LAPORAN
OLEH :
DANIEL SIMAMORA
210301058
AGROTEKNOLOGI-1B
LAPORAN
OLEH
DANIEL SIMAMORA
210301058
AGROTEKNOLOGI-1B
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Di Laboratorium Kesuburan Tanah Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Diketahui Oleh,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Diperiksa Oleh,
Asisten Korektor
(Ahmad Fauzi)
Nim: 180301047
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)” ini dibuat sebagai salah satu
Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Sarifuddin MP; Dr.Ir. Fauzi MP;
Dr. Ir. Hamidah Hanum MP; Ir. Mohd. Madjid Damanik M.Sc.; dan
selaku dosen mata kuliah Kesuburan Tanah yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................................ 1
Tujuan Praktikum .......................................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan ...................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.) .......................................................................... 3
Syarat Tumbuh ................................................................................................................ 5
Tanah........................................................................................................................... 5
Iklim ............................................................................................................................ 6
Tanah Entisol .................................................................................................................. 7
Missing Element Technic ............................................................................................. 8
Gejala Defisiensi Unsur Hara Makro .............................................................................. 9
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pengambilan Contoh Tanah .......................................................................................... 15
Penanganan Contoh Tanah ........................................................................................... 15
Penanaman Tanaman Indikator..................................................................................... 15
Penyiraman dan Pemeliharaan ...................................................................................... 16
Persiapan Lahan ............................................................................................................ 16
Pengamatan Tinggi, Diameter Batang dan Jumlah Daun ............................................. 16
Panen ............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tanaman tersebut yang banyak menyerap unsur hara dan dapat menunjukkan respon
secara visual akibat kekurangan dan/atau keracunan unsur hara, jagung dijadikan
sebagai tanaman indikator karena sifat tanaman jagung yang dapat menunjukkan
kekurangan unsur hara pada daunnya secara langsung (Prakoso et al., 2022).
Missing element technic atau dikenal dengan minus one test adalah suatu set
menghilangkan salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut sehingga didapat
tertentu dan dilain pihak menimbulkan toksisitas dimana pada daerah tersebut
sebelumnya hara bukan merupakan suatu masalah. Dalam situasi seperti itu,
mengalami gangguan hara atau tidak. Gejala defisiensi atau toksisitas hara
Gejala defisiensi unsur hara adalah tanda – tanda yang diperlihatkan oleh
tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi
unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya
salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul
beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap
terlebih dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat
kesuburan sedang sampai tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara
sehingga hanya perlu diuji hara pembatas utamanya dengan penambahan satu
unsur hara. Kriteria kesuburan rendah, sedang, dan tinggi mengacu pada kriteria
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui status unsur
hara dari suatu tanah entisol yang berada didaerah Lubuk Pakam dengan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu
Jagung (Zea mays L.) termasuk tanaman semusim dari jenis graminae
hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Sebagai salah satu bahan pangan,
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung tergolong akar
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal
merupakan akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar
pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif
kemudian setelah akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan
terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan kulit
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian
yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10%
protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari
Syarat Tumbuh
Tanah
Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan
pengolahan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang
ditanami jagung dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan
secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air di dalam tanah berada
dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan
Adapun syarat keasaman tanah untuk pertumbuhan jagung (Zea mays L.)
antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup serta kemiringan
optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%, dan ketinggian antara 1000-
1800m dpl dengan ketinggian optimum antara 50- 600 m dpl. Tanah dengan
tanah dengantekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik
ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik (Fabians et al., 2016).
sedang.Reaksi tanah (pH) berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8– 7,8.
Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia
didalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat oleh CO sehingga tidak terlarut
6
dalamair. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap oleh akar tanaman. Jadi,
pH tanah dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman saling
Iklim
subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0°- 500° LU
hingga 0°- 400 LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari
yangpenuh. Suhu optimum yang di kehendaki adalah 21°- 34°C. Curah hujan
yang ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 min/bulan dan harus merata.
bijiyang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Nurhidayat, 2022).
hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang tidak beririgasi.
banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat
terutama tanaman pangan. Salah satu unsur iklim yang dapat sbagai indikator dalam
kaitannya dengan tanaman adalah curah hujan. Mengingat curah hujan merupakan
unsur iklim yang fluktuasi tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman
suhu yang besar dapat menurunkan hasil. Jika terjadi penurunan curah hujan dapat
Tanah Entisol
Jenis tanah Entisol banyak terdapat di wilayah sekitar gunung aktif dan
merupakan jenis tanah berpasir dimana merupakan salah satu tanah yang
memerlukan pengelolaan sifat fisika dan kimia tanah. Tanah berpasir dominan
memiliki pori makro, porositas yang tinggi dan kemampuan menahan air serta
hara yang rendah sehingga unsur hara yang ada di dalamnya menjadi mudah
tanahyang memerlukan pengelolaan sifat fisika dan kimia tanah. Tanah berpasir
dominan memiliki pori makro, porositas yang tinggi dan kemampuan menahan
airserta hara yang rendah sehingga unsur hara yang ada di dalamnya menjadi
sifat fisikdan kimia yang rendah. Tanah ini umumnya bertekstur pasir sehingga
menahan airnya rendah karena kadar lempung dan bahan organiknya juga
rendah. Kadar unsur hara P, dan K banyak terdapat pada tanah ini, tetapi tidak
tersedia bagi tanaman. Unsur hara N yang bersifat mobil sangat tidak tersedia
pada tanah ini, karena tanah ini sangat poreus (Nugroho, 2013).
8
kandungan unsur hara juga rendah, salah satunya nitrogen yang merupakan
unsur hara makro dan sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.
Jumlah nitrogen yang terbatas sedangkan yang diangkut tanaman saat panen
cukup banyak serta sifat nitrogen yang labil mudah larut dan mudah pula
Usaha untuk mengetahui status hara suatu tanah pertanian merupakan hal
tersebut merupakan dasar untuk memutuskan apakah tanaman perlu dipupuk atau
tidak. Selanjutnya, apabila tanaman perlu dipupuk, maka pupuk kapan dan berapa
jumlah yang perlu diberikan harus diketahui terlebih dahulu. Dengan evaluasi status
hara yang baik, rekomendasi pupuk dapat di rumuskan dengan tepat, sehingga
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan fungsi
N,P dan K bagi tanaman adalah dengan melakukan uji Minus One Test. Metode
Perlakuan yang yang terdiri dari kombinasi dua unsur dan kemudian
9
tercukupi dengan baik, tanaman akan kekurangan suplai makanan dan gejala khas
muncul pada tanaman, seperti perubahan ukuran daun, klorosis, nekrosis dan
lainnya yang akan terlihat jelas terutama pada organ daun. Gejala-gejala tersebut
memberikan ciri khas atau pola pada daun berdasarkan defisiensi hara yang dialami
tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi
unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya
tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur
hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu
bercak-bercak. Gejala defisiensi atau kelebihan hara lebih mudah dilihat pada daun,
tetapi mungkin juga terjadi pada bagian lain dari tanaman seperti pucuk batang,
buah dan akar. Gejala defisiensi atau toksisitas umumnya spesifik untuk hara
Defisiensi unsur nitrogen (N) yang merupakan unsur hara yang bersifat
mobile sehingga gejala klorosisnya terjadi pada daun dewasa. Nitrogen merupakan
10
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk produksi protein, asam nukleat,
dan klorofil sehingga tanaman yang mengalami defisiensi unsur ini akan
menunjukkan gejala klorosis (daun menguning) pada daun dewasa dengan gejala
klorosis yaitu hijau muda hingga kuning, semakin berat tingkat defisiensi yang
terjadi daun tanaman akan semakin menguning dan dalam kasus yang parah akan
tidak hanya akan mengalami gejala klorosis tetapi akan menyebabkan pertumbuhan
lambat, tanaman kerdil, daun berwarna hijau gelap dan tegak, lama-kelamaan
atautidak rata, umur tanaman/panen lebih panjang, dan gabah yang terbentuk
yang cukup banyak dibanding unsur hara P. Peran K pada tanaman berkaitan
erat dengan proses biofisika dan biokimia. Dalam proses biofisika, K berperan
pentingdalam mengatur tekanan osmosis dan tugor, yang pada gilirannya akan
lengas dari tanah dan mengikat air sehingga tanaman tahan terhadap cekaman
tanaman tinggi tetapi tidak kekar.Karena berefek langsung pada titik tumbuh
keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun dan pada daun tua yang akan
serta tampak bercak-bercak coklat. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa
tanah tersebut bersifat masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan
Gejala kahat S mirip dengan gejala kahat N, tetapi kahat S diikuti oleh klorosis
pada daun muda. Pangkal daun berwarna kuning. Gejala nampak pada daun
yang terletak dekat pucuk. Kahat S akan menghambat pertumbuhan dan klobot
mengecil. Kahat S pada tanaman jagung sering dijumpai pada tanah yang
kandungan bahan organiknya <2,5%, tekstur berpasir, atau pada tanah kalkarik
(Hutapea, 2018).
