“SENSOR THERMAL”
OLEH :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1.1 PENDAHULUAN
Sensor adalah piranti yang mengubah suatu nilai (isyarat/energi) fisik ke nilai fisik yang
lainmenjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Fenomena
fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi temperatur,
tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah
tegangan fisika (misalnya: temperatur, cahaya, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran
listrik yang proposional.
1.1.1 THERMACOUPLE
1.1.1.1 PENGERTIAN THERMACOUPLE
Thermacoupel adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu. Thermacoupel
terdiri dari dua kaki kawat yang terbuat dari logam yang berbeda. Kaki kawat dilas bersama
di salah satu ujungnya, menciptakan persimpangan. Persimpangan ini adalah tempat suhu
diukur. Saat persimpangan mengalami perubahan suhu, tegangan dibuat. Tegangan tersebut
kemudian bisa diinterpretasikan dengan menggunakan tabel referensi Thermacoupel untuk
menghitung suhu.
Gambar 1. Thermacouple
Akurasi Toleransi :
Gambar 2. Tipe K
2. TIPE J (IRON/CONSTANTAN)
Tipe J juga sangat umum. Ini memiliki rentang suhu yang lebih kecil dan
umur yang lebih pendek pada suhu yang lebih tinggi daripada Tipe K. Ini
setara dengan Tipe K dalam hal biaya dan keandalan.
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Gambar 3. Tipe J
3. TIPE T (COPPER/CONSTANTAN)
Tipe T adalah termokopel yang sangat stabil dan sering digunakan pada
aplikasi suhu sangat rendah seperti cryogenics atau freezer ultra rendah.
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Gambar 4. Tipe T
4. TIPE E (NICKEL-CHROMIUM/CONSTANTAN)
Tipe E memiliki sinyal yang lebih kuat & akurasi yang lebih tinggi
daripada Tipe K atau Tipe J pada kisaran suhu moderat 1.000F dan lebih rendah.
Lihat diagram suhu (ditautkan) untuk rinciannya.
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Gambar 5. Tipe E
5. TIPE N (NICROSIL / NISIL)
Tipe N sama-sama memiliki batas akurasi dan suhu yang sama dengan tipe K.
Tipe N sedikit lebih mahal.
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Gambar 6. Tipe N
Tipe S digunakan pada aplikasi suhu sangat tinggi. Hal ini biasa ditemukan
di industri BioTech dan Farmasi. Kadang-kadang digunakan pada aplikasi dengan
suhu rendah karena akurasi dan kestabilan yang tinggi.
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Jarak Temperature :
Akurasi Toleransi :
Gambar 8. Tipe R
8. TIPE B (PLATINUM RHODIUM – 30% / PLATINUM RHODIUM – 6%)
Termokopel Tipe B digunakan pada aplikasi suhu sangat tinggi. Ini
memiliki batas suhu tertinggi dari semua termokopel yang tercantum di atas. Ini
mempertahankan tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi pada suhu yang sangat
tinggi.
Jarak Temperature :
Kelas Kabel Thermacouple , 32 to 3100F (0 to 1700C)
Ekstensi Kabel, 32 to 212F (0 to 100C)
Akurasi Toleransi :
Gambar 9. Tipe B
RTD (PT100) perubahan tahanannya lebih linear terhadap temperatur uji, tetapi
koefisiennya lebih rendah dari thermistor dan persamaan matematis liniernya adalah :
Rt = Ro (1 + α Δt)
dimana : Ro = tahanan konduktor pada temperature awal (biasanya 0 °C)
Rt = tahanan konduktor pada temperatur t °C
α = koefisien temperatur tahanan
Δt = selisih antara temperatur kerja dengan temperatur awal.
Sedangkan persamaan matematis nonliner kuadratik untuk RTD (PT100) untuk
suhu positif adalah :
Rt = Ro (1 + AT – BT²)
dimana : Konstanta A = 3,9083 E-3 °C-1
B = 5,775 E-7 ° C-2.
1.1.2.3 TIPE RTD
Dengan bahan yang berbeda dalam pembuatan RTD akan menghasilkan
hubungan yang berbeda antara resistensi dan suhu. Bahan yang sensitif terhadap
temperatur yang digunakan dalam pembangunan RTD adalah platinum, nikel, dan
tembaga, platinumlah yang paling banyak digunakan. Karakteristik penting dari RTD
adalah koefisien suhu resistansi atau temperature coefisien resintance (TCR),
resistansi nominal pada 0 °C dan kelas toleransi. TCR menentukan hubungan antara
resistensi dan suhu. Tidak ada batasan untuk TCR yang dicapai, tetapi standar industri
yang paling umum adalah untuk platinum 3850 ppm / K. Hal ini berarti bahwa
resistansi dari sensor akan meningkat sebesar 0,385 Ohm per 1 °C kenaikan suhu.
