Anda di halaman 1dari 21

Air Industri dan Baku Mutu Air Limbah

A. Air Industri
Dalam kegiatan industri, air merupakan kebutuhan yang vital karena sifat dan
karakteristik air mampu menunjang berlangsungnya proses kimia, sehingga berpengaruh pada
proses produksi dari suatu industri. Berbagai jenis operasi di industri membutuhkan air yang
disebut air industri. Air industri memerlukan tingkat pengolahan yang berbeda dan secara umum
tingkat pengolahan air industri akan tergantung pada sumber air darimana air baku diambil dan
juga tujuan penggunaan terhadap air hasil olahan tersebut. Pada prinsipnya, pengolahan air
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi zat-zat yang terkandung di dalam air dalam
bentuk terlarut (ion), bentuk tersuspensi ataupun bentuk koloid hingga dicapai kualitas air yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Air industri meliputi: air proses, air
umpan boiler, air pendingin (cooling water), dan air kebutuhan konsumsi serta sanitasi.

1. Air Proses
Air proses merupakan air yang telah ditreatment bebas mineral pengotor dan memiliki pH
netral sehingga bisa digunakan untