Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTEK PERALATAN LABORATORIUM KLINIK I


MIKROSKOP

Dosen Pembimbing :

Dyah Titisari, ST, M.Eng.

NIP : 19800611 200501 2 004

Disusun Oleh :

Shella Vidya Ayu (P27838118005)

Paramesty Nur (P27838118010)

Adinda Retno Setiawati (P27838118015)

M. Bagus Fatihul I (P27838118016)

Ahmad Roisul Hakim (P27838118019)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2019/2020
1.1 Pengertian Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek dengan ukuran kecil, karena
sangat kecilnya objek yang diamati sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Beberapa
objek yang biasa diamati menggunakan mikroskop diantaranya mikro organisme, jaringan
(tumbuhan atau hewan), bakteri hingga virus. Mikroskop sendiri merupakan serapan dari bahasa
Yunani, yakni : Micro yang berarti kecil, dan Scopein yang berarti melihat

Dari dua suku kata ini, bisa kita simpulkan bahwa mikroskop merupakan alat yang
digunakan untuk melihat sesuatu dengan ukuran yang kecil.

1.2 Fungsi Mikroskop

Gambaran umum atau fungsi utama dari mikroskop adalah untuk melihat benda dalam
ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.Berikut adalah
beberapa objek berukuran mikroskopis yang biasa diamati dengan mikroskop: Jaringan pada
hewan, Jaringan pada tumbuhan, Virus, Bakteri dan Protozoa

Berdasarkan pada sumber cahayanya sebetulnya mikroskop dibagi menjadi 2 jenis, yakni
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya merupakan jenis mikroskop yang
memanfaatkan cahaya(alami atau buatan) sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan
objek, sedangkan mikroskop elektron merupakan jenis mikroskop yang memanfaatkan elektron
sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan objek.

1.3 Macam-Macam Mikroskop

Jenis mikroskop pada umumnya dibagi menjadi 2, yakni: mikroskop cahaya(mikroskop


optic) dan mikroskop elektron. Sedangkan jika mengacu pada istilah jenis-jenis mikroskop yang
ada dipasaran tentu menjadi sangat luas, beberapa jenis mikroskop yang mungkin istilahnya
familiar di telinga kita diantaranya :

a) Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber


energi untuk memperbesar ukuran objek untuk diamati. Cahaya yang digunakan bisa
menggunakan cahaya alami seperti matahari atau cahaya buatan seperti lampu. Cahaya ini
juga dibantu oleh lensa untuk memfokuskan pada objek yang akan diamati.
Beberapa jenis mikroskop cahaya yang beredar di pasaran memiliki perbesaran yang
hampir sama, yakni 4 kali perbesaran, 10 kali perbesaran, 40 kali perbesaran, dan 100 kali
perbesaran
b) Mikroskop monokuler merupakan jenis mikroskop yang masuk kedalam kategori
mikroskop cahaya. Mikroskop jenis ini menggunakan 1 lensa okuler untuk mengamati
objek yang diletakan pada meja preparat. Jenis mikroskop monokuler sepertinya
merupakan jenis mikroskop dengan desain pertama kali ditemukan, karena jika dilihat
dari bentuknya masih terlihat jadul dan ketinggalan zaman. Mikroskop monokuler
biasanya digunakan untuk mengamati objek dengan satu mata saja. Untuk membedakan
antara mikroskop monokuler, binokuler dan trinokuler silahkan lihat gambar berikut.

c) Mikroskop binokuler merupakan jenis mikroskop dengan tipe mikroskop cahaya seperti


pada mikroskop monokuler, yang membedakannya adalah jumlah lensa okuler yang
berjumlah 2. Jika pada mikroskop monokuler hanya terdapat satu lensa okuler, pada
mikroskop binokuler terdapat dua lensa okuler, itulah yang menyebabkan disebut “bi”
diaartikan “dua”. Jika anda sebagai seorang laboran dan diminta untuk melihat objek
dengan satu mata atau dua mata, tentu anda akan memilih melihat dengan dua mata,
kenyamanan melihat objek dengan dua mata menjadikan mikroskop binokuler pilihan
yang tepat untuk pengguna laboratorium.

d) Mikroskop trinokuler merupakan jenis mikroskop dengan tipe mikroskop cahaya, jika


pada mikroskop monokuler hanya bisa diamati dengan satu mata, mikroskop binokuler
dengan dua mata, maka trinokuler bisa dipasangkan kamera sehingga bisa diamati
menggunakan monitor. Bayangkan jika anda seorang tenaga pengajar yang ingin
menjelaskan gambaran suatu objek yang diamati dengan menggunakan mikroskop, apa
perlu satu persatu siswa melihat ke mikroskop secara bergantian, dengan bantuan kamera
dan proyektor tentu akan lebih mudah dalam proses mempresentasikan objek tersebut.

e) Mikroskop elektron merupakan jenis mikroskop dengan bekerja dengan menggunakan


sumber energi dari elektron untuk memperbesar bayangan objek. Mikroskop jenis ini
menggunakan medan magnet sebagai pengganti lensa untuk mempusatkan energi pada
objek yang diamati. Jika pada mikroskop cahaya perbesaran yang umum adalah 100 kali
perbesaran, maka pada mikroskop elektron jumlah perbesaran bisa hingga 2 juta kali
perbesaran baik menggunakan metode elektro statik maupun elektro magnetik. Jika
berbicara tentang mikroskop elektron kita mungkin akan menemui dua istilah pada jenis
mikroskop ini, sebagai berikut : Scanning Electron Microscope (SEM) dan Transmission
Electron Microscope (TEM)

1.4 Konsep dasar dan rumus

Ukuran sudut menentukan besar atau kecil ukuran bayangan benda yang terbentuk pada
retina mata. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di samping, semakin kecil ukuran benda
maka semakin kecil ukuran sudut dan karenanya semakin kecil ukuran bayangan benda yang
terbentuk pada retina. Ukuran bayangan yang kecil pada retina merupakan alasan mengapa mata
sulit melihat benda berukuran kecil secara jelas, meskipun benda dilihat dari titik dekat mata
normal atau dari jarak 25 cm.

Lup atau kaca pembesar mempunyai kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran
sudut karenanya jika ukuran benda sangat kecil sehingga sulit dilihat menggunakan lup maka
dibutuhkan alat optik yang mempunyai kemampuan lebih baik dalam memperbesar ukuran sudut.
Alat optik yang dimaksud adalah alat optik mikroskop. Alat optik mikroskop terdiri dari dua
lensa cembung di mana masing-masing lensa cembung disebut lensa obyektif dan lensa okuler.
Lensa obyektif berfungsi memperbesar ukuran bayangan dan mendekatkan bayangan ke lensa
okuler sehingga ukuran sudut lebih besar. Sebaliknya lensa okuler berfungsi memperbesar ukuran
sudut sehingga ukuran bayangan yang terbentuk pada retina mata lebih besar.

 Perbesaran Linear Lensa Obyektif ketika Mata Berakomodasi Minimum


Lensa obyektif merupakan lensa cembung karenanya rumus perbesaran linear lensa
obyektif sama dengan rumus perbesaran linear lensa cembung.

Bayangan nyata yang dihasilkan oleh lensa obyektif


dianggap sebagai benda oleh lensa okuler. Mata berakomodasi minimum ketika otot siliari mata
berada dalam kondisi paling rileks dan hal ini tercapai jika bayangan akhir yang dihasilkan oleh
lensa okuler berjarak tak berhingga. Agar bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler
berjarak tak berhingga maka bayangan nyata yang dihasilkan oleh lensa obyektif harus berada di
titik fokus lensa okuler. Dengan demikian, jarak bayangan nyata dari lensa obyektif (s ob’) = jarak
antara lensa obyektif dan lensa okuler (l) – panjang fokus lensa okuler (fok).

Keterangan : mob = perbesaran linear lensa obyektif, l = jarak antara lensa obyektif dan okuler, fok = panjang fokus
lensa okuler, sob = jarak benda dari lensa obyektif
Tanda negatif dihilangkan karena tanda negatif hanya menyatakan bayangan terbalik.

 Perbesaran Sudut Lensa Okuler ketika Mata Berakomodasi Minimum


Lensa okuler merupakan lensa cembung karenanya rumus perbesaran sudut lensa okuler
sama dengan rumus perbesaran sudut lensa cembung lup pada saat mata berakomodasi
minimum.
Rumus perbesaran sudut lensa cembung lup ketika mata berakomodasi minimum :
M=N/f
Jarak fokus (f) diubah menjadi jarak fokus lensa okuler (fok).
Mok = N / fok
Keterangan : M = perbesaran sudut, N = jarak titik dekat mata normal, fok = jarak fokus
lensa okuler.
 Perbesaran Sudut Total ketika Mata Berakomodasi Minimum

Perbesaran sudut total (M) adalah hasil kali antara perbesaran linear lensa obyektif
(mob) dengan perbesaran sudut lensa okuler (Mok) :

Jarak antara kedua lensa (l) – panjang fokus lensa okuler (f ok) = jarak bayangan
dari lensa obyektif (sob’). Benda diletakkan sangat dekat dengan titik fokus lensa obyektif
karenanya jarak benda dari lensa obyektif (sob) hampir sama dengan panjang fokus lensa
obyektif (fob).

Bayangan akhir bersifat maya, terbalik dan berjarak sangat jauh alias tak berhingga  .
Jarak bayangan akhir tak berhingga bukan berarti ukuran bayangan akhir tak berhingga.

 Perbesaran Linear Lensa Obyektif ketika Mata Berakomodasi Maksimum


Lensa okuler merupakan lensa cembung karenanya rumus perbesaran linear lensa okuler
sama dengan rumus perbesaran linear lensa cembung.

Bayangan nyata yang dihasilkan oleh lensa obyektif dianggap sebagai benda oleh lensa
okuler. Mata berakomodasi maksimum ketika otot siliari mata berada dalam kondisi
paling tegang dan hal ini tercapai jika bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler
berjarak 25 cm dari lensa okuler, di mana 25 cm adalah titik dekat mata normal. Ketika
jarak bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler (sok’) sama dengan titik dekat mata
normal (N) maka jarak bayangan nyata dari lensa okuler (sok) :

Bayangan akhir yang dihasilkan lensa okuler bersifat maya sehingga diberi tanda negatif.
sok adalah jarak bayangan nyata (benda) dari lensa okuler. s ob’ adalah jarak bayangan nyata
dari lensa obyektif. sob’ + sok = jarak antara kedua lensa (l). Jadi sob’ = l – sok

Keterangan : mob = perbesaran linear lensa obyektif, l = jarak antara lensa obyektif dan
okuler, sok = jarak bayangan nyata dari lensa okuler, sob = jarak benda dari lensa
obyektif
Tanda negatif dihilangkan karena tanda negatif hanya menyatakan bayangan terbalik.

 Perbesaran Sudut Lensa Okuler ketika Mata Berakomodasi Maksimum


Lensa okuler merupakan lensa cembung karenanya rumus perbesaran sudut lensa okuler
sama dengan rumus perbesaran sudut lensa cembung lup alias kaca pembesar pada saat
mata berakomodasi maksimum.
Rumus perbesaran sudut lensa cembung lup ketika mata berakomodasi maksimum :

Keterangan : M = perbesaran sudut, N = titik dekat mata normal, f = jarak fokus lensa
okuler.

 Perbesaran Sudut Total ketika Mata Berakomodasi Maksimum


Perbesaran sudut total (M) adalah hasil kali antara perbesaran linear lensa obyektif (mob)
dengan perbesaran sudut lensa okuler (Mok).

Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler (l) – jarak bayangan nyata dari lensa okuler
(sok)= jarak bayangan nyata dari lensa obyektif (s ob’). Benda diletakkan sangat dekat
dengan titik fokus lensa obyektif karenanya jarak benda dari lensa obyektif (s ob) hampir
sama dengan panjang fokus lensa obyektif (fob). Dengan demikian, rumus di atas bisa
diubah menjadi :
1.5 Bagian bagian mikroskop

Mikroskop sejak awal ditemukannya merupakan sebuah lensa cembung dengan fungsi
seperti kaca pembesar. Seiring dengan perkembangannya, desain mikroskop menjadi sangat baik
sehingga bisa digunakan dengan mudah oleh para penggunannya. Apa saja sih bagian pada
mikroskop? Pada point ini kita akan membahas bagian-bagian pada mikroskop, supaya lebih
mudah silahkan lihat gambar ilustrasi ya.

Bagian-bagian pada mikroskop:

 Lensa okuler
 Lensa Objektif
 Revolver
 Meja Preparat atau sample
 Jepit Preparat
 Kaki Penyangga
 Diafragma
 Lengan Mikroskop
 Skala Preparat atau sample
 Makrometer vertical
 Mikrometer vertical
 Makrometer horizontal
 Mikrometer horizontal
 Tuas pengatur kecerahan
 Switch button

Masing-masing bagian pada mikroskop tentu memiliki fungsinya. Apa saja fungsi bagian
pada mikroskop tersebut? Berikut penjelasannya:
a) Lensa Okuler Mikroskop merupakan lensa yang terletak pada bagian atas mikroskop,
biasanya lensa okuler merupakan lensa yang paling dekat dengan mata
observer(pengamat). Lensa okuler berfungsi untuk membentuk banyangan nyata dari
lensa objektif. Jumlah lensa okuler pada mikroskop monokuler berjumlah satu, sehingga
hanya bisa dilihat menggunakan sebelah mata. Dan jumlah lensa okuler pada mikroskop
binokuler berjumlah dua, sehingga pengamatan dengan dua mata menjadi lebih nyaman.
b) Lensa Objektif Mikroskop merupakan lensa yang terletak dekat dengan objek(sample)
yang akan diamati. Lensa objektif ini membentuk bayangan nyata dari suatu objek, letak
lensa objektif biasanya terpasang pada revolver dengan jumlah tiga atau empat buah,
tergantung jenis mikroskop.
a) Revolver Mikroskop merupakan tuas penyangga untuk lensa objektif, secara umum
tugas revolver digunakan untuk mempermudah setting nilai pengamatan dari sebuah
mikroskop. Pada point sebelumnya telah dijelaskan jika mikroskop umum memiliki
perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x.
b) Meja Preparat Mikroskop merupakan bidang kecil pada mikroskop yang digunakan
untuk meletakan sample yang akan diamati. Biasaya pada meja preparat terdapat capit tau
klip yang digunakan untuk memegang sample agar tidak mudah bergeser.
c) Kaki Penyangga Mikroskop merupakan fitur tambahan pada mikroskop, fitur ini
biasanya tidak selalu tersedia pada mikroskop-mikroskop jadul. Fungsi dari kaki
penyangga ini ialah untuk penyangga mikroskop jika diletakan pada bidang yang tidak
datar. Cara menggunakan fitur ini ialah dengan memutarnya hingga mikroskop
mendapatkan posisi yang datar dan stabil.
d) Diafragma Mikroskop merupakan salah satu komponen di mikroskop yang terletak pada
bagian bawah meja preparat, fungsi dari diafragma ini ialah menentukan jumlah cahaya
yang masuk atau difokuskan ke sample.
e) Lengan Mikroskop merupakan salah satu bagian penting dari sebuah mikroskop, fungsi
lengan mikroskop ini ialah sebagai rangka atau frame mikroskop itu sendiri. Lengan
mikroskop juga memudahkan penggunakan untuk memindahkan mikroskop dari satu
tempat ke tempat lain, tanpa harus memegang lensa-lensa secara langsung.
f) Skala Preparat Mikroskop merupakan fitur tambahan pada meja preparat, fungsi ini
sebetulnya tidak selalu tersedia pada setiap mikroskop dan bersifat optional. Pada
kenyataannya skala preparat ini digunakan untuk memudahkan penempatan sample
sebelum diamati.
g) Makrometer dan Mikrometer Mikroskop merupakan tuas putar yang tersedia pada
mikroskop, tuas ini biasanya memiliki fitur vertical maupun horizontal. Fungsi dari
makrometer dan micrometer ini adalah untuk memfokuskan lensa pada objek yang
diamati baik itu secara vertikal maupun secara horizontal. Makrometer bersifat besar, dan
mikrometer bersifat kecil.
h) Tuas Pengatur Kecerahan merupakan sebuah potensiometer yang dihubungkan ke bola
lampu pada mikroskop, fungsi dari tuas ini ialah untuk mengatur kecerahan cahaya yang
dihasilkan untuk mengamati objek. Tuas ini berhubungan dengan diafragma untuk
memfokuskan cahaya pada objek yang diamati.
1.6 Penempatan dan penyimpanan mikroskop

Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan  khusus


sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam menyimpan alat di
laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat. Cara  memperlakukan alat di laboratorium
secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan alat di  laboratorium (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2011:22) yaitu :

a) Aman. Alat yang mudah dibawa, harganya mahal, peka dan mudah rusak, hendaknya
disimpan  tersendiri dalam laci atau lemari yang terkunci supaya aman dari pencuri dan
kerusakan.
b) Mudah Dicari. Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat, maka alat
tersebut perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan  alat (lemari, rak atau laci).
c) Mudah dicapai/diambil. Alat yang sering digunakan hendaknya disimpan sedemikian
sehingga mudah  diambil dan dikembalikan.
d) Mikroskop merupakan alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap
kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus
hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar
akan  ditumbuhi  jamur.
e) Pemeliharaan mikroskop sangat diperlukan dalam rangka kesinambungan  kegiatan
laboratorium yang membutuhkan mikroskop sebagai alat bantu. Beberapa hal  yang harus
diperhatikan terkait pemeliharaan mikroskop (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2011:57-59) antara lain :
a. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari
uap  asam dan basa. Untuk menciptakan lingkungan tempat penyimpanan
mikroskop  tidak lembab, lemari  atau kotak tempat mikroskop disimpan harus
diberi silika gel  yang bersifat higroskopis. Selain itu dapat pula diberi lampu
untuk mencegah tumbuhnya jamur.
b. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop yang telah dipakai.
Jangan sekali-kali menyimpan mikroskop yang preparatnya masih tertinggal di
atas meja mikroskop. Selain merupakan pertanda jelas suatu
kelalaian/kecerobohan juga  dapat menyebabkan tumbuhnya jamur pada preparat
yang pada akhirnya akan mengkontaminasi lensa.
c. Sebelum menyimpan mikroskop, lensa objektif diauhkan dari meja preparat
dengan  memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan
kembali, lampu  dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (untuk mikroskop listrik).
1.7 Instalasi dan Pemasangan Mikroskop

a) Siapkan bagian-bagian mikroskop yang akan dipasang


b) Pasang lensa okuler mulai perbesaran lemah pada tubus mikroskop
c) Pasangkan tubus mikroskop yang telah terpasang oleh lensa okuler pada tempatnya.
d) Pasang lensa objektif pada revolver
e) Pasang revolver pada tempatnya
f) Pasang kondensator yang telah tergabung dengan diafragma di bawah meja objek.
g) Pasang cermin pada kaki mikroskop/pasang lampu pada kaki mikroskop.
h) Siapkan dan pasanglah preparat yang telah diberi sampel pada meja mikroskop.
i) Jika semua telah terpasang, mikroskop siap digunakan.

1.8 Pengoprasian dan penggunaan Mikroskop

GAMBAR PENJELASAN
1. Letakkan mikroskop di atas meja
dengan cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop berada
persis di hadapan pemakai.

2. Putar revolver sehingga lensa objektif


dengan pembesaran lemah berada pada posisi
satu poros dengan lensa okuler yang ditandai
bunyi klik pada revolver.

3. Mengatur cermin dan diafragma untuk


melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari
lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
4. Tempatkan preparat pada meja benda
tepat pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit objek/benda.

5. Aturlah fokus untuk memperjelas


gambar objek dengan cara memutar pemutar
kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk
mempertajam putarlah pemutar halus.

6. Apabila bayangan objek sudah


ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah
lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x,
atau 100x, dengan cara meutar revolver
hingga bunyi klik.

7. Apabila telah selesai menggunakan,


bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempatnya kembali.

1.9 Pemeliharaan sesuai WHO

Pemeliharaan Mikroskop adalah salah satu hal penting dan harus dilakukan dengan
rutin. Beberapa alat yang dibutuhkan untuk membersihkan mikroskop yaitu :
1. Sepotong kain bersih dengan tekstur yang mirip dengan saputangan.
2. Sebotol larutan pembersih lensa yang dapat diperoleh dari toko kacamata. Biasanya, itu
tidak mempengaruhi lapisan pelindung lensa atau perekat yang digunakan dalam rakitan
mereka. Cairan pembersih yang banyak digunakan adalah etil eter, xylene dan bensin
putih.
Peringatan: Beberapa produsen tidak merekomendasikan penggunaan alkohol atau aseton
karena ini dapat mempengaruhi (melarutkan) semen dan perekat yang digunakan untuk
memasang lensa.
3. Kertas lensa. Ini biasanya dapat diperoleh dari ahli kacamata. Jika tidak memiliki kertas
lensa, dapat diganti dengan kertas penyerap lembut atau dengan kapas jenis obat.
Sepotong sutra lembut juga bisa digunakan.
4. Sepotong chamois yang sangat halus. Ini bisa didapat dari toko sepatu.
5. Bola karet untuk menghembuskan udara. Perangkat dapat dibuat di laboratorium dengan
menghubungkan pipet Pasteur ke bola karet.
6. Penutup plastik untuk melindungi mikroskop dari lingkungan luar saat tidak digunakan.
Tas kain dengan tekstur yang mirip dengan bahan saputangan juga dapat digunakan.
7. Sikat rambut unta lembut atau kuas cat halus. Yang penting, rambut sikat harus alami,
panjangnya seragam dengan tekstur yang sangat lembut, kering dan bebas dari minyak.
Bahan dapat diperoleh di toko fotografi. atau di toko-toko yang memasok kosmetik.
8. Dua ratus limah puluh gram (250 g) desikan (gel silika). Ini digunakan untuk mengontrol
kelembaban di kotak penyimpanan mikroskop jika kedap udara. Gel akan berubah warna
ketika kondisi lembab. Ketika dalam kondisi baik, warnanya umumnya biru sedangkan
ketika kondisi lembab, warnanya berubah menjadi merah muda.
9. Bohlam dan sekering pengganti dengan model yang sama dengan yang dipasang oleh
pabrikan atau dengan karakteristik yang setara.
Catatan : Semua alat dan bahan untuk membersihkan mikroskop harus tetap bersih
dan penempatannya harus terhindar dari lingkungan luar.

Pembersihan elemen optik


Dalam mikroskop, ada dua jenis elemen optik: eksternal yang bersentuhan dengan
lingkungan luar dan internal, di dalam tubuh mikroskop dan lebih terlindungi (lensa, cermin,
prisma, kondensor, iluminator, dll.). Prosedur pembersihan, meskipun serupa, sebenarnya
adalah berbeda sehubungan dengan perawatan dan tindakan pencegahan.
Elemen optik eksternal (lensa okuler, lensa obyektif, kondensor dan iluminator) dibersihkan
dengan cara menyikat permukaannya dengan lembut menggunakan sikat rambut unta untuk
menghilangkan partikel debu. Bola karet (bulb) kemudian digunakan untuk membersihkan
permukaan lensa dari debu dengan cara meniupkan angin yang berasal dari bulb. Jika masih
ditemukan debu melekat pada permukaan optik, dapat dibersihkan menggunakan sepotong
kain bersih yang sangat lembut dengan gerakan melingkar kecil, tanpa terlalu banyak
menekan lensa. Bulb digunakan lagi untuk meniup udara pada lensa untuk menghilangkan
partikel yang melekat. Sepotong chamois halus juga bisa digunakan. Caranya yaitu letakkan
chamois di ujung benda silindris kecil dengan diameter sedikit lebih kecil dari pada lensa.
Tanpa melakukan banyak tekanan, putar dengan lembut pada permukaan lensa. Akhirnya,
udara dihembuskan ke permukaan lensa dengan bulb. Ini cukup untuk membersihkan
permukaan luar. Sepotong chamois dapat dilembabkan dengan air suling jika perlu.

Dalam kondisi pemasangan yang memadai, permukaan interior elemen optik tidak boleh
tercemar oleh debu atau partikel. Jika terdapat debu, perlu untuk membukanya untuk
melakukan proses pembersihan. Lensa okuler atau obyektif tidak boleh dibuka jika tidak ada
lingkungan yang bersih untuk melakukan prosedur pembersihan. Bersihkan dengan sikat
rambut unta dan dengan bulb sesuai dengan prosedur yang dijelaskan sebelumnya. Tidak
disarankan untuk menurunkan lensa obyektif untuk alasan apa pun karena ini dapat
mengubah toleransi yang dicapai oleh pabrikan. Jika diturunkan, akan perlu untuk
menyelaraskan elemen dan ini hanya layak dilakukan oleh pabrik yang membuat alat
tersebut. Membersihkan lensa obyektif akan dibatasi untuk menjaga kebersihan lensa depan
dan belakang.
Jika terdapat minyak pada permukaan lensa, lepaskan menggunakan kertas lensa atau
kapas obat. Permukaan lensa kemudian harus dibersihkan dengan larutan yang terdiri dari
80% eter minyak bumi dan 20% 2-Propanol.

Pembersihan Body Mikroskop


 Body mikroskop dapat dibersihkan dengan larutan deterjen untuk menghilangkan kotoran
luar dan minyak. Pembersihan harus dilakukan menggunakan kuas kecil. Setelah minyak
dan kotoran bersih, body mikroskop harus dibersihkan dengan larutan air suling 50/50 dan
etanol 95%.
Catatan : Solusi ini tidak disarankan untuk membersihkan permukaan optik.
 Bagian-bagian yang terintegrasi dalam mekanisme penyesuaian untuk penyesuaian makro
/ mikrometri (tebal dan halus), kondensor dan meja mekanik harus dilumasi secara
berkala dengan oli mesin agar pergerakannya halus atau tidak macet.

1.10 Pengukuran

A. Gambar Rangkaian

R 6

J 1
1 P O T
R 5
R 4
a c

P O T R
Q 3
Q 1 R 1

T R IA C
R 2
R
D IA C

C 1 R
C A P N P
J 2
1
C 2

a c

C A P N P

T it le
< T it le >

S iz e D o c u m e n t N u m b e r R e v
A < D o c > < R e v C o d e >

D a te : F r id a y , F e b r u a r y 1 4 , 2 0 2 0 S h e e t 1 o f 1

Rangkaian dimmer lampu pijar ini berfungsi untuk mengatur tingkat intensitas cahaya
penerangan lampu pijar pada mikroskop electric. Rangkaian ini bisa diatur mulai dari yang
redup hingga ke remang-remang sampai ke nyala lampu yang terang. Di dalam rangkaian
dimmer ini, terdapat 3 komponen penting guna mengatur kerja dimmer ini. Komponen TRIAC
berfungsi untuk mengatur besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat lampu ini.
Sementara komponen DIAC dan VR berfungsi untuk mengatur bias TRIAC guna menentukan
titik on dan off pada komponen TRIAC ini. Daya output rangkaian dimmer ini dapat digunalan
untuk mengendalikan intensitas cahaya lampu pijar dengan daya 5 Watt. Pada rangkaian ini
potensiometer berfungsi sebagai sensor mekanis pengatur besar kecilnya lampu.

B. Prinsip kerja dimmer pada mikroskop.

Rangkaian lampu dimmer pada gambar rangkaian diatas dibangun dengan TRIAC
yang dikontrol menggunakan DIAC dan potensiometer 1MOhm. Intensitas nyala lampu pada
rangkaian lampu dimmer dengan TRIAC ini dikontrol dengan cara mengatur arus yang
diberikan ke bola lampu melalui TRIAC. Secara teknis pengontrolan intensitas cahaya lampu
dilakukan dengan mengatur tuas potensiometer 1MOhm. Arus output pada lampu
dikendalikan oleh tegangan gate TRIAC melalui DIAC dari output pembagi tegangan
potensiometer. Semikin tinggi tegangan yang diberikan ke gate TRIAC maka arus yang
diberikan ke beban akan semakin besar. Untuk beban lampu yang besar TRIAC. Rangkaian
lampu dimmer dengan TRIAC ini sangat sederhana dan dapat dibuat dengan mudah
menggunakan PCB lubang ataupun tanpa menggunakan PCB sablon.

Pada prinsipnya rangakaian dimmer ini mengatur tegangan yang diberikan untuk
menyalakan lampu pijar menggunakan TRIAC sebagai komponen utama. Semakin besar
tegangan gate TRIAC maka semakin kuat intensitas cahaya yang dihasilkan. Pengaturan
tegangan bias TRIAC dikendalikan oleh potensiometer. Rangkaian lampu dimmer dengan
TRIAC ini bekerja dengan sumber tegangan AC 220 Volt.

Lampu Resistansi Tegangan


Redup 500k 0,3VAC
Sedang 420k 1VAC
Terang 300k 3VAC
C. Pengukuran

DAFTAR PUSTAKA
1. Andaru Persada Mandiri. (2014). Mikroskop-Pengertian, Sejarah, Fungsi, Bagian, Jenis
Mikroskop . Retrieved from https://andarupm.co.id/mikroskop/
2. Anonymous. (2015). Perawatan Mikroskop Retrieved from http://kuceng-
kun.blogspot.com/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
3. Anonymous. (2018). Rumus Mikroskop Retrieved from https://gurumuda.net/rumus-
mikroskop.htm
4. WHO Laboratory Microcope. (2018). Microscope Chapter 15 Retrieved from WHO
Laboratory Microscope.

Anda mungkin juga menyukai