Resistansi nominal sensor RTD adalah besarnya resistansi sensor pada saat
memiliki suhu 0 °C. Meskipun hampir semua nilai resistansi dapat dicapai
untuk resistansi nominal, tetapi yang paling umum adalah platinum 100 Ohm atau
disingkat PT100. Akhirnya, kelas toleransi menentukan keakuratan sensor, biasanya
ditentukan pada titik nominal 0 °C. Ada standar industri yang berbeda yang telah
ditetapkan untuk akurasi antara lain standar ASTM dan DIN Eropa. Menggunakan
nilai-nilai TCR, resistansi nominal, dan toleransi karakteristik fungsional dari sensor
RTD dapat dikendalikan.
Jenis RTD diklasifikasikan secara luas sesuai dengan unsur penginderaan yang
berbeda yang digunakan. Platinum, Nikel dan Tembaga adalah elemen penginderaan
yang paling umum digunakan. Platinum dianggap terbaik karena memiliki rentang
suhu terluas. Hal ini ditunjukkan pada grafik resistance versus temperature dibawah
ini.
1.1.3 THERMISTOR
1. Butiran thermistor ini digunakan pada > 7000 celsius dan memiliki nilai resistansi
100 ohm hingga 1 mega ohm.
2. Thermistor keping thermistor ini digunakan dengan cara direkatkan langsungn pada
benda yang diukur panasnya.
3. Thermistor batang digunakan untuk menentukan perubahan panas pada peralatan
elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang.
1. Tidak linier
2. Range pengukuran suhu yang sempit
3. Rentan rusak
4. Memerlukan supply daya
5. Mengalami self heating
1.2.3 THERMISTOR
1.2.3.1 THERMISTOR NTC
Termistor NTC singkatan dari “Negative Temperature Coefficient” thermistor.
Termistor dari jenis nilai resistansi ini akan menurun bila suhu di sekitar komponen
termistor NTC tinggi, atau dengan kata lain berbanding terbalik alias negatif.
1.2.3.2 THERMISTOR PTC
Termistor PTC singkatan dari “positive temperature coefficient”. Jenis nilai
resistansi termistor ini akan lebih tinggi bila suhu disekitarnya juga tinggi. Dengan kata
lain nilai resistansi dan suhu lingkungan berbanding lurus dengan alias positif.
1.2.4 THERMAL FLOW METER
Prinsip kerja Thermal Flow Meter ketika aliran gas melewati hot wire (flow
sensor) maka molekul gas menyerap atau membawa panas dari permukaan sensor
tersebut, sehingga sensor menjadi dingin akibat kehilangan energi. Selanjutnya sensor
mengaktifkan rangkaian elektronik untuk mengisi energi yang hilang dengan cara
memanaskan flow sensor hingga perbedaan temperature yang tetap diatas reference
sensor.Daya listrik yang diperlukan untuk mempertahankan perbedaan temperatur yang
tetap adalah berbanding lurus dengan mass flowrate dan selanjutnya dikeluarkan
sebagai output signal yang linear dari flowmeter.
Untuk respon optimal dan tepat dari TCD, ada beberapa faktor penting:
1. Suhu blok detektor
2. laju aliran gas pembawa dan gas referensi
3. Resistansi dari filamen
Semua faktor ini harus optimal untuk mendapatkan respon TCD yang representative.
\
1.2.6 SENSOR LEVEL : METODE KONDUKTIVITAS
Sebuah kapasitor terbentuk ketika elektroda sensor level dipasang didalam
sebuah vessel. Tangkai metal dari elektroda bertindak sebagai satu plate dari kapasitor
dan dinding tangki bertindak sebagai plate yang lain. Ketika level fluida naik, udara
atau gas yang semula melingkupi electroda akan digantikan oleh material (fluida) yang
mempunyai konstanta dielektik (dielectric constant)yang berbeda, sehingga suatu
perubahan didalam nilai kapasitor terjadi sebab dielektrikum antara plat telah berubah.
RF (Radio Frequerncy)capacitance instrument mendeteksi perubahan tersebut dan
mengkonversinya kedalam suatu sinyal keluaran secara proporsional.
1.3.8 THERMISTOR
Cara Menggunakan Flowmeters Termal Ketika aliran gas melewati hot wire
(flow sensor) maka molekul gas menyerap atau membawa panas dari permukaan
sensor tersebut, sehingga sensor menjadi dingin akibat kehilangan energi.Selanjutnya
sensor mengaktifkan rangkaian elektronik untuk mengisi energi yang hilang dengan
cara memanaskan flow sensor hingga perbedaan temperature yang tetap diatas
reference sensor.Daya listrik yang diperlukan untuk mempertahankan perbedaan
temperatur yang tetap adalah berbanding lurus dengan mass flowrate dan selanjutnya
dikeluarkan sebagai output signal yang linear dari flowmeter
CD terdiri dari filamen yang dipanaskan dengan listrik dalam sel temperatur
terkendali. Dalam kondisi normal ada aliran panas stabil dari filamen ke tubuh
detektor. Ketika elutes analit dan konduktivitas termal dari kolom limbah berkurang,
filamen memanas dan resistensi perubahan. Perubahan resistansi ini sering dirasakan
oleh rangkaian jembatan Wheatstone yang menghasilkan perubahan tegangan terukur.
Kolom efluen arus atas salah satu resistor sementara aliran referensi lebih resistor
kedua dalam rangkaian empat resistor. Sebuah skema desain detektor konduktivitas
termal klasik memanfaatkan rangkaian jembatan Wheatstone ditampilkan. Aliran
referensi resistor 4 rangkaian mengkompensasi melayang akibat fluktuasi aliran atau
suhu. Perubahan konduktivitas termal dari aliran efluen kolom pada resistor 3 akan
mengakibatkan perubahan suhu dari resistor dan karena itu resistensi perubahan yang
dapat diukur sebagai sinyal.
Setting alat untuk melakukan kalibrasi thermocouple yaitu, misal kita sebut saja
logam A dan logam B merupakan bahan logam pada thermocouple. Ujung logam A
dan B disambung dan ujung-ujung yang lain dihubungkan ke alat ukur listrik dan
dimasukkan ke dalam kondisi suhu dingin, dan untuk ujung yang dikopel ditempatkan
pada kondisi suhu panas.
Kalibrasi merupakan suatu cara untuk menstandarkan suatu alat ukur terhadap
alat ukur standar, dalam hal ini thermocouple (sebagai alat ukur suhu) distandarkan
dengan termometer. Kalibrasi sering disalahgunakan penyebutannya untuk
mengenolkan suatu alat ukur, hal ini salah besar, memposisikan alat ukur pada posisi
nol-nya (pengenolan) memiliki sebutan sendiri yaitu “Tera” atau “Mentera”.
Pengkalibrasian dilakukan dengan syarat ada alat ukur standar yang digunakan sebagai
patokan nilai yang akan ditentukan pada alat ukur yang dikalibrasi. Untuk kalibrasi
thermocouple ini, suhu pada persambungan dua logam (kopel) diukur juga dengan
thermometer.
Proses pengkalibrasian thermocouple yaitu, setelah setting alat diatas selesai
maka langkah awal adalah mengukur suhu air yang didalamnya diletakkan bagian
persambungan (kopel) dari thermocouple dengan termometer, setelah termometer
menunjukkan suhu puncak air maka langkah selanjutnya adalah mengamati besarnya
tegangan yang ditimbulkan thermocouple pada voltmeter. Langkah berikutnya yaitu
membandingkan suhu yang ditunjukkan oleh termometer dengan tegangan yang
ditimbulkan thermocouple, nilai tegangan itulah konversi suhu yang diukur. Jadi, nilai
tegangan itu setara dengan suhu yang terukur oleh termometer, sehingga didapatkan
nilai tegangan sekian = suhu sekian, dan proses kalibrasi telah selesai. Dan untuk
menentukan suhu berikutnya maka suhu air diturunkan dan disetarakan dengan
tegangan yang timbul, jadi akan didapatkan nilai tegangan dan nilai suhu pada setiap
penurunan suhu air. Proses pengkalibrasian dilakukan seperti pada langkah awal yaitu,
tegangan sekian setara suhu sekian. Hasil akhirnya kita mendapatkan alat ukur baru
yaitu thermocouple yang telah sesuai nilainya dengan termometer yang digunakan
untuk mengkalibrasi.
3. Tekan tombol “UP” atau “DOWN” untuk setting suhu yang diharapkan.
4. Jika suhu yang diharapkan sudah sesuai, tekan “SET” kemudian tekan “EXIT”
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk variasi percobaan.
6. Nyalakan Jofra AMC 910, kemudian tekan “TC | RTD” kemudian tekan
“TYPE | UNITS” untuk memilih tipe RTD yang diukur.
7. Pada percobaan ini digunakan RTD tipe P100-385, sehingga muncul tampilan
sebagai berikut :
8. Jika suhu pada Fluke 7340 sudah stabil, catat nilai suhu yang tampil pada Jofra
AMC 910.
9. Kemudian tekan “TYPE | UNITS” lagi untuk memilih tampilan pengukuran
resistansi seperti gambar berikut :
Gambar 21. Bagian RTD
1.4.3 THERMISTOR
1. Masukan sensor thermistor ke dalam suhu bath
2. Hubungkan keluaran thermistor ke multimeter untuk mengukur resistansi
thermistor rt
3. Nyalakan suhu bath. Set suhu pada suhu yang diinginkan
4. Ketika suhu sudah mencapai suhu set point.yang ditampilkan pada suhu bath,
ukur resitansi thermistor rt. Catat pembacaan termometer standar.
5. Ketika kondisinya sudah stady state. Catat data pengukuran pada tabel serapan
6. Set suhu untuk variasi lain dan ulangi langkah 4.
Jika kita sering bersinggungan dengan instrument ukur, baik instrument untuk
mengukur berat, panjang, luas, kecepatan, kapasitas, debit air, temperature, kekuatan
gaya, kemampuan daya, kekuatan arus dan lainnya ada istilah yang tidak asing yaitu
KALIBRASI. Kalibrasi bisa juga di terjemahkan sebagai tindakan untuk menjaga
dan memastikan kwalitas hasil dari alat ukur sehingga berfungsi dengan benar
walupun harus melibatkan faktor angka pengali terhadap hasil yang terbaca pada alat
ukur. Kaliberasi flow meter atau lainnya di butuhkan karena menurunya
performance alat ukur karena pemakaian yang terus menerus dalam rentang waktu
tertentu. Jika kita sering bersinggungan dengan instrument ukur, baik instrument
untuk mengukur berat, panjang, luas, kecepatan, kapasitas, debit air, temperature,
kekuatan gaya, kemampuan daya, kekuatan arus dan lainnya ada istilah yang tidak
asing yaitu KALIBRASI. Kalibrasi bisa juga di terjemahkan sebagai tindakan untuk
menjaga dan memastikan kwalitas hasil dari alat ukur sehingga berfungsi dengan
benar walupun harus melibatkan faktor angka pengali terhadap hasil yang terbaca
pada alat ukur. Kaliberasi flow meter atau lainnya di butuhkan karena menurunya
performance alat ukur karena pemakaian yang terus menerus dalam rentang waktu
tertentu.
Jadi tujuan dari kalibrasi flow meter atau alat instrumentasi sendiri adalah
untuk verifikasi dari suatu instrument, dalam menentukan nilai penyimpangan
sehingga mampu memberikan jaminan akan hasil pengukuran dari alat ukur sesuai
dengan standart yang di persyaratkan. Dari Tindakan Kalibrasi ini bisa di ketahui
performa dari alat ukur tentang kwalitas hasil pengukuran, penyimpangan dan
sebagainya guna memutuskan apakah alat ukur tersebut masih layak di gunakan atau
tidak.
Kalibrasi ini di perlukan untuk alat instrument baik alat baru, terpakai
dalam jangka waktu tertentu, karena di service , di modifikasi, diaplikasikan
ketempat lain maupun ketika adanya kecurigaan terhadap hasil pembacaan dari alat
ukur. Hal ini dilakukan guna menjaga kwalitas dan dan penerapan sistem mutu pada
kegiatan produksi maupun kegiatan transaksi..Alat ukur yang biasa di kaliberasi
adalah flow meter, timbangan pressure meter, level sensor dan lain2
Kalibrator yang digunakan untuk proses wet caliberation biasanya ada dua
yaitu flow calibrator dan weight scale calibrator. Untuk 2 jenis calibrator ini juga
dilakukan pengacekan secara berkala agar kwalitas alat tersebut sebagai calibrator
terjaga kepresisianya. Untuk calibrator dengan mengunakan flow calibrator yang
sering disebut dengan master calibrator harus mempunyai tingkat akurasi lebih baik
dibanding dengan keakurasian flow meter yang akan di kaliberasi.
Mengacu pada badan metrology sendiri untuk segala jenis alat ukur wajib
di kalibrasi dengan sekala waktu tertentu dan biasanya mengacu ada sekala waktu 2
tahun sesuai dengan sertifikat kalibrasi yang dikeluarkan oleh metrology indonesia.
Harga atau biaya kaliberasi biasanya di tentukan oleh jenis flow meter, size
flow meter, kapasitas flow meter dan tingkat akurasi flow meter. Makin besar size
flow meter akan berakibat makin mahal biaya kaliberasi. Begitu juga makin tinggi
tuntutan akurasi dari flow meter maka waktu dari kaliberasi akan makin lama dan
ini menyebabkan biaya kaliberasi juga makin mahal. Ada juga penentu biaya
kaliberasi yaitu lokasi dari kaliberasi dilakukan di site atau di workshop pelaku jasa
kaliberasi. Ada hal lain juga yang memntu biaya kaliberasi seperti makin rumit
setting variable flow meter biasanya juga akan membutuhkan waktu yang lama serta
kapasitas maksimal dari flow meter juga berakibat pada harga dan biaya kaliberasi.
1.5 PENUTUP
1.5.1 KESIMPULAN
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu.
www.electro-labs.com/
www.thermocoupleinfo.com