Anda di halaman 1dari 52

EVALUASI KESUBURAN TANAH ENTISOL LUBUK PAKAM DENGAN

METODE SUBSTRAKSI (MISSING ELEMENT TECHNIC) PADA


PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

LAPORAN

OLEH :
DANIEL SIMAMORA
210301058
AGROTEKNOLOGI-1B

LABORATORIUM KESUBURAN TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
EVALUASI KESUBURAN TANAH ENTISOL LUBUK PAKAM DENGAN
METODE SUBSTRAKSI (MISSING ELEMENT TECHNIC) PADA
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

LAPORAN

OLEH
DANIEL SIMAMORA
210301058
AGROTEKNOLOGI-1B

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Di Laboratorium Kesuburan Tanah Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM KESUBURAN TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
Judul Praktikum : Evaluasi Kesuburan Tanah Entisol Lubuk Pakam Dengan
Metode Substraksi (Missing Element Technique) Pada
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Nama : Daniel Simamora
NIM : 210301058
Kelas : Agroteknologi-1
kelompok : B

Diketahui Oleh,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

(Nur Ulina Warnisyah Br. Sebayang SP, M.Agr.)


NIP. 0010079301

Diperiksa Oleh,
Asisten Korektor

(Ahmad Fauzi)
Nim: 180301047
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun laporan yang berjudul “Evaluasi Kesuburan Tanah Entisol Lubuk

Pakam Dengan Metode Subtraksi (Missing Element Technique) Pada

Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)” ini dibuat sebagai salah satu

syarat untuk melengkapi komponen penilaian di Laboratorium Kesuburan Tanah

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Sarifuddin MP; Dr.Ir. Fauzi MP;

Dr. Ir. Hamidah Hanum MP; Ir. Mohd. Madjid Damanik M.Sc.; dan

Nur Ulina Warnisyah Br Sebayang SP, M.Agr;

selaku dosen mata kuliah Kesuburan Tanah yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi

perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................................ 1
Tujuan Praktikum .......................................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan ...................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.) .......................................................................... 3
Syarat Tumbuh ................................................................................................................ 5
Tanah........................................................................................................................... 5
Iklim ............................................................................................................................ 6
Tanah Entisol .................................................................................................................. 7
Missing Element Technic ............................................................................................. 8
Gejala Defisiensi Unsur Hara Makro .............................................................................. 9

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum ...................................................................................... 12
Alat dan Bahan.............................................................................................................. 12
Metode Praktikum ......................................................................................................... 13

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pengambilan Contoh Tanah .......................................................................................... 15
Penanganan Contoh Tanah ........................................................................................... 15
Penanaman Tanaman Indikator..................................................................................... 15
Penyiraman dan Pemeliharaan ...................................................................................... 16
Persiapan Lahan ............................................................................................................ 16
Pengamatan Tinggi, Diameter Batang dan Jumlah Daun ............................................. 16
Panen ............................................................................................................................. 17

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .............................................................................................................................. 19
Pembahasan................................................................................................................... 32

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ................................................................................................................... 37
Saran ............................................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal


1. Perlakuan Percobaan 13
2. Dosis Pupuk Percobaan 14
3. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 19
4. Diameter Batang (Zea mays L.) 20
5. Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.) 22
6. Bobot Segar Akar Jagung (Zea mays L.) 23
7. Bobot Kering Akar Jagung (Zea mays L.) 24
8. Bobot Segar Tajuk Jagung (Zea mays L.) 25
9. Bobot Kering Tajuk Jagung (Zea mays L.) 26
10. Gejala Defisiensi Hara Jagung (Zea mays L.) 27

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal


1. Bagan Percobaan Tanaman Jagung (Zea mays L.) 37
2. Perhitungan Pupuk 38
3. Pelaksanaan Percobaan 39
4. Kriteria Sifat Tanah 40
5. Kriteria Defesiensi Hara Jagung (Zea mays L.) 41
6. Data Tinggi Tanaman 42
7. Data Jumlah Daun 42
8. Data Diameter Batang 42
9. Bobot Kering Tajuk 42
10. Bobot Kering Akar 43
11. Dokumentasi Data 43
12. Dokumentasi Gejala Defisiensi 43

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman jagung digunakan sebagai tanaman indikator berdasarkan sifat

tanaman tersebut yang banyak menyerap unsur hara dan dapat menunjukkan respon

secara visual akibat kekurangan dan/atau keracunan unsur hara, jagung dijadikan

sebagai tanaman indikator karena sifat tanaman jagung yang dapat menunjukkan

kekurangan unsur hara pada daunnya secara langsung (Prakoso et al., 2022).

Missing element technic atau dikenal dengan minus one test adalah suatu set

percobaan dengan memberikan semua hara yang diperlukan tanaman (basal

elements) kecuali unsur yang diamati. Percobaan ini dilakukan dengan

menggunakan kombinasi anatara pupuk yang mengandung N, P dan K dengan

menghilangkan salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut sehingga didapat

perlakuan yang memeberikan hasil terendah (Atmaja, 2017).

Gangguan hara pada tanaman merupakan masalah utama bagi petani di

dunia, di samping masalah-masalah penting lainnya. Sistem bertanam secara

terus menerus dan meningkatnya intensitas tanam menyebabkan problem

gangguan hara bertambah besar. Disatu pihak menyebabkan defisiensi hara

tertentu dan dilain pihak menimbulkan toksisitas dimana pada daerah tersebut

sebelumnya hara bukan merupakan suatu masalah. Dalam situasi seperti itu,

petani-petani modern dan juga ilmuwan pertanian membutuhkan informasi

untuk membantu mengambil keputusan apakah tanaman di lapangan

mengalami gangguan hara atau tidak. Gejala defisiensi atau toksisitas hara

umumnya dapat digunakan untuk maksud tersebut (Wiraatmaja, 2017).


2

Gejala defisiensi unsur hara adalah tanda – tanda yang diperlihatkan oleh

tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi

unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya

tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi

unsur hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan

salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul

bercak–bercak (Utami dan Suci, 2013).

Metode minus one test diterapkan untuk tanah-tanah dengan tingkat

kesuburan rendah sampai sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami

beberapa kahat hara sehingga perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap

terlebih dahulu. Metode plus one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat

kesuburan sedang sampai tinggi, karena tanah tersebut diduga cukup hara

sehingga hanya perlu diuji hara pembatas utamanya dengan penambahan satu

unsur hara. Kriteria kesuburan rendah, sedang, dan tinggi mengacu pada kriteria

yang dibuat Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Widowati, 2012).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui status unsur

hara dari suatu tanah entisol yang berada didaerah Lubuk Pakam dengan

menggunakan metode substraksi (Missing Elemen Technic).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Kesuburan

Tanah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara serta sebagai sebaran informasi bagi yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Jagung (Zea mays L.) termasuk tanaman semusim dari jenis graminae

yang memiliki batang tunggal dan monoceous. Jagung juga merupakan

tanaman semusim determinat, satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150

hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan

paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Sebagai salah satu bahan pangan,

ketersediaanjagung di tengah-tengah kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan.

Karena jagung merupakan sumber karbohidrat yang mempunyai banyak

manfaat. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi

sebagai berikut: Kingdom : Plantae ; Divisio : Spermatophyta ; Sub Divisio :

Angiospermae ; Kelas : Monocotyledonae ; Ordo : Poales ; Famili : Poaceae ;

Genus : Zea dan Spesies : Zea mays L. (Lismuntiya, 2021).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Tanaman jagung umumnya memiliki

tinggi berkisar 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.

Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada

umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung tergolong akar

serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada

pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar

adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga

tegaknya tanaman (Amsyaruddin, 2020).


4

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal

merupakan akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar

seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan

pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif

merupakan akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,

kemudian setelah akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan

terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar

adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Perkembangan akar jagung

(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah,

fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan

(Nursamsu, et al., 2022).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat

tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang

menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan kulit

(epidermis) utama, yaitu jaringan pembuluh, dan pusat batang

(pith) (Suleman et al., 2019).

Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,

yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian

yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10%

protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari

vitamin A dan E. (Fajarany et al., 2016).


5

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur,

gembur, banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik.

Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan

pengolahan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang

terbaik untukpertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat

ditanami jagung dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan

secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air di dalam tanah berada

dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan

tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Supriyatno, 2017).

Adapun syarat keasaman tanah untuk pertumbuhan jagung (Zea mays L.)

antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup serta kemiringan

optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%, dan ketinggian antara 1000-

1800m dpl dengan ketinggian optimum antara 50- 600 m dpl. Tanah dengan

tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untukpertumbuhannya. Tanah-

tanah dengantekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik

bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan

ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik (Fabians et al., 2016).

Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur (lembab), permeabilitas

sedang, drainase agak cepat, tingkat kesuburan sedang, kandungan humus

sedang.Reaksi tanah (pH) berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8– 7,8.

Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia

didalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat oleh CO sehingga tidak terlarut
6

dalamair. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap oleh akar tanaman. Jadi,

pH tanah dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman saling

berkaitan (Zakariah, 2012).

Iklim

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga

subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0°- 500° LU

hingga 0°- 400 LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari

yangpenuh. Suhu optimum yang di kehendaki adalah 21°- 34°C. Curah hujan

yang ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 min/bulan dan harus merata.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman

jagung yang ternaungi pertumbuhannya akan terhambat din memberikan hasil

bijiyang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Nurhidayat, 2022).

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu

daerahberiklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah dengan curah

hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang tidak beririgasi.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari dalam masa

pertumbuhan. Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup

banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat

pengisian biji (Juandi dan Maherta, 2016).

Terjadinya iklim ekstrim berdampak besar terhadap tanaman semusim,

terutama tanaman pangan. Salah satu unsur iklim yang dapat sbagai indikator dalam

kaitannya dengan tanaman adalah curah hujan. Mengingat curah hujan merupakan

unsur iklim yang fluktuasi tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman

cukup signifikan. Jumlah hujan secara keseluruhan cukup penting dalam


7

menentukan hasil, terlebih apabil ditambah dengan peningkatan suhu, peningkatan

suhu yang besar dapat menurunkan hasil. Jika terjadi penurunan curah hujan dapat

menimbulkan kekeringan (Sucianti, 2015).

Tanah Entisol

Jenis tanah Entisol banyak terdapat di wilayah sekitar gunung aktif dan

terutama di daerah saluran lahar vulkan. Penyebarannya hampir terdapat di

seluruh kepulauan di Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, dan Nusa. Entisol

merupakan jenis tanah berpasir dimana merupakan salah satu tanah yang

memerlukan pengelolaan sifat fisika dan kimia tanah. Tanah berpasir dominan

memiliki pori makro, porositas yang tinggi dan kemampuan menahan air serta

hara yang rendah sehingga unsur hara yang ada di dalamnya menjadi mudah

hilang salah satunya adalah nitrogen (Lumbanraja, 2015).

Entisol merupakan jenis tanah berpasir dimana merupakan salah satu

tanahyang memerlukan pengelolaan sifat fisika dan kimia tanah. Tanah berpasir

dominan memiliki pori makro, porositas yang tinggi dan kemampuan menahan

airserta hara yang rendah sehingga unsur hara yang ada di dalamnya menjadi

mudahhilang salah satunya adalah nitrogen. Permasalahan tanah Entisol adalah

sifat fisikdan kimia yang rendah. Tanah ini umumnya bertekstur pasir sehingga

strukturnya lepas, porositas aerasi besar, permeabilitas cepat, kapasitas

menahan airnya rendah karena kadar lempung dan bahan organiknya juga

rendah. Kadar unsur hara P, dan K banyak terdapat pada tanah ini, tetapi tidak

tersedia bagi tanaman. Unsur hara N yang bersifat mobil sangat tidak tersedia

pada tanah ini, karena tanah ini sangat poreus (Nugroho, 2013).
8

Entisol terbentuk dibawah pengaruh iklim kering dengan bahan induk

didominasi mineral kuarsa yang sangat resistensi terhadap pelapukan. Iklim

kering menyebabkan pelapukan dan reaksi-reaksi kimia dalam tanah

berlangsung sangat lambat, Kesuburan tanah yang rendah menunjukkan

kandungan unsur hara juga rendah, salah satunya nitrogen yang merupakan

unsur hara makro dan sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.

Jumlah nitrogen yang terbatas sedangkan yang diangkut tanaman saat panen

cukup banyak serta sifat nitrogen yang labil mudah larut dan mudah pula

hilang dalam air drainase (Irwan et al.,2015).

Missing Element Technic

Usaha untuk mengetahui status hara suatu tanah pertanian merupakan hal

yang penting sebelum melakukan pemupukan. Informasi tentang status hara

tersebut merupakan dasar untuk memutuskan apakah tanaman perlu dipupuk atau

tidak. Selanjutnya, apabila tanaman perlu dipupuk, maka pupuk kapan dan berapa

jumlah yang perlu diberikan harus diketahui terlebih dahulu. Dengan evaluasi status

hara yang baik, rekomendasi pupuk dapat di rumuskan dengan tepat, sehingga

tindakan pemupukan bukan hanya menguntungkan petani, tetapi juga memberikan

pengaruh yang menguntungkan kepada lingkungan (Suliasih et al., 2012).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan fungsi

N,P dan K bagi tanaman adalah dengan melakukan uji Minus One Test. Metode

ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi anatara pupuk yang

mengandung N, P dan K dengan menghilangkan salah satu unsur dari ketiga

unsur tersebut sehingga didapat perlakuan yang memeberikan hasil terendah.

Perlakuan yang yang terdiri dari kombinasi dua unsur dan kemudian
9

memberikan produksi terendah menunjukkan bahwa unsur yag hilang

merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produksi (Mualim, et al. 2013).