BAHAN DAN METODE
Pelaksanaan percobaan ini dilakukan atau dimulai pada tanggal 17 September 2022
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk
mencangkul tanah, gembor untuk menyiram air, ayakan pasir untuk mengayak
tanah, timbangan sebagai alat untuk menimbang berat sampel tanah dan pupuk,
oven sebagai alat untuk mengeringkan tanah, cawan untuk tempat contoh tanah,
kalkulator sebagai alat hitung persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk,
ember sebagai tempat untuk merendam benih, meteran sebagai alat ukur panjang
tanaman, jangka sorong sebagai alat ukur diameter batang, spidol untuk menandai
polybag dan jumlah daun, plank sebagai penanda plot, kamera sebagai alat
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung
(Zea mays L.) bersertifikat sebagai bahan tanam, tanah Entisol Lubuk Pakam
sebagai media tanam, pupuk Urea, SP-36, KCl, CaCO3 dan Kieserit sebagai pupuk
kriteria, polybag sebagai tempat tanah, air untuk menyiram tanaman, goni sebagai
tempat tanah, karet untuk mengikat, kantong plastik untuk tempat contoh tanah,
plastik transparan sebagai tempat pupuk, kertas label dan stik es sebagai penanda
untuk setiap perlakuan, dan kertas amplop untuk mengisi tajuk dan akar tanaman.
13
Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara sederhana yaitu
tanaman indikator dimana satu polybag diberikan unsur hara yang lengkap.
Selanjutnya pada polybag lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau dua unsur
hara, dan ada yang tanpa diberi pupuk. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif
dengan cara memotong bagian tajuk tanaman mulai dari batas permukaan tanah.
Selanjutnya dilakukan pengambilan seluruh akar tanaman indikator dari dalam pot
percobaan. Penetapan berat kering tanaman baik bagian tajuk maupun bagian akar
Berdasarkan metode ini, diperoleh informasi mengenai unsur hara apa yang
kahat, kekahatan unsur hara apa yang relatif penting dan besarnya penurunan
Ulangan :2
Jumlah Pupuk
Jenis Pupuk Kadar Hara Dosis Perlakuan
(g/pot)
Urea 45% N 250 ppm N 4,34
SP-36 36% P2O5 150 ppm P 9,52
KCl 60% K2O 100 ppm K 2
CaCO3 47% CaO 50 ppm Ca 0,8
Kieserit 28% MgO 50 ppm Mg 3,7
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Tanah entisol diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas.
Umumnya suatu contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual
dianggap dapat mewakili tanah sebesar 10-15 ha. Hal tersebut tergantung pada
contoh tanda individual yang diperlukan sebaliknya makin heterogen akan makin
banyak. Agar diperoleh contoh tanah yang luasnya maka pengambilan tanah
komposit dilakukan secara zig zag. Pada setiap titik tanah diambil pada kedalaman
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara
terkena hujan). Apabila tanah telah kering udara maka dilakukan pengayakan
didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam satuan berat kering mutlak, maka
ditanam benih tanaman indikator direndam terlebih dahulu dengan air selama
Penyiraman yang dilakukan setiap hari kecuali hari hujan bahwa bagi
penanaman di lapangan. Air penyiram yang dipakai haruslah air bebas ion
(aquades) atau dalam hal ini biasanya dipakai air hujan yang ditampung pada wadah
plastik. Seminggu setelah tanam perlu dilakukan seleksi tanaman dalam polibag
Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan usaha persiapan media tumbuh agar sesuai dan
erosi, dan mengendalikan gulma. Besar kecilnya persiapan lahan dipengaruhi oleh
faktor sifat fisik tanah, kemiringan lereng, jenis tanaman, waktu dan alat yang
tersedia, dan biaya. Tahapan pertama yang dilakukan adalah land clearing atau
pembersihan lahan. Lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma.
adalah tinggi tanaman indikator yang diamati setiap minggu. Diukur mulai dasar
batang hingga daun terpanjang pada tanaman jagung (tanaman monokotil). Agar
tidak terjadi perubahan dasar pengukuran akibat pembumbunan, maka perlu dibuat
patok atau pacak dasar pengukuran berupa kayu kecil yang ditanamkan dekat
17
batang dan diberi tanda tempat awal pengukuran dengan menggunakan cat atau
spidol.
Jumlah daun juga diamati setiap minggu. Diameter batang sama seperti
parameter tinggi dan jumlah daun yang diamati setiap minggu dengan
menggunakan alat jangka sorong. Pengukuran diameter batang dilakukan dari dua
sisi batang yang berbeda, dikarenakan tanaman jagung memiliki batang yang oval
(tidak bulat sempurna). Pengamatan gejala defisiensi atau kekurangan unsur hara
dapat dilakukan mulai dari 2 sampai 7 minggu setelah tanam (MST) dengan
Panen
Setelah 7 minggu setelah tanam (MST) atau saat masa vegetative berakhir
(sebelum keluar bunga) dilakukan pemanenan untuk menghitung berat segar tajuk,
berat kering tajuk, berat segar akar, dan berat kering akar. Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam mengukur berat segar tajuk adalah pada umur 7 MST dilakukan
kemudian tajuk dimasukkan ke dalam amplop yang telah diberi lobang dan label
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat segar akar adalah
pada awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah
dikeluarkan dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar
yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya akar lalu
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat kering tajuk adalah
pada umur 7 MST dilakukan pemotongan bagian atas tanaman pada pangkal batang
diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan oven pada
temperatur 700C selama lebih kurang 2 malam hingga beratnya konstan lalu
ditimbang.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat kering akar adalah
pada awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah
dikeluarkan dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar
yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan
oven pada temperatur 700C selama kurang lebih 2 malam hingga beratnya konstan
lalu ditimbang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman
berikut :
MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 5 11 19 30,6 33 45 65,7
Kontrol
2 10 13 21 34,5 66 70 97
-P 1 14 24,5 30 48 56 62 92,4
2 15 20 22,7 25 29 41 62
-K 1 11,5 35 51 60,2 71 82 83
2 6 13,5 23,4 33,7 40 59 69
-PK 1 11 28 32 36,5 38 46 77
2 9 18,5 29 31,5 33,5 50 52
-KCa 1 12 18,4 23 35 37 40 42
2 14,5 26,8 40 50,1 59,8 68 81
20
-CaMg 1 53 22,7 30 45 49 80 56
2 13 198 25 32,2 39 65 67
tanaman ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan tinggi 141 cm dan data
terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan –KCa dengan tinggi 42 cm.
Sedangkan, data tertinggi pada tinggi tanaman ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP
dengan tinggi 102 cm dan data terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -PK
Diameter Batang
MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 3 5 5 5 5 7 10
Kontrol
2 3 3 4 5 11 13 15
1 2 3 8 15 20 21 22
Lengkap
2 3 3 4 5 5 8,12 9
1 3 3 5 8 14 15 15
-N
2 3 3 4 5 6 10 11
1 3 4 4 5 6 10 12
-P
2 4 4 4 4 4 7 7
1 2 4 5 7 6 8 10
-K
2 2 4 4 4 4 7 12
1 3 3 4 4 7 10,2 12
-Ca
2 2 3 3 4 5 0 0
1 3 4 5 7 8 11 13
-Mg
2 3 4 4 6 6 8 10
1 3 3 4 5 10 7 7
-NP
2 2 3 3 4 5 16 16
1 4 4 5 5 9 11 12
-NK
2 4 3 4 4 5 7 9
1 2 3 3 4 6 4 10
-PK
2 2 3 3 4 4 4 5
21
1 3 3 4 4 4 6 6
-KCa
2 3 4 4 4 4 8 11
1 2 4 4 4 5 10 12
-CaMg
2 3 3 4 4 5 8 8
batang pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan diameter yaitu 22 mm
dan data terendah diameter batang yaitu pada perlakuan –KCa dengan diameter
yaitu 6 mm. Sedangkan, data tertinggi diameter batang pada ulangan 2 yaitu pada
perlakuan -NP dengan diameter yaitu 16 mm dan data terendah diameter batang
Jumlah Daun
sebagai berikut:
MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 1 3 3 3 5 7 9
Kontrol
2 1 2 4 4 6 7 8
1 1 2 4 8 8 7 11
Lengkap
2 1 2 4 4 4 7 7
1 1 2 4 5 6 9 10
-N
2 1 2 4 4 4 7 7
1 1 3 3 4 6 7 7
-P
2 1 2 3 3 4 5 6
1 1 3 4 5 5 7 7
-K
2 1 2 3 4 5 7 7
1 1 1 1 4 6 7 7
-Ca
2 1 3 3 4 4 0 0
1 1 3 4 5 7 8 8
-Mg
2 1 3 4 4 5 6 7
1 1 3 3 3 4 6 6
-NP
2 1 3 4 4 6 7 8
1 1 3 4 5 7 8 9
-NK
2 0 2 4 5 5 6 8
-PK 1 1 3 3 4 5 6 7
22
2 1 3 3 4 5 7 7
1 1 3 4 5 5 7 6
-Kca
2 0 2 3 3 4 6 7
1 1 3 3 4 6 7 7
-CaMg
2 1 2 3 3 5 6 6
pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan jumlah daun 11 helai dan data
terendah jumlah daun yaitu pada perlakuan –NP dan –KCa dengan jumlah daun
yaitu 6 helai daun. Sedangkan, data tertinggi jumlah daun pada ulangan 2 yaitu pada
perlakuan kontrol dan -NP dengan jumlah daun 8 helai daun dan data terendah
jumlah daun yaitu pada perlakuan –P dan -CaMg dengan jumlah daun yaitu 6 helai
daun.
Adapun data bobot segar akar berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1 43,83
-NK
2 14,05
1 17,96
-PK
2 3,37
1 2,52
-Kca
2 29
1 1,16
-CaMg
2 13
akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan -N dengan bobot sebesar 85 gram dan
data terendah bobot segar akar yaitu pada perlakuan –CaMg dengan bobot sebesar
1,16 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar akar pada ulangan 2 yaitu pada
perlakuan -NP dengan bobot sebesar 37,9 gram dan data terendah bobot segar akar
Adapun data bobot kering akar berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1 2,1
-PK
2 0,4
1 0,4
-Kca
2 3,7
1 0,3
-CaMg
2 1,7
akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar 22,3 gram
dan data terendah bobot kering akar yaitu pada perlakuan –CaMg dengan bobot
sebesar 0,3 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot kering akar pada ulangan 2 yaitu
pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 4,9 gram dan data terendah bobot kering
akar yaitu pada perlakuan –PK dengan bobot sebesar 0,4 gram.
PK 1 26
2 5,46
Kca 1 2
2 32
CaMg 1 3
2 15
tajuk pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar
293 gram dan data terendah bobot segar tajuk yaitu pada perlakuan –NP dengan
bobot sebesar 1,15 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar tajuk pada ulangan
2 yaitu pada perlakuan -N dengan bobot sebesar 37 gram dan data terendah bobot
segar tajuk yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot sebesar 2 gram.
1 2,7
PK
2 0,8
1 0,4
Kca
2 4,6
1 0,3
CaMg
2 2,0
kering tajuk pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar
113,1 gram dan data terendah bobot kering tajuk yaitu pada perlakuan –CaMg
dengan bobot sebesar 0,3 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot kering tajuk pada
ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 16,3 gram dan data
terendah bobot kering tajuk yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot sebesar 0,5
gram.
Defesiensi Hara
-N - Pertumbuha - Pertumbuhanny
n tanaman a lambat dan
jagung kerdil
lambat, - Pertumbuhanny
tetapi a lebih lambat
sedikit lebih dari U1.
terlihat - Daun nya
perkembang menguning dari
annya dari ujung tengah
U2. daun ke pinggir
daun.
28
- Daun - Daun
kering dan mengering
menguning akibat
mulai dari kekurangan N
ujung terus yang parah.
menjalar
kebawah
melalui
tulang
tengah
daun.
- Daun yang
mengering
mulai dari
bagian
bawah
daun
hingga ke
bagian atas
karena
kekuranga
n N.
-P - Batang - Pertumbuhan
bagian tanaman
bawah melambat dann
kecil. kerdil.
- Daun tua - Batangnya
mengering lemah dan
dan mati. kurus.
- Daunnya - Akarnya tidak
pecah dan berkembang.
terbelah. - Daun tua
- Pertumbuh mengering dan
an lambat. mati.
- Terdapat - Terdapat
bercak- bercak-bercak
bercak putih pada
putih pada daun.
daun.
-K - Pertumbuh - Pertumbuhann
an U1 ya sangat
terlihat lambat dan
lambat,na kerdil.
mun - Hanya sedikit
pertumbuh warna
annya kekuning-
terlihat kuningan pada
lebih baik
29
dibandingk tulang
an dengan daunnya.
U2.
- Daun
terlihat
kuning di
tepi
daunnya.
Pembahasan
tanaman ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan tinggi 141 cm dan data
terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan –KCa dengan tinggi 42 cm.
Sedangkan, data tertinggi pada tinggi tanaman ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP
dengan tinggi 102 cm dan data terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -PK
dengan tinggi 52 cm. Tinggi tanaman dapat dipengaruhi oleh unsur hara N yang
berperan dalam masa vegetatif tanaman dalam pembentukan akar, batang dan daun
Jones (2012) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi
atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar
dan Subandi (2012) yang menyatakan bahwa kalium berperan dalam membantu
33
pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari
tanaman.
fotosintesis. Fotosintat akan di edarkan oleh jaringan floem ke sel-sel tanaman yang
masih mengalami pertumbuhan, sehingga dapat diketahui bahwa jumlah daun akan
dipengaruhi oleh beberapa unsur hara seperti Nitrogen yang berperan dalam
pembentukan organ vegetatif hal ini sesuai dengan litratur Jones (2012) yang
Pada diameter batang didapati data data yang sudah dilampirkan di tabel 4,
hal ini dipengaruhi oleh unsur hara K berdasarkan percobaan yang dilakukan
diperoleh data tertinggi diameter batang pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan
lengkap dengan diameter yaitu 22 mm dan data terendah diameter batang yaitu pada
perlakuan –KCa dengan diameter yaitu 6 mm. Sedangkan, data tertinggi diameter
batang pada ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan diameter yaitu 16 mm dan
data terendah diameter batang yaitu pada perlakuan -PK dengan diameter yaitu 5
mm. Hal ini terjadi karena fungsi dari unsur kalium berperan membantu
pembentukan protein dan karbohidrat; mengeraskan jerami dan bagian kayu dari
kualitas biji/buah. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi (2012) yang menyatakan
bahwa gejala yang terdapat pada batang yang kekukarangn unsur hara K yaitu
batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Gejala yang
34
tampak pada buah, misalnya buah kelapa dan jeruk yaitu buahnya banyak yang
tanaman yang berumbi yang mengalami defisiensi K hasil umbinya sangat kurang
Pada bobot kering dan segar akar di dapat hasil dimana unsur hara Ca
diperoleh data tertinggi bobot segar akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan -N
dengan bobot sebesar 85 gram dan data terendah bobot segar akar yaitu pada
perlakuan –CaMg dengan bobot sebesar 1,16 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot
segar akar 38 pada ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 37,9
gram dan data terendah bobot segar akar yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot
sebesar 0,33 gram. Hal ini sesuai dengan literatur Syahputra (2019) yang
pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna,
pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini
zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat (tidak lancar)
Dalam bobot segar dan kering tajuk dipengaruhi oleh unsur – unsur hara yang
dinding sel, unsur Ca yang berperan dalam pertumbuhan sel – sel ujung akar
tumbuhan dan Mg yang berperan dalam pembentukan klorofil, hal ini dapat dilihat
dari percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot segar tajuk pada
ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar 293 gram dan data
terendah bobot segar tajuk yaitu pada perlakuan –NP dengan bobot sebesar 1,15
gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar tajuk pada ulangan 2 yaitu pada
perlakuan -N dengan bobot sebesar 37 gram dan data terendah bobot segar tajuk
yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot. Gejala yang tampak pada daun, dimana
daun-daun muda selain berkeriput mengalami 39 perubahan warna, pada ujung dan
tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara
Berdasarkan analisa tanah dengan Minus One Test yang dilakukan pada tanah
entisol di daerah Lubuk Pakam maka didapat hasil yaitu tanah entisol ini mengalami
kekurangan unusr hara N, P, K, Ca dan Mg sehingga tanah jenis ini kurang baik
Irwan, et al., ( 2015) yang mentakan Entisol mempunyai sifat fisik dan kimia yang
kurang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya bertekstur pasir
sehingga struktur lepas, porositas aerasi besar dan permeabilitas cepat. Selain itu
kadar lempung dan bahan organik rendah, menyebabkan kapasitas menahan air dan
unsur hara rendah, agregasi lemah, kemantapan agregat rendah. Hal ini
tumbukan air hujan, dan mengakibatkan tanah ini mudah tererosi dan agregat yang
hancur menjadi partikel-partikel yang sangat halus dapat menutupi pori-pori tanah
