tanah tidak gembur dapat digemburkan dengan

penggunaan pupuk alami seperti kompos serta sekam arang. Sekam arang dapat

juga menaikkan pH tanah.

Botani Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill)


klasifikasi tanaman kacang kedelai sebagai berikut Kingdom: Plantae,

Divisio : Spermatophyta, Classis : Dicotyledoneae, Ordo : Rosales,

Familia:Papilionaceae, Genus: Glycine, Species : Glycine max (L.) Merill).

(Jasmani, 2006)

Kedelai mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah

akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan seminal

akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang

dari buku di ujung mesokotil, kemudian sel akar adventif berkembang dari tiap

buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya berada di

permukaan tanah. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul

pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah (Sumarji, 2013).

Tanaman kedelai mulai berbunga antara umur 30-50 hari tergantung dari

varietas dan iklim. Semakin pendek penyinaran dan semakin tinggi suhu

udaranya, akan semakin cepat berbunga. Bunga tanaman kedelai umumnya

muncul atau tumbuh di ketiak daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun
9

sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung dengan kondisi lingkungan

tumbuh dan varietas kedelai. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku

kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi. Pembentukan bunga

dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan. Suhu tinggi dan kelembapan rendah,

jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini

akan merangsang pembungaan ( Stefia, 2017).

Daun kedelai adalah daun majemuk berwarna hijau, hijau tua, atau hijau

kekuningan tergantung varietasnya. Daun kedelai memiliki ciri-ciri antara lain

daun oval, dan tata letaknya di tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga.

Umumnya bentuk daun kedelai ada dua yaitu oval atau lancip. Kedua bentuk daun

tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daun ini berfungsi untuk proses

asimilasi, respirasi dan transpirasi. (Khoiriyah, 2011)

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak

diantara kulit biji. Warna kulit biji bermacam-macam, ada yang hitam, kuning,

hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong. Ada yang bundar

atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi tergantung varietasnya. Di Indonesia

besar biji bervariasi mulai dari 6-30 Gram (Khoiriyah, 2011)

Batang tanaman kedelai perdu, bentuknya tegak, dan bercabang. Anak

cabang sering melebar atau terkadang panjangnya hampir sama dengan batang

atau sejajar. Batang kedelai biasanya berwarna ungu atau hijau tua berdasarkan

varietas. Kedelai berbatang semak dengan tinggi antara 30cm-100 cm. Batang

kedelai dapat membentuk 3-6 batang. (Khoiriyah, 2011)

Syarat Tumbuh
Iklim
10

Tanaman kedelai dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.

Secara umum, tanaman kedelai dapat beradaptasi luas terhadap dengan tumbuh di

dataran rendah sampai dengan ketinggian  1300 mdpl kisaran suhu udara antara

13oC-38oC. Dan mendapat sinar matahari penuh. Di Indonesia tanaman kedelai

tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750 m dpl.

Di pulau jawa dan Madura sekitar 90% dari luas penanaman kedelai terletak di

bawah ketinggian 750 m dpl (Arsyad, 2003).

Curah hujan yang ideal untuk tanaman kedelai adalah antara 100

mm200mm perbulan. Curah hujan paling optimum adalah sekitar 100 mm- 125

mm perbulan dengan distribusi yang merata. Oleh karena itu, tanaman kedelai

cenderung amat cocok ditanam di daerah yang beriklim kering (Putra et al,2016).

Pertumbuhan yang optimum yang tercapai pada suhu 20 – 25 oC. Suhu 12

– 20 oC adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan

tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan biji.

Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 oC, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil

fotosintesis (Sumarji, 2013)

Tanah
Untuk dapat tunbuh dengan baik, kedelai menghendaki tanah yang subur

dan kaya akan humus serta bahan organik, dengan PH 6-7 bahan organik yang

cukup dalam tanah akan memperbaiki tanah dan merupakan sumber makanan.

Jasad renik yang akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman

(Yunita, 2012).

Kedelai tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai

karena mampu menahan lengas yang tinggi. Pertumbuhan kedelai yang optimal
11

dicapai jika pH tanah adalah 6,8, namun pH tanah 5,5–6,0 sudah dianggap cukup

baik untuk bertanam kedelai di Indonesia. (Wijanarko et al, 2004)

Kedelai membutuhkan keadaan tanah yang humus atau bahan organik

yang cukup dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Kedelai dapat tumbuh

optimal pada kondisi tanah yang lembab. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak

benih ditanam hingga pengisian polong. (Stefia, 2017)

Pertumbuhan Dan Perkembangan


Pertumbuhan tanaman ditunjukkan dengan adanya pertambahan ukuran sel

dan bahan kering yang mencerminkan pertambahan protoplasma, pertumbuhan

ditentukan dengan peningkatan berat kering, tinggi tanaman atau diameter batang.

a pada masa pertumbuhan vegetatif tanaman terdapat tiga proses penting yaitu

pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap awal dari diferensiasi sel. Ketiga

proses akan mengembangkan batang, daun dan sistem perakaran. Proses

pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel−sel baru, selanjutnya akan tumbuh

membesar dan memanjang. (Harahap. 2012)

Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara

berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi

diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari

bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman. Pada

tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang tindih.

Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis

dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel –

sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung (Campbell, et al., 2002).


12

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah

faktor dari dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern. Faktor dari

dalam (intern) yaitu faktor yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa hormon

– hormon dan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan. hidup tumbuhan

tersebut. Faktor intern meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan penting

dalam proses perrtumbuhan (Wayan, 2016)

Kurva Sigmoid
Pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat dinyatakan dalam bentuk

kurva pertumbuhan yang merupakan hubungan fungsional antara sifat tertentu

tegakan , antara lain volume , tinggi, bidang dasar, biomassa dan diameter dengan

umur tegakan . Bentuk kurva pertumbuhan tegaan yang ideal akan mengikuti

bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme ( termasuk tumbuh – tumbuhan ) , yaitu

berbentuk kurva sigmoid . Bentuk umum kurva pertumbuhan umum kumulatif

tumbuh – tumbuhan akan memiliki tiga tahap yaitu tahap pertumbuhan

eksponensial , tahap pertumbuhan mendekati linear dan pertumbuhan yang

asimptotis. Bentuk kurva pertumbuhan ini sebenarnya merupakan suatu rincian

dari bentuk kurva sigmoid yang dicirikan oleh adanya titik belok dan garis asimtot

dari kurva (Latifah, 2004).

Kurva sigmoid yang terdiri dari empat fase yaitu fase linier (lag phase),

eksponensial, stasioner, dan kematian. Kurva sigmoid merupakan kurva

pertumbuhan pada fase Vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel

tanaman dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju pertumbuhan


13

eksponensial yang pendek kemudian linier yang relatife panjang. Laju

pertumbuhan yang linier diikuti fase yang lajunya menurun. (Joko,2016).

Kurva yang menunjukan ukuran komulatif sebagai fungsi oleh waktu tiga

fase utama biasanya mudah dikenali. pertumbuhan cepat pada fase vegetatif

sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan

akhirnya menurun pada fase senesen.. Kurva menunjukan ukuran kumulatif

sebagai fungsi dari waktu. Fase logaritmik berarti bahwa laju pertumbuhan lambat

pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. (Nugraheni et al. 2018)

Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur

lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun.

Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk.

kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang

lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di

dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh

kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Zulkifli, 2012)


14

BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu Praktikum


Adapun tempat dilaksanakan praktikum ini adalah di Kab Langkat, Kec

Selesai, Desa Seilimbat dengan ketinggian tempat ± 28 mdpl pada 22 April 2021

pukul 12:20 sampai dengan selesai.

Bahan Dan Alat


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih tanaman

jagung (Zea mays L.) ,benih tanaman kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill)

sebagai objek utama yang akan diteliti ,tanah top soil sebagai media tanam,pupuk

kompos sebagai campuran media tanam dengan rasio (2:1),air untuk menyiram

tanaman Jagung dan Kacang Kedelai selama proses penelitian,polybag sebagai

wadah media tanam dengan ukuran ukuran 10kg ,dan pupuk TSP/SP 36,pupuk

KCl, dan pupuk Urea.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat untuk

mengolah tanah seperti cangkul guna mengolah tanah untuk media tanam, alat

ukur sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, label nama untuk memberi

tanda pada polybag,buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan dan

kamera HP guna mendokumentasikan setiap pelaksanaan percobaan.

Prosedur Praktikum
 Diisi media ke dalam polibag dengan campuran tanah top soil dan pupuk

kandang 2:1

 Direndam benih yang hendak ditanam di dalam air selama kurang lebih 15

menit.

 Ditanam benih yang sudah pada polibag sebanyak dua benih perpolibag
15

 Disiakan satu tanaman dalam satu polybag lewat perajangan

 Diamati tinggi dan jumlah daun setiap minggu

 Digambar grafiknya
16

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Media Tanam


Dilakukan persiapan media tanam dengan mencampurkan tanah top soil

dan kompos sebagai media tanam dengan perbandingan; Tanah top soil : kompos

= 2:3, kemudian dimasukkan ke dalam polybag 10 kg atau 30 x 40

Gambar 1. Persiapan Media Tanamn

Persiapan Benih
Disiapkan benih jagung dan kedelai kemudian dilakukan perendaman

terhadap benih jagung dan kedelai tersebut selama ±15 menit dalam upaya

mematahkan imbibisi benih.

Gambar 2. Persiapan Benih


17

Pembuatan Lubang Tanam


Dilakukan pembuatan lubang tanam sedalam satu ruas jari telunjuk guna

menjadi tempat bertumbuhnya benih. Dibuat dua lubang pada satu polybag

dengan jarak antar lubang sepanjang 5 cm

Gambar 3. Pembuatan Lubang Tanam

Penanaman
Dilakukan penanaman benih yang telah direndam ke dalam polybag.

Masing-masing polybag mendapatkan 2 benih dimana tiap-tiap lubang yang digali

mendapatkan satu benih

Gambar 4. Penanaman
18

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Disiram tanaman setiap hari untuk mempercepat perkecambahan dan

memenuhi kebutuhan air bagi tanaman

Gambar 5. Penyiraman

Penjaragan
Dilakukan penjarangan pada tanaman yang tidak diinginkan agar hanya

terdapat satu tanaman dalam satu polybag. Hal ini agar tidak terjadi kompetisi

pada tanaman dan tanaman dapat tumbuh dengan normal.

Gambar 6. Penjarangan
19

Penyiangan
Dilakukan penyiangan untuk menghilangakn gulma yang terdapat pada

polybag.

Gambar 7. Penyiangan

Pemupukan
Dilakukan pemupukan pertama jagung dan kacang kedelai yang berumur

14 hari,pemupukan pertama menggunakan pupuk Tsp dengan takaran 1,75 gram

(jagung) dan 0,45 (kacang kedelai), pupuk Tsp sendiri memiliki manfaat sebagai

pemacu pertumbuhan akar dan membuat sistem perakaran yang baik.

Gambar 8. Pemupukan
20

Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (Cm)
Dilakukan pengukuran tinggi tanaman jagung dan kedelai. Pengukuran

dapat dilakukan dengan penggaris, namun ketika tanaman sudah tinggi

pengukuran dilakukan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman

dilakukan mulai dari titik tumbuh hingga ke pucuk daun tertinggi. Pengukuran

tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman mencapai umur 2 MST. Pengukuran

dilakukan secara rutin sekali seminggu sampai 8 MST

Gambar 9. Pengukuran tinggi


21

Jumlah Daun
Dilakukan penghitungan jumlah daun seminggu sekali secara rutin sampai

umur 8 MST. Penghitungan dilakukan dengan menghitung total jumlah daun yang

muncul, mulai dari daun baru hingga daun yang telah terbuka dengan sempurna.

Gambar 10. Penghitungan Jumlah Daun


22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2

1 25 Maret 2021 2 mst 28,6 32,3 60,9 30,45

2 1 April 2021 3 mst 63 63,2 126,2 63,1

3 8 April 2021 4 mst 73,6 78,3 151,9 75,95

4 15 April 2021 5 mst 128 134 266 133

5 22 April 2021 6 mst 149 134 283 141,5

6 29 April 2021 7 mst 185 184 369 184,5

7 06 April 2021 8 mst 240 263 502 251,5

Tabel 1.Tinggi tanaman jagung (Zea mays L) pada umur 2-8 MST

Tinggi Tanaman Jagung


Tinggi Tanaman Jagung (cm)

300
250
200
150 Series1
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7

Minggu Pengamatan (mst)


23

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Jumlah Daun (helai)

Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 4 4 8 4
2 1 April 2021 3 mst 6 6 12 6
3 8 April 2021 4 mst 9 10 19 9,5
4 15 April 2021 5 mst 10 11 21 10,5
5 22 April 2021 6 mst 12 13 25 12,5
6 29 April 2021 7 mst 16 17 33 16,5
7 06 April 2021 8 mst 18 21 39 19,5

Tabel 2.Jumlah daun tanaman jagung (Zea mays L) pada umur 2-8 MST

Jumlah Daun Tanaman Jagung


70
60
50
Jumlah daun

40
Series1
30
20
10
0
2 3 4 5 6 7 8

Minggu Pengamatan (MST)


24

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 10,7 12,6 23,3 11,65
2 1 April 2021 3 mst 19,8 24 43,8 21,9
3 8 April 2021 4 mst 25,7 36,15 61,85 30,9
4 15 April 2021 5 mst 54,7 69,2 113,9 56,95
5 22 April 2021 6 mst 58 73 131 65,5
6 29 April 2021 7 mst 63 77,4 140,4 70,2
7 06 April 2021 8 mst 75 84 159 79,5

Tabel 3.Tinggi tanaman kacang kedelai (Glycine max L. Merill) pada umur 2-8 MST

Tinggi Tanaman Kedelai


70
60
Tinggi Tanaman (cm)

50
40
Series1
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7

Minggu Pengamatan (MST)


25

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : Jumlah Daun (helai)

Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021 2 mst 3 5 7 3,5
2 1 April 2021 3 mst 8 13 21 10,54
3 8 April 2021 4 mst 12 15 27 13,5
4 15 April 2021 5 mst 21 25 46 23
5 22 April 2021 6 mst 30 34 64 32
6 29 April 2021 7 mst 53 56 109 54,5
7 06 April 2021 8 mst 66 67 133 66,5

Tabel 4.Jumlah daun tanaman kacang kedelai (Glycine max L. Merill) pada umur

2-9 MST

Jumlah Daun Tanaman Kedelai


70
60
50
Jumlah Daun

40
Series1
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7

Minggu Pengamatan
26

Pembahasan

Pertumbuhan tanaman memiliki pola yang kurang lebih sama pada setiap

alur kehidupannya. Pola pertumbuhan tanaman ini mencakup jumlah daun

tanaman, dan tinggi tanaman. Pola pertumbuhan ini disebut dengan nama kurva

sigmoid. Kurva sigmoid sendiri tersusun oleh beberapa fase yang mencirikan

pertumbuhan tanaman yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Ketiga

fase ini dapat dicirikan dengan melihat kecepatan pertumbuhan tanaman dimana

pada pertumbuhan akan terjadi pertumbuhan secara eksponen pada awal masa

vegetatif hingga berangsur-angsur akan melambat. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Mardina MA (2014) yang menyatakan pada fase logaritmik, ukuran

(V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa

laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase

linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan

oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan

dan mulai menua.

Pertumbuhan pada fase sigmoid menggunakan parameter tinggi dan

jumlah daun pada tanaman. Parameter yang menjadi acuan mengalami

pertambahan ukuran yang dapat diukur sejalan dengan minggu pengamatan. Hal

ini berarti pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran pada tanaman yang dapat

dihitung dan bersifat progresif sejalan dengan waktu. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hapsari (2018) yang menyatakan, Pertumbuhan tanaman adalah

peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang dapat diukur dari bertambah besar

dan tingginya organ tumbuhan


27

Perkembangan merupakan salah satu tahap dalam alur hidup tanaman.

Dalam garis besar perkembangan merupakan proses pendewasaan pada tanaman.

Salah satu ciri perkembangan adalah terjadinya diferensiasi antar organ tumbuhan.

Dalam hasil praktikum dapat jelas terlihat pada plumula yang berkembang

menjadi batang dan daun tumbuhan. Terjadi perubahan tugas dan fungsi organ

dimana plumula mendapatkan energi untuk berkecambah dari kotiledon,

sedangkan batang dan daun sudah dapat melakukan fotosintesis sebagai upaya

produksi energi. Hal ini mengartikan bahwa perkembangan bersifat kualitatif. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Wayan Pasek (2016), yang menyatakan bahwa

perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif,

tidak dapat dinyatakan dengan angka.

Terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan pada tanaman. Faktor tersebut dapat dilihat dari asalnya yaitu

intraseluler dan interseluler. Faktor intraseluler merupakan faktor yang berasal

dari dalam tanaman tersebut terutama fisiologis tanaman seperti halnya genetik,

enzim, dan hormon. Sifat tanaman yang tidak unggul dapat menjadi permasalahan

pada pertumbuhan tanaman yang terletak pada faktor genetik. Kemudian terdapat

faktor interseluler atau faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor ini

dapat dikendalikan karena berasal dari luar. Faktor eksternal berupa nutrisi tanah,

kadar bahan organik tanah, lingkungan, iklim, dan ketersediaan air. Dalam

kegiatan praktikum penjarangan dan pemupukan merupakan upaya pengendalian

faktor eksternal agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dalam literatur Wisnuwati dan Nugroho (2018), yang

menyatakan bahwa Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor


28

intraseluler (hereditas/gen) dan faktor interseluler yaitu makanan (nutrisi), gen,

lingkungan, dan zat tubuh (hormon).

Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat parameter pertumbuhan

tanaman berupa tinggi dan jumlah daun tanaman. Pada awal penanaman lebih

tepatnya pada saat tanaman berumur 2 MST hingga 4 MST, dapat dilihat

pertambahan nilai yang cukup signifikan pada tanaman jagung dan kedelai. Pada

tanaman jagung terjadi kenaikan tinggi dari 30,45 cm – 133 cm rataan dan pada

daun jagung terjadi kenaikan rataan mulai dari 4 ke 10,45. Pada tanaman kedelai

terjadi kenaikan tinggi tanaman dengan rataan 11,65 cm – 56,95 cm, dan pada

jumlah daun mulai dari rataan 3,5 helai hingga 23 helai. Secara esensi kenaikan

terjadi secara eksponensial, atau secara signifikan. Kenaikan pertumbuhan dengan

ciri seperti ini merupakan pertumbuhan fase logaritmik. Hal ini sesuai dengan

literatur Yulia (2011) yang menyatakan Hal ini sesuai dengan literatur Yulia

(2011) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik, ukuran bertambah secara

eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat

pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus.

Kemuadian terdapat dua fase lagi pada pola kurva sigmoid, yaitu fase

linier dan fase penuaan. Fase liniar dapat diketahui dengan grafik pola yang

cenderung melambat setelah fase logaritmik dan membentuk garis lurus. Dapat

dilihat pada hasil praktikum terutama diantara Mst 4-5 baik pada tinggi maupun

jumlah daun tanaman kedelai jagung dan kedelai. Terjadi pelambatan yang tidak

signifikan pada kedua parameter terutama dapat dilihat paling jelas pada tinggi

tanaman jagung yaitu berada diantara range 133cm-144 cm. Hal ini sesuai dengan
29

pernyataan Nafiah (2016) yang menyatakan Pada fase linier, pertambahan ukuran

berlangsung secara konstan.

Fase terakhir adalah fase penuaan, pada fase ini tanaman mengalami

penurunan laju pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat ditandai dengan

tanaman sudah mulai menua dan berbuah. Pada tanaman jagung dan kacang

kedelai fase penuaan berada pada umur 8 MST. Fase ini akan menyebabkan

beberapa jenis tanaman seperti halnya tanaman semusim lambat laun akan mati

setelah panen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nafi’ah Dan Kurniawan (2016)

yang menyatakan .Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun

saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kurva sigmoid merupakan kurva yang memberikan pola pertumbuhan sejak

dari fase vegetatif hingga titik tertentu yang disebut fase penuaan

2. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran pada tanaman yang

bisa diukur dan bersifat kuantitatif seperti pertambahan tinggi dan jumlah

daun.

3. Perkembangan merupakan proses pendewasaan tumbuhan dimana terjadinya

diferentiial antar organ tumbuhan seperti plumula yang berubah menjadi

batang dan daun tanaman

4. Faktor yang mempengaruhi kurva sigmoid adalah faktor intraseluler dan

interseluler

5. Tanaman mengalami fase logaritmik mulai dari umur 2 Mst hingga umur 4

Mst

6. Tanaman menglami fase linier mulai dari 4 MST hingga 5 MST dan ciri-ciri

fase penuaan dapat dilihat pada 8 MST

Saran

Agar dapat melihat kurva sigmoid dengan fase yang jelas pada grafik,

praktikan harus merawat tanaman seoptimal mungkin dan dilakukan pencegahan

agar tanaman tidak mengalami etiolasi dan merusak fase pertumbuhan tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros

Arsyad. M., Asadi., Darmijati. 2003. Pemuliaan Kedelai Untuk Toleran Naungan.
Buletin Agrobio. 1(2):15-20

Bahiyah, K (2012) Pengaruh posisi biji pada tongkol dan suhu penyimpanan


terhadap viabilitas biji jagung (Zea mays L.) pada berbagai umur
simpan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.

Campbell, N. A., Reece, J. B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari,

Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi.2000.Jagung.Jakarta: Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu dan
Teknologi.

Dwi Nico, Lesmana. 2016.  PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK


NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
JAGUNG (Zea mays L.). Skripsi thesis, STIPER DHARMA WACANA
METRO.

Fitrianti. F. 2016. Uji Konsentrasi Bacillus subtillis BNt8 Terhadap Pertumbuhan


Benih Jagung (Zea mays L.) Secara in Vitro. Skripsi. Fakultas Sains Dan
Teknologi, Uin Alaudin Makassar

Hapsari. A. T., Darmanti. S., Hastuti. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun
Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Buletin Anatomi
dan Fisiologi. Volume 3 Nomor 1 Februari 2018

Harahap. F. 2012. Fisiologi Tumbuhan Suatu Pengantar. Medan. Unimed Press

Herlina. N. 2020. Pengaruh Perubahan Iklim pada Musim Tanam dan


Produktivitas Jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI). Vol. 25 (1): 118128

Iskandar. D. 2018. Budi Daya Jagung Manis. Juruan Agroteknologi, Fakiultas


Pertanian, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru

Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) varietas wallet terhadap
jarak tanam dan pemupukan phosphor. (Skripsi). Fakultas Manajemen
Agribisnis. Universitas Marcu Buana

Joko. P. 2016. Pola Pertumbuhan dan Pemanenan Biomassa dalam Fotobioreaktor


Mikroalga untuk Penangkapan Karbon. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.
17, No. 1, Januari 2016, 45-52
32

Khoiriyah. 2011. Studi Karakteristik Trikoma Pada Beberapa Galur Kedelai


(Glycine max L.) Toleran Dan Peka Terhadap Serangan Ulat Grayak
Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae). Skripsi, Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Maulana Malik
Ibrahim Malang. Pembimbing: Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd, Dr.Ir.
Suharsono, MS dan Ach. Nasichuddin, MA.

Latifah, S. 2004. Tinajuan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan


Hutan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Latunra, A. I. 2012. Penuntun Praktikum Fisilogi Tumbuhan II. Universitas


Hasanuddin. Makassar

Mardina. M. A. 2014. Kurva Sigmoid Pertumbuhan. LAPORAN PRAKTIKUM

Murni, A.M. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan
Pembangunan Pertanian. Bogor

Nafiah.H.H & Kurniawan. A. 2016. LAJU PERTUMBUHAN LIMA GENOTIP


UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) YANG DIBERI KOMBINASI
BOKASHI JERAMI DAN PUPUK KALIUM DI LAHAN KERING.
JAGROS Vol.1 No.1 Desember 2016

Novianti, R. 2012. PENGARUH UMUR PANEN DAN POSISI BIJI PADA


TONGKOL TERHADAP KUALITAS FISIOLOGIS BIJI JAGUNG
(Zea mays L.). Skripsi. JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

Nugraheni, F. T., Haryanti, S., & Prihastanti, E. 2018. Pengaruh Perbedaan


Kedalaman Tanam dan Volume Air terhadap Perkecambahan dan
Pertumbuhan Benih Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench). Buletin
Anatomi dan Fisiologi

Perwtasari, B., M. Tripatmasari dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh Media


Tanam danNutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi
dengan Sistem Hidroponik. Universitas negeri Malaysia. Malaysia.

Purwono & Hartanto. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga,
Jakarta.

Putra.R.R., Syafruddin., Jumini. 2016. PRODUKSI DAN MUTU BENIH


BEBERAPA VARIETAS KEDELAI LOKAL ACEH (Glycine max (L.)
Merr.)DENGAN PEMBERIAN DOSIS MIKORIZA YANG BERBEDA
PADA TANAH ENTISOL. Jurnal Kawista 1 (1) : 37-44
33

Riwandi, M. Handajaningsih, dan Hasanudin,2014.Teknik Budidaya Jagung


Dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.
ISBN 978-979-9431-84-4.

Rochani, Siti. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Bogor: Azka Press

Sihotang,B. 2010. Kandungan Senyawa Kimia pada Pupuk Kandang Berdasarkan


Jenis Binatangnya. Kumpulan Artikel Budidaya Tanaman STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

Stefia, E. M .2017. ANALISIS MORFOLOGI DAN STRUKTUR ANATOMI


TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA KONDISI
TERGENANG. Tugas Akhir. Departemen Biologi. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya. 2017

Suleman. R, Kandowangko. N. Y, Abdul. Y. 2019. KARAKTERISASI DAN


ANALISIS PROKSIMAT JAGUNG (Zea mays L.) VARIETA
MOMOLA GORONTALO. Jambura Edo Biosfer Journal 2019 1
(20 :77-81

Sumarji .2013. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Kedelai. Universitas Islam


Kediri. Kediri

Wayan. P. 2016.Dasar-Dasar Agronomi. Program Studi Agroteknologi. Fakultas


Pertanian. Universitas Udayana Denpasar

Wijanarko, A., & Taufiq, A. 2004. Pengelolaan Kesuburan Lahan Kering Masam
Untuk Tanaman Kedelai. Bul. Palawija No. 7 & 8: 39–50 (2004).

Wisnuwati., Nugroho. C.P. 2018. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan


Dan Hewan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pertanian

Yunita, S. 2012. Pengaruh tingkat naungan terhadap komponen hasil dan hasil
beberapa varietas kedelai (Glycine max L Merill) pada media gambut.
Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. UIN -SUSKA RIAU

Zulkifli, T. 2012. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Terhadap


Pemberian Kompos Jerami. Universitas Sumatera Utara. Medan.
34

LAMPIRAN
DATA DAN LOGBOOK PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

OLEH :

NAMA: Dhimas Satria Wibowo


NIM: 200301072
AET 2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
35

DATA KURVA SIGMOID

Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Jumlah benih yang tumbuh


Persentase Perkecambahan = x 100%
Jumlah benih yang ditanam
= 0 x 100% = 0%
4

Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)

Jumlah benih yang tumbuh


Persentase Perkecambahan = x 100%
Jumlah benih yang ditanam
= 0 x 100% = 0%
4
36

DATA KURVA SIGMOID

Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Jumlah benih yang tumbuh


Persentase Perkecambahan = x 100%
Jumlah benih yang ditanam
= 4 x 100% = 100%
4

Persentase Perkecambahan
Tanggal Tanam : 4 Maret 2021
Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)

Jumlah benih yang tumbuh


Persentase Perkecambahan = x 100%
Jumlah benih yang ditanam
= 3 x 100% = 75%
4
37

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
28,6 32,3
1 25 Maret 2021  2 mst  60,9  30,45
cm  cm 
 63,2
2  1 April 2021 3 mst  63 cm  126,2 63,1 
cm
73,6  78,3
3 8 April 2021  4 mst  151,9  75,95
cm  cm
128  134
4 15 April 2021  5 mst  266 133 
cm  cm
 149 134
5  22 April 2021 6 mst 283   141,5
cm cm 
 185
6  29 April 2021 7 mst 184 cm 369  184,5 
cm
 240  263
7   06 April 2021 8 mst  502  251,5
cm cm
8   9 mst        

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Jumlah Daun (helai)
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1  25 Maret 2021  2 mst 4   4  8  4
2  1 April 2021 3 mst  6  6  12 6 
3  8 April 2021 4 mst 9   10 19   9,5
4 15 April 2021   5 mst 10 11  21 10,5
5 22 April 2021  6 mst 12   13 25  12,5 
6  29 April 2021 7 mst  16  17 33  16,5 
7  06 April 2021  8 mst  18 21   39 19,5 
38

8   9 mst        

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021   2 mst 10,7cm 12,6cm  23,3   11,65
19,8 43,8
2  1 April 2021 3 mst  24 cm 21,9 
cm  cm 
25,7 36,15
3  8 April 2021 4 mst 61,85   30,9
cm  cm 
54,7  69,2
4  15 April 2021  5 mst  113,9  56,95
cm  cm
5  22 April 2021 6 mst  58 cm  73 cm  131  65,5
 77,4
6  29 April 2021 7 mst  63 cm 140,4   70,2
cm
7  06 April 2021  8 mst 75 cm   84 cm  159 79,5 
8   9 mst        

Tanggal Tanam : Kamis/ 11 Maret 2021


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : Jumlah Daun (helai)
Umur Sampel
No Tanggal Pengamatan Total Rataan
Tanaman 1 2
1 25 Maret 2021   2 mst 3  5  7   3,5
2 1 April 2021  3 mst  8 13 21  10,54 
3 8 April 2021  4 mst 12   15  27 13,5 
4  15 April 2021  5 mst 21  25   46  23
39

5 22 April 2021  6 mst  30  34  64  32


6 29 April 2021  7 mst  53  56 109   54,5
7   06 April 2021 8 mst 66   67 133   66,5
8   9 mst        

LOGBOOK FISIOLOGI TUMBUHAN


No Hari/Tanggal Kegiatan Foto Keterangan
.
1 Kamis/ disiapkan tanah top soil dan
4 Maret 2021 pupuk kandang dengan
Persiapan
perbandingan 1:2
Tanam

2 Kamis/ Persiapan media Dicampur tanah yang sudah


4 Maret 2021 tanam disiapkan tadi
(Pencampuran)

3 Kamis/ Direndam benih selama 15 menit


4 Maret 2021
Persiapan Benih
40

4 Kamis/ Digali lubang tanam sedalam 1


4 Maret 2021 ruas jari
Persiapan
Penanaman

5 Kamis/ Diletakkan benih kedalam


4 Maret 2021 polybag
Penanaman

No Hari/Tanggal Kegiatan Foto Keterangan


.
6 Kamis/ Persiapan Benih Dilakukan perendaman benih
(Tanam Ulang) kembali
11 Maret
2021

7 Kamis/ Diletakkan benih ke dalam


polybag kembali
11 Maret Penanaman ke
2021 polybag (Tanam
Ulang)
Note: Sebagai pembelajaran tanah
harus senantiasa diperhatikan
kegemburannya agar
41

perkecambahan sukses terjadi

Kamis/ Disiram setiap hari


11 Maret Penyiraman
2021 tanaman (Tanam
Ulang)

Kamis/ Penjarangan Dilakukan penjarangan tanaman


(Jagung) yang tidak diinginkan agar
18 Maret
tanaman dapat tumbuh normal
2021
dengan semestinya.

Kamis/ Penjarangan Dilakukan penjarangan pada


(Kedelai) tanaman kedelai
18 Maret
2021
42

Kamis/25 Pemupukan TSP Ditimbang pupuk TSP seberat


Maret 2021 (Jagung) 1,75 gram untuk penggunaan
jagung

Kamis/25 Pemupukan TSP Ditimbang pupuk TSP seberat


Maret 2021 (Kedelai) 0,75 gram untuk penggunaan
jagung

Kamis/25 Peletakkan Ditaburkan pupuk tsp kepada


Maret 2021 pupuk (Jagung) tanaman jagung. Peletakkan
dilakukan 5cm dari titik tumbuh
tanaman. Lebih baik di tepi
polybag
43

Kamis/25 Peletakkan Ditaburkan pupuk tsp pada


Maret 2021 pupuk (Kedelai) tanaman kedelai. Peletakkan
dilakukan sejauh 5cm dari titik
tumbuh tanaman atau di sekitar
tepi polybag.

Kamis/ 01 Pemupukan Disiapkan pupuk urea dan kcl


April 2021 jagung (Urea masing-masing 1,75 dan 0,55
dan KCL gram

UREA 1,75 gram

KCL 0,55 gram


44

Ditaburkan pupuk kedalam


polybag

Pemupukan Disiapkan pupuk urea dan KCL


Kedelai (Urea 0,25 gram untuk tanaman kedelai
dan KCL)

Urea 0,25 gram

KCL 0,25 Gram


45

Ditaburkan pupuk tersebut


kedalam polybag

Kamis/ 01 Penyiapan alat Disiapkan alat praktikum TZH


april 2021 praktikum TZH berupa pisau, botol plastik,
vaseline, pewarna

Rabu/28 Percobaan TZH Dipotong pangkal akar bunga


April 2021 pacar air.

Kupas tipis-tipis pangkal batang 3


cm dari pangkal batang

Dioleskan vaselin pada bagian


yang dikupas dan bagian pangkal
akar bekas potongan
46

Letakkan pada larutan pewarna


dan tunggu selama 30 menit

Dilihat hasilnya setelah 30 menit


dan cek ketinggian larutan
pewarna untuk menentukan
hasilnya

Kamis, 06 Persiapan Disiapkan alat dan bahan berupa


mei 2021 Dormansi biji pinang, polybag, kertas pasir, dan
pasir

Diamplas biji yang telah dikupas


sebanyak 180 drajat dan 90 drajat
47

Ditanam ke dalam polybag yang


telah diisi pasir dan sudah
dibasahkan
48

DATA TRANSPORTASI ZAT HARA

Tanaman : pacar air (Balsamina impatient)


TINGGI LARUTAN EOSIN
PERLAKUAN SETELAH 30 MENIT V = mm/detik

0,035 mm/detik
Xylem + Vaselin 63 mm

Floem + vaselin 58 mm 0,032mm/detik

Perhitungan:

 Xylem+floem
Tinggi larutan pewarna makanan : 63mm
Waktu=1800 detik
V=tinggi larutan pewarna/waktu
= 63/1800
= 0,035
 Floem+vaselin
Tinggi larutan pewarna=58mm
Waktu=1800 detik
V=tinggi larutan pewarna/waktu
= 58/1800
= 0,032 mm/detik
49

FOTO DENGAN TANAMAN


50
51

Anda mungkin juga menyukai