Gejala Defisiensi Unsur Hara Makro

Semua tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup untuk penunjang

pertumbuhan dan perkembangannya secara normal. Apabila kebutuhan hara tidak

tercukupi dengan baik, tanaman akan kekurangan suplai makanan dan gejala khas

muncul pada tanaman, seperti perubahan ukuran daun, klorosis, nekrosis dan

lainnya yang akan terlihat jelas terutama pada organ daun. Gejala-gejala tersebut

memberikan ciri khas atau pola pada daun berdasarkan defisiensi hara yang dialami

suatu tanaman (Hakim, 2020).

Gejala defisiensi unsur hara adalah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh

tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Defisiensi

unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan sebelumnya

tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur

hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu

atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul

bercak-bercak. Gejala defisiensi atau kelebihan hara lebih mudah dilihat pada daun,

tetapi mungkin juga terjadi pada bagian lain dari tanaman seperti pucuk batang,

buah dan akar. Gejala defisiensi atau toksisitas umumnya spesifik untuk hara

tertentu. Oleh karena itu adalah memungkinkan menggunakan penampakan

visual untuk mendiagnosis tanaman sakit karena kekurangan atau kelebihan

hara (Febriana, 2016).

Defisiensi unsur nitrogen (N) yang merupakan unsur hara yang bersifat

mobile sehingga gejala klorosisnya terjadi pada daun dewasa. Nitrogen merupakan
10

unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk produksi protein, asam nukleat,

dan klorofil sehingga tanaman yang mengalami defisiensi unsur ini akan

menunjukkan gejala klorosis (daun menguning) pada daun dewasa dengan gejala

klorosis yaitu hijau muda hingga kuning, semakin berat tingkat defisiensi yang

terjadi daun tanaman akan semakin menguning dan dalam kasus yang parah akan

menyebabkan daun mengalami nekrosis. Tanaman yang kekurangan unsur hara N

tidak hanya akan mengalami gejala klorosis tetapi akan menyebabkan pertumbuhan

tanaman melambat, lemah dan kerdil (Jones, 2012).

Gejala kekurangan fosfor menyebabkan pertumbuhan akar tanaman

lambat, tanaman kerdil, daun berwarna hijau gelap dan tegak, lama-kelamaan

daun berwarna keungu-unguan, anakan sedikit, waktu pembungaan terlambat

atautidak rata, umur tanaman/panen lebih panjang, dan gabah yang terbentuk

berkurang (Aprilianda, 2012).

Kalium sebagai hara esensial dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah

yang cukup banyak dibanding unsur hara P. Peran K pada tanaman berkaitan

erat dengan proses biofisika dan biokimia. Dalam proses biofisika, K berperan

pentingdalam mengatur tekanan osmosis dan tugor, yang pada gilirannya akan

memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel serta membuka dan

menutupnya stomata. Gangguan pada pembukaan dan penutupan stomata

akibat tanaman kahat (deficiency) K akan menurunkan aktivitas fotosintetis

karena terganggunya pemasukan CO2 ke daun. Tanaman yang cukup K dapat

mempertahankan kandungan air dalam jaringannya, karena mampu menyerap

lengas dari tanah dan mengikat air sehingga tanaman tahan terhadap cekaman

kekeringan (Subandi, 2012).


11

Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan

bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan

tanaman tinggi tetapi tidak kekar.Karena berefek langsung pada titik tumbuh

maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat.Bunga

gugurjuga efek kekurangan kalsium (Syahputra, 2019).

Kekurangan unsur magnesium (Mg) menyebabkan timbulnya warna

keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun dan pada daun tua yang akan

mengalami klorosis dengan warna merah keunguan sepanjang pinggir daun

serta tampak bercak-bercak coklat. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa

tanah tersebut bersifat masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan

pengolahan tanah yang kurang intensif. Dengan pemberian dolomit dapat

mengatasi masalahkahat Mg ini untuk musim tanam selanjutnya (Farhat, 2019).

Gejala kahat S mirip dengan gejala kahat N, tetapi kahat S diikuti oleh klorosis

pada daun muda. Pangkal daun berwarna kuning. Gejala nampak pada daun

yang terletak dekat pucuk. Kahat S akan menghambat pertumbuhan dan klobot

mengecil. Kahat S pada tanaman jagung sering dijumpai pada tanah yang

kandungan bahan organiknya <2,5%, tekstur berpasir, atau pada tanah kalkarik

(Hutapea, 2018).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di Lahan Kesuburan Tanah dan

Laboratorium Kesuburan Tanah, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±32 mdpl.

Pelaksanaan percobaan ini dilakukan atau dimulai pada tanggal 17 September 2022

pukul 14.20 WIB hingga 16.00 WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk

mencangkul tanah, gembor untuk menyiram air, ayakan pasir untuk mengayak

tanah, timbangan sebagai alat untuk menimbang berat sampel tanah dan pupuk,

oven sebagai alat untuk mengeringkan tanah, cawan untuk tempat contoh tanah,

kalkulator sebagai alat hitung persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk,

ember sebagai tempat untuk merendam benih, meteran sebagai alat ukur panjang

tanaman, jangka sorong sebagai alat ukur diameter batang, spidol untuk menandai

polybag dan jumlah daun, plank sebagai penanda plot, kamera sebagai alat

dokumentasi, dan alat tulis untuk menulis data.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung

(Zea mays L.) bersertifikat sebagai bahan tanam, tanah Entisol Lubuk Pakam

sebagai media tanam, pupuk Urea, SP-36, KCl, CaCO3 dan Kieserit sebagai pupuk

kriteria, polybag sebagai tempat tanah, air untuk menyiram tanaman, goni sebagai

tempat tanah, karet untuk mengikat, kantong plastik untuk tempat contoh tanah,

plastik transparan sebagai tempat pupuk, kertas label dan stik es sebagai penanda

untuk setiap perlakuan, dan kertas amplop untuk mengisi tajuk dan akar tanaman.
13

Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara sederhana yaitu

Metode Substraksi (Missing Element Technic). Dalam metode ini menggunakan

tanaman indikator dimana satu polybag diberikan unsur hara yang lengkap.

Selanjutnya pada polybag lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau dua unsur

hara, dan ada yang tanpa diberi pupuk. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif

dengan cara memotong bagian tajuk tanaman mulai dari batas permukaan tanah.

Selanjutnya dilakukan pengambilan seluruh akar tanaman indikator dari dalam pot

percobaan. Penetapan berat kering tanaman baik bagian tajuk maupun bagian akar

dilakukan setelah tanaman diovenkan selama 2 hari.

Berdasarkan metode ini, diperoleh informasi mengenai unsur hara apa yang

kahat, kekahatan unsur hara apa yang relatif penting dan besarnya penurunan

tingkat kesuburan tanah.

Tabel 1. Perlakuan Percobaan

No. Perlakuan Unsur Hara


1 Kontrol -
2 Lengkap N P K Ca Mg
3 -N P K Ca Mg
4 -P N K Ca Mg
5 -K N P Ca Mg
6 -NP K Ca Mg
7 -NK P Ca Mg
8 -PK N Ca Mg
9 -Ca N P K Mg
10 -Mg N P K Ca
11 -NPK Ca Mg
12 -Ca Mg NPK
14

Ulangan :2

Total Polybag : 12 x 2 = 24 unit

Tabel 2. Dosis Pupuk Percobaan

Jumlah Pupuk
Jenis Pupuk Kadar Hara Dosis Perlakuan
(g/pot)
Urea 45% N 250 ppm N 4,34
SP-36 36% P2O5 150 ppm P 9,52
KCl 60% K2O 100 ppm K 2
CaCO3 47% CaO 50 ppm Ca 0,8
Kieserit 28% MgO 50 ppm Mg 3,7
PELAKSANAAN PERCOBAAN

Pengambilan Contoh Tanah

Tanah entisol diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas.

Umumnya suatu contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual

dianggap dapat mewakili tanah sebesar 10-15 ha. Hal tersebut tergantung pada

keadaan setempat. Semakin homogen keadaan daerahnya makin sedikit jumlah

contoh tanda individual yang diperlukan sebaliknya makin heterogen akan makin

banyak. Agar diperoleh contoh tanah yang luasnya maka pengambilan tanah

komposit dilakukan secara zig zag. Pada setiap titik tanah diambil pada kedalaman

0 sampai 20 cm setelah terlebih dahulu tumbuhan atau vegetasi di atasnya

dibersihkan. Lokasi pengambilan contoh di Jalan Pantai Serambi Deli, Paluh

Sibaju, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Penanganan Contoh Tanah

Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara

menganginkannya (jangan dijemur di bawah cahaya matahari langsung dan jangan

terkena hujan). Apabila tanah telah kering udara maka dilakukan pengayakan

dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir). Karena perhitungan kebutuhan itu

didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam satuan berat kering mutlak, maka

perlu dihitung kadar airnya (%KA).

Penanaman Tanaman Indikator

Digunakan benih tanaman indikator yaitu jagung varietas pioneer. Sebelum

ditanam benih tanaman indikator direndam terlebih dahulu dengan air selama

kurang lebih 15 sampai 30 menit kemudian ditanam tepat di tengah polybag

sebanyak 3 sampai 4 biji pada kedalaman 2 sampai 3 cm.


16

Penyiraman dan Pemeliharaan

Penyiraman yang dilakukan setiap hari kecuali hari hujan bahwa bagi

penanaman di lapangan. Air penyiram yang dipakai haruslah air bebas ion

(aquades) atau dalam hal ini biasanya dipakai air hujan yang ditampung pada wadah

plastik. Seminggu setelah tanam perlu dilakukan seleksi tanaman dalam polibag

dengan meninggalkan 2 tanaman kuat dan bagus pertumbuhannya. Penyiangan

gulma dilakukan terus mengemis dan pemberantasan penyakit dilakukan secara

preventif dengan menyebabkan insektisida jika diperlukan.

Persiapan Lahan

Persiapan lahan merupakan usaha persiapan media tumbuh agar sesuai dan

mendukung pertumbuhan tanaman. Tujuannya dalam memperbaiki aerasi dan

drainase, menghilangkan kemasan tanah, mencampur bahan organik, mengurangi

erosi, dan mengendalikan gulma. Besar kecilnya persiapan lahan dipengaruhi oleh

faktor sifat fisik tanah, kemiringan lereng, jenis tanaman, waktu dan alat yang

tersedia, dan biaya. Tahapan pertama yang dilakukan adalah land clearing atau

pembersihan lahan. Lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma.

Lahan berada di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pengamatan Tinggi, Diameter Batang dan Jumlah Daun

Pengamatan dimulai seminggu setelah tanam, parameter yang harus diamati

adalah tinggi tanaman indikator yang diamati setiap minggu. Diukur mulai dasar

batang hingga daun terpanjang pada tanaman jagung (tanaman monokotil). Agar

tidak terjadi perubahan dasar pengukuran akibat pembumbunan, maka perlu dibuat

patok atau pacak dasar pengukuran berupa kayu kecil yang ditanamkan dekat
17

batang dan diberi tanda tempat awal pengukuran dengan menggunakan cat atau

spidol.

Jumlah daun juga diamati setiap minggu. Diameter batang sama seperti

parameter tinggi dan jumlah daun yang diamati setiap minggu dengan

menggunakan alat jangka sorong. Pengukuran diameter batang dilakukan dari dua

sisi batang yang berbeda, dikarenakan tanaman jagung memiliki batang yang oval

(tidak bulat sempurna). Pengamatan gejala defisiensi atau kekurangan unsur hara

dapat dilakukan mulai dari 2 sampai 7 minggu setelah tanam (MST) dengan

memperhatikan warna atau corak daun yang muncul.

Panen

Setelah 7 minggu setelah tanam (MST) atau saat masa vegetative berakhir

(sebelum keluar bunga) dilakukan pemanenan untuk menghitung berat segar tajuk,

berat kering tajuk, berat segar akar, dan berat kering akar. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam mengukur berat segar tajuk adalah pada umur 7 MST dilakukan

pemotongan bagian atas tanaman pada pangkal batang menggunakan gunting,

kemudian tajuk dimasukkan ke dalam amplop yang telah diberi lobang dan label

sesuai dengan perlakuan, selanjutnya tajuk ditimbang dengan timbangan analitik

dengan mengeluarkan tajuk dari amplop.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat segar akar adalah

pada awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah

dikeluarkan dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar

terlepas, kemudian dicuci bersih, kemudian akar dimasukkan ke dalam amplop

yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya akar lalu

ditimbang dengan timbangan analitik dengan mengeluarkan akar dari amplop.


18

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat kering tajuk adalah

pada umur 7 MST dilakukan pemotongan bagian atas tanaman pada pangkal batang

menggunakan gunting, kemudian tajuk dimasukkan ke dalam amplop yang telah

diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan oven pada

temperatur 700C selama lebih kurang 2 malam hingga beratnya konstan lalu

ditimbang.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur berat kering akar adalah

pada awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah

dikeluarkan dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar

terlepas, kemudian dicuci bersih, kemudian akar dimasukkan ke dalam amplop

yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan

oven pada temperatur 700C selama kurang lebih 2 malam hingga beratnya konstan

lalu ditimbang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tinggi tanaman sebagai

berikut :

Tabel 3. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 5 11 19 30,6 33 45 65,7
Kontrol
2 10 13 21 34,5 66 70 97

Lengkap 1 37 55 82,3 104 122 140 141


2 21,5 41,5 30 38,9 37 56 58

-N 1 9,5 27 56 84,9 89,2 105 122


2 14,5 27 35,4 42,5 47 76 81

-P 1 14 24,5 30 48 56 62 92,4
2 15 20 22,7 25 29 41 62

-K 1 11,5 35 51 60,2 71 82 83
2 6 13,5 23,4 33,7 40 59 69

-Ca 1 10,4 23 26,8 30 52 75 82


2 8,5 13 17 21 30 0 0

-Mg 1 18,3 36 48 52,5 58 85 99,4


2 14,4 33 38,1 45 47 75 88

1 10,9 28 34 39,4 42,2 52 61


-NP
2 10 27,7 39,7 49,4 64 96 102
66 90 94
-NK 1 14,5 33 44 55,9
2 6,3 23 29,3 36,3 46 67 71,5

-PK 1 11 28 32 36,5 38 46 77
2 9 18,5 29 31,5 33,5 50 52

-KCa 1 12 18,4 23 35 37 40 42
2 14,5 26,8 40 50,1 59,8 68 81
20

-CaMg 1 53 22,7 30 45 49 80 56
2 13 198 25 32,2 39 65 67

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi pada tinggi

tanaman ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan tinggi 141 cm dan data

terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan –KCa dengan tinggi 42 cm.