Kesimpulan
1. Dalam pertumbuhan tinggi tanaman jagung (Jea mays L.) unsur-unsur yang
2. Banyak sedikitnya jumlah daun yang tumbuh dan mekar pada tanaman
3. Unsur hara K yang berperan dalam pembentukan dinding sel tanaman yang
4. Pada bobot kering dan segar bagian akar tanaman jagung (Jea mays L.)
didapat hasil yang dimana hasil tersebut dipengaruhi oleh unsur hara Ca
5. Pada bobot kering dan segar bagian tajuk tanaman jagung (Jea mays L.)
didapat hasil, dimana hasil tersebut dipengaruhi oleh unsur hara seperti
Saran
pengambilan sampel tanah yang baik dan benar oleh assisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, I. S.W. 2017. Pengaruh Uji Minus One Test pada Pertumbuhan
VegetatifTanaman Mentimun. Jurnal unswagati, 19(1) : 63-67.
Hakim, S. 2020. Ilmu Dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press, Malang,
285 hlm.
Hutapea, P. S., Abdullah, L., Karti, P. D. M. H., & Anas, I. (2018). Improvement
of Indigofera zollingeriana production and methionine content through
inoculation of nitrogen-fixing bacteria. Journal Agoteknologi 41(1), 37-
45. Irawan, D. 2012. Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays
L.)Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw.) Di
Dataran Rendah. FP USU. Medan.
Jones Jr., J. B.2012. Plant Nutrition and Soil Fertility Manual. United States: CRC
Press.
Lumbanraja, P. 2015. Perbaikan Kapasitas Pegang Air dan Kapasitas Tukar Kation
Tanah Berpasir dengan Aplikasi Pupuk Kandang pada Tanah Entisol. BMJ.
Muallim, Ali. 2013. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Pemupukan. IPB Pres.
Nursamsu, S. P., Ariska, R. N., & Hasruddin, M. P. 2019. Praktikum Biologi Botani
Berbasis Literasi Sains. Penerbit Lakeisha.
Sucianti. 2015. Interaksi iklim (curah hujan) terhadap produksi tanaman pangan di
Kabupaten Pacitan. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Balitbang
Kementan. Jurnal Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
1(2): 358-365.
Suleman, R., Kandowangko, N. Y., & Abdul, A. 2019. Karakterisasi morfologi dan
analisis proksimat jagung (Zea mays, L.) varietas Momala Gorontalo.
Jambura Edu Biosfer Journal, 1(2), 72-81.
Syahputra, S. E. 2019. Pengelolaan Hara Pada Berbagai Varietas Jagung (Zea mays
L.) Di Tanah Inceptisol Kabupaten Deli Serdang. FP USU. Medan.
Utami, S. N. H. Dan Suci Handayani. 2013. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem
Pertanian Organik. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69.
Widowati, L. R.. 2012. Evaluasi kesuburan tanah lahan kering pada Vertisols,
Inceptisols, dan Ultisols.
Wiraatmaja, H. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
Mays Saccharata Sturt) Berdasarkan Variasi Varietas Dan Pemupukan
Phonska. FP Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
40
LAMPIRAN
U1 U1 U2 U2
Ca Mg CaMg Kontrol
K NP KCa Lengkap
P NK PK N
N PK NK P
Kontrol KCa NP K
Lengkap CaMg Mg Ca
Keterangan:
V10-V12 > 53 - -
51,5-
75 -
53
50-
75-100 75
51,5
VT >53 - -
51,5-
50 -
53
50-
50-75 50
51,5