Fe Tidak nyata
P205 Max 30 ppm
Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air
yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang
dapat membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur yang
dapat menyebabkan korosi boiler.
Berikut ini merupakan persyaratan bakumutu air umpan boiler :
Tabel 2. Baku Mutu Air Umpan Boiler
Parameter Satuan Ukuran
PH unit 10,5-11,5
Conductivity Ymhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P-Alkalinity ppm -
M- Alkalinity Ppm 800 , max
O – Alkalinity Ppm 2,5 x SiO2 , min
T - Hardness Ppm -
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
PHospat residual Ppm -
SulpHite residual Ppm 20,50
PH Condensate Unit 8,0 – 9,0
Harga PH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk
diperhatikan untuk mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara PH dan
laju terjadinya korosi pada bahan kontruksi dari logam mid steel yang
menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya korosi dengan naiknya harga
pH. Namun pada bahan kontruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu
kecenderungan laju korosi menaik dengan menaiknya harga pH diatas 9.
2. Karakteristik air boiler :
1. PH
Merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat . PH (Pondus hidrogenium)
ditentukan oleh jumlah hydrogen bebas (H+) dalam suatu zat. PH adalah factor
logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi 10x lebih asam, PH akan jatuh oleh satu
unit.
2. Daya hantar listrik/konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan
arus listrik yang dinyatakan dalam pmhos/cm. Harga daya hantar listrik dari
umpan air boiler di[erhatikan untuk mencegah terjadinya endapan kerak pada
bagian permukaan perpidahan panas dan untuk menjaga kemurnian steam.
3. Alkalinitas
Didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk
menetralkan ion H+ . Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendaki untuk umpan air
boiler karena dapat menimbulkan pembusaan dan carryover.
4. Kesadahan, karbonat dan non karbonat
5. Silica
6. Besi
7. Phospat
8. Turbiditas, sifat optic dari suatu larutan yang menyebabka cahaya yang
melaluinya terabsorsi.
9. TTS ( Total Suspendied Solid)
3. Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi,
padatan telarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab
utama pembentukan kerak) dan gas- gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
1. Koagulasi dan Flokulasi
2. Sedimentasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Softening
6. Deaerasi
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tangki
pengendapan ataupengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan
flokulan. Penyaring pasirbertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon
dioksida dan besi.
3.2 Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-
partikel besar untuk mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan
waktu endap yang lebih lama.
3.3 Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan
zat padat tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler.
Efisiensi saringan paling baik bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil,
padatan akan melalui media membawa padatan bersamanya. Demikian pada
tekanan yang tinggi dapat memecahkan media akan keluar pada saat dilakukan
backwash.
3.4 Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika,
sulfat, chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Diagram Alir
proses seperti gambar dibawah ini:
b. Degasifier
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk
menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses
sebelumnya.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2CO3 -----> H2O + CO2
c. Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat
dalam kandungan air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion
exchanger adalah R = NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600). Reaksi ini
menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral.Selanjutnya
air outlet anion tower masuk ke mix bed polisher dari bagian atas. Air keluar
tangki ini memiliki pH = 7,5 – 8,5. Untuk memperoleh resin aktif
kembali, dilakukan regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.
3.5 Deaerasi
Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam
mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon
dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim
boiler, karbon dioksida(CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan
bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).
Total air pendingin yang diperlukan sebesar 874.996,8158 kg/jam. Peralatan yang
menggunakan air pendingin tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Sistem air pendingin terutama terdiri dari cooling tower dan basin, pompa
air pendingin untuk peralatan proses, sistem injeksi bahan kimia, dan induce draft
fan. Sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air pendingin untuk
mencegah korosi, mencegah terbentuknya kerak dan pembentukan lumpur
diperalatan proses, karena akan menghambat atau menurunkan kapasitas
perpindahan panas.
Pengolahan air pada cooling tower dilakukan dengan menginjeksikan zat kimia,
yaitu:
Sistem resirkulasi yang dipergunakan bagi air pendingin ini adalah sistem
terbuka. Sistem ini akan memungkinkan berbagai penghematan dalam hal biaya
penyediaan utilitas khususnya untuk air pendingin. Udara bebas akan digunakan
sebagai pendingin dari air panas yang terbentuk sebagai produk dari proses
perpindahan panas.
Gambar 4 Cooling Water
1. Cooling Water yang telah menyerap panas proses pabrik dialirkan kembali ke
Cooling Tower untuk didinginkan.
2. Air dialirkan ke bagian atas Cooling Tower kemudian dijatuhkan ke bawah
dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID) Fan.
3. Akibat kontak dengan aliran udara terjadi proses pengambilan panas dari air
oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas
panas laten yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah.
4. Air yang telah menjadi dingin tersebut dapat ditampung di Basin dan dapat
dipergunakan kembali sebagai cooling water.
5. Air dingin dari Basin dikirim kembali untuk mendinginkan proses di pabrik
menggunakan pompa sirkulasi Cooling water.
6. Pada proses pendinginan di cooling tower sebagian air akan menguap dengan
mengambil panas laten, oleh karena itu harus ditambahkan air make-up dari
Water Treatment Plant.
Air yang digunakan dalam pabrik ini diperoleh dari air sungai. Untuk
mendapatkan spesifikasi air sesuai dengan kebutuhan dilakukan pengolahan
dengan beberapa tahap. Pengolahan yang dilakukan setelah pemompaan dari
sungai adalah penjernihan dan penyaringan.