Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM LABOLATORIUM

FISIKA INTI

JUDUL PRAKTIKUM : KARAKTERISTIK TABUNG GM DAN DEAD


TIME COUNTER
NAMA : AI HITO TAKEHARA U.P

NIM 200801121

KELOMPOK/GRUP : II/A

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : JUMAT, 21 OKTOBER 2022

ASISTEN : POPPY ARNETTA

RAJAGUKGUK

CHRISTINE FEBY FEBYOLA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Detektor Geiger-Muller dapat digunakan sebagai instrumen pencacah radiasi nuklir
karena bekerja berdasarkan prinsip ionisasi. Apabila ada partikel radiasi yang masuk
ke dalam detektor, maka partikel tersebut akan mengionisasi gas yang ada dalam
detektor.
Pencacah ionisasi yang paling sederhana adalah tabung Geiger-Muller atau
pencacah Geiger, yang ditemukan pada tahun 1908 oleh Hans Geiger dan
dimodifikasi oleh Wilhelm Muller. Pencacah geiger terdiri dari kawat yang terisolasi
listrik didalam tabung berisi gas, biasanya campuran argon-alkohol. Tegangan
listriknya yang dibutuhkan mencapai 1000 Volt. Ketika partikel bermuatan
memasuki pencacah, ionisasi dihasilkan dalam gas dan menghasilkan arus listrik.
Pencacah Geiger ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi neutron, dengan
mengisi tabung menggunakan Boron triflouride (BF3). Ini boron memiliki
penampang lintang yang tinggi untuk menghasilkan partikel alpha ketika
bertumbukan dengan neutron lambat.
Tabung proporsional memanfaatkan ionisasi sekunder sedemikian rupa sehingga
setiap radiasi yang datang menghasilkan satu pulsa yang tingginya sebanding dengan
besar energi radiasi pengion. Tabung Geiger-Muller memanfaatkan ionisasi
sekunder sehingga setiap radiasi pengion yang datang menghasilkan satu pulsa. Hal
ini dipengaruhi oleh efek ukuran dari detektor, yaitu luas permukaan window
detektor Geiger Muller.
. Tabung Geiger-Mullermemanfaatkan ionisasi sekundersehingga setiap
radiasi pengion yang datang menghasilkan satu pulsa, dan tinggi pulsatersebut
tetap sama tinggi, tidak bergantung besar kecilnya energi radiasi
pengion.Sehingga yang melatar belakangi percobaan ini adalah tentang
bagaimanakah proses(prinsip kerja) dan karakteristik daritabung Geiger Muller
(GM).
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik dari tabung Geiger Muller.


2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari tabung Geiger Muller.
3. Untuk mengetahui pengertian daerah plato dan kaitannya dengan percobaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

Gaya tolak elektrolisis di anode, makin negative tegangan anode terhadap katide,
makin banyak electron yang tak mencaai anode, sehingga makin merosotkah arus listrik
dari anode. Sampai pada tegangan V tertentu arus listrik tidak lagi di alirkan yang berarti
tiada electron mencapai anode. Seandainya pada saat itu tegangan tersebut tdi katakana
sebagai v max maka tegangan tersebut dikatakan sebagai evminimum di mana e iayalah
muatan listrik 1 elektron, grafik di sebelah kanan dari gambar 9 memperlihatkan variasi
kuat arus listrik di anode terhadap variasi tegangan anode terhadap katode, untuk
berbagai Panjang gelombang atau frekuensi cahaya yang di sinarkan ke katode, dengan
intensitas cahaya tertetu
Elektron yang dipercepat memperoleh energi kinetik yang cukup untuk
menghasilkan ionisasi sekunder. Selain ionisasi sekunder, sejumlah besar atom/molekul
tertinggal di keadaan tereksitasi yang mengarah ke de-eksitasi segera dari molekul-
molekul ini yang menghasilkan foton dalam kisaran tampak atau ultraviolet. Interaksi
foton ini dengan dinding katoda GM atau gas itu sendiri menyebabkan ionisasi sekunder
dan tersier, yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan longsoran pasangan ion
yang biasa dikenal sebagai longsoran Townsend .
Dalam kondisi yang tepat, longsoran salju dapat memicu longsoran kedua,
namun, pada posisi yang berbeda di dalam penghitung. Rata-rata, setiap longsoran dapat
memicu setidaknya longsoran lain; dengan demikian, reaksi berantai yang menyebar
sendiri yang menyelimuti seluruh kawat anoda diinduksi. Kecepatan di mana longsoran
salju menyebar sekitar 2-4 cm/us
. Pada nilai medan listrik yang lebih tinggi, dalam waktu yang sangat singkat, jumlah
longsoran yang tumbuh secara eksponensial akan terbentuk. Pada titik tertentu ketika
longsoran telah mencapai ukuran maksimum, reaksi berantai berakhir. Karena itu, semua
pulsa yang dihasilkan oleh pencacah GM umumnya diyakini memiliki amplitudo dan
bentuk yang sama. Oleh karena itu, pencacah GM terbatas dalam penerapannya dan tidak
dapat digunakan untuk spektroskopi radiasi Data yang disajikan di sini membuat asumsi
umum bahwa semua pulsa GM identik dipertanyakan.
Hasil dari penelitian menunjukkan fakta -fakta berikut ini :

a. Dari pengukuran e/m berdasarkan gaya lorenzt, dengan membelokkan pembawa muatan
listrik yang di pancarkan dari katode itu oleh medan magnet pada arah tegak lurus arah
pancaran ternyata pembawa muatan listrik yang di pancarkan dari katode itu memang
electron-elektron

b. Makin kuat intensitas cahaya, makin kuat arus listrik di anode, yakni makin banyak electron
di pancarkan katode.

Hasil dari penentuan diatas tidak dapat diterangkan berdasarkan teori gelombang
elektromagnetik bagi cahaya, sebab intensitas cahaya tidak menentukan tenaga electron
yang di pancarkan, sebagaimana Vminimum tidak di tentukan oleh intensitas cahaya
melainkan frekuensi cahaya, dan lagi pula intensitas yang tinggi tidak menjamin
terpancarnya, electron dari katode dan frekuensi yang minimumlah yang merupakan
batas dimana electron dapat terpancar lepas dari katode.
Setiap peningkatan lebih lanjut dalam medan listrik tidak akan mempengaruhi
mobilitas, itu akan tetap konstan pada berbagai medan listrik dan tekanan gas untuk
elektron negatif dan ion positif. Mobilitas khas untuk gas dengan nomor atom sedang
berada dalam kisaran 1-15 10m² atm/V. detik. dan kecepatan drift tipikal 1 m/s terjadi
pada tekanan 1 atm dan medan listrik 10 V/m seperti yang dilaporkan dalam literatur [21
Namun demikian, elektron bebas dan ion positif berperilaku berbeda di bawah tegangan
yang diberikan di mana yang pertama lebih mobile daripada yang terakhir dengan faktor
1000 karena massanya yang
rendah. Oleh karena itu, waktu pengumpulan elektron bebas berada dalam orde
mikrodetik sedangkan waktu pengumpulan ion berada dalam orde milidetik [13]. Mei
dkk. [4] mengusulkan bahwa kecepatan drift ion berbanding terbalik dengan suhu. Studi
lain telah mengkonfirmasi bahwa mobilitas ion tidak hanya diubah oleh tegangan yang
diberikan tetapi juga oleh suhu [3]. Pekerjaan awal pada ketergantungan suhu kinerja
counter GM dilaporkan oleh Akyurek dan rekan kerja dan tidak akan dibahas di sini
Tidak seperti elektron bebas yang dikumpulkan dengan cepat di anoda. ion positif
membutuhkan waktu lebih lama untuk dikumpulkan di katoda karena mobilitasnya yang
rendah.
Dalam kondisi yang tepat, ion positif membentuk selubung di sekitar anoda yang
menghasilkan distorsi medan listrik. Jika ruang selubung ion positif di sekitar anoda
tidak sepenuhnya dihilangkan, setiap pulsa berikutnya yang dihasilkan akan berkurang
amplitudonya. Jika medan yang terdistorsi tetap ada dan menjadi lebih kuat, setiap
interaksi radiasi berikut dalam penghitung dapat menghasilkan pulsa yang tidak
terdeteksi [3.5]. Pulsa yang tidak terdeteksi ini hilang di penghitung GM. Karena insiden
radiasi bersifat acak, maka banyak pulsa yang tidak terdeteksi hilang di penghitung.
Sebagai mana tenaga gelombang elektromagnetik radiasi benda hitam terkuantitas
menurutkan kaidah kuantitas planck E=nhv, maka secara umum tentunya demikian juga dengan
sembarngan gelombang elektromagnetik. Diilhami oleh teori planck ini, untuk menerangkan gejala
foto listik Einstein berpendapat bahwa cahaya dapat di pandang sebagai pancaran zarah yang lalu
dinamakan foton yang tenagabya sebesar hv apabila v ualaha frekuensi gelombang elektromagnetik
cahaya tersebut , sedang kan intensitas cahaya dapat di pandang dapat menentukan banyak nya foton,
pemancaran fotoelektron dari katode tak lain disebabkan terpentalnya electron di permukaan katode
akibat ditembuknya oleh foton dengan demikian dapat dipikirkan berlakunya persamaan
hv = W+Emax
dengan demikian semuanya dapat menggunakan rumus tersebut untuk menyelesaikan permasalaha nya
. misalnya detail Gerakan masingmasing molekul dari bermilyaran molekul gass di dalam suatu
volum tidak akan mungkin dapat diikuti dan apa yang terdeteksi seperti misalnya tekanan, suhu, dan
sifat-sifat gas secara keseluruhan, di tentukan oleh rata-rata kecepatan molekul gas itu. Untuk itu kita
memikirkan bahwa kecepatan gas itu terdistribusi secara sttistik yakni dengan pola distribusi.

Demikianlah secara umum besaran-besaran fisika seperti misalnya tenaga dari


suatu system partikel identic dengan partikel yang akan terdistribusikan menentukan
fungsi distribusi bagai manapun juga hukum kekekalan materi dan hukum kekekalan
tenagan harus tetap di penuhi.
Secara umum, untuk berbagai detektor radiasi, fenomena waktu mati signifikan
pada aplikasi radiasi intensitas tinggi seperti pada Positron Emission Tomography (PET)
dan pemindaian bahan bakar bekas. Untuk detektor berisi gas. penyelidikan lebih lanjut
terus memperluas kisaran tingkat penghitungan yang berguna dari penghitung GM
Penting untuk diketahui bahwa waktu mati ditambahkan pada semua tahap
pemrosesan sinyal. Seperti dapat dilihat pada Gambar 1, sistem deteksi radiasi terdiri dari
detektor yang menghasilkan pulsa awal dan meneruskannya ke serangkaian instrumen
pemrosesan pulsa elektronik; preamplifier, amplifier, single channel analyzer (SCA), dan
kemudian multichannel channel analyzer (MCA) atau counter merekam pulsa. Dalam
sistem deteksi radiasi yang khas, ada dua elemen yang berkontribusi terhadap waktu mati
total.
System partikel identic dibedakan antara yang partikel partikelnya terdekatnya
seperti molekul molekul gas, dan yang tak terbedakan seperti missal electron-elektron
dan foton-fotn. Waktu mati dari elektronik modern dapat diabaikan dibandingkan dengan
waktu mati yang lama yang dialami oleh detektor GM dari . Oleh karena itu, waktu mati
pemrosesan pulsa dapat diabaikan dan hanya waktu mati bawaan dari detektor yang
cukup untuk pertimbangan koreksi laju penghitungan
(SOEDOJO, 2001 )

Tabung-GM adalah tabung lucutan berbentuk silinder tipis yang berfungsi


sebagai katode dengan kawat koaksial sebagai anode. Di dalamnya berisi gas mulia
argon bertekanan rendah di tambah dengan halogen atau uap organik yang juga
bertekanan rendah untuk menghentikan terjadinya lucutan. Bila kedua elektrodenya
diberikan tegangan yang sesuai, maka masukan partikel α, β, atau foton γ ke dalam
tabung menyebabkan terjadinya peristiwa ionisasi pertama yang menghasilkan pulsa-
pulsa tegangan. Pulsa – pulsa tegangan ini dapat dicatat oleh tabung sinar Katode, Scaler,
Elektroskope Pulsa, atau yang lainnya, yang kesemuanya berbeda satu sama lain
bergantung pada tegangan kedua elektrodenya. Jika tegangan antara kedua elektrode
sangat rendah maka arus ionisasi yang dihasilkan sangat kecil sehingga perlu penguatan
yang tinggi; tetapi jika tegangannya dinaikkan maka energi electron-electron yang
dibebaskan dalam ionisasi menjadi cukup besar untuk mengionisasi atom-atom netral gas

Karakteristik detektor Geiger Muller memegang peranan yang sangat


penting, karena di dalamnya akan diketahui sifat-sifat yang dapat menentukan baik dan buruknya
kualitas detektor Geiger Muller di antaranya daerah tegangan kerja (plateau) dan slope. Panjang
plateau suatu detektor Geiger Muller adalah dari tegangan ambang sampai pada batas tegangan
permulaan terjadinya proses lucutan (kenaikan jumlah akan melonjak cacah pada saat penambahan
tegangan detektor)..
Detektor radiasi yang ditempatkan dengan cara ini, terutama yang ditujukan pada
posisi kritis kapal, dapat, dengan peningkatan radioaktivitas yang terdeteksi,
menunjukkan melemahnya atau kerusakan ringan pada penghalang, yang diwakili oleh
kapal, dan memulai tindakan pencegahan dan perlindungan di tempat-tempat di mana
deteksi mengungkapkan kerusakan awal pada penghalang dan pengenalan kecelakaan
nuklir skala yang lebih besar Penghitung kilau atau detektor semikonduktor dapat
digunakan untuk tujuan ini, tetapi untuk alasan ekonomi dan kesederhanaan, hasil yang
baik juga dapat dicapai dengan pencacah Geiger-Muller (selanjutnya pencacah GM).
Untuk mewujudkan ide ini, perlu untuk membangun ruang penghitung GM dengan
bentuk dan dimensi yang sesuai agar dapat mendeteksi radiasi melalui penghalang.
Area penghalang kritis dari bejana tekan yang berisi bahan radioaktif biasanya
dibangun di tempat yang tidak dapat diakses. Perlu juga dicatat bahwa hukum
peningkatan probabilitas berlaku untuk penghitung kilau dan detektor semikonduktor
dalam bentuk yang lebih sederhana (kenaikan permukaan). Namun, hukum kesamaan
tidak berlaku kecuali proses teknologi pembuatan dikendalikan untuk setiap detektor.
Untuk itu, percobaan ini bertujuan untuk mewujudkan ide kon penataan counter GM
invarian pada dimensi dan tempat pemasangan
Metode pendeteksian detektor radiasi gas, termasuk pencacah GM, didasarkan
pada radiasi gamma yang melewati detektor berisi gas. Jenis dasar interaksi dengan gas
adalah ionisasi dan eksitasi molekul, yaitu atom dalam kasus gas mulia. Ion positif dan
elektron bebas, yang dibentuk oleh ionisasi molekul netral (atau atom) gas, membentuk
pasangan ion. Terlepas dari mekani sme operasi detektor deteksi radiasi, jumlah
pasangan ion yang terbentuk di sepanjang jalur radiasi signifikan untuk deteksi (3, 4).
Pasangan ion adalah komponen dasar dari sinyal listrik yang terbentuk di bagian aktif
detektor sebagai respons terhadap kuantum radiasi pengion. Elektron bebas yang
diperoleh bergerak menuju anoda dan dapat memulai proses longsoran (yaitu menjadi
elektron awal).
Ion positif yang diperoleh bergerak menuju katoda dan mengarah pada
pembentukan elektron sekunder. Kerusakan listrik gas adalah hasil dari proses longsoran
mandiri dan tergantung pada aktivitas relatif dari mekanisme pembangkitan dan
kehilangan elektron. Untuk nilai produk tekanan dan jarak antarelektroda di ruang
penghitung GM, diharapkan terjadi kerusakan mekanisme Townsend. Untuk pemecahan
mekanisme Townsend, elektron sekunder sebagian besar dibentuk oleh emisi dari proses
katoda (pelepasan ion, lonisasi oleh ion positif, fotoionisasi, ionisasi metastabil).
Oleh karena itu, penting bahwa katoda ruang penghitung GM terbuat dari bahan
dengan nilai fungsi kerja yang kecil Seperti yang dikatakan, penghitung GM adalah
detektor gas yang operasinya didasarkan pada perkalian gas, dengan medan untuk
mengumpulkan pasangan ion secara signifikan lebih kuat. Akibatnya, satu longsoran
salju memulai longsoran lainnya di mana pun di dalam ruangan, Gambar 1. Silinder pada
Gambar 1 adalah katoda dan elektroda pusat adalah anoda. Jika medan listrik lebih besar
dari nilai kritis, setiap longsoran memicu longsoran baru yang mengarah ke reaksi
berantai mandiri yang dikenal sebagai pelepasan Geiger-Muller, Gambar 2. Selama
pelepasan GM, penghitung menghasilkan sekitar 10.101 pasangan ion. Amplitudo
sinyal dari pencacah GM adalah, karena urutan besarnya satu V.
Sinyal pulsa yang sedemikian tinggi memungkinkan
sekitar 10.101 pasangan ion. Amplitudo sinyal dari pencacah GM adalah, karena
urutan besarnya satu V. Sinyal pulsa yang sedemikian tinggi memungkinkan penggunaan
alat ukur yang tidak boleh menggunakan tahap preamplifier Penghitung GM diisi dengan
campuran gas dua komponen (tiga campuran komponen juga telah disarankan). Gas yang
dominan adalah gas mulia dengan bilangan ordinal rendah, dan masuk ke dalam
campuran gas dengan 80%-90%. Selain gas mulia, ada juga quench gas yang bertugas
mencegah emisi elektron sekunder dan memadamkan proses avalanche dengan energi
yang dihabiskan untuk disosiasi molekulnya.
Gas pendinginan terutama gas halogen atau uap alkohol . Kehidupan kerja
penghitung gas dengan gas quench adalah kondisi sekutu tidak terbatas. Waktu mati GM
counter dengan alkohol sebagai quench gas sekitar 100s dan dengan gas quench halogen
sekitar 85 jes. Juga amplitudo impuls pencacah dengan gas halogen dua kali lebih tinggi
(5 V) sebagai amplitudo alkohol sebagai gas pemadam (2,5 V). Counter GM beroperasi
dalam mode self-discharge dengan quench. Mereka dicirikan oleh sensitivitas tinggi-
cukup untuk satu pasangan ion menyebabkan longsoran salju. Jumlah elektron yang
terkumpul tidak tergantung pada longsoran primer, atau sifat atau energi partikel, tetapi
hanya pada tegangan antara elektroda.
Tegangan ini menentukan nilai volume di mana longsoran dibuat pada satu nilai.
dari tegangan pada elektroda, amplitudo pulsa output akan sama satu sama lain. Oleh
karena itu, pencacah GM hanya berfungsi untuk mencatat partikel, tanpa kemungkinan
untuk mengukur energinya. Berlawanan dengan efisiensi pencacah GM dalam hal
partikel bermuatan, efisiensi pencacah untuk gamma kuanta tidak melebihi 1-5%
Karakteristik teknis pencacah GM yang penting adalah kurva respons karakteristik dari
angka pembacaan pulsa ke tegangan pada elektroda, Gambar. 3. Berdasarkan parameter
yang dibaca dari kurva respons karakteristik

pencacah GM, pada Gambar. 3, kualitas dan keunggulan penghitung GM untuk


memprediksi dan menentukan kondisi optimal dievaluasi.
Elektron-electron yang dihasilkan dalam benturan-benturan ini akan
menimbulkan ionisasi lebih lanjut, dan demikian seterusnya. Proses-proses ini dikenal
sebagai penguatan gas, yang berarti besar pulsa tegangan yang timbul dalam rangkaian
luar akan naik dengan naiknya tegangan kedua elektrode. Hal ini ditunjukan oleh AB
pada grafik Gambar 1.1, dan dikenal sebagai daerah proporsional. ( Ayu , 2018
)
Hingga sekarang, tabung counter Gciger-Muller yang dikembangkan pada tahun 1928
oleh ns Geiger dan Walther Maller (mahasiswa Geiger yang PhD) adalah alat yang
sangat dibutuhkan untuk mendeteksi radioaktif. Ini bahkan register radiasi dengan daya
ionisasi menit. Tabung tersebut memiliki properti untuk memperkuat peristiwa cach
onisasi melalui efek Townsend aralanche, dan menghasilkan pulsa arus yang mudah
diukur yang melewati untuk tersebut elektronik.
Ini adalah fenomena fisika basie yang membuat tabung Geiger-Maller 2 yang
banyak digunakan dalam radiasi dosimetry, fisika kesehatan, percobaan fisika, industri
nuklir, eksplorasi geologi dan bidang lainnya, karena faktor pengindrannya yang kuat
dan biaya yang relatif rendah. Ada keterbatasan dalam mengukur Tingkat radiasi yang
tinggi dan dalam mengukur energi dari radiasi insiden.
Sebuah tabung Geiger-Muller terdiri dari tabung logam tertutup yang diisi dengan
argon atau gas mulia lainnya yang dicampur dengan sedikit uap alkohol atau gas bromin.
Gas argon disebut gas mendeteksi, sedangkan gas bromin atau uap alkohol disebut
sebagai gas quenching (bersifat uap). Campuran gas dalam tabung berada pada tekanan
di bawah tekanan atmosfer (100 mbar). Sebuah kawat logam tipis mengalir melalui
bagian tengah tabung potensi listrik hingga beberapa ratus volt tetap antara kawat logam
anode) dan silinder (katoda). Semua tabung Geiger-Muller dirancang untuk beroperasi
dalam kondisi wilayah counter Geiger.
Sewaktu sebuah partikel atau kuantum energi memasuki gas penia (biasanya
neon, argon, atau helium, dan kadang-kadang krypton), beberapa ionisasi gas awal
mungkin terjadi, menciptakan elektron dan ion positif. Jika benar tegangan operasi
Digunakan untuk tabung, elektron dalam gas dekat anode, dan ion positif dalam gas
dekat katoda, dikumpulkan hampir seketika. Sisa elektron dan ion, bersama dengan hasil
perkalian ion, bergerak dengan cepat.
Denyut nadi yang dihasilkan menghasilkan denyut nadi yang meningkat dengan
cepat melewati rangkaian rantai resistor di luar, dan detak jantung dapat dideteksi oleh
"scaler" atau konter. Energi utama untuk pelepasan berasal dari kapasitas diri tabung dan
dari kapasitor nyasar. Ketika ini diberhentikan secara signifikan.
Tabung saat ini runtuh dan dekionisasi gas berikut. Sementara de-ionisasi ini terus,
pengisian 'kapasitasnya memberikan ekor yang hampir eksponensial ke pulsa di sirkuit
eksternal, tingkat jatuhnya bergantung pada nilai RC. Ketika debit utama selesai ion-ion
positif melayang menuju kathode ard bergabung kembali dengan elektron dari
permukaan kathode. Ion-ion positif di dekat anode melemahkan kekuatan medan untuk
sementara, dan ini akan mengurangi penggunaan tabung secara sensitif untuk jangka
pendek setiap pelepasan. Bersama dengan mendeteksi gas yang dipilih untuk
dikeluarkan, sejumlah kecil gas quenching tambahan juga disertakan. Jika tabung
dibiarkan beroperasi seperti yang diuraikan di atas, maka dampak dari beberapa ion
positif energi sisa tinggi pada kathode penyebab beberapa elektron sekunder. Ini baru
dirilis elektron wouk bo dipercepat terhadap anode, dan selanjutnya tabrakan energi
tinggi dengan atom gas akan memicu pengulangan yang palsu dari debit. Proses ini akan
diulangi beberapa atau berkali-kali, sehingga serangkaian debit palsu akan mengikuti
onisasi tunggal. Keributan atau osilasi semacam itu dapat dihindari dengan
menambahkan gas yang bersifat quenching (melegakan). Proses ini akan diulang
beberapa atau berkali-kali, dan string debit palsu akan mengikuti ionisasi tunggal.
Tindakan yang memicu atau berosilasi semacam itu dapat dihindari dengan
menambahkan gas yang membuat gemetar. Gas querching memiliki potensi ionisasi
kurang dari yang dari gas deteksi utama. De-ionisasi gas utama dipercepat karena ion-ion
sisa gas utama bergerak lambat berdengan elektron yang diambil dari gas quenching
(Vagizof, 2013)
Ada beberapa jenis detektor sebagai alat ukur radiasi, yaitu detektor isian gas,
detektor semikonduktor, detektor sintilasi, dan detektor film. Detektor gas isian
merupakan detektor yang paling banyak digunakan untuk mengukur radiasi. Secara
umum, detektor gas isian khususnya detektor Gieger Muller (GM) mempunyai
keunggulan pada konstruksinya yang sederhana. Disamping itu yang bersifat portable
jika digunakan sebagai alat ukur radiasi banyak digunakan di bidang litbang industri
nuklir, perusahaan/industri, lembaga penelitian/litbang, kesehatan, dan pendidikan.
Namun demikian harga detektor GM masih relatif mahal dan ketersediaan di pasar dalam
negeri masih relatif sedikit.
Atmosfer bertekanan rendah dari gas argon disegel di dalam tabung. Silinder dan
kawat dihubungkan melalui salah satu ujung tabung kaca tertutup ke suplai tegangan
tinggi. Silinder, yang terhubung ke terminal negatif suplai, disebut katoda (elektroda
negatif). Kawat dihubungkan ke terminal positif suplai dan disebut anoda (elektroda
positif). Cara kerja detektor Geiger-Müller Partikel bermuatan energi tinggi dapat
melewati tabung kaca. Di dalam tabung, partikel bertabrakan dengan atom gas argon dan
menjatuhkan elektron dari atom. Elektron bersifat negatif
Saat detektor Geiger-Müller aktif, klik tidak teratur akan selalu terdengar. Ini
disebabkan oleh sinar kosmik atau radioaktivitas alami. Sinar kosmik adalah partikel
berenergi sangat tinggi yang menghujani Bumi dari luar angkasa. Radioaktivitas alam
adalah pelepasan partikel dari zat kimia di lingkungan. Kekuatan radiasi ini dapat dinilai
dari kecepatan klik Meskipun detektor Geiger-Müller dapat mendeteksi partikel
bermuatan, ia tidak dapat mengetahui dengan tepat dari mana partikel itu berada atau
dari mana asalnya. Jika loudspeaker berbunyi klik, ini hanya menunjukkan bahwa
partikel telah melewati beberapa bagian tabung.
Dalam banyak percobaan, para ilmuwan perlu mengetahui posisi partikel yang
tepat, sehingga detektor Geiger Müller tidak banyak berguna. Keterbatasan lain dari
detektor Geiger- Müller adalah ia tidak dapat mengukur waktu yang tepat dari
kedatangan partikel. Klik pertama dapat diukur sekitar sepersejuta detik. Dalam
kebanyakan kasus, ini cukup akurat. Namun, tidak ada partikel lebih lanjut yang dapat
dideteksi selama sekitar sepersepuluh ribu detik, karena gelombang elektron ke anoda
dalam tabung membatalkan muatan positifnya untuk sesaat. Tabung berhenti bekerja
sampai anoda terisi
Detektor Geiger-Müller merupakan jenis detektor isian gas yang bekerja pada
daerah GeigerMuller. Detektor Geiger-Muller mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat
membedakan besarnya energi yang masuk ke dalamnya. Hal ini disebabkan karena tinggi
pulsa yang terjadi tidak tergantung pada besarnya energi radiasi yang datang. Untuk
penggunaan bukan spektrometri energi maka detektor Geiger-Müller banyak
memberikan keuntungan, karena cara pengoperasian dan konstruksinya lebih sederhana.
( Irianto, 2006 )
Inti memancarkan sinar gamma tanpa mengubah identitas mereka, karena sinar gamma
merupakan energi foton yang tinggi dan tanpa membawa muatan. Inti mempunyai
tingkat energi yang berlainan analog ke dalam atom itu. Jika inti tidak dalam keadaan
dibumikan, itu mungkin mengubah keadaan energi terendah dengan pemancaran sinar
gamma. Ini sering terjadi setelah suatu inti mengalami satu dari jenis peluruhan lainnya
menjadi suatu keadaan eksitasi anak inti. Anak inti merupakan satu elemen lebih tinggi
dalam grafik periodic dan mempunyai nomor inti yang sama. Akan tetapi, anak inti
merupakan milik elemen yang lebih rendah dalam tabel periodik dan mempunyai nomor
inti yang sama sebagai induknya. Proses ini dideteksi oleh pengamatan atomik sinar X
yang diberikan ketika elektron terluar terlempar mengisi keadaan energi yang
dikosongkan oleh penangkapan elektron.
Dengan meningkatnya tegangan, fenomena amplifikasi internal tabung memastikan
peningkatan jumlah pulsa yang dapat dihitung sampai daerah dataran tinggi tercapai di
mana kemandirian tingkat penghitungan dan tegangan mencerminkan situasi di mana
semua pulsa memiliki magnitudo yang cukup untuk memicu
Tahapan penghitungan. G.M. penghitung biasanya dioperasikan pada titik tengah
dataran yang, dalam tabung yang baik, dapat sepanjang 250-300 V. Dataran tinggi
sebaiknya tidak kurang dari 50 V panjangnya. Kemiringan dataran tinggi tidak boleh
melebihi 0,5% per V dan biasanya ca. 0,1% per V. Pada tegangan di atas G.M. dataran
tinggi tabung mengalami pelepasan spontan dan kerusakan cepat terjadi jika tabung
dibiarkan dalam kondisi ini. G.M. tabung umumnya berbentuk silinder dan konstruksi
kaca atau logam (kuningan, tembaga, aluminium).
Dalam tabung kaca, film logam yang diuapkan atau deposit grafit koloid di
dinding digunakan sebagai elemen katodik. Anoda biasanya berupa kawat tipis tungsten
atau platinum yang dipasang secara simetris di dalam tabung dan diisolasi dengan baik
dari dinding, yang dalam kasus tabung logam berfungsi sebagai katoda. Merupakan
kebiasaan untuk memiliki "jendela" di dalam tabung tempat partikel - masuk. Jendela
harus kaku secara mekanis, cukup tipis untuk menampung sebagian besar partikel B
lemah dan kedap terhadap fase gas tabung dan udara. Untuk pengujian 14C dan 35S,
jendela mika 2 mg/cm2 dapat digunakan meskipun pada efisiensi yang relatif rendah.
Untuk jendela - yang lebih energik dari mika, aluminium atau duralumin ca. 5-10
mg/cm² dapat digunakan.
Merupakan kebiasaan untuk melapisi jendela mika dengan lapisan tipis grafit
untuk menghindari akumulasi muatan elektrostatik. Tabung yang diperlakukan demikian
memiliki keuntungan tambahan untuk beberapa tujuan karena tidak peka cahaya. G.M.
pencacah dapat terdiri dari dua jenis - "lambat" atau "cepat" - tergantung pada komposisi
fase gas pencacah. Dalam tabung "lambat" pengisiannya adalah gas inert (misalnya
argon atau helium) atau beberapa turunan gas yang sesuai (misalnya 14CO2 atau 14CH4)
dari bahan yang akan diuji.
Dalam tabung seperti itu, tumbukan energik dari spesies gas bermuatan positif
dengan katoda menghasilkan produksi elektron sekunder yang memulai babak baru
produksi pasangan ion sehingga memperpanjang interval waktu di mana tabung tidak
akan merespons partikel kedua. dalam arti bahwa kedatangan partikel kedua tidak akan
dicatat sebagai pulsa diskrit dalam rangkaian anoda.
Kita semua pasti sudah kenal dengan sinar X, dari mengunjungi dokter umum
atau dokter gigi. Sinar X mempunyai frekuensi tinggi dan mudah meluruh. Mereka
dihasilkan oleh percepatan muatan partikel dalam mesin sinar X dan secara alami oleh
atom. Sinar gamma merupakan radiasi berfrekuensi tinggi yang berasal dari inti
. Namun, harus dicatat bahwa umur tabung "cepat" terbatas dan terkait dengan
jumlah awal molekul gas poliatomik yang, tentu saja, terurai selama tumbukan. Dalam
counter khas kehidupan ca. 5 x 108 hitungan mungkin diharapkan. Tabung dengan
komponen halogen (bromin) memiliki umur yang tidak terbatas
( josapat, 2015 )
Penghitung Geiger, atau tabung Geiger-Mueller (GM) dengan beberapa bentuk
penghitung yang terpasang, biasanya memberikanjumlah partikel yang terdeteksi per
menit ("jumlah per menit").Tabung GM menggunakan efek pengion radioaktivitas.
Ini berarti bahwa mereka Penelitian tentang pembuatan detektor Geiger-Mueller telah
dimulai pada dekade delapan puluhan di PPBMI yang sekarang bernama PTAPB-
BATAN, pad a saat itu tabung detektor yang berfungsi sebagai katode dibuat dari tabung
gelas yang bagian dalamnya dilapisi dengan tembaga dengan teknik evaporasilpenguapan
sedang anode dibuat dari kawat tungsten. Teknik pemasangan anode dan katode pad a
tabung detektor dilakukan menggunakan sistem pengelasan gelas logam.
Oetektor Geiger-Mueller yang telah dibuat mempunyai spesifikasi teknis
mekanik diameter tabung 16 mm, diameter anode 0,08 mm dan panjang daerah aktif 100
mm, dengan gas isian argon-etanol (Ar-etanol). Oari hasil pengujian karakteristik
detektor diperoleh panjang daerah tegangan kerja (plateau) 100-200 volt, kemiringan
daerah tegangan kerja (slope) 10-20%/100 volt, tegangan operasi 1100-1300 volt, waktu
yang diperlukan oleh detektor untuk dapat mencacah radiasi yang datang berikutnya
(resolving time) dalam orde ratusan mikro detik dan umur detektor 106 cacah [3].
Mereka dapat mengenali perbedaan antara radiasi α, ẞ dan y, dan membuat suara
yang berbeda (seperti bleep atau klik)"Detektor Fase Padat" adalah instrumen paling
mutakhir. Mereka digunakan di laboratorium akselerator partikel untuk
menunjukkan hasil tabrakan berenergi tinggi, dengan bank-bank itu berkerumun di
sekitar lokasi tabrakan, memasukkan data ke dalamkomputer super. Cara mereka
bekerja terkait dengan karakteristik mereka mengubah parameter fisik mereka di
bawah pengaruh radiasi. Secara umum, pengendalian paparan produk pangan oleh
bahan pencemar fisika dapat dilakukan dengan
kombinasi dua pendekatan yang berbeda (Chemat dan Khan, 2011).
1. Penerapan HACCP untuk memastikan bahwa titik controlkritis yang menyebabkan
pencemaran oleh bahan pencemar fisika dapat dipantau melalui inspeksi permukaan
kontak makanan untuk dipakai. Pemantauan produk terhadap adanya bahan pencemar
fisika melalui penyaringan dalam skala besar dengan sensor yang tepat untuk mendeteksi
bahaya fisik tertentu. Permasalahan yang selalu muncul dalam membuat detektor nuklir
Geiger-Mueller selama ini adalah plateau, slope dan tegangan operasi cepat berubah
menjadi besar sehingga umur detektor menjadi pendek. Kelemahan ini tentunya
merupakan tantangan yang harus dicari solusinya.
(SAYONO, 2011 )

Kuantitas proteksi radiasi - dosis ekivalen dan dosis efektif digunakan untuk mengukur
risiko efek biologis yang diinduksi radiasi pada manusia. Akan tetapi, besaran-besaran
ini tidak dapat diukur dan sekumpulan besaran operasional yang dapat diukur ditetapkan
untuk paparan radiasi eksternal, untuk memperkirakan besaran proteksi radiasi. Ekivalen
dosis ambien, H (10), adalah besaran operasional yang digunakan pemantauan area
(ICRU, 1993) Perangkat yang mengukur ekivalen dosis ambien biasanya disebut
monitor area, atau pengukur survei, meskipun ada banyak variasi dalam konstruksi
jenis instrumen deteksi radiasi dan proteksi radiasi (RPI), di mana beberapa dapat juga
mengukur kontaminasi permukaan (monitor kontaminasi) atau spektrum radiasi
(spektrometer) (IAEA, 2000).
Jenis pengujian, verifikasi, dan kalibrasi untuk RPI ditentukan oleh standar
internasional, tetapi juga dapat diatur oleh undang-undang dan peraturan nasional. Untuk
memenuhi persyaratan standar yang relevan, semua RPI harus dikalibrasi dalam hal
jumlah proteksi radiasi yang sesuai, yang dikonfirmasi oleh uji tipe yang sesuai (Ceklic
et al., 2014; Cervone dan Hultquist, 2018; Coletti dkk., 2017;
Asosiasi Eropa Mengingat meningkatnya minat publik terhadap radiasi Lembaga
Metrologi Nasional, 2018) pengukuran dan proteksi radiasi, sektor baru jaringan kerja
warga, tetapi juga kebutuhan komunitas profesional, ada kebutuhan yang terus
berkembang untuk menghasilkan RPI murah yang dapat menyediakan data yang sehat
secara metrologis. Instrumen tersebut juga akan memungkinkan peningkatan resolusi
spasial jaringan peringatan dini pemerintah dan non-pemerintah
Tabung Geiger-Müller (G-M) banyak digunakan sebagai detektor di RPI, baik
dalam hal dosimeter pribadi aktif (Krzanovic et al., 2017) dan monitor area (Fujibuchi et
al., 2018). Sebagian besar instrumen ini berada dalam segmen pasar kelas bawah,
terutama yang digunakan oleh non-profesional (Cervone dan Hultquist, 2018; Coletti et
al., 2017). RPI berbasis tabung GM masih merupakan jenis instrumen yang paling
banyak digunakan dalam jaringan peringatan dini (Baeza et al. 2014; Casanovas et al.
2011; Dombrowski et al., 2017), dan masih menjadi fokus penelitian dan pengembangan
saat ini (Wang dkk., 2018). Jenis RPI ini juga hadir di banyak tempat kerja, termasuk
sektor medis di mana sinar-X paling banyak digunakan (Ciraj-Bjelac et al., 2018), dalam
penelitian (Casanovas et al., 2016), pemetaan laju dosis (Al- Azmi, 2017) dll.
Perhatian khusus harus diberikan ketika tabung G-M digunakan di bidang
berdenyut (Ankerhold et al., 2009; Zutz et al., 2012). Tabung G-M adalah detektor
pilihan saat memproduksi RPI yang terjangkau, karena biaya teknologi yang rendah dan
Perangkat yang mengukur ekivalen dosis ambien biasanya disebut monitor area, atau
pengukur survei, meskipun ada banyak variasi dalam konstruksi jenis instrumen deteksi
radiasi dan proteksi radiasi (RPI), di mana beberapa dapat juga mengukur kontaminasi
permukaan (monitor kontaminasi) atau spektrum radiasi (spektrometer) (IAEA, 2000).
Jenis pengujian, verifikasi, dan kalibrasi untuk RPI ditentukan oleh standar
internasional, tetapi juga dapat diatur oleh undang-undang dan peraturan nasional. Untuk
memenuhi persyaratan standar yang relevan, semua RPI harus dikalibrasi dalam hal
jumlah proteksi radiasi yang sesuai, yang dikonfirmasi oleh uji tipe yang sesuai (Ceklic
et al., 2014; Cervone dan Hultquist, 2018; Coletti dkk., 2017; Asosiasi Eropa Mengingat
meningkatnya minat publik terhadap radiasi Lembaga Metrologi Nasional, 2018).
kesederhanaan penggunaannya (Knoll, 2011).
Selama penelitian yang dipresentasikan dalam makalah ini, G . berbiaya rendah
asli RPI berbasis tabung M dikembangkan. Karena pengaruh yang jelas dari energi foton
insiden pada respons tabung GM, tabung itu "dikompensasikan energi", meningkatkan
ketergantungan energi dengan melapisi volume sensitif detektor dengan bahan yang
menunjukkan probabilitas interaksi foton yang memadai, dengan kerugian minimum
dalam deteksi efisiensi Tabung G-M dikompensasi dengan menggunakan foil timah, dan
sifat tabung sebelum dan sesudah kompensasi dibandingkan dan kompensasi optimal
diidentifikasi.
Ketergantungan energi, sudut dan dosis dari indikasi RPI ditentukan menurut
standar IEC (International Electrotechnical Commission) 60846-1 (International
Electrotechnical Commission, 2009) dengan menggunakan kualitas radiasi referensi dan
koefisien konversi yang ditentukan oleh standar ISO (International Or ganization for
Standardization) 4037-1 dan 4037- 3 (Organisasi Internasional untuk Standardisasi,
1996; 1999). Prinsip-prinsip yang dijelaskan dapat digunakan untuk kompensasi tabung
G-M apa pun dalam geometri yang berbeda, dan untuk kuantitas operasional lain selain
ekivalen dosis ambien
Untuk menggunakan tabung GM secara memadai sebagai dosimeter, sifat
penghitungan aslinya perlu diubah dengan menambahkan kompensasi energi tabung GM.
Kompensasi energi menghasilkan perataan respon energi (sensitivitas untuk berbagai
energi foton), sedemikian rupa sehingga efisiensi deteksi foton sesuai dengan
ketergantungan energi dari koefisien penyerapan energi massa bahan kompensasi
(kebanyakan timah atau timbal, atau paduan mengandung dua bahan ini). Dengan
menambahkan lapisan tipis bahan ini, efisiensi tabung G- M menurun, terutama untuk
foton berenergi rendah (Knoll, 2011).
Efisiensi deteksi tabung G-M terkompensasi berubah karena foton kebetulan
dapat diserap oleh bahan kompensasi dan bahan rumahan probe sebelum mencapai
katoda tabung. Selain itu, elektron sekunder dapat dipancarkan dari bahan kompensasi ke
dalam volume aktif di mana mereka akhirnya terdaftar (Watanabe, 1999). Kompensasi
energi dapat menyebabkan penurunan besar dalam efisiensi deteksi untuk sinar-X energi
rendah (Meric et al., 2012). Semua pengukuran dilakukan di Laboratorium Dosimetri
Standar Sekunder (SSDL) yang bekerja sebagai bagian dari VINS, yang diakreditasi
menurut standar ISO/IEC 17.025 (ISO/IEC, 2017).
Pengukuran nilai kerma udara acuan dilakukan dengan menggunakan dua ruang
ionisasi PTW 32002. Ruang ionisasi monitor PTW 34014 digunakan sebagai standar
kerja untuk kualitas radiasi sinar-X. Kamar ionisasi ini memiliki kalibrasi yang dapat
dilacak ke Laboratorium Dosimetri Standar Primer di Biro Internasional untuk Berat dan
Ukuran. Nilai referensi ekivalen dosis ambien dihitung dengan mengalikan nilai kerma
udara yang sesuai dengan kerma udara dengan koefisien konversi ekivalen dosis ambien,
k(E) (IAEA, 2000; ISO, 1999). 2.2. Koreksi waktu mati Generator sinar-X Hopewell
Designs X80-225 kV-E digunakan untuk menghasilkan kualitas radiasi sinar-X yang
termasuk dalam seri sempit (seri-N) dan unit radiasi yang mengandung banyak sumber
radionuklida Co dan "Cs dari berbagai aktivitas digunakan untuk menghasilkan kualitas
radiasi gamma (dilambangkan sebagai S-Co dan S-Cs) Sifat-sifat kualitas radiasi yang
digunakan diberikan pada Tabel 1, bersama dengan nilai koefisien konversi yang sesuai,
k(E) (IAEA, 2000; Organisasi Internasional untuk Standardisasi, 1996; 1999
(Nuryono , 2021)
Pencacah Geiger-Muller disebut juga pencacah Geiger (Geiger Counter). Alat ini dibuat
oleh Geiger Muller seorang peneliti dari Jerman pada tahun 1928. Pencacah Geiger
merupakan alat untuk mengukur keaktifan unsur radioaktif. Alat in adalah detektor sinar
radioaktif yang paling banyak digunakan. Peralatan in terdiri atas sebuah tabung silin der
terbuat dari logam yang disi dengan gas bertekanan rendah <10 cm Hg 1
. Di dalam tabung dipasang sebuah kawat konduktor yang halus. Kawat tersebut
bertindak sebagai katoda dan tbung sebagai anoda. Mula-mula tabung dibuat hampa
udara, lalu dimasukkan gas dengan tekanan rendah. Tegangan antara katoda dan anoda
diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur. Sat dilakukan
pengukuran, tabung didekatkanpada unsur yang memancarkan partikel radioaktif
sehingga partikel-partikel itu akan menembus jendela tipis pada salah satu ujung tabung
dan masuk ke dalamnya.
Partikel radioaktif in menumbuk atom- atom gas sehingga atom-atom itu
terionisasi. Pada sat terjadi ionisasi, atom-atom gas akan mengeluarkan elektron-
elektron. Elektron yang terlepas pada sat tumbukan ditarik ke anoda. Peristiwa ini
berlangsung dalam waktu singkat. Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah
menjadi ion-ion positif, kemudian ion- ion ini tertarik ke arah katoda.
Perpindahan ini akan menimbulkan pula listrik dalam rangkaian pencacah Geiger
Muller. Pulsa listrik yang dihasilkan diperkuat melalui amplifier dan dapat diubah ke
dalam bentuk sinyal bunyi sehingga dapat didengar melalui loudspeaker, sebagai bunyi
yang berdetak. Atau dengan cara lain, setelah melalui amplifier pulsa listrik ini dapat
pula dicatat pada alat penghitung listrik sehingga jumlah partikel yang masuk ke
tabung setiap detiknya dapat dihitung. Jika aktivitas unsur radioaktif cukup
tinggi,jumlah partikel yang dipancarkannya akan besar sehingga tegangan perdetik yang
ditunjukkan pencacah Muller pun akan besar atau detakan yang terdengar lewat
lousdpeaker semakin banyak. ( American, 1866 )
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Bahan

3.1.1 Peralatan dan Fungsi


1. Tabung Geiger-Muller
Fungsi : Sebagai alat pendeteksi dan pengukur radiasi
2. Scaller dan Ratemeter
Fungsi : Untuk membaca hasil cacahan
3. Stopwatch
Fungsi : Sebagai alat untuk menghitung waktu
4. Kabel Koaksial
Fungsi : Sebagai penghubung tabung GM dengan Scaler
5. Rak GM
Fungsi : Sebagai tempat untuk meletakkan tabung GM dan sumber radiasi
6. Penjepit (Pinset)
Fungsi : Sebagai alat untuk mengambil sampel
7. Masker
Fungsi : Sebagai pelindung mulut dan hidung dari radiasi
unsur radioaktif
8. Sarung Tangan
Fungsi : Sebagai pelindung tangan agar tidak terkena radiasi unsur radioaktif
9. Wadah Radioaktif
Fungsi : Sebagai tempat untuk meletakkan unsur radioaktif
10. Serbet dan Tissue
Fungsi : Untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan
3.1.2 Bahan
1. Sr-90
Fungsi : Sebagai sumber
radiasi 2. Tl-204
Fungsi : Sebagai sumber radiasi

Prosedur Percobaan
A. Karakteristik Tabung GM
1. Disiapkan semua peralatan yang digunakan dalam percobaan
2. Dihubungkan tabung GM pada alat pencacah (scaler) dengan menggunakan
kabel koaksial
3. Dihidupkan scalar
4. Diatur tegangan pada scaler dengan tegangan 50 volt
5. Ditunggu selama 1 menit
6. Dicatat hasil yang didapatkan sebagai cacah per menit
7. Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
8. Dilakukan percobaan yang sama sampai tegangan 500 volt dengan interval 25
volt
9. Dicatat hasil yang didapat

B. Dead Time Counter


1. Disiapkan semua peralatan yang digunakan dalam percobaan
2. Dihubungkan tabung GM pada scaler dengan menggunakan kabel koaksial
3. Dihidupkan scalar
4. Diatur tegangan pengoperasional pada scaler 450 volt
5. Dihitung cacah background tanpa sumber radiasi
6. Dimasukkan Tl-204 pada rak tabung GM
7. Ditunggu selama 1 menit
8. Dicatat hasilnya sebagai cacah per menit
9. Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
10. Dikeluarkan Tl-204 dan kembali dihitung cacah backgroundnya
11. Dicatat hasil yang didapatkan
12. Dimasukkan Sr-90 pada rak tabung GM
13. Ditunggu selama 1 menit
14. Dicatat hasilnya sebagai cacah per menit
15. Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
16. Dikeluarkan Sr-90 dan kembali dihitung cacah backgroundnya
17. Dicatat hasil yang didapatkan
18. Dimasukan Tl-204 dan Sr-90 pada rak tabung GM
19. Ditunggu selama 1 menit
20. Dicatat hasilnya sebagai cacah per menit
21. Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
22. Dikeluarkan Tl-204 dan Sr-90 dan kembali dihitung cacah backgroundnya
23. Dicatat hasil yang didapatkan
BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Analisa

4.1.1 Review jurnal

Judul jurnal : Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

Tahun : 2007.

Edisi : Volume 5, Nomor 2

Halaman : 73-77

Penulis : M. Azam1 , F. Shoufika Hilyana1 , Evi Setiawati

Publikasi : Jurnal Saints dan Matematika

Latar Belakang Penelitian :

Ada sejumlah peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi efek-efek pada partikel
dan foton (sinar gamma) yang dipancarkan ketika inti radioaktif meluruh [1]. Untuk
mengamati radioaktivitas diperlukan suatu peralatan yaitu detektor. Alat ini dapat
berinteraksi cukup efisien dengan sinar radioaktif

Tujuan :

Untuk mengamati radioaktivitas diperlukan suatu peralatan yaitu detektor. Alat ini dapat
berinteraksi cukup efisien dengan sinar radioaktif. Pada umumnya detektor radiasi
dibagi dalam 3 golongan: a. Detektor Isian Gas: Geiger-Muller, Kamar pengionan,
detektor proporsional b. Detektor Sintilasi: NaI(Tl), LSC, Sintasi plastik c. Detektor
semikonduktor: GeLi, HPGe, SiLi

Teori penelitian :

Penulis mencantumkan teori mengenai media pembelajaran berbasis komputer dengan


memanfaatkan program macro media flash. Lalu penulis juga menjelaskan mengenai
karakteristik tabung Geiger Muller dan juga mengenai koefisien absorbsi beta yang
mana pembahasan ini berhubungan dengan pokok bahasan radioaktivitas.

Metode Penelitian :
Penelitian dilakukan di laboratorium Fisika Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP
Semarang, pada bulan Oktober – November 2006. Sebelum digunakan untuk mencacah
terlebih dahulu ditentukan tegangan operasional dari detektor GM. Tegangan operasional
yang didapatkan akan digunaka

Sampel Penelitian :

Penelitian di lakukan di laboratorium UNDIP Semarang

Hasil yang Diperoleh :

Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis detektor yang berbeda jari-jari end windownya,
yaitu detektor 1 dengan jari-jari 17,80±0,03 mm, detektor 2 dengan jari-jari
12,60±0,03 mm, dan detektor 3 dengan jari-jari 20,05±0,03 mm

Kesimpulan :

Media simulasi eksperimen tersebut dapat memperjelas konsep dari teori radioaktivitas.
Program simulasi eksperimen ini dapat dimanfaatkan oleh Mahasiswa sebagai
persiapan sebelum melakukan eksperimen sesungguhnya di laboratorium UNDIP,
ataupun untuk memperdalam pengetahuan setelah dilakukan eksperimen di
laboratorium. Program simulasi eksperimen ini dapat dimanfaatkan pula oleh
Mahasiswa sebagai media Belajar di dalam laboratorium.

4.1.2 Review jurnal

Judul jurnal : Rancang Bangun Detektor Geiger Mueller

Tahun : 2010

Edisi : Nomor 3

Halaman : 199 – 204

Penulis : SUJADMOKO

Publikasi : FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI USD

Latar Belakang Penelitian :

Ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini sangat pesat, dimana
salah satunya adalah teknologi nuklir yang banyak dimanfaatkan dalam aspek
kehidupan. Penerapannya telah digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian,
peternakan,dan industri. Tetapi keberadaan teknologi nuklir mengundang pro dan
kontra dalam masyarakat. Dari satu sisi teknologi nuklir sangat diperlukan tetapi disisi
lain teknologi nuklir tidak bisa terlepas dari radiasi nuklir yang sangat berbahaya bila
mengenai manusia dalam dosis yang tinggi.

Tujuan :

Untuk dapat merancang bangun Detektor Geiger Mueller beserta karakterisasinya

Teori penelitian :

Penulis mencantumkan teori mengenai skema bagaimana transduser tabung Geiger Muller
bekerja. Lalu penulis juga menjelaskan mengenai tabung Geiger Muller baik dalam
definisi, kegunaan dan bagian tabung Geiger Muller.

Metode Penelitian :

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI USD


dengan memanfaatkan detektor Geiger Muller tipe ZP1481 Mullard bekas yang
banyak terdapat di Jurusan. Pembuatan transduser menggunakan komponen-
komponen khusus terutama yang bekerja pada bagian tegangan tinggi

Sampel Penelitian :

Penelitian dilakukan kepada bahan radioaktif

Kesimpulan :

Dari hasil verifikasi dapat disimpulkan bahwa tranduser GeigerMuller hasil desain layak
digunakan untuk pendidikan dan penelitian yang berhubungan dengan pengukuran
radiasi radioaktif.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Disimpulkan bahwa karakteristik tabung Geiger Muller yaitu :


 Dapat mendeteksi partikel alfa dan beta serta kadang – kadang partikel gamma walau
tingkat reliabilitasnya kurang.
 Dapat menentukan intensitas radiasi.
 Tidak bergantung pada besar kecilnya energi radiasi pengion.
 Terdiri dari elektroda yaitu anoda dan katoda.
 Tabung Geiger Muller memanfaatkan ionisasi sekunder.
 Beda tegangan anoda dan katoda jauh lebih tinggi dari isian gas yang sama

2. Prinsip kerja tabung Geiger Muller terbagi atas beberapa tahap yaitu :
 Ionisasi primer yaitu proses ketika radiasi masuk ke dalam tabung isian yang berisi gas
berupa argon (Ar), dimana dalam proses ionisasi ini menghasilkan pasangan ion yaitu ion
positif dan ion negatif.
 Ionisasi sekunder yaitu ketika ion – ion yang dihasilkan melalui ionisasi primer, diberi
tegangan maka ion positif akan bergerak ke katoda pada dinding tabung dan ion negatif
akan bergerak ke anoda pada kawat tipis yang terbentang di tengah – tengah tabung,
elektron yang tertarik ke anoda tadi, akan berinteraksi dengan gas isian lainnya proses ini
merupakan proses ionisasi sekunder.
 Ionisasi tersier yaitu pada saat ion – ion sekunder diberi tegangan lebih tinggi maka akan
menghasilkan medan listrik.
 Avalanche yaitu proses ionisasi yang mengakibatkan elektron ion sekunder berubah
menjadi ion tersier dan berlangsung secara terus menerus hingga menghasilkan lucutan.
 Dead time counter yaitu penambahan tegangan yang terlalu yang mengakibatkan ion – ion
pada tabung tidak dapat berionisasi sehingga tabung mati sementara.

3. Daerah plato merupakan daerah tegangan dalam rentang counter Geiger Muller yang
beroperasi tergantung pada karakteristik spesifik pencacahan (ukuran, jenis gas) lebih
tepatnyq tegangan jangkauannya berbeda – beda.

Pada daerah plato ini kenaikan tegangan antara anoda dan katoda pada tabung detektor
hampIr tak mempengaruhi jumlah cacah yang dihasilkan. Tetapi lebih tergantung dari
pemicu ionisasi yang masuk (alfa, beta, atau radiasi gamma).
5.2 Saran

1. Sebaiknya asisten tetap mempertahankan keramahannya ketika sedang membawakan


praktikum.
2. Sebaiknya asisten dapat menciptakan suasana yang santai sehingga praktikan tidak merasa
tegang dan gugup ketika praktikum sedang berlangsung.
3. Sebaiknya asisten dapat menjelaskan materi secara rinci sehingga lebih mudah dimengerti.
4. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu sehingga tidak terjadi tunggu – menunggu agar
praktikum dapat dimulai sesuai dengan jam nya.

Sebaiknya laboratorium dapat mengganti atau memperbaiki alat praktikum agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar dan praktikan dapat memahami praktikum tersebut dengan lebih
baik.

.
DAFTAR PUSTAKA

SOEDOJO, PETER SOEDOJO. 2001. AZAS -AZAS ILMU FISIKA JILID 4


Pages : 31-34
IRIANTO, EMY MULYANI. 2006. EFEK TEMPERATUR LINGKUNGAN
TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTORGEIGER MULLER.
Pages : 2-3
G. F, Vagizov. 2013. Detecting Radioactivity Recording The Characteristic of Geiger-
Muller Counter tube. Kazan: Kazan Federal University. Publishing House.
Page : 3-5.
American . 2010. RADIOAKTIFITAS. Semarang :
Alprin Hal : 17-18
Ayu, Ida Ayu Putu. 2018. EKSPERIMEN BIOFISIKA KARAKTERISTIK
TABUNG GEIGER . DIPONEGORO :
Deepublish Hal : 40-42
Nuryono, Budi Asyahari. 2021. BUKU AJAR BERBASIS MIKROPROSESOR
Pages : 1-2
Sayono, Sayono , S.T. 2006. PEMBUATAN DAN DETEKTOR MUELER.

Pages : 97-99
Josapat, J.R. 2015. KARAKTERISTIK TABUNG GM DAN DEAD
TIME COUNTER.
Pages 3

Medan, 21 Oktober 2022


Asisten Asisten Praktikan

(Christine Feby Febyola) (Poppi Arnetta Rajagukguk) (Ai Hito Takeahara)


LAMPIRAN

1. Sebelum Dimasukkan Unsur Radioaktif ke dalam Rak Tabung GM

2. Unsur Tl-204 Dimasukkan ke dalam Rak Tabung GM


3. Unsur Sr-90 dimasukkan ke dalam Rak Tabung GM

4. Unsur Tl-204 dan Sr-90 Dimasukkan ke dalam Rak Tabung GM


Nama : Ai Hito Takehara Ubariap Panjaitan
NIM : 200801121
Kel/Gel : II/A
Judul : Karakteristik Tabung GM dan Dead Time Counter
Asisten : Christine Feby Febyola
Poppi Arnetta Rajagukguk

TUGAS PERSIAPAN

1. Tuliskan sejarah singkat tabung GM

Jawab:

Detector radiasi pengion ( tabung GM ) ditemukan oleh Hans Geiger pada tahun 1908,
kemudian pada tahun 1928 disempurnakan oleh Walther Mueller menjadi tabung detector Geigr
Muller yang konstruksinya sederhana dibandingkan dengan jenis detektor lainnya. Detektor
Geiger Muller terdiri dari suatu tabung logam atau gelas dilapisi logam yang biasanya diisi gas
seperti argon, neon, helium (gas mulia dan gas poliatomik) dengan perbandingan tertentu.

2. Apa yang dimaksud dengan tabung GM?

Jawab:

Tabung GM adalah sensor dari sebuah Geiger counter yang dapat mendeteksi sebuah partikel
tunggal dari sebuah radiasi ionisasi. Atau sebuah detektor isian gas yang bekerja berdasarkan
prinsip ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap molekul yang berbeda dalam detektor.

3. Apa prinsip dari percobaan?

Jawab:
 Ionisasi primer yaitu proses ketika radiasi masuk ke dalam tabung isian yang berisi gas
berupa Argon (Ar), dimana dalam proses ionisasi ini menghasilkan pasangan ion yaitu ion
positif dan ion negatif.
 Ionisasi sekunder yaitu ketika ion-ion yang dihasilkan melalui ionisasi primer, diberi
tegangan maka ion positif akan bergerak ke katoda pada dinding tabung dan ion negatif
akan bergerak ke anoda pada kawat tipis yang terbentang di tengah- tengah tabung,
elektron yang tertarik ke anoda tadi, akan berinteraksi dengan gas isian lainnya proses ini
merupakan proses ionisasi sekunder.
 Ionisasi tersier yaitu pada saat ion-ion sekunder diberi tegangan lebih tinggi maka akan
menghasilkan medan listrik.
 Avalanche yaitu proses ionisasi yang mengakibatkan elektron ion sekunder berubah
menjadi ion tersier dan berlangsung secara terus menerus hingga menghasilkan lucutan.
 Dead time counter yaitu penambahan tegangan yang berlaku yang mengakibatkan ion-ion
pada tabung tidak dapat berionisasi sehingga tabung mati sementara.

4. Tuliskan peralatan dan fungsi

Jawab:
1. Tabung Geiger-Muller

Fungsi: Sebagai alat pendeteksi dan pengukur radiasi


2. Scaler

Fungsi: Untuk membaca hasil cacahan


3. Stopwatch

Fungsi: Sebagai alat untuk menghitung waktu


4. Kabel Koaksial

Fungsi: Sebagai penghubung tabung GM dengan Scaler


5. Rak GM

Fungsi: Sebagai tempat untuk meletakkan tabung GM dan sumber radiasi


6. Penjepit (Pinset)

Fungsi: Sebagai alat untuk mengambil sampel


7. Masker

Fungsi: Sebagai pelindung mulut dan hidung dari radiasi unsur radioaktif
8. Sarung Tangan

Fungsi: Sebagai pelindung tangan agar tidak terkena radiasi unsur radioaktif
9. Wadah Radioaktif

Fungsi: Sebagai tempat untuk meletakkan unsur radioaktif


10. Serbet atau Tissue

Fungsi: Untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan


Nama : Ai Hito Takehara Ubariah Panjaitan
NIM : 200801121
Kel/Gel : II/A
Judul : Karakteristik Tabung GM dan Dead Time Counter
Asisten : Christine Feby Febyola
Poppi Arnetta Rajagukguk

RESPONSI

1. Sebutkan proses pencacahan Geiger Muller

Jawab:

Proses pencacahan Geiger muller terdiri dari 3 proses yaitu


 Ionisasi primer
 Ionisasi sekunder
 Ionisasi sekunder

2. Jelaskan karakteristik dead time counter

Jawab:

Dead time counter yaitu terjadi saat ion-ion bergerak menuju anode dan katode dimana katode
merupakan positif dan anode negative dan menimbulkan keadaan mati sementara, inilah yang
disebut dengan dead time counter.

3. Apa itu daerah plato?

Jawab:

Daerah plato merupakan daerah tegangan dalam rentang counter Geiger Muller yang beroperasi
tergantung pada karakteristik spesifik pencacahan (ukuran, jenis gas) lebih tepatnyq tegangan
jangkauannya berbeda – beda.

Daerah plato adalah daerah kerja pada tabung Geiger Muller dimana memiliki daya maksimum
sebesar 200 volt.

4. Apa yang kamu ketahui tentang Sr-90 dan Ti-204?

Jawab:
Sr-90 (Stronsium) adalah sampel yang digunakan dalam percobaan dengan nomor massa 90
merupakan senyawa yang paling tidak stabil dan Ti-204 merupakan sampel yang digunakan
pada percobaan dengan nomor massa 204.

5. Apa tujuan penelitian?

Jawab:
 Untuk mengetahui karakteristik dari tabung Geiger Muller.
 Untuk mengetahui prinsip kerja dari tabung Geiger Muller.
 Untuk mengetahui pengertian daerah plato dan kaitannya dengan percobaan

Anda mungkin juga menyukai