Anda di halaman 1dari 7

Detektor Geiger-Muller

Detektor Geiger-Muller (GM) beroperasi pada tegangan di atas detektor proporsional. Dengan mempertinggi tegangan akan mengakibatkan proses ionisasi yang terjadi dalam detektor menjadi jenuh. Pulsa yang dihasilkan tidak lagi bergantung pada ionisasi mula-mula maupun jenis radiasi. Jadi, radiasi jenis apapun akan menghasilkan keluaran sama. Karena tidak mampu lagi membedakan berbagai jenis radiasi yang ditangkap detektor, maka detektor GM hanya dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radiasi. Keuntungan dalam pengoprasian GM ini adalah denyut out put sangat tinggi, sehingga tidak diperlukan penguat (amplifier) atau ukup digunakan penguat yang biasa saja.

Gambar 1. Grafik Pembagian Daerah Kerja Detektor Isian Gas

Gambar 2. Detektor Geiger Muller

Detektor Sintilasi
Detektor generasi lebih baru dibanding dengan detektor isian gas adalah detektor sintilasi. Detektor jenis ini menggunakan dasar e!ek sintilasi (kelipan) apabila bahan sintilator dikenai suatu radiasi nuklir. Proses ini terutama disebabkan oleh proses eksitasi yang diikuti oleh deeksitasi. "anyak bahan yang bersi!at sintilator ini tetapi mempunyai kebolehjadian e!ek sintilasi yang berbeda-beda untuk ketiga jenis radiasi , dan . #ntuk radiasi biasa dipakai bahan $n%(&g), 's(()r). #ntuk radiasi adalah jenis plastik, organik (antrasin). %edang untuk sering dipakai *a(()l) juga plastik. Mengenai proses sintilasinya dapat dijelaskan sebagai berikut. Ditinjau tingkat-tingkat energi atom sintilatornya. %ebagai ontoh adalah $n%(&g).

Gambar 3. Tingkat-tingkat

nergi

"ila energi antara pita +alensi dan pita konduksi atau pita eksitasi ukup besar (orde ,- e.), maka keboleh-jadian berpindahnya elektron ke pita konduksi atau eksitasi sangat ke il. *amun, dengan adanya akti+ator (&g) maka energi dasar dan eksitasinya menjadi ke il (/ e.) sehingga proses sintilasi menjadi mudah. Karena selisih energi tingkat dasar dan eksitasi / e. maka energi !oton yang dipan arkan adalah juga / e. atau panjang gelombangnya sebesar 01-- &.

Gambar !. Skema Detektor Sintilasi

%intilator dilekatkan pada dinding PM) (Photomultiplier Tube) dengan minyak sili on untuk menghilangkan pantulan oleh dinding PM). 'ahaya yang terjadi karena proses sintilasi tadi mengenai katoda yang terbuat dari !oto sel (disebut !otokatoda) yang menghasilkan !otoelektron yang banyaknya sebanding dengan intensitas ahaya. %elanjutnya !otoelektron tersebut melalui deretan anoda yang terbuat dari bahan !otosel juga, yang tegangannya bertingkat dari rendah dekat katoda, makin tinggi sampai di anoda terakhir. &nodaanoda ini disebut dinoda. 2leh tegangan tinggi yang terpasang pada dinoda-dinoda, !otoelektron tadi diper epat ke dinoda pertama menghasilkan elektron lebih banyak, lalu diper epat ke dinoda kedua menghasilkan elektron lebih banyak lagi. Demikian seterusnya sampai semua elektron dikumpulkan di anoda dan menghasilkan pulsa listrik. )inggi pulsa yang dihasilkan sebanding dengan banyaknya elektron terkumpul di anoda, sedang banyaknya elektron terkumpul ini sebanding dengan banyaknya !otoelektron, banyaknya !otoelektron sebanding dengan intensitas ahaya hasil proses sintilasi dan intensitas ahaya ini sebanding dengan tenaga radiasi. Maka, detektor sintilasi dapat dipakai untuk spektroskopi. Karena pulsa ini masih ukup tinggi, perlu diperkuat dengan penguat a3al (pre amp) dan penguat utama (main amp) baru dimasukkan ke penganalisa tinggi pulsa, bisa berupa %'& ( single channel analyzer) atau M'& (multi channel analyzer). %'& dan M'& ini tidak lain adalah penganalisa tinggi pulsa (pulse high analyzer4P5&) yang dapat digunakan untuk mentrans!ormasikan distribusi tinggi pulsa pada keluaran penguat utama menjadi spektrum energi.

Gambar ". S#ektrum

nergi Sinar Gamma $ari

%&

'o(

Di$#eroleh $engan Detektor Sintilasi

D T KT)* K+M+* K+,-T


Jika udara didinginkan sehingga uap men apai keadaan jenuh, maka udara itu masih dapat didinginkan tanpa terjadi pengembunan. Pada keadaan ini, uap dinamakan superjenuh. Keadaan superjenuh ini akan terjadi hanya jika udara bebas dari debu atau partikelpartikel garam yang dapat bertindak sebagai inti pengembunan sehingga membentuk tetes-tetes kabut. Pada tahun ,6,,, 7ilson menemukan bah3a ion-ion gas dapat juga bertindak sebagai inti pengembunan. Kemudian gejala ini digunakan untuk menunjukkan lintasan-lintasan radiasi ionisasi melalui udara. %ebuah sumber radioakti! meman arkan partikel-partikel dalam sebuah kamar udara yang jenuh dengan uap air dan alkohol. Ketika partikel-partikel ini melalui udara, mereka bertumbukan dengan molekul-molekul udara. )umbukan ini mengakibatkan terjadinya ionisasi, sehingga meninggalkan jejak ion positi! dan negati!. Jika tekanan dalam kamar dikurangi dengan ara memompa sebagian udara keluar, maka udara menjadi lebih dingin. Keadaan ini memungkinkan partikel-partikel uap superjenuh mengembun pada ion-ion tersebut, sehingga jejak tetes-tetes uap sepanjang lintasan ion-ion dapat terlihat. "entuk jejak kabut yang dihasilkan dalam kamar kabut bergantung pada partikel-partikel radioakti! yang digunakan.

Gambar %. Skema Detektor Kamar Kabut

D T KT)* .+T

P+D+T / S MIK)0D-KT)*

Dibuat dari bahan semikonduktor, ada beberapa jenis 8 high purity germanium, high purity sili on, lithium dri!ted germanium dan lithium dri!ted sili on. Ge dan %i memiliki elektron +alensi 0, se ara umum semuanya terikat dalam ikatan ko+alen, sehingga seluruh pita +alensi terisi penuh sedang pita konduksi kosong. %emikonduktor memiliki orde energi gap yang ke il sekitar , e+ atau kurang. %edangkan insulator energi gap nya dapat men apai 1 e+. Pada suhu ruang sejumlah ke il elektron tereksitasi ke pita konduksi dan ada lubang di pita +alensi. 9ubang ini dapat diisi elektron dari atom sebelahnya maka seakan lubang ini dapat bergerak(tentu mmuatan positi! inti atom tak berpindah). #ntuk mengontrol konduksi di semikonduktor, sejumlah ke il bahan dari golongan ((( atau . yang dikenal sebagai doping diberikan pada bahan semikonduktor ini. Dengan adanya bahan doping gol. . maka ada atom dari doping ini yang kelebihan elektron (tak berpasangan). :lektron ini mudah terksitasi ke pita konduksi. "ahan ini menjadi semikonduktor tipe n. %ebaliknya kalau doping dari golongan ((( maka atom doping hanya ber+alensi / maka ada sebuah lubang yang mudah diisi oleh elektron dari pita +alensi. "ahan ini menjadi semikonduktor tipe p) Gambar 1. Semikon$uktor $engan $o#ing $ari golongan 2 3menja$i semikon$uktor ti#e n4

Gambar 5. Semikon$uktor $engan $o#ing $ari golongan III 3menja$i semikon$uktor ti#e #4

Jika semikonduktor tipe n dan tipe p disambungkan maka elektron dari tipe n akan menyeberang sambungan menuju tipe p menyebabkan terjadinya daerah deplesi. Di sekitar sambungan ini pemba3a muatan bebas ternetralisasi. &kibatnya terjadi medan listrik di sekitar sambungan yang men egah penyeberangan selanjutnya. "ila partikel radioakti! memasuki daerah deplesi dan menimbulkan ionisasi (pasangan elektron dan hole) maka elektron dan hole akan bergerak dalam arah berla3anan di ba3ah medan listrik yang ada sehingga ter ipta pulsa elektronik yang sebanding dengan energi partikel radioakti! tersebut. Pada prakteknya detektor semikonduktor dioperasikan dengan tegangan balik sekitar ,---;/---.. )egangan ini ber!ungsi untuk meningkatkan medan listrik menyebabkan pengumpulan muatan menjadi lebih e!isien . <ungsi lain adalah untuk memperlebar daerah deplesi .

Gambar 6. Detektor 7at #a$at

mulsi 8ilm
Garis-garis sinar dari ketiga jenis radiasi, dapat juga dipelajari pada !ilm !otogra!i. :mulsi !ilm !oto, dapat mengurangi jangkauan partikel alpha sekitar -,--= mm dan bahkan garis lintasan partikel beta, hanya sekitar , mm. Karena itu, harus menggunakan mikroskop untuk mengamatinya. :mulsi nuklir yang khusus, digunakan untuk maksud ini. :mulsi tersebut lebih tebal dari biasanya dan mempunyai kepekaan butir-butir perak bromida yang lebih tinggi. Metoda ini mempunyai keuntungan karena se ara otomatis diperoleh rekaman yang permanen dari gejala yang dipelajari. Gambar 1&. mulsi 8ilm

Anda mungkin juga menyukai