Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA INTI

JUDUL PERCOBAAN : SPEKTROSKOPI GAMMA


NAMA : SUCI MAWARDANI
NIM : 190801098
KELOMPOK/GRUP : IV/A
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 28 SEPTEMBER 2021
ASISTEN : MASNITA DESY SITUMEANG

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinar-X merupakan radiasi pengion yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang


dalam banyak hal mirip dengan sinar gamma. Meskipun pemakaian sinar-X dinilai aman
karena merupakan radiasi buatan, namun dalam menjalankan peralatan instalasi nuklir
pemakaian radiasi perlu diawasi, baik melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
pemanfaatan radiasi dan bahan-bahan radioaktif. Pengawasan ini dimaksudkan untuk
menekan serendah mungkin terjadinya penyinaran radiasi yang tidak dikehendaki. Karena
selain memberikan manfaat dari sisi kemanusiaan. Radiasi pengion juga memiliki potensi
yang berbahaya jika terkena manusia. Seiring berkembangnya zaman, bahan penguat pada
material komposit banyak memanfaatkan serat alam karena dinila lebih ramah lingkungan
dan harganya lebih murah dibandingkan serat sintesis. Pengawasan ini dimaksudkan untuk
menekan serendah mungkin terjadinya penyinaran radiasi.
Efisiensi intrinsik dari detektor silinder 4𝜋NaI (TI) dapat dihitung dengan
menggunakan metode tidak langsung, yaitu dengan menghitung total efisiensi dan
geometri efisiensi 𝜀𝑔. Efisiensi intrinsik diketahui melalui perbandingan antara jumlah
foton yang dicatat dalam detektor dengan energi dan jumlah foton yang sebenarnya dari
detektor 4𝜋NaI (TI). Sebuah inti juga dapat mentransfer energi surplus langsung ke salah
satu elektron atom, menyebabkan ia dikeluarkan dari atom dengan energi kinetic
Sistem spektroskopi merupakan suatu sistem pencacah radiasi yang digunakan untuk
mengukur spektrum energi yang berinteraksi dengan detektor, sedangkan alat yang
mencacah radiasi gamma disebut spektrometer gamma, spektrometer gamma yang
digunakan untuk kegiatan penelitian perlu dievaluasi secara berkala agar memberikan
hasil yang baik.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui bagian dan fungsi detektor sintilasi Nal(TI)


2. Untuk mengetahui prinsip kerja MCA
3. Untuk mengetahui aplikasi dari spektroskopi gamma
BAB II

LANDASAN TEORI

Menunjukkan versi tiga dimensi dari ujung massa rendah dari bagan Segre dengan energi/
massa yang diplot pada sumbu ketiga, ditampilkan secara vertikal di sini. Kita bisa
memikirkan kandangnya nuklida menempati dasar lembah stabilitas nuklir yang membentang
dari hidrogen hingga bismut. Stabilitas dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan hubungan
khusus antara Z dan N. Nuklida di luar dasar lembah ini tidak stabil dan dapat dibayangkan
duduk di sisi lembah pada ketinggian yang mencerminkan massa atau energi nuklir relatifnya.
Lembah stabilitas beta di Z rendah. Diadaptasi dari gambar yang diterbitkan oleh New
Scientist, dan diperbanyak dengan izin Bentuk peluruhan radioaktif yang dominan adalah
gerakan menuruni lereng bukit langsung ke dasar lembah. Ini adalah peluruhan beta. Ini
sesuai dengan transisi sepanjang isobar atau garis konstanta A. Apa yang terjadi adalah bahwa
neutron berubah menjadi proton (β - peluruhan), atau, di sisi berlawanan dari lembah, proton
berubah menjadi neutron (peluruhan β + atau penangkapan elektron).
Jika kita menganggap isobar A = 61, 61Ni stabil,
dan peluruhan beta dapat terjadi sepanjang diagonal (dalam format ini) dari kedua sisi. 61Ni
memiliki massa terkecil dalam urutan ini dan gaya penggeraknya adalah perbedaan massa; ini
muncul sebagai energi yang dilepaskan. Ada dasar teoritis, berdasarkan model tetesan cairan
dari inti atom, untuk berpikir bahwa titik-titik ini jatuh pada parabola. Peluruhan 60Co adalah
contoh peluruhan β- atau negatron (negatron=partikel beta bermuatan negatif). Semua nuklida
yang tidak stabil terhadap β- peluruhan berada pada sisi stabilitas yang kaya neutron. (Pada
bagan Karlsruhe, ini diberi warna biru.) Proses pembusukan mengatasi ketidakstabilan itu.
Partikel beta, β -, adalah elektron; dalam segala hal itu identik dengan elektron lain. Jumlah
massa 60
Ni ditambah massa β-, dan, anti-neutrino, lebih kecil dari massa 60Co. Perbedaan
massa itu mendorong peluruhan dan muncul sebagai energi produk pembusukan. Apa yang
terjadi selama proses peluruhan adalah neutron diubah menjadi sebuah proton di dalam inti.
Dengan cara itu, nomor atom bertambah satu dan nuklida turun ke sisi lembah ke kondisi
yang lebih stabil. Fakta yang tidak sering disadari adalah bahwa neutron itu sendiri bersifat
radioaktif jika tidak terikat di dalam nukleus. Sebuah neutron bebas memiliki waktu paruh
hanya 10,2 menit dan meluruh dengan emisi beta. Proses itu pada dasarnya adalah proses
konversi yang terjadi di dalam inti. Energi peluruhan dibagi antara partikel-partikel dalam
perbandingan terbalik dengan massanya untuk menghemat momentum. Massa 60
Ni sangat
besar dibandingkan dengan massa partikel beta dan neutrino dan, dari perspektif spektrometri
gamma, mengambil energi peluruhan yang sangat kecil dan tidak signifikan. Partikel beta
dan anti-neutrino berbagi hampir seluruh energi peluruhan dalam proporsi yang bervariasi;
masing-masing mengambil dari nol hingga 100% dengan cara yang ditentukan secara
statistik. Oleh karena itu, partikel beta bukanlah monoenergetik, seperti yang diharapkan
dari skema peluruhan, dan energinya biasanya ditentukan sebagai E β max. Istilah “partikel
beta” disediakan untuk elektron yang telah dipancarkan selama proses peluruhan nuklir. Ini
membedakannya dari elektron yang dipancarkan sebagai hasil dari proses lain, yang biasanya
memiliki energi tertentu, Anti- neutrino tidak perlu menjadi perhatian karena kita dapat
dideteksi eksperimen.
(Gilmore, 2008)
Untuk menghasilkan molekul amonia terangsang tidak menjadi masalah dalam amonia biasa.
Tetapi jumlah molekul dalam keadaan bawah selalu lebih tinggi daripada jumlah molekul
dalam keadaan atas, sehingga, keadaan bawah, sedemikian rupa syarat N1>N2, yang
diperlukan untuk soalan yang rumit adalah bagaimana mengurangi jumlah molekul dalam
penguatan dipenuhi. Distribusi tidak-seimbang demikian akan dimungkinkan jika beberapa
sifat fisika yang membedakan molekul-molekul dalam dua ke molekul-molekul
menginduksikan momen dwikutub dalam molekul-molekul dengan membelokkan distribusi
muatannya. Momen dwikutub yang diinduksi diberikan di mana adalah kemampuan-
polarisasi (polarisabilitas). Untuk pasangan tingkat energi terbawah Po medan listrik tidak
sama rata (tidak-homogen), gaya-gaya yang bekerja pada molekul dalam dua keadaan akan
berbeda. Molekul-molekul dalam keadaan berlawanan dalam dua keadaan. Jika campuran
molekul dilewatkan atas ditolak oleh medan, sedangkan molekul dalam keadaan bawah
ditarik. Kenyataan ini dapat digunakan untuk memisalkan molekul dalam dua keadaan dan
gaya-gaya dapat diusahakan untuk memusatkan berkas molekul dalam tingkat energi atas
dalam rongga. Dalam maser amonia pertama yang dibangun oleh Gordon, Zeiger dan Townes
(112, 113), keadaan berosilasi dicapai dengan pemisahan ruang, seperti di atas, molekul-
molekul yang berada di tingkat atas, dan molekul-molekul yang berada di tingkat bawah.
Diagram blok dari peralatan yang digunakan mereka. Berkas molekul amonia memancar
keluardari lubang dalam pemanas, yang dipanaskan sampai temperatur tertentu, yang dapat
dikendalikan dengan cermat. Berkas yang mengandung molekul-molekul baik dalam keadaan
atas maupun bwah melewati daerah medan tinggi elektrostatis tidak sama rata suatu pemusat
elektrostatis. Dalam susunan pertama dari Gordon dan kawan-kawannya, emat batang logam
metal masing-masing panjang 55 cm ditempatkan di sekitar berkas. Permukaan dalam batang-
batang ini dibentuk seperti hiperbola yang memudahkan penghitungan gradien medan.
Menunjukkan kontur potensialnya. Jarak antara batang-batang 0,2 cm dan tegangan arus-
searah 15 kV telah diterapkan. Sistem ini membentuk pemfokus (pemusat). Dalam batas-
batas batang-batang tersebut medan sangat kuat suatu campuran dari molekul-molekul
keadaan atas dan bawah melewati sistem tersebut, akibat interaksi antara medan yang
diterapkan dan momen dwikutub terinduksi, molekul-molekul dari keadaan bawah didorong
menuju elektroda, sedangkan molekul-molekul dalam keadaan atas digeser menuju sumbu.
Dengan cara ini, molekul-molekul dalam keadaan atas dipusatkan ke dalam rongga dan
molekul dalam keadaan bawah dikeluarkan.
Molekul-molekul yang datang ke dalam rongga boleh dikatakan semua yang ada
dalam keadaan atas. Gelombang sinyal lemah diumpankan pada salah satu ujung rongga dan
gelombang diperbuat sebagai hasil dari penguatan dengan pancaran terangsang dari molekul-
molekul amonia keluar pada ujung lain. Namun harus dicatat, bawha penguatan yang
diperoleh gelombang dalam satu jalan sangat kecil karena banyaknya molekul-molekul
terangsang yang ada tidak akan turun kembali dalam satu lintasan gelombang. Sehingga,
rongga dibuat dengan dinding yang memantul, sehingga radiasi di dalamnya dapat melakukan
lintasan bolak-balik akubat pantulan, yang demikian, memperbanyak kesempatan interaksi
dengan molekul dalam berkas. Apabila terjadi benturan, timbul foton baru yang juga
terperangkap dalam ruang sementara waktu dan dapat membentur molekul lain yang
menghasilkan foton baru kedua. Dengan demikian intensitas radiasi membesar. Jika dalam
rongga cukup berisi molekul, reaksi ke rantai ini dapat berjalan dengan sendirinya. Sekarang
penguat menjadi osilator yang membangkitkan sendiri tanpa adanya sinyal masukkan.
(Laud, 1998)
Suatu fenomena yang menjadi identitas suatu zat yang bersifat radioaktif adalah peristiwa
peluruhan inti radioaktif tersebut. Probabilitas terjadinya peluruhan pada suatu inti radioaktif
per satuan waktu disebut sebagai konstanta peluruhan λ (s-1). yang menyatakan bahwa
perubahan jumlah inti radioaktif N (atom) selama periode waktu tertentu sama dengan jumlah
inti yang berkurang akibat meluruh. dimana N(0) adalah jumlah inti mula-mula, N(t) adalah
jumlah inti pada waktu t dan t adalah lamanya peluruhan (s). Aktivitas suatu zat radioaktif
didefinisikan sebagai jumlah peluruhan inti radioaktif yang terjadi tiap satuan waktu. A(t)
adalah aktivitas zat radioaktif (dps) pada waktu t. Suatu radionuklida dapat memancarkan
beberapa jenis radiasi, antara lain radiasi alfa, radiasi beta dan radiasi gamma.
Setiap radionuklida memiliki dua macam faktor yang memberikan identitas spesifik
bagi radionuklida tersebut, yaitu waktu paruh t1/2 dan tingkat energi radiasi yang
dipancarkan. Sebagai contoh, Cs-137 yang memiliki waktu paruh 30,17 tahun dan tingkat
energi gamma 0,662 MeV. Kedua faktor inilah yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui keberadaan (kuantitas) suatu radioisotop. Spektrosokopi gamma adalah suatu
metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas suatu sumber radioaktif pemancar
gamma berdasarkan spektrum gammanya. Luas puncak spektrum pada tingkat energi tertentu
sebanding dengan jumlah cacah gamma pada tingkat energi tersebut. dalam pengukuran
tersebut diperlukan suatu MCA (multi channel analyser) dimana tiap kanalnya
merepresentasikan tingkat energi gamma tertentu. Fraksi bakar didefinisikan sebagai jumlah
energi yang dihasilkan oleh bahan bakar melalui reaksi fisi, yang dinyatakan dalam satuan
MegaWatt-day (MWd). Energi fisi yang dihasilkan per satuan massa bahan bakar disebut
sebagai specific burnup bahan bakar dan biasanya dinyatakan dalam MegaWatt-day per ton
atau per kg (MWd/t atauMWd/kg) logam berat mula-mula yang terkandung dalam bahan
bakar. (Hidayanti, 2013)
Untuk melakukan spektroskopi peristiwa sinar gamma tetapi dengan sangat cepat Cline et al.
(1973) memberikan spektrum pertama yang diperoleh dengan detektor sinar-X semi-
omnidirectional pada papan IMP-6. Spektrum diferensial dari enam GRB tampaknya diwakili
dengan baik oleh sebuah eksponensial dalam bentuk: dn /dE = I0 exp (E = E0) foton / cm2 /
keV/ s dengan energi karakteristik E0 dari 150keV. Dengan cepat, hasil lain dilaporkan,
misalnya spektrum sinar-X dan sinar-X pada Apollo XVI mengamati ledakan (GRB720427)
yang juga terlihat oleh Vela 6A. Spektrum ledakan ini dapat diukur dengan dua hukum
pangkat : dari 2 keV hingga 200 keV dengan eksponen 1,4, dan dari 0,3 hingga 3 MeV
dengan eksponen 2,6. Respons eksponensial juga dapat digunakan dari 70 keV ke 1 MeV
tetapi itu adalah pabrik yang tidak stabil setelah 1MeV (Metzger et al. 1974). Pada tahun yang
sama Imhof et al. (1974) melaporkan pengamatan GRB (GRB721218) dengan detektor Ge
50-cm3 di atas satelit orbit kutub ketinggian rendah yang disebut 1972- 076B. Spektrum yang
diperoleh dalam enam periode akumulasi pendek yang berbeda dapat dikaitkan dengan hukum
pangkat atau fungsi eksponensial. Pada tahun 1975, Cline dan Desai melaporkan pengamatan
baru GRB dari IMP-7. Untuk melakukan spektroskopi peristiwa sinar gamma tetapi dengan
sangat cepat Cline et al. (1973) memberikan spektrum pertama yang diperoleh dengan
detektor sinar-X semi- omnidirectional pada papan IMP-6. Spektrum diferensial dari enam
GRB tampaknya diwakili dengan baik oleh sebuah eksponensial dalam bentuk: dn /dE = I0
exp (E = E0) foton / cm2 / keV/ s dengan energi karakteristik E0 dari 150keV. Dengan cepat,
hasil lain dilaporkan, misalnya spektrum sinar-X dan sinar-X pada Apollo XVI mengamati
ledakan (GRB720427) yang juga terlihat oleh Vela 6A.
Spektrum ledakan ini dapat diukur dengan dua hukum pangkat : dari 2 keV hingga
200 keV dengan eksponen 1,4, dan dari 0,3 hingga 3 MeV dengan eksponen 2,6. Respons
eksponensial juga dapat digunakan dari 70 keV ke 1 MeV tetapi itu adalah pabrik yang tidak
stabil setelah 1MeV (Metzger et al. 1974). Pada tahun yang sama Imhof et al. (1974)
melaporkan pengamatan GRB (GRB721218) dengan detektor Ge 50-cm3 di atas satelit orbit
kutub ketinggian rendah yang disebut 1972- 076B. Spektrum yang diperoleh dalam enam
periode akumulasi pendek yang berbeda dapat dikaitkan dengan hukum pangkat atau fungsi
eksponensial. Pada tahun 1975, Cline dan Desai melaporkan pengamatan baru GRB dari IMP-
7 Mereka tidak hanya serupa tetapi sebenarnya konsisten dengan yang terdiri dari fungsi
eksponensial 150 keV dari 100 keV hingga sekitar 400 keV, bersinggungan dengan hukum
pangkat indeks 2,5 di atas energi itu (kurva putus-putus). Dua hukum kekuatan indeks 1
di bawah 100 keV dan 2.5 di atas beberapa ratus kilo elektronvolt tidak bisa juga spektrum
(Cline & Desai 1975). Harus ditambahkan bahwa ketika akses ke energi beberapa
kiloelektronvolt dimungkinkan, dengan instrumen seperti spektrometer sinar-X pada OSO 5
atau instrumen sinar-X surya pada OSO 5 dan OSO 7, GRB dideteksi hingga energi ini.
Namun demikian, di bawah 10 keV spektrum bilangan foton sering dilemahkan atau bahkan
dibalik secara tajam (Katoh et al. 1984). Karakteristik ini disebut kekurangan sinar-X, karena
hanya beberapa persen dari total energi yang dipancarkan dalam GRB yang muncul di domain
sinar-X. Grup ini mulai bekerja pada ledakan sinar gamma pada awal tahun 1970-an
menggunakan berbagai satelit dan probe. (Vedrenne, 2009)
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa energi dalam bentuk
paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk kedalam suatu bahan dapat juga
menghasilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang dihasilkan sebagian besar melalui proses
ionisasi sekunder. Jadi, sinar gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion
primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi sekunder
sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses
ionisasi primer.
Sifat-sifat sinar gamma yang digunakan dalam proses ini yaitu mempunyai daya
tembus yang besar, serta proses yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan
yang diiradiasi. Sifat ini menyebabkan dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan yang
telah dikemas dalam bentuk kemasan akhir atau telah dilakukan pembekuan sehingga
penggunaanya lebih praktis. Disamping itu mutu dan kesegaran bahan pangan tidak berubah
karena suhu tetap, dan tidak menimbulkan residu zat kimia dan polusi pada lingkungan. Sinar
gamma merupakan gelombang elektromagnetik pendek dengan energi tinggi yang
berinteraksi dengan atom-atom atau molekul untuk memproduksi radikal bebas dalam sel.
Radikal bebas tersebut akan menginduksi mutasi dalam tanaman sebab radikal
tersebut akan menghasilkan kerusakan sel atau pengaruh penting dalam komponen sel
tanaman Keuntungan menggunakan sinar gamma adalah dosis yang digunakan lebih akurat
dan penetrasi penyinaran ke dalam sel bersifat homogen. Tidak seperti pemuliaan
konvensional yang melibatkan kombinasi gen-gen yang ada pada tetuanya (di lintasan),
iradiasi sinar gamma menyebabkan kombinasi gen baru dengan frekwensi mutasi tinggi.
Mutasi digunakan untuk memperbaiki banyak karakter yang bermanfaat yang mempengaruhi
ukuran tanaman, waktu berbunga dan kemasakan buah, warna buah, ketahanan terhadap
penyakit dan karakter-karakter lainnya.
Karakter-karakter agronomi penting yang berhasil dimuliakan perkembangan
penggunaan teknologi iradiasi gamma untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian
semakin berkembang pesat. Penggunaan teknologi iradiasi yang tepat guna dapat memberikan
hasil yang optimal yang diharapkan dapat berguna bagi kesejahteraan manusia. Radiasi sinar
Gamma adalah radiasi elektromagnetik energi tinggi yang diproduksi oleh transisi energi
karena percepatan elektron. Efek radiasi Sinar gamma dapat menyebabkan perubahan genetik
di dalam sel somatik (mutasi somatik) yang dapat diturunkan dan dapat menyebabkan
terjadinya perubahan fenotip Efek iradiasi sinar gamma bergantung pada dosis iradiasi, waktu
paparan serta jumlah substansi yang diberi paparan iradiasi sinar gamma. Pengkombinasian
faktor - faktor tersebut, dapat menginformasikan kombinasi yang tepat yang dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas suatu produk Zarah radiasi tak bermuatan tidak
lain adalah radiasi gamma dan sinar X. Keduanya mempunyai sifat yang sama, namun
memiliki perbedaan yang terletak pada panjang gelombangnya. Radiasi gamma mempunyai
panjang gelombang yang lebih pendek dari radiasi sinar X. Sehingga energi radiasi gamma
lebih tinggi dan daya tembus atau penetrasinya lebih kuat daripada radiasi sinar X. Selain itu
perbedaan yang lain adalah radiasi sinar gamma berasal dari inti atom, sedangkan radiasi sinar
X berasal dari kulit elektron. Radiasi gamma termasuk zarah radiasi tidak bermuatan dan
tidak bermassa.
Saat keduanya berinteraksi dengan materi hampir tidak ada hambatan, kecuali
terdapat
efek yang harus diperhatikan yaitu efek fotolistrik, efek compton dan efek produksi pasangan.
Oleh karena itu, radiasi gamma tidak bermuatan maka secara langsung keduanya tidak
mungkin menimbulkan ionisasi. Akan tetapi, kenyatannya radiasi gamma dapat juga
menimbulkan ionisasi sehingga keduanya sering disebut radiasi pengion. Peristiwa ionisasi
terjadi karena adanya elektron yang dihasilkan dari interaksi radiasi gamma dengan materi
yang menimbulkan ketiga efek tersebut. Elektron yang dihasilkan dari ketiga efek tersebut
mengionisasikan atom atau molekul materi. Peristiwa efek fotolistrik selalu ada elektron yang
keluar dari inti atom dengan membawa energi sebesar Ek. Pada proses selanjutnya elektron
inilah yang menimbulkan ionisasi. Pada efek compton radiasi gamma mengenai elektron dan
hanya sebagian energi radiasi gamma yang diberikan pada elektron. Sisa energi yang ada
tetap dibawa radiasi gamma yang terhambur. Kemudian untuk produksi pasangan adalah
terbentuknya elektron yang berenergi. Elektron yang terbentuk inilah yang akan menimbulkan
peristiwa radiasi materi. (Putra, 2018)
Sifat-sifat sinar gamma yang digunakan dalam proses ini yaitu mempunyai daya tembus yang
