Anda di halaman 1dari 7

Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi.

Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Mller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron. Detektor Geiger-Muller (GM) beroperasi pada tegangan diatas detektor proporsional. Dengan mempertinggi tegangan akan mengakibatkan proses ionisasi yang terjadi dalam detektor menjadi jenuh. Pulsa yang dihasilkan tidak lagi bergantung pada ionisasi mula-mula maupun jenis radiasi. Jadi, radiasi jenis apapun akan menghasilkan keluaran sama. Karena tidak mampu lagi membedakan berbagai jenis radiasi yang ditangkap detektor, maka detektor GM hanya dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radiasi. Keuntungan dalam pengoprasian GM ini adalah denyut out putsangat tinggi, sehingga tidak diperlukan penguat (amplifier) atau cukup digunakan penguat yang biasa saja.

Gambar 2. Detektor Geiger Muller Sumber : Laporan Praktikum Fisika lanjut oleh Septia Kholimatussadiah Katoda : yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika

tabung terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis. Anoda : yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah-tengah

tabung. Anoda sebagai elektroda positif. Isi tabung : yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal dicampur gas poliatom (gas yang banyak digunakan Ar dan He).

Detektor Geiger Muller (GM) terdiri dari suatu tabung logam atau gelas yang dilapisi logam yang diisi dengan gas mulia dan gas poliatom atau gas halogen. Pada proses tabung terdapat kawat logam yang berlku sabagai anoda, sedangkan dinding tabung berlaku sebagai anoda. Bila ke dalam tabung masuk zarah pengion alfa atau beta maka akan terjadi ionisasi dan eksitasi pada atom-atom gas isian. Banyaknya pasangan ion yang terjadi sebanding dengan zarah yang datang. Hasil inonisasi ini yang disebut dengan ion-ion primer. Adanya tegangan tinggi menyebabkan electron tertarik ke anoda dan dan ion positif tertarik ke katoda. Dalam perjalanan ke anoda electron mendapatkan tambahan tenaga gerak dari medan listrik. Bila tenganya sudah kuat elektron-elektron tersebut dapat mengionisasi atom-atom gas isian, sehingga terjadi ionisasi sekunder. Elektron-elektron inipun akan mampu mengionisasi gas isian. Dengan demikian jumlah electron yang terkumpul di anoda jauh lebih banyak dari jumlah elektron yangterjadi pada ionisasi primer. Peristiwa terjadinya proses ionisasi terus menerus ini disebut Avalanche. Disamping itu ionisasi juga terjadi karena atom-atom yang tereksitasi akan memancarkan foton. Foton tersebut dapat menimbulkan foto elektron lewat fotolistrik. Ion-ion positif yang timbul akibat adanya ionisasi akan membentuk selubung disekitar anoda, sehingga sesudah sebagian besar elektron terkumpul di anoda kuat medan listrik disekitar anoda akan mengalami penurunan. Akibatnya elektron yang masih bergerak ke anoda tak lagi mampu mengadakan avalanche. Oleh karena itu, jumlah electron yang terkumpul di anoda mula-mula sedikit lalu naik sampai maksimal kemudian turun sampai elektron terkumpul, terjadilah satu pulsa setiap terjadi ionisasi primer. Tinggi pulsa detektor GM tidak tergantung pada banyaknya ion primer yang terjadi, dengan demikian juga tidak tergantung pada tenaga zarah yang dating. Akibatnya detektor GM tidak dapat mengukur besarnya tenaga dan hanya dapat mendeteksi banyaknya radiasi yang datang. Jika ion-ion positif sampai di dekat katoda, maka akan menarik electron keluar dari katoda untuk membentuk atom netral. Dalam penetralan ini ada kelebiahan tenaga yang dipancarkan sebagai foton. Foton ini yang akan membebaskan elektron sehingga akan dapat mengakibatkan

terjadinya avalancheyang

tidak

dikehendaki.

Untuk

menghindarkan

terjadinya avalanche ini, dapat digunakan suatu rangkaian elektronik (rangkaian Nehr Harper) atau dengan menambahkan kedalam tabung gas poliatom atau gas halogen yang biasa disebut sebagai gas quelencing. Detektor yang

menggunakan gas quelencing dikenal dengan detektor self quelenching. Sedang yang menggunakan rangkaian elektronik dinamakan detektor non self

quelenching.

1.1.1 Prinsip kerja detektor Geiger muller Detektor Geiger Muller meupakan salah satu detektor yang berisi gas. Selain Geiger muller masih ada detektor lain yang merupakan detektor isian gas yaitu detektor ionisasi dan detektor proporsional. Ketiga macam detektor tersebut secara garis besar prinsip kerjanya sama, yaitu sama-sama menggunakan medium gas. Perbedaannya hanya terletak pada tegangan yang diberikan pada masingmasing detektor tersebut.

Apabila ke dalam labung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian. Banyaknya pasangan elektron-ion yang terjadi pada detektor GeigerMuller tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang datang. Hasil ionisasi ini disebul elektron primer. Karena antara anode dan katode diberikan beda tegangan maka akan timbul medan listrik di antara kedua eleklrode tersebut. Ion positif akan bergerak kearah dinding tabung (katoda) dengan kecepatan yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan elektron-elektron yang bergerak kea rah anoda (+) dengan cepat. Kecepatan geraknya tergantung pada brsarnya tegangan V. sedangkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk membentuk elektron dan ion tergantung pada macam gas yang digunakan. Dengan tenaga yang relatif tinggi maka elektron akan mampu mengionisasi atom-atom sekitarnya. sehingga menimbulkan pasangan elektron-ion sekunder. Pasangan elektron-ion sekunder inipun masih dapat menimbulkan pasangan elektron-ion tersier dan seterusnya. sehingga akan terjadi lucutan yang terus-menerus (avalence).

Kalau tegangan V dinaikkan lebih tinggi lagi maka peristiwa pelucutan elektron sekunder atau avalanche makin besar dan elektron sekunder yang terbentuk makin banyak. Akibatnya, anoda diselubungi serta dilindungi oleh muatan negatif elektron, sehingga peristiwa ionisasi akan terhenti. Karena gerak ion positif ke dinding tabung (katoda) lambat, maka ion-ion ini dapat membentuk semacam lapisan pelindung positif pada permukaan dinding tabung. Keadaan yang demikian tersebut dinamakan efek muatan ruang atau space charge effect.

Tegangan yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan maksimum yang membatasi berkumpulnya elektron-elektron pada anoda. Dalam keadaan seperti ini detektor tidak peka lagi terhadap datangnya zarah radiasi. Oleh karena itu efek muata ruang harus dihindari dengan menambah tegangan V. penambahan tegangan V dimaksudkan supaya terjadi pelepasan muatan pada anoda sehingga detektor dapat bekerja normal kembali. Pelepasan muatan dapat terjadi karena elektron mendapat tambahan tenaga kinetic akibat penambahan tegangan V.

Apabila tegangan dinaikkan terus menerus, pelucutan alektron yang terjadi semakin banyak. Pada suatu tegangan tertentu peristiwa avalanche elektron sekunder tidak bergantung lagi oleh jenis radiasi maupun energi (tenaga) radiasi yang datang. Maka dari itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama. Sehingga detektor Geiger muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi yang datang.

Kalau tegangan V tersebut dinaikkan lebih tinggi lagi dari tegangan kerja Geiger muler, maka detektor tersebut akan rusak, karena sususan molekul gas atau campuran gas tidak pada perbandingan semula atau terjadi peristiwa pelucutan terus menerusbyang disebut continous discharge. Pada detektor GM, jika tegangan dioperasikan dari nol samapi tegangan yang tinggi dan hasil cacahannya digambarkan maka akan ada bagian yang datar. Daerah ini disebut plateau. Pada daerah plateau, jika ada perubahan tegangan, hasil cacahan tidak berubah secara signifikan. Tegangan kerja yang mulai

timbulnya cacah disebut starting voltage. Bila adalah tegangan mulainya plateau, adalah tegangan batas dari plateau. Bagian kurva potensial yang hampir datar jumlah cacahannya disebut plateau. Atau daerah plateau adalah daerah yang mendekati nilai konstan dan pada grafik ditunjukkan dengan garis mendatar/hampir datar. Tegangan ambang adalah tegangan saat mulai terjadi nilai cacahan. Tegangan operasi adalah tegangan yang diperlukan untuk terjadinya pencacahan pada daerah plateau. Tegangan high ketika tejadi ionisasi tingkat tinggi. Pada potensial yang lebih tinggi akan terjadi penaikkan pulsa radiasi yang cepat meningkat. Hal ini akibat sudah terjadi efek lucutan, dimana electron dari katoda dapat langsung sampai ke anoda dalam jumlah yang besar. Apabila potensial terus dinaikkan, lucutan akan semakin cepat meningkat dan dapat menyebabkan detektor rusak. Untuk menghindari kerusakan detektor variasi tegangan untuk percobaan ini

dioperasikan tidak melebihi 560 V.

Emulsi film adalah bagian film radiografik yang sensitif terhadap sinar-X dan cahaya tampak, yang dapat merekam gambaran radiografik.

Emulsi film terdiri dari bahan gelatin dan perak halida

Berdasarkan emulsinya, film rontgen dibagi menjadi 2: 1. Emulsi ganda

Film yang mempunyai 2 emulsi di kedua sisinya dan sama tebal, sehingga dapat digunakan bolak-balik. Keuntungan : Sensitifnya meningkat sehingga Faktor eksposi yang digunakan rendah dan

dosis radiasinya rendah sehingga pesawat lebih awet. Kontras bayangan tinggi

Kekurangan : 1. Cairan processing cepat lemah Harga film lebih mahal karena banyak mengandung perak. Single emulsion

Film yang hanya mempunyai satu emulsi di salah satu sisinya, biasanya ditandai dengan adanya lekukan pada ujung film untuk menanndai bagian depan dan belakang. Contoh: Film MMR (Mass Monitor Radiograf) Film MCS (Mass Chest Survey) CT film Film dental

Keuntungan : cairan processing tidak mudah lemah karena hanya menggunakan 1 emulsi Kekurangan : jika pemasangannya terbalik, maka tidak akan terbentuk bayangan.

Kamar kabut wilsom

Uap (alkohol) jenuh diembunkan pada ion-ion udara yang ditimbulkan olehradiasi. Akibatnya, terlihat garis putih dari tetesan-tetesan zat cair yang sangat kecil, yang merupakan jejal lintasan dalam kamar tersebut, asal diterangi dengan tepat. Perlu dicatat, bahwa yang kita lihat hanyalah jejak lintasan, bukan radiasi yang menimbulkan ionisasi. Terdapat tiga jenis kamar kabut yaitu :

-Expansion cloud chamber (kamar kabut pemuaian) -Diffusion cloud chamber (kamar kabut diffusi) -Bubble chamber (kamar gelembung) pada bubble chamber radiasi yang mengionkan akan mennggalkan jejak berupa gelembung-gelembung didalam hidrogen cair. Pada sistem ini perkiraan massa dan kelanjutannya dapat diperoleh, berdasarkan hukum kekekalan energi dan momentum. EMULSI FILM Garis-garis sinar dari ketiga jenis radiasi, dapat juga dipelajari pada film fotografi. Emulsi film foto, dapat mengurangi jangkauan partikel alpha sekitar 0,002mm dan bahkan garis lintasan partikel beta, hanya sekitar 1 mm. Karena itu, harus menggunakan mikroskop untuk mengamatinya. Emulsi nuklir yang khusus, digunakan untuk maksud ini. Emulsi tersebut lebih tebal dari biasanya dan mempunyai kepekaan butir-butir perak bromida yang lebih tinggi. Metoda ini mempunyai keuntungan karena secara otomatis diperoleh rekaman yang permanen dari gejala yang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai