Disusun Oleh:
Perkembangan dunia medis dari waktu ke waktu semakin pesat, tak terkecuali
instrument / alat medis. Salahsatu penemuan yang berkontribusi dalam dunia medis yaitu
ditemukannya sinar X / sinar Rontgen yang mendasari terciptanya Pesawat Rontgen.
Pesawat roentgen merupakan instrument medik yang prinsip kerjanya mengunakan radiasi
sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.
1.3 Tujuan
Dengan rumusan masalah yang ada di atas, makalah ini bertujuan untuk:
Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom maka disebut peristiwa
Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik.
Akibat tabrakan ini akan terbentuk hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut
terpental. Kemudian hole hole tersebut akan menghasilkan perpindahan elektron dengan
panjang gelombang berbeda – beda, yang kemudian menghasilkan sinar X.
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2
elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke
transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga
mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi
Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan
atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Instrumen Pesawat Rontgen memiliki beberapa komponen penyusun, yang tiap – tiap
komponen penyusun pesawat rontgen tersebut memiliki fungsi masing masing, sehingga
dapat berkorelasi dan menghasilkan fungsi untuk suatu tujuan yaitu pesawat rontgen.
Terdapat blok diagram dari komponen penyusun pesawat rontgen konvesional, yaitu sebagai
berikut:
Untuk dalam blok diagram tersebut dibagi menjadi beberapa bagian penyusun,
diantaranya yaitu rangkaian Power Supply, Rangkaian Timer, Rangkaian HTT, Rangkaian X
Ray Tube (Tabung sinar X), dan rangkaian pemanas filamen.
Ragkaian power suply ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh
rangkaian pesawat rontgen sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian.
Rangkaian power supply ini terdiri dari :
a. Saklar
Saklar / Switch ini berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan
pesawat roentgen.
b. Fuse / Sekring
Sekring pada bagian rangkaian power supply ini yaitu untuk pelindung atau
pengaman, apabila ada arus / tegangan yang lebih dari kuota yang masuk, maka sekring
tersebut berfungsu sebagai jembatan pengaman, dia akan putus apabila ada arus / tegangan
yang besar diluar kuota masuk dalam komponen ini.
c. Voltage Convensator
Voltage Convensator berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan
pesawat rontgen jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Apabila tegangan
naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage
compensator, dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan
cara memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi
antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder
adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasinya dapat dituliskan sebagai berikut:
E2 = Tegangan di sekunder
d. Auto Trafo
Auto trafo merupakan alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke
rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat
rontgen. Autotrafo juga merupakan transformator yang kumparan primer dan kumparan
sekundernya menjadi satu dalam satu core.
e. Line Resistance ( R Mate)
Setiap pesawat rontgen akan mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh
pabrik, contohnya pada pesawat Rontgen Shimadzu R=0,04 - 0,08Ω, resistance ini disebut R
internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk
mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat rontgen.
f. Voltage Indicator
Voltage Indicator sebagai alat untuk mengetahui apakah tegangan PLN mengalami
kenaikan atau penurunan.
g. KVP Selector Mayor
KVP selector mayor berfungsi untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya
beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV.
h. KVP Selector Minor
KVP selector minor untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial
antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.
i. Voltage Regulator
Voltage regulator berfungsi untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac
tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana.
Fungsi dari pemanas filament yaitu untuk memberikan catu daya dan mengatur besar
arus pemanas filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga
jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa
dikontrol.
Blok rangkaian pemanas filament ini terdiri dari beberapa rangkaian, diantaranya yaitu
rangkaian stabilisator tegangan, Space Charge Compensator, arus controller, Stand by
Resistance, filament limiter, trafo filament, dan filament tabung Rontgen.
Fungsi dari Stabilisator tegangan ini untuk menstabilkan tegangan pada rangkaian
pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan
kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini terdiri lagi
kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan
N3. N2 di paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran /
output disebut Ek2.
Ada 3 kemungkinan keadaan pada stabilizer tegangan, yaitu:
1) EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Kondidi tersebut terjadi ketika tidak ada penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada
N2, tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan pada C arus akan mendahului
tegangannya rebasar 90o. Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan mempunyai
besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan
fasa ini menyebabkan terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan
pada stabilisator tegangan merupakan tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan
R impedansi.
Seiring terjadinya kenaikan tegangan PLN, maka tegangan pada N2 juga akan
mengalami kenaikan. Pada saat tersebut adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan
pada C masih tetap (tidak mengalami perubahan), sehingga antara tegangan pada N dan
tegangan pada C terjadi beda fase sebesar IXN2 - IXC ( karena Xc lebih kecil ), sehingga
besar keluaran pada N dan C (parallel) = IXN2 - IXC + I.R.
Apabila tegangan primer turun maka tegangan di sekunder juga akan ikut turun (N2
dan N3 tegangannya akan turun). Meskipun tegangan di N2 turun tapi tegangan di C tidak
akan langsung turun, hal ini karena belum terjadi stedy state sehingga antara teganagn di C
dan N2 terjadi selisih fase dimana tegangan di C akan lebih besar dari tegangan di N2. maka
pada E = IXC + IXN2 sehingga Ek2 = E + IXN3.
b. Space Charge Compensator
Selector pada SCC ini dikelompokkan dengan kvp selector mayor dengan maksud
agar pada saat kita memilih besar tegangan, kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R
pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan KV tertinggi maka pada SCC nilai
R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi pula begitu juga sebaliknya.Hal ini
dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan dikelompokan
dengan KV selector, maka nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang
besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen berkurang, jadi
walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang ditarik sedikit
maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian pada
saat KV turun maka
nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR yang telah dikelompokan dengan
KV selector akan turun juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan
mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen bertambah / naik sehingga awan elektron
naik (semakin banyak) sehingga walaupun energi yang menarik electron kecil tapi
electron yang ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang
ditentukan.