Sedangkan, data tertinggi pada tinggi tanaman ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP

dengan tinggi 102 cm dan data terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -PK

dengan tinggi 52 cm.

Diameter Batang

Adapun berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat diameter batang

yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Diameter Batang Jagung (Zea mays L.)

MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 3 5 5 5 5 7 10
Kontrol
2 3 3 4 5 11 13 15
1 2 3 8 15 20 21 22
Lengkap
2 3 3 4 5 5 8,12 9
1 3 3 5 8 14 15 15
-N
2 3 3 4 5 6 10 11
1 3 4 4 5 6 10 12
-P
2 4 4 4 4 4 7 7
1 2 4 5 7 6 8 10
-K
2 2 4 4 4 4 7 12
1 3 3 4 4 7 10,2 12
-Ca
2 2 3 3 4 5 0 0
1 3 4 5 7 8 11 13
-Mg
2 3 4 4 6 6 8 10
1 3 3 4 5 10 7 7
-NP
2 2 3 3 4 5 16 16
1 4 4 5 5 9 11 12
-NK
2 4 3 4 4 5 7 9
1 2 3 3 4 6 4 10
-PK
2 2 3 3 4 4 4 5
21

1 3 3 4 4 4 6 6
-KCa
2 3 4 4 4 4 8 11
1 2 4 4 4 5 10 12
-CaMg
2 3 3 4 4 5 8 8

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi diameter

batang pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan diameter yaitu 22 mm

dan data terendah diameter batang yaitu pada perlakuan –KCa dengan diameter

yaitu 6 mm. Sedangkan, data tertinggi diameter batang pada ulangan 2 yaitu pada

perlakuan -NP dengan diameter yaitu 16 mm dan data terendah diameter batang

yaitu pada perlakuan -PK dengan diameter yaitu 5 mm.

Jumlah Daun

Adapun berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data jumlah daun

sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)

MST
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7
1 1 3 3 3 5 7 9
Kontrol
2 1 2 4 4 6 7 8
1 1 2 4 8 8 7 11
Lengkap
2 1 2 4 4 4 7 7
1 1 2 4 5 6 9 10
-N
2 1 2 4 4 4 7 7
1 1 3 3 4 6 7 7
-P
2 1 2 3 3 4 5 6
1 1 3 4 5 5 7 7
-K
2 1 2 3 4 5 7 7
1 1 1 1 4 6 7 7
-Ca
2 1 3 3 4 4 0 0
1 1 3 4 5 7 8 8
-Mg
2 1 3 4 4 5 6 7
1 1 3 3 3 4 6 6
-NP
2 1 3 4 4 6 7 8
1 1 3 4 5 7 8 9
-NK
2 0 2 4 5 5 6 8
-PK 1 1 3 3 4 5 6 7
22

2 1 3 3 4 5 7 7
1 1 3 4 5 5 7 6
-Kca
2 0 2 3 3 4 6 7
1 1 3 3 4 6 7 7
-CaMg
2 1 2 3 3 5 6 6

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi jumlah daun

pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan jumlah daun 11 helai dan data

terendah jumlah daun yaitu pada perlakuan –NP dan –KCa dengan jumlah daun

yaitu 6 helai daun. Sedangkan, data tertinggi jumlah daun pada ulangan 2 yaitu pada

perlakuan kontrol dan -NP dengan jumlah daun 8 helai daun dan data terendah

jumlah daun yaitu pada perlakuan –P dan -CaMg dengan jumlah daun yaitu 6 helai

daun.

Bobot Kering dan Segar Akar

Adapun data bobot segar akar berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. Bobot Segar Akar Jagung (Zea mays L.)

Perlakuan Ulangan Bobot Segar Akar (gr)


1 22,57
Kontrol
2 6,44
1 41,94
Lengkap
2 7,80
1 85
-N
2 23
1 37,9
-P
2 0,79
1 12
-K
2 9,82
1 13,86
-Ca
2 0,33
1 31,86
-Mg
2 15,81
1 8,57
-NP
2 37,9
23

1 43,83
-NK
2 14,05
1 17,96
-PK
2 3,37
1 2,52
-Kca
2 29
1 1,16
-CaMg
2 13

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot segar

akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan -N dengan bobot sebesar 85 gram dan

data terendah bobot segar akar yaitu pada perlakuan –CaMg dengan bobot sebesar

1,16 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar akar pada ulangan 2 yaitu pada

perlakuan -NP dengan bobot sebesar 37,9 gram dan data terendah bobot segar akar

yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot sebesar 0,33 gram.

Adapun data bobot kering akar berdasarkan percobaan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 7. Bobot Kering Akar Jagung (Zea mays L.)

Perlakuan Ulangan Bobot Kering Akar (gr)


1 6,5
Kontrol
2 1,4
1 22,3
Lengkap
2 0,9
1 13,0
-N
2 3,1
1 4,7
-P
2 1,3
1 1,5
-K
2 1,0
1 1,8
-Ca
2 0
1 4,6
-Mg
2 2,4
1 1,4
-NP
2 4,9
1 7,0
-NK
2 2,1
24

1 2,1
-PK
2 0,4
1 0,4
-Kca
2 3,7
1 0,3
-CaMg
2 1,7

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot kering

akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar 22,3 gram

dan data terendah bobot kering akar yaitu pada perlakuan –CaMg dengan bobot

sebesar 0,3 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot kering akar pada ulangan 2 yaitu

pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 4,9 gram dan data terendah bobot kering

akar yaitu pada perlakuan –PK dengan bobot sebesar 0,4 gram.

Bobot Segar dan Kering Tajuk

Adapun berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat data bobot segar

tajuk tertera pada tabel berikut :

Tabel 3. Bobot Segar Tajuk Jagung (Zea mays L.)

Perlakuan Ulangan Bobot Segar Tajuk (gr)


Kontrol 1 70
2 16
Lengkap 1 293
2 10
-N 1 142
2 37
-P 1 66
2 14
-K 1 19
2 27
Ca 1 31
2 2
Mg 1 1,56
2 34
NP 1 1,15
2 2,92
NK 1 53
2 23
25

PK 1 26
2 5,46
Kca 1 2
2 32
CaMg 1 3
2 15

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot segar

tajuk pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar

293 gram dan data terendah bobot segar tajuk yaitu pada perlakuan –NP dengan

bobot sebesar 1,15 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar tajuk pada ulangan

2 yaitu pada perlakuan -N dengan bobot sebesar 37 gram dan data terendah bobot

segar tajuk yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot sebesar 2 gram.