besar, serta proses yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan yang
diiradiasi. Sifat ini menyebabkan dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan yang telah
dikemas dalam bentuk kemasan akhir atau telah dilakukan pembekuan sehingga
penggunaanya lebih praktis. Disamping itu mutu dan kesegaran bahan pangan tidak berubah
karena suhu tetap, dan tidak menimbulkan residu zat kimia dan polusi pada lingkungan. Sinar
gamma merupakan gelombang elektromagnetik pendek dengan energi tinggi yang
berinteraksi dengan atom-atom atau molekul untuk memproduksi radikal bebas dalam sel.
Radikal bebas tersebut akan menginduksi mutasi dalam tanaman sebab radikal
tersebut akan menghasilkan kerusakan sel atau pengaruh penting dalam komponen sel
tanaman Keuntungan menggunakan sinar gamma adalah dosis yang digunakan lebih akurat
dan penetrasi penyinaran ke dalam sel bersifat homogen. Tidak seperti pemuliaan
konvensional yang melibatkan kombinasi gen-gen yang ada pada tetuanya (di lintasan),
iradiasi sinar gamma menyebabkan kombinasi gen baru dengan frekwensi mutasi tinggi.
Mutasi digunakan untuk memperbaiki banyak karakter yang bermanfaat yang mempengaruhi
ukuran tanaman, waktu berbunga dan kemasakan buah, warna buah, ketahanan terhadap
penyakit dan karakter-karakter lainnya.
Radiofarmaka merupakan suatu obat yang biasa digunakan untuk diagnosis ataupun
terapi. Perbedaan antara radiofarmaka dengan obat biasa adalah terkandungnya radioisotop.
Radioisotop merupakan isotop yang bersifat tidak stabil sehingga akan memancarkan suatu
energi radioaktif untuk mencapai bentuk yang stabilnya. Pancaran radioaktif yang
ditimbulkan pada setiap jenis radioisotop yang digunakan pada radiofarmaka memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan pada pancaran radioaktif mempengaruhi tujuan
pengaplikasian radiofarmaka. Radioisotop yang memiliki sifat pemancar sinar gamma umum
digunakan untuk diagnosis sedangkan yang memancarkan sinar beta umum digunakan untuk
terapi. Karakteristik lain yang dilihat, antara lain sifat metal dan non metal radioisotop yang
menyebabkan perbedaan metode pembuatan radiofarmaka. Radiofarmaka merupakan obat
yang dibuat dengan formulasi unik yang mengandung radioisotop yang digunakan dalam
bidang kesehatan seperti untuk diagnosis dan terapi. Penggunaan radiofarmaka sama halnya
dengan penggunaan obat biasa. Putaran pemberian radiofarmaka yang umum adalah melalui
jalur intravena, tetapi bisa pula diberikan melalui rute pemberian lain seperti melalui oral,
subkutan, disuntikan melalui sendi atau bahkan inhalasi. Menurut World Nuclear Assosiation,
penggunaan radioisotop di dunia semakin banyak digunakan yang dicirikan dengan hadirnya
lebih dari 10.000 rumah sakit yang menyediakan pengobatan melalui radioisotop. Begitupun
di Indonesia, penerapan pengobatan dengan menggunakan radioaktif yang dibuat menjadi
sediaan radiofarmaka berkembang dengan cukup pesat. Hal tersebut ditandai tersedianya
fasilitas penyedia pengobatan menggunakan nuklir yang jumlahnya semakin meningkat.
Selain itu juga, ditandai dengan berkembangnya jenis-jenis radiofarmaka yang tersedia pada
saat ini.
Adanya perkembangan penggunaan radiofarmaka tidak membuat penggunaan
radiofarmaka dilakukan secara bebas. Efek radiasi yang ditimbulkan dapat membahayakan
keamanan pasien maupun pihak lain yang berhubungan dengan penggunaan radiofarmaka.
Bahaya dari efek radiasi terjadi ketika dosis yang radioisotop yang berikan dalam kadar yang
tinggi. Efek radiasi tersebut menyebabkan terbentuknyaradikal bebas atau terputusnya ikatan
kimia yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA atau jaringan dalam waktu singkat
maupun jangka panjang. Pengaplikasian radiofarmaka juga hanya dilakukan di rumah sakit
tertentu yang memiliki fasilitas kedokteran nuklir. Setiap radiofarmaka yang dibuat memiliki
kegunaan yang berbeda, namun dalam membedakan cara mengaplikasikan radiofarmaka
dilihat dari radioisotop yang digunakannya. Radioisotop adalah atom yang terdiri dari
kombinasi yang tidak stabil antara neutron dan proton. Kombinasi yang tidak stabil antara
neutron dan proton bisa terjadi secara alamiah ataupun mengubah atom secara buatan
menggunakan reaktor yang disebut dengan siklotron. Radiasi gamma termasuk zarah radiasi
tidak bermuatan dan tidak bermassa. Saat keduanya berinteraksi dengan materi hampir tidak
ada hambatan, kecuali terdapat 3 efek yang harus diperhatikan yaitu efek fotolistrik, efek
compton dan efek produksi pasangan. Oleh karena itu, radiasi gamma tidak bermuatan maka
secara langsung keduanya tidak mungkin menimbulkan ionisasi. Akan tetapi, kenyatannya
radiasi gamma dapat juga menimbulkan ionisasi sehingga keduanya sering disebut radiasi
pengion. Peristiwa ionisasi terjadi karena adanya elektron yang dihasilkan dari interaksi
radiasi gamma dengan materi yang menimbulkan ketiga efek tersebut. Elektron yang
dihasilkan dari ketiga efek tersebut mengionisasikan atom atau molekul materi.
Peristiwa efek fotolistrik selalu ada elektron yang keluar dari inti atom dengan
membawa energi sebesar Ek. Pada proses selanjutnya elektron inilah yang menimbulkan
ionisasi. Pada efek compton radiasi gamma mengenai elektron dan hanya sebagian energi
radiasi gamma yang diberikan pada elektron. Sisa energi yang ada tetap dibawa radiasi
gamma yang terhambur. Kemudian untuk produksi pasangan adalah terbentuknya elektron
yang berenergi. Elektron yang terbentuk inilah yang akan menimbulkan peristiwa ionisasi
ketika radiasi gamma berinteraksi dengan materi. (Islamiaty, 2016)
Energi bercahaya adalah bentuk dari penyebaran energi di ruang tidak melibatkan ukuran
yang dapat diukur. Sifatnya telah lama diperdebatkan dan sifatnya tidak mudah cocok dengan
model klasik mana pun. Beberapa peristiwa, seperti difraksi dan gangguan, dapat memuaskan
dengan asumsi bahwa radiasi memiliki gelombang sinar.
Teori gelombang, bagaimanapun, hanya bisa menjelaskan dengan cara yang tidak
lengkap beberapa karakteristik lain, misalnya, spektra atom, fotoelektrik pemancaran dan
intensitas energi emisi dari tubuh hitam. Semua fenomena ini dapat dijelaskan secara
memuaskan dengan asumsi bahwa tubuh tidak dapat menyerap atau memancarkan energi
dalam cara yang lemah, tapi hanya sebagai seluruh kelipatan dari jumlah energi tertentu,
disebut kuantum. Karakteristik interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan zat, terutama
fenomena pancaran elektron dari logam sewaktu terkena radiasi frekuensi tinggi dan
penyebaran radiasi oleh elektron seperti itu, membutuhkan modifikasi lebih lanjut terhadap
teori itu. Emisi dan penyebaran dapat dijelaskan hanya jika seseorang memperkirakan bahwa
radiasi dapat terserap dan dipancarkan dalam jumlah integral kuantita dengan disebarluaskan
melalui ruang sebagai kuantita atau foton. Setiap foton memiliki energi yang merupakan
fungsi dari frekuensi karakteristik (atau panjang gelombang) radiasi, yaitu: Energi Gamma
dan X-ray biasanya diekspresikan dalam volt elektron (eV). Satu elektron adalah energi yang
diperoleh oleh partikel bermuatan membawa unit elektronik muatan itu melalui perbedaan
potensial satu volt. Satu eV diasosiasikan melalui konstan Planck dan energi dari X alami
sinar gamma secara klasik diklasifikasikan menurut gelombang panjang dari radiasi
elektromagnetik.
Disebut sinar gamma karena telah ditemukan lebih bermakna dan jelas untuk
membedakan X dari sinar gamma berdasarkan dari mana mereka berasal. Dari ini sudut
pandang, sinar gamma adalah radiasi yang berasal dari dalam mengeluarkan energi kelebihan
itu dapat sebagai akibat dari kerusakan radioaktif atau disebabkan reaksi nuklir. Kerusakan
radioaktif terdiri dari emisi atau tangkap partikel-partikel dasar atau komposit dengan
konsekuen transformasi menjadi inti yang dicirikan oleh perbedaan nomor atom dan dalam
beberapa kasus dengan jumlah massa yang berbeda. Ketika inti memiliki rasio neutron/proton
terlalu tinggi untuk stabilitas. Hal ini cenderung untuk mengurangi jumlah kelebihan neutron
dan untuk meningkat jumlah proton oleh transformasi neutron menjadi inti dengan emisi
elektron. Menangkap elektron orbit terdiri dari penangkapan oleh nukleus sebuah elektron
dengan ekstra bening dengan emisi elektron ini. Kebutuhan energi menetapkan batas yang
lebih rendah untuk terjadinya positron emisi, yaitu : perbedaan massa atom antara inti dan
subatom harus lebih tinggi dari dua kali sisa energi dari elektron.
Mulai dari nilai ini, kemungkinan relatif antara emisi positron meningkat dengan
pembusukan yang semakin tersedia dalam energi sebagai generalisasi yang luas, dapat
dikatakan bahwa penangkapan elektron/positron rasio emisi untuk inti atom yang diberikan
ketika energi yang cukup untuk emisi positron. (Adams, 1970)
Ditemukan bahwa beberapa zat yang terbentuk secara alami terdiri dari atom yang tidak stabil
yaitu mereka mengalami transformasi spontan menjadi atom produk yang lebih stabil. Zat-zat
tersebut radioaktif.Peluruhan radioaktif biasanya disertai dengan emisi partikel bermuatan dan
sinar gamma.Fakta bahwa beberapa unsur radioaktif secara alami pertama kali disadari oleh
Becquerel pada tahun 1896.Dia mengamati menghitamnya emulsi fotografis di sekitar
senyawa uranium.Ini kemudian dikaitkan dengan radiasi yang dipancarkan oleh
uranium.Dalam sepuluh tahun berikutnya karya eksperimental yang luar biasa dari Rutherford
dan Soddy, M. dan Mme Curie dan lainnya menetapkan fakta bahwa inti tertentu tidak
sepenuhnya stabil.Radiasi inti yang tidak stabil ini memancarkan tiga jenis utama, yang
disebut radiasi alfa, beta, dan gamma.
Sifat-sifat sinar gamma yang digunakan dalam proses ini yaitu mempunyai daya
tembus yang besar, serta proses yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan
yang diiradiasi. Sifat ini menyebabkan dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan yang
telah dikemas dalam bentuk kemasan akhir atau telah dilakukan pembekuan sehingga
penggunaanya lebih praktis. Disamping itu mutu dan kesegaran bahan pangan tidak berubah
karena suhu tetap, dan tidak menimbulkan residu zat kimia dan polusi pada lingkungan. Sinar
gamma merupakan gelombang elektromagnetik pendek dengan energi tinggi yang
berinteraksi dengan atom-atom atau molekul untuk memproduksi radikal bebas dalam sel.
Saat keduanya berinteraksi dengan materi hampir tidak ada hambatan, kecuali
terdapat
efek yang harus diperhatikan yaitu efek fotolistrik, efek compton dan efek produksi pasangan.
Oleh karena itu, radiasi gamma tidak bermuatan maka secara langsung keduanya tidak
mungkin menimbulkan ionisasi. Akan tetapi, kenyatannya radiasi gamma dapat juga
menimbulkan ionisasi sehingga keduanya sering disebut radiasi pengion. Peristiwa ionisasi
terjadi karena adanya elektron yang dihasilkan dari interaksi radiasi gamma dengan materi
yang menimbulkan ketiga efek tersebut. Elektron yang dihasilkan dari ketiga efek tersebut
mengionisasikan atom atau molekul materi. Peristiwa efek fotolistrik selalu ada elektron yang
keluar dari inti atom dengan membawa energi sebesar Ek. Pada proses selanjutnya elektron
inilah yang menimbulkan ionisasi. Pada efek compton radiasi gamma mengenai elektron dan
hanya sebagian energi radiasi gamma yang diberikan pada elektron. Sisa energi yang ada
tetap dibawa radiasi gamma yang terhambur. Kemudian untuk produksi pasangan adalah
terbentuknya elektron yang berenergi.
Molekul-molekul yang datang ke dalam rongga boleh dikatakan semua yang ada
dalam keadaan atas. Gelombang sinyal lemah diumpankan pada salah satu ujung rongga dan
gelombang diperbuat sebagai hasil dari penguatan dengan pancaran terangsang dari molekul-
molekul amonia keluar pada ujung lain. (Martin,1979)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Bahan

3.1.1 Peralatan

1. Power Supply/High Voltage


Berfungsi sebagai sumber tegangan tinggi
2. Detektor NaI(Tl)
Berfungsi sebagai untuk mendeteksi radiasi, mencacah jumlah partikel
radioaktif dan energi radiasi
3. Absorber Pb dan Fe
Berfungsi sebagai penyerap radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif
4. CPU
Berfungsi sebagai unit control sebagai pengatur jalannya suatu program
5. Register
Berfungsi sebagai penyimpan instruksi yang diberikan.
6. ALU (Aritmatika Logic Unit)
Berfungsi sebagai pemproses instruksi aritmatika pada program
7. Praamplifier dan amplifier
Berfungsi sebagai penguat sinyal / pulsa yang dimunculkan unsur Cs-137 dan
unsur X yang dideteksi
8. PMT
Berfungsi untuk memutus arus ketika terdapat beban.
9. Monitor
Berfungsi sebagai layar penampil hasil deteksi
10. Mouse
Berfungsi sebagai alat pendukung computer untuk menggerakkan kursor.
11. MCA
Berfungsi sebagai alat pencacah
12. Keyboard
Berfungsi sebagai alat untuk memasukkan input
13. Susu
Berfungsi sebagai penetralisasi

3.1.2 Bahan

1. Co-60
Berfungsi sebagai sumber radioaktif beta
2. Cs-137
Berfungsi sebagai sumber radiasi sinar gamma

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Kalibrasi MCA


1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Dihubungkan detektor NaI(TI) ke alat cacah.
3. Dihidupkan pencacah dan ditunggu beberapa menit sehingga tegangan sebesar
100 volt
4. Diletakkan sumberradioaktif Cs-137 dan bahan-bahan X dan ukur cacah dan
laju cacah
5. Dihitung besar energi yang dihasilkan unsur Cs-137 dan bahan X.
6. Ditentukan unsur dan bahan X dengan membandingkan hasil dari energi yang
dihasilkan dalam buku teks (Kaplan)
7. Dicatat hasil cacahannya pada kertas data percobaan.

3.2.2 Menentukan Interaksi Dengan Cs-137, Cacah Latar Belakang Cacah


Interaksi Dengan Absorber Fe Dan Absorber Pb
1. Disiapkan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Disusun rangkaian percobaan.
3. Dimasukkan Cs-137 dan dihitung cacah interaksinya.
4. Diletakkan Pb sebagai absorbernya.
5. Divariasikan tegangan dari 0-900 Kev.
6. Dicatat jumlah cacah yang dihasilkan.
7. Diukur cacah untuk interaksi Cs-137 dengan menggunakan Fe dan
background.
8. Dicatat jumlah cacah yang dihasilkan pada kertas data percobaan.

3.3 Gambar Percobaan

Visio (Terlampir)
BAB IV

ANALISA

1. Jelaskan tahapan-tahapan percobaan dan jelaskan proses apa yang terjadi di setiap
tahapan percobaan tersebut?
Jawab:
Radiasi memasuki detektor sehingga mengakibatkan elektron atom–atom penyusun
material detektor tereksitasi. Ketika kembali ke keadaan dasarnya, elektron orbit
memancarkan cahaya. Cahaya ini akan menumbuk katoda yang permukaannya dilapisi
photosensitive yang biasanya terbuat dari antimony dan cesium. Akibatnya katoda akan
menghasilkan paling sedikit sebuah elektron tiap photon yang mengenainya melalui
mekanisme efek photolistrik. Di belakang katoda terdapat tabung pegganda elektron yang
dinamakan photomultiplier tube PMT yang terdiri atas beberapa elektroda yang
dinamakan dynode yang masing–masing dihubungkan dengan tegangan listrik searah
yang secara progresif bertambah besar. Karena antara dynode pertama dengan
photocatode terdapat medan listrik, maka photoelektron akan dipercepat geraknya oleh
medan listrik menuju dynode pertama. Elektron yang dipercepat ini memiliki energi yang
cukup untuk mengeluarkan elektron–elektron dari dynode pertama. Untuk sebuah
photoelektron yang mengenai diode, bergantung pada efisiensi PMT, akan menghasilkan
sekitar 10 buah elektron sekunder. Elektron sekunder ini diarahkan geraknya sehingga
dipercepat oleh medan listrik antara dynode keduadengan pertama sehingga dari diode
kedua dihasilkan elektron tersier yang jumlahnya berlipat. Proses seperti ini diulang –
ulang sampai akhirnya elektron yang keluar dari diode terakhir mampu menghasilkan
arus keluaran yang besarnya lebih dari sejuta kali dibandingkan arus yang keluar dari
katoda. Arus ini masih berupa pulsa muatan sehingga belum dapat dianalisa. Pulsa
keluaran PMT dimasukkan ke penguat muka preamplifier dan sinyal yang keluar dari
penguat muka sudah dalam bentuk pulsa tegangan dalam orde milivolt. Tiga tahapan
yang terjadi pada detector sintilasi NaI(TL) adalah sebagai berikut:
a. Efekfotolistrik
Yaitu suatu gejala dimana suatu cahaya yang frekuensinya cukup tinggi dijauhkan
pada suatu permukaan logam, maka akan terjadi pemancaran elektron dari
permukaan logamtersebut.
b. ProduksiPasangan
Yaitu suatu peristiwa yang terjadi apabila suatu foton ditembakkan pada suatu inti
atom sehingga inti atom tersebut akan memancarkan sepasang elektron (q= -e) dan
positron (q = +e). Hal ini terjadi karena untuk memenuhi hukum kekekalan energi
dan momentum linier serta hukum kekekalan muatan listrik.
c. HamburanCompton
Yaitu suatu peristiwa dimana suatu foton menumbuk elektron dan kemudian
mengalami hamburan dari arahnya semula sedangkan elektronnya menerima impuls
dan bergerak. Dalam tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel yang
kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan besarnya energi kinetik
yang diterima elektron.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Detektor NaI(Tl) terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah medium sintilasi
berupa sintilator NaI(Tl) dimana partikel yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa
cahaya. Detektor Sintilator NaI(Tl) yaitu bagian sintilator NaI(Tl), dimana partikel
yang terdeteksi akan menimbulkan kelipan cahaya. Bagian kedua adalah tabung
pengubah pancaran cahaya menjadi pulsa listrik setelah proses penggandaan yaitu
Photo Multiplier Tube (PMT). Cahaya ini akan menumbuk katoda yang
permukaannya dilapisi photosensitive yang biasanya terbuat dari antimony dan
cesium. Akibatnya katoda akan menghasilkan paling sedikit sebuah elektron tiap
photon yang mengenainya melalui mekanisme efek photolistrik. Di belakang katoda
terdapat tabung pegganda elektron yang dinamakan photomultiplier tube PMT yang
terdiri atas beberapa elektroda yang dinamakan dynode yang masing – masing
dihubungkan dengan tegangan listrik searah yang secara progresif bertambah besar.

2.
Prinsip kerja MCA yaitu tiap saluran dalam memori unit mempunyai satu set
memori yang langsung dikendalikan oleh suatu ligic circuit. Apabila suatu pulsa
masuk, maka PTC (Pulsa Haight to time Converter) akan merubah pulsa analog ini
menjadi suatu rentetan pulsa-pulsa digital yang jumlahnya sebanding dengan tinggi
pulsa analog yang masuk.

3. Aplikasi percobaan
 Kamera Gamma
 Renograf
 Tiroid uptake
 Dalam bidang medis (bedah otak/saraf) dengan metode pembedahan pisau gamma
tanpa sayatan.

5.2 Saran

1. Sebaiknya asisten tetap selalu ramah dan baik dalam pembawaan praktikum seperti
pembawaan yang sekarang
2. Sebaiknya praktikan lebih aktif lagi dalam mengikuti praktikum, meskipun ni
praktikum online
3. Sebaiknya praktikan juga menguasai materi percobaan, sebelum dilaksanakan
praktikum tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Gilmore, Gordon R. 2008. Practical Gamma Ray Spectrometry. Second Edition.


United Kingdom : Nuclear Training Services Ltd
Page : 18-20
Hidayanti D. 2013. Kajian Teoretik Teknik Pengukuran Fraksi Bakar Bahan Bakar
Nuklir Dengan Spektroskopi Gamma. Seminar Keselamatan Nuklir. 2013.
Laud, B. 1988. Laser dan Optik Nonlinear. Jakarta : Universitas
Indonesia
Halaman : 46-47
Vedrenne, Gilbert. 2009. Gamma Ray Bursts. New York : Springer Praxis Publish
Page : 1-2
Adams, J. A. 1970. Gamma-Ray Spectrometry of Rocks. New York: Elsevier
Publishing Company.
Pages: 1-4
Martin, A. 1996. An Introduction to Radiation Protection. Forth Edition. London:
Chapman and Hall.
Pages: 2-9
Islamiaty, R. 2016. Tinjauan Pustaka Mengenai Karakteristik Radioisotop Yang
Digunakan Pada Pembuatan Radiofarmaka.
Bandung: Universitas
Padjajaran.
Halaman: 222-223
Putra, H. 2018. Pengaruh Radiasi Gamma Terhadap Kadar Protein, Lemak Dan
Radikal Bebas Daging Ikan Tenggiri. Malang: UIN Maulana Malik
Ibrahim.
Halaman: 7-10

Medan, 28 September 2021


Asisten Praktikan

(Masnita D Situmeang) (Suci Mawardani)


LAMPIRAN
NAMA : SUCI MAWARDANI
NIM : 190801098
KELOMPOK : IV/A
JUDUL : SPEKTROSKOPI GAMMA
ASISTEN : MASNITA D SITUMEANG

TUGAS PERSIAPAN

1. Tuliskan tujuan percobaan!


Jawab:
a. Utuk mengetahui bagian dari fungsi detector sintilasi NaI(Tl)
b. Untuk mengetahui prinsip kerja MCA
c. Untuk mengetahui aplikasi dari spektroskopi gamma
2. Apa itu sinar gamma dan apa saja sifat-sifatnya ?
Jawab:
Sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik, sejenis dengan sinar X dengan panjang
gelombang pendek.
Sifat-sifat sinar gamma:
 Tidak memiliki massa
 Memiliki daya tembus yang sangat kuat
 Daya ionisasi paling lemah, tidak bermuatan listrik. Oleh karena itu tidak dapat
dibelokkan oleh medan magnet
 Berasal dari aktivitas radioaktif ataupun proses nuklir
 Memiliki daya tembus tinggi
 Memiliki frekuensi paling tinggi, sekaligus panjang gelombang yang terpendek
3. Apa yang kamu ketahui tantang bahan pada praktikum ? berikan penjelasan!
Jawab:
 Co-60
Fungsi : Sebagai sumber radioaktif beta, Co-60 merupaka isotop radioaktif dengan
paruh waktu 5,2173 tahun
 Cs-137
Fungsi : Sebagai sumber radiasi sinar gamma, Cs-137 adalah singkatan dari Cesium
137 merupakan salah satu unsur radioaktif larutan ini mengandung isotop lebih sering
ditemukan dalam bentuk kristal
4. Jelaskan prinsip kerja NaI(Tl) yang kamu ketahui!
Jawab:
Prinsip kerja NaI(Tl) bahwa pada NaI(Tl) terdapat kristal, fotokatoda dan PMT. Ketika
sumber radiasi dari kristal menghasilkan kecepatan cahaya yang menghasilkan elektron-
elektron di fotoklorida lalu pada PMT elektronnya di lipat gandakan lalu fotoelektronnya
dikirim oleh MCA dalam bentuk pulsa untuk ditampilkan di layar monitor
5. Apa saja aplikasi dari percobaan ini?
Jawab:
 Kamera Gamma
 Renograf
 Spect
 Tiroid uptake
 Dalam bidang medis (bedah otak/saraf) dengan metode pembedahan pisau gamma
tanpa sayatan
NAMA : SUCI MAWARDANI
NIM : 190801098
KELOMPOK : IV/A
JUDUL : SPEKTROSKOPI PRISMA
ASISTEN : MASNITA D SITUMEANG

RESPONSI

1. Jelaskan efek yang terjadi pada detector Nal (TI)


Jawab:
 Efek fotolistrik
Yaitu interaksi antara sebuah foton dan sebuah loncatan atom electron.
 Efek Chompton
Yaitu Tumbukan anatara sebuah foton dengan sebuah elektron bebas.
 Produksi Pasangan
Yaitu Proses pembentukan positron dan elektron melalui energi radiasi sinar gamma
yang melebihi 1 MeV
2. Apa kepanjangan dari Cs-137 dan Co-60
Jawab:
- Cs-137: Cesium 137
- Co-60: Cobalt 60
3. Sebutkan contoh detector isian gas!
Jawab:
 Geiger Muller
 Proporsional
 Kamar ionisasi
4. Mengapa Thalium (TI) digunakan sebagai aktivator?
Jawab:
Karena Thallium memiliki nomor atom yang besar sehingga mempermudah megalami
proses ionisasi
5. Apa yang terjadi pada elektron pada photomultiplier tube (PMT)?
Jawab:
Yag terjadi adalah elektron pada PMT akan dilipat gandakan dalam fotoelektronnya MCA
dalam bentuk pulsa dan ditampilkan melalui monitor

Anda mungkin juga menyukai