Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ading Putera Bangsawan

NPM : 207003446013
Prodi : Fisika / Karyawan
Matkul : Fisika Radiologi Dan Dosimetri
Dosen : Ni Larasati Kartika Sari, S.Pd.,M.Si.
Tugas : Individu “Survey Meter GM Counter”

Pengertian Survey Meter


Survey meter digunakan untuk mengukur intensitas radiasi, dalam bentuk paparan
atau dosis radiasi di lokasi pengukuran secara langsung. Surveymeter lebih diutamakan untuk
mengukur radiasi eksternal seperti sinar gamma, sinar-X dan neutron, selain itu surveymeter
juga dapat mengukur radiasi alfa dan beta.

Survey Meter GM Counter


GM Counter termasuk kedalam detektor isian gas yang berupa tabung tertutup yang
berisi gas dan terdiri dari 2 buah elektrode. Dinding tabung sebagai elektrode negatif (katode)
dan kawat yang terbentang di dalam tabung pada poros sebagai elektrode positif (anode).
Skema detektor isian gas disajikan pada Gambar 4.

Detektor isian gas prinsip kerjanya memanfaatkan terjadinya ionisasi gas isian pada
medium aktif dalam detektor akibat adanya interaksi dengan zarah radiasi maka akan timbul
pasangan ion-elektron. Dengan adanya bed a potensial pad a anode dan katode maka akan
timbul medan listrik, sehingga pasangan ion-elektron akan terpisahkan. Ion akan bergerak ke
arah katode dan elektron bergerak ke anode. Jumlah pasangan ion-elektron tergantung dari
tegangan yang dicatukan, bentuk geometri dan jenis gas isian detektor [4,6,9]. Hubungan
jumlah pasangan ion-elektron yang terkumpul di elektrodenya masing-masing terhadap
tegangan yang dicatukan disajikan pada Gambar 5.

Daerah I
Pada daerah I tegangan masih rendah sehingga pasangan ion-elektron akan bergabung
kembali sebelum ion sampai ke katode dan elektron ke anode daerah tegangan ini disebut
daerah rekombinasi.
Daerah II
Pada daerah ini karena tegangan lebih tinggi sehingga sudah tidak ada lagi
rekombinasi seluruh ion primer dapat mencapai elektrode masing-masing. Hal ini akan
menimbulkan pulsa listrik yang besarnya sebanding dengan muatan total dari pasangan ion
dan elektron. Tinggi pulsa tersebut akan sebanding dengan energi dari radiasi yang masuk
dalam detektor. Detektor yang bekerja pada daerah ini disebut detektor kamar ionisasi.
Daerah III
Pada daerah ini tegangan dinaikkan lagi sehingga medan listrik antara anode dan
katode cukup besar, sehingga pasangan ion-elektron primer mempunyai energi yang cukup
untuk mengionisasi gas isian sehingga timbul pasangan ion-elektron sekunder yang berulang
kali sehingga menghasilkan pasangan ion-elektron yang banyak sekali pada elektrode
masing-masing kejadian ini sering disebut avalanche. Namun demikian jumlah pasangan
ionelektron masih sebanding atau proporsional dengan ion-elektron primer sehingga tinggi
pulsa yang dihasilkan masih sebanding dengan energi radiasi yang datang mengenai detektor.
Detektor yang bekerja pad a daerah ini disebut detektor proporsional.
Daerah IV
Pada daerah ini merupakan daerah proporsional terbatas. Daerah V Setelah melalui
daerah proposional, bila tegangan detektor dinaikkan lagi maka akan memasuki daerah
Geiger-Mueller. Pada daerah ini medan listrik menjadi sangat besar yang menyebabkan
pasangan ion-elektron mendapat tambahan energi kinetik yang cukup besar, sehingga gerak
ion-elektron dalam perjalanannya menuju elektrode (ion menuju katode dan elektron ke arah
anode) dapat mengionisasi gas isian sehingga timbul pasangan ion-elektron sekunder dan bila
ion-elektron sekunder masih kelebihan energi akan menumbuk gas isian lagi yang
menyebabkan ionisasi tersier dan seterusnya, sehingga akhirnya terjadi jumlah pasang ion-
elektron yang banyak sekali atau sering disebut peristiwa avalanche. Pengumpulan elektron
pad a anode selanjutnya dikeluarkan melewati tahanan timbul denyut atau pulsa listrik yang
besarnya sebanding dengan intensitas radiasi yang datang. Detektor yang bekerja pada daerah
ini disebut detektor Geiger-Mueller [9,10]. Skema prinsip kerja detektor Geiger-Mueller dan
proses ionisasi sekunder disajikan pad a Gambar 6 dan Gambar 7.

Pengumpulan elektron yang banyak sekali pada anode mengakibatkan anode


diselubungi oleh muatan negatif yang menyebabkan peristiwa avalanche sehingga proses
ionisasi berhenti karena gerak ion positif ke katode atau dinding tabung menjadi lambat
sehingga ion-ion ini dapat membentuk semaeam lapisan positif pada permukaan tabung,
keadaan yang demikian disebut efek muatan ruang [11]. Pad a tegangan tertentu peristiwa
terjadinya avalanche tidak tergantung lagi oleh jenis dan energi radiasi yang datang, namun
masih sebanding dengan intensitas radiasi yang datang, sehingga pulsa-pulsa listrik yang
terjadi amplitudonya tidak tergantung oleh energi radiasi, tinggi amplitudo pulsa sama besar,
hanya kuantitasnya yang sebanding dengan intensitas radiasi yang datang. Detektor yang
bekerja pada daerah tegangan ini disebut detektor Geiger-Mueller [11]. Pulsa keluaran dari
detektor Geiger-Mueller tinggi pulsa/amplitudonya tidak tergantung lagi dengan jenis dan
energi radiasi yang datang, sehingga detektor Geiger-Mueller tidak dapat digunakan untuk
spektroskopi nuklir. Dengan adanya bed a potensial antara anode dan katode, maka timbul
medan listrik yang dapat memisahkan pasangan ion dan elektron yang terbentuk. Ion positif
bergerak ke arah katode dan elektron bergerak ke arah anode. Keeepatan gerak (VV) ion dan
elektron dinyatakan sebagai fungsi linear. Untuk bentuk silinder diformulasikan [9,12]

Anda mungkin juga menyukai