Adapun berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat data bobot kering

tajuk tertera pada tabel berikut :

Tabel 4. Bobot Kering Tajuk Jagung (Zea mays L.)

Perlakuan Ulangan Bobot Kering Tajuk (gr)


1 13,7
Kontrol
2 2,7
1 113,1
Lengkap
2 1,6
1 47,0
N
2 4,5
1 11,8
P
2 1,8
1 2,7
K
2 3,9
1 2,9
Ca
2 0,5
1 9,3
Mg
2 4,4
1 2,6
NP
2 16,3
1 0,7
NK
2 2,7
26

1 2,7
PK
2 0,8
1 0,4
Kca
2 4,6
1 0,3
CaMg
2 2,0

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot

kering tajuk pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar

113,1 gram dan data terendah bobot kering tajuk yaitu pada perlakuan –CaMg

dengan bobot sebesar 0,3 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot kering tajuk pada

ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 16,3 gram dan data

terendah bobot kering tajuk yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot sebesar 0,5

gram.

Defesiensi Hara

Adapun berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat data gejala defesiensi

unsur hara sebagai berikut:

Tabel 10. Gejala Defesiensi Unsur Hara Jagung(Zea mays L.)


27

Perlakua Gambar Gejala Defisiensi Hara


n U1 U2 U1 U2
Kontrol - Pertumbu - Pertumbuhan
han sangat lambat.
lambat. - Batang kurus.
- Daun - Daun berwarna
bagian hijau
bawah kekuningan.
mengerin - Akarnya tidak
g dan berkembang.
mati. - Terdapat
- Terdapat bercak-bercak
bercak- putih pada
bercak daun.
putih
pada
daun.

Lengkap - Pertumbuh - Didapati


an U1 tanaman
tumbuh jagung
dengan perlakuan
baik. lengkap U2
- Pada daun tumbuh sangat
paling tua lambat.
sudah - Pada tepi daun
menguning menguning.
.
- Daun
muda
nampak
hijau tua
seperti
umumnya
jagung dan
segar.

-N - Pertumbuha - Pertumbuhanny
n tanaman a lambat dan
jagung kerdil
lambat, - Pertumbuhanny
tetapi a lebih lambat
sedikit lebih dari U1.
terlihat - Daun nya
perkembang menguning dari
annya dari ujung tengah
U2. daun ke pinggir
daun.
28

- Daun - Daun
kering dan mengering
menguning akibat
mulai dari kekurangan N
ujung terus yang parah.
menjalar
kebawah
melalui
tulang
tengah
daun.
- Daun yang
mengering
mulai dari
bagian
bawah
daun
hingga ke
bagian atas
karena
kekuranga
n N.
-P - Batang - Pertumbuhan
bagian tanaman
bawah melambat dann
kecil. kerdil.
- Daun tua - Batangnya
mengering lemah dan
dan mati. kurus.
- Daunnya - Akarnya tidak
pecah dan berkembang.
terbelah. - Daun tua
- Pertumbuh mengering dan
an lambat. mati.
- Terdapat - Terdapat
bercak- bercak-bercak
bercak putih pada
putih pada daun.
daun.
-K - Pertumbuh - Pertumbuhann
an U1 ya sangat
terlihat lambat dan
lambat,na kerdil.
mun - Hanya sedikit
pertumbuh warna
annya kekuning-
terlihat kuningan pada
lebih baik
29

dibandingk tulang
an dengan daunnya.
U2.
- Daun
terlihat
kuning di
tepi
daunnya.

-Ca - Tanaman - Pertumbuhan


kering dan tanaman
mati. terhambat.
- Akar tidak - Batang kurus
berkemban dan lemah.
g. - Daun
- Semua berwarna hijau
daun kekuningan.
kering - Terdapat
bercak-bercak
putih pada
daun.

-Mg - Daun - Daun kering


mengerut hingga pecah
dan pecah.
mengkerit - Ujung dan tepi
ing. daun berwarna
- Pinggiran kuning.
daun Kecoklatan.
kuning- - Ukuran daun
kecoklata kecil.
n seperti - Bagian tulang
terbakar. daun
- Ujung keunguan.
daun - Terdapat
hijau banyak bercak
kecoklata bercak.
n.
- Terdapat
bercak
bercak
dibagian
tengah
daun.
30

-NP - Daun - Ujung daun


mengerin mengering.
g dan - Terdapat
lama bercak
kelamaan kemerahan
jatuh. pada daun.
- Daun
mengunin
g hingga
ke ujung
daun.
- Pertumbu
han
tanaman
lambat
dan
kerdil.

-NK - Daun - Pertumbuhan


berwarna tanaman
hijau lambat dan
pucat. kerdil, lebih
- Terdapat lambat dari
bercak U1.
bercak - Tepi daun
merah terlihat
coklat di berwarna
daun yang kekuningan
menjalar yang menjalar
diantara di antara
tulang tulang daun.
daun. - Daun
berjatuhan
sebelum
waktunya.
-PK - Pertumbuh - Pertumbuhann
an tanaman tanaman
lambat. lambat dan
- Pada tepi kerdil.
daun - Pada daun
terdapat timbul bercak
bercak coklat
coklat. kemerahan.
- Daun menjadi
kering.
31

-Kca - Pertumbu - Pertumbuhan


han tanaman lambat
tanaman tetapi sedikit
sangat terlihat
lambat perkembangann
dan ya dari U1.
tanaman - Daun dibagian
kerdil. bawah
- Dapat mengalami
terlihat bercak seperti
bagian hangus yang
bawah lama kelamaan
daun gugur.
kering
atau
seperti
hangus.
- Tepi daun
hangus
dan
menggulu
ng ke
bawah.
- Lama
kelamaan
daun
menjadi
gugur
yang
disebabka
n.
kekurang
an unsur
hara K.
32

-CaMg - Tanaman - Tanaman


kerdil. kerdil.
- Akarnya - Akarnya tidak
tidak berkembang.
berkemba - Terdapat
ng. bercak-bercak
- Daun putih pada
berlubang daun.
dan - Batang kurus
berwarna dan lemah.
hijau - Daun nya
kekuning berwarna hijau
an. kekuningan.
- Batang
kurus dan
lemah.

Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi pada tinggi

tanaman ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan tinggi 141 cm dan data

terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan –KCa dengan tinggi 42 cm.

Sedangkan, data tertinggi pada tinggi tanaman ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP

dengan tinggi 102 cm dan data terendah tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -PK

dengan tinggi 52 cm. Tinggi tanaman dapat dipengaruhi oleh unsur hara N yang

berperan dalam masa vegetatif tanaman dalam pembentukan akar, batang dan daun

tanaman, unsur hara K yang berperan dalam fisiologis tumbuhan seperti

mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman,

mempercepat metabolisme unsur nitrogen. Hal ini sesuai dengan literatur

Jones (2012) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi

pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan

atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar

dan Subandi (2012) yang menyatakan bahwa kalium berperan dalam membantu
33

pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari

tanaman.

Jumlah daun akan mempengaruhi fotosintat yang dihasilkan pada proses

fotosintesis. Fotosintat akan di edarkan oleh jaringan floem ke sel-sel tanaman yang

masih mengalami pertumbuhan, sehingga dapat diketahui bahwa jumlah daun akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Jumlah helai daun

dipengaruhi oleh beberapa unsur hara seperti Nitrogen yang berperan dalam

pembentukan organ vegetatif hal ini sesuai dengan litratur Jones (2012) yang

menyatakan bahwa Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan

tanaman yang pada umumnya sangat 37 diperlukan untuk pembentukan atau

pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar.

Pada diameter batang didapati data data yang sudah dilampirkan di tabel 4,

hal ini dipengaruhi oleh unsur hara K berdasarkan percobaan yang dilakukan

diperoleh data tertinggi diameter batang pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan

lengkap dengan diameter yaitu 22 mm dan data terendah diameter batang yaitu pada

perlakuan –KCa dengan diameter yaitu 6 mm. Sedangkan, data tertinggi diameter

batang pada ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan diameter yaitu 16 mm dan

data terendah diameter batang yaitu pada perlakuan -PK dengan diameter yaitu 5

mm. Hal ini terjadi karena fungsi dari unsur kalium berperan membantu

pembentukan protein dan karbohidrat; mengeraskan jerami dan bagian kayu dari

tanaman; meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit; meningkatkan

kualitas biji/buah. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi (2012) yang menyatakan

bahwa gejala yang terdapat pada batang yang kekukarangn unsur hara K yaitu

batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Gejala yang
34

tampak pada buah, misalnya buah kelapa dan jeruk yaitu buahnya banyak yang

berjatuhan sebelum masak, sedang masak buahnya berlangsung lambat. Bagi

tanaman yang berumbi yang mengalami defisiensi K hasil umbinya sangat kurang

dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.

Pada bobot kering dan segar akar di dapat hasil dimana unsur hara Ca

berpengaruh dalam pertumbuhan akar. Berdasarkan percobaan yang dilakukan

diperoleh data tertinggi bobot segar akar pada ulangan 1 yaitu pada perlakuan -N

dengan bobot sebesar 85 gram dan data terendah bobot segar akar yaitu pada

perlakuan –CaMg dengan bobot sebesar 1,16 gram. Sedangkan, data tertinggi bobot

segar akar 38 pada ulangan 2 yaitu pada perlakuan -NP dengan bobot sebesar 37,9

gram dan data terendah bobot segar akar yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot

sebesar 0,33 gram. Hal ini sesuai dengan literatur Syahputra (2019) yang

menyatakan bahwa kalsium penting bagi pertumbuhan akar. Defisiensi unsur Ca

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran. Gejala yang tampak

pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna,

pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini

menjalar diantara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat

mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan

pertumbuhan tanaman demikian lemah. Karena pengaruh terkumpulnya zat-zat lain

yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya, dan menyebabkan distribusi

zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat (tidak lancar)

selain itu kekurangan kalsium.

Dalam bobot segar dan kering tajuk dipengaruhi oleh unsur – unsur hara yang

beragam seperti N yang berperan dalam pembentukan organ vegetatif, P yang


35

berperan dalam perkembangan sel muda, K yang berperan dalam pembentukan

dinding sel, unsur Ca yang berperan dalam pertumbuhan sel – sel ujung akar

tumbuhan dan Mg yang berperan dalam pembentukan klorofil, hal ini dapat dilihat

dari percobaan yang dilakukan diperoleh data tertinggi bobot segar tajuk pada

ulangan 1 yaitu pada perlakuan lengkap dengan bobot sebesar 293 gram dan data

terendah bobot segar tajuk yaitu pada perlakuan –NP dengan bobot sebesar 1,15

gram. Sedangkan, data tertinggi bobot segar tajuk pada ulangan 2 yaitu pada

perlakuan -N dengan bobot sebesar 37 gram dan data terendah bobot segar tajuk

yaitu pada perlakuan –Ca dengan bobot. Gejala yang tampak pada daun, dimana

daun-daun muda selain berkeriput mengalami 39 perubahan warna, pada ujung dan

tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara

tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati. Kuncup-

kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pertumbuhan

tanaman demikian lemah.

Berdasarkan analisa tanah dengan Minus One Test yang dilakukan pada tanah

entisol di daerah Lubuk Pakam maka didapat hasil yaitu tanah entisol ini mengalami

kekurangan unusr hara N, P, K, Ca dan Mg sehingga tanah jenis ini kurang baik

untuk kegiatan budidaya pertanian. Hal ini sesuai dengan literatur

Irwan, et al., ( 2015) yang mentakan Entisol mempunyai sifat fisik dan kimia yang

kurang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya bertekstur pasir

sehingga struktur lepas, porositas aerasi besar dan permeabilitas cepat. Selain itu

kadar lempung dan bahan organik rendah, menyebabkan kapasitas menahan air dan

unsur hara rendah, agregasi lemah, kemantapan agregat rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa tanah ini mudah mengalami dispersi apabila mengalami


36

tumbukan air hujan, dan mengakibatkan tanah ini mudah tererosi dan agregat yang

hancur menjadi partikel-partikel yang sangat halus dapat menutupi pori-pori tanah

sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi tanah.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dalam pertumbuhan tinggi tanaman jagung (Jea mays L.) unsur-unsur yang

sangat berperan antara lain N,P,K dan Ca.

2. Banyak sedikitnya jumlah daun yang tumbuh dan mekar pada tanaman

jagung (Jea mays L.) dipengaruhi oleh unsur N.

3. Unsur hara K yang berperan dalam pembentukan dinding sel tanaman yang

mendukung perbesaran diameter batang.

4. Pada bobot kering dan segar bagian akar tanaman jagung (Jea mays L.)

didapat hasil yang dimana hasil tersebut dipengaruhi oleh unsur hara Ca

yang berperan penting dalam pertumbuhan akar.

5. Pada bobot kering dan segar bagian tajuk tanaman jagung (Jea mays L.)

didapat hasil, dimana hasil tersebut dipengaruhi oleh unsur hara seperti

N,P,K, Ca dan Mg yang berperan penting dalam pertumbuhan tajuk.

Saran

Adapun saran praktikan dalam melakukan praktikum ini adalah sebaiknya

dalam pengambilan sampel tanah praktikan harus dibekali dengan syarat-syarat

pengambilan sampel tanah yang baik dan benar oleh assisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Amsyaruddin, Beni. 2020. Peningkatan Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman


Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Dengan Pemberian
Berbagai Takaran Bokasi Jerami Padi Dan Waktu Pemberian Bokasi
Yang Berbeda.Tesis. Universitas Islam Riau: Pekanbaru.

Apriliandi, D. 2012. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK terhadap Pertumbuhan


Produksi dan Serapan Hara Jagung (Zea mays L.) pada Latosol
Dermaga. IPB Press, Bogor.

Atmaja, I. S.W. 2017. Pengaruh Uji Minus One Test pada Pertumbuhan
VegetatifTanaman Mentimun. Jurnal unswagati, 19(1) : 63-67.

Fabians, Irma. 2016. Uji Konsentrasi Formulasi Bacillus subtilis BNt8


Terhadap Pertumbuhan Benih Jagung (Zea mays L.) Secara In Vitro.
Skripsi. UIN Alauddin : Makassar.

Fajarany, R, Farhat N dan Dewi T, Q. 2016. Panduan Praktis Budidaya Jagung.


Jakarta Timur. Jakarta.

Febriana, R. 2009. Pengelolan pemupukan tanaman sawit di perkebunan PT. Sari


Loka I (PT Astra Agro Lestari, Tbk), kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
[Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 110 hlm.

Hakim, S. 2020. Ilmu Dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press, Malang,
285 hlm.

Hutapea, P. S., Abdullah, L., Karti, P. D. M. H., & Anas, I. (2018). Improvement
of Indigofera zollingeriana production and methionine content through
inoculation of nitrogen-fixing bacteria. Journal Agoteknologi 41(1), 37-
45. Irawan, D. 2012. Uji Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays
L.)Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw.) Di
Dataran Rendah. FP USU. Medan.

Irwan. H, Darman.S, dan Pairunan, A. 2015. Pengaruh Beberapa Jenis Bokashi


Terhadap Serapan Nitrogen Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccaratha
Sturt) Pada Entisols Sidera. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako. Palu.

Jones Jr., J. B.2012. Plant Nutrition and Soil Fertility Manual. United States: CRC
Press.

Juandi dan Maretha. 2016. Pengaruh Pengelolaan Hara Terhadap Nitrogen


Total Tanah, Produksi Serta Serapan Nitrogen Tanaman Kubis
(Brassica oleracea cv. Capitata) Pada Andisol, Kejajar, Wonosobo.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
39

Lismuntiya, V.2021. Salinisasi lahan dan permasalahannya di Indonesia. Jurnal


Sumberdaya Lahan, 14(2), 91-99.

Lumbanraja, P. 2015. Perbaikan Kapasitas Pegang Air dan Kapasitas Tukar Kation
Tanah Berpasir dengan Aplikasi Pupuk Kandang pada Tanah Entisol. BMJ.

Muallim, Ali. 2013. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Pemupukan. IPB Pres.

Nugroho, A.W. 2013. Pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan


awal cemara udang (Casuarina Equisetifolia Var. Incana) pada gumuk pasir
pantai. Forest Rehabilitation Journal. 1(1): 113-125.

Nurhidayat, M. 2022.Teknik Budidaya Jagung Dengan Sistem Organik Di Lahan


Marjinal. UNIB Press. Bengkulu. ISBN 978-979-9431-84-4.

Nursamsu, S. P., Ariska, R. N., & Hasruddin, M. P. 2019. Praktikum Biologi Botani
Berbasis Literasi Sains. Penerbit Lakeisha.

Prakoso, L.D. Harahap, E.M, dan Anas, I. 2017. Rekomendasi pemupukan N, P,


dan K pada tanaman nanas (Ananas comosus (L) Merr Smooth Cayenne
Subang. Desertasi S3. Jurnal IPB Bogor. 5(9): 10 – 30.

Subandi. 2012b. Mikrobiologi Perkembangan, Kajian, dan Pengamatan Dalam


Persfektif Islam. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sucianti. 2015. Interaksi iklim (curah hujan) terhadap produksi tanaman pangan di
Kabupaten Pacitan. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Balitbang
Kementan. Jurnal Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
1(2): 358-365.

Suleman, R., Kandowangko, N. Y., & Abdul, A. 2019. Karakterisasi morfologi dan
analisis proksimat jagung (Zea mays, L.) varietas Momala Gorontalo.
Jambura Edu Biosfer Journal, 1(2), 72-81.

Syahputra, S. E. 2019. Pengelolaan Hara Pada Berbagai Varietas Jagung (Zea mays
L.) Di Tanah Inceptisol Kabupaten Deli Serdang. FP USU. Medan.

Utami, S. N. H. Dan Suci Handayani. 2013. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem
Pertanian Organik. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69.

Widowati, L. R.. 2012. Evaluasi kesuburan tanah lahan kering pada Vertisols,
Inceptisols, dan Ultisols.

Wiraatmaja, H. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
Mays Saccharata Sturt) Berdasarkan Variasi Varietas Dan Pemupukan
Phonska. FP Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
40

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Percobaan Tanaman Jagung (Zea mays L.)

U1 U1 U2 U2

Ca Mg CaMg Kontrol

K NP KCa Lengkap

P NK PK N

N PK NK P

Kontrol KCa NP K

Lengkap CaMg Mg Ca

Keterangan:

Kontrol = Tanpa perlakuan

Lengkap = Urea, SP36, KCl, CaCO3, Kieserit

N = SP36, KCl, CaCO3, Kieserit

P = Urea, KCl, CaCO3, Kieserit

K = Urea, SP36, CaCO3, Kieserit

Ca = Urea, SP36, KCl, Kieserit

Mg = Urea, SP36, KCl, CaCO3

NP = KCl, CaCO3, Kieserit

NK = SP36, CaCO3, Kieserit


41

PK = Urea, CaCO3, Kieserit

KCa = Urea, SP36, Kieserit

CaMg = Urea, SP36, KCl

Lampiran 2. Perhitungan Pupuk

Lampiran 3. Pelaksanaa Percobaan

Pengambilan Contoh Penanganan Contoh Penanaman Tanaman


Tanah Tanah Indikator

Penyiraman dan Persiapan Lahan Pengamatan Tanaman


Pemeliharaan
42

Pemanenan Tajuk Pemanenan Akar


Tanaman Tanaman

Lampiran 4. Kriteria Sifat Tanah


43

Lampiran 5. Kriteria Defesiensi Hara Jagung (Jea mays L.)

Hara Tanaman Batas Kritis Kekurangan Hara N


P 0,16%
K 2,00%
S 0,12%
Ca 0,50%
Mg 0,30%
Fe 200 ppm
Zn 15 ppm
Nilai SPAD Tambahan Pupuk (kg N/ha)*
Fase Tumbuh (unit)
Hibrida Bersari Bebas
(OPV)
V6 > 53 - -
51,5- 10
-
53 0
50-
100-125 100
51,5

<50 125-150 100-125

V10-V12 > 53 - -
51,5-
75 -
53
50-
75-100 75
51,5

<50 100-125 75-100

VT >53 - -
51,5-
50 -
53
50-
50-75 50
51,5

<50 75-100 50-100


44

Lampiran 6. Data Tinggi Tanaman

Lampiran 7. Data Jumlah Daun

Lampiran 8. Data Diameter Batang

Lampiran 9. Bobot Kering Tajuk


45

Lampiran 10. Bobot Kering Akar

Lampiran 11. Dokumentasi Data

Lampiran 12. Dokumentasi Gejala Defisiensi

Anda mungkin juga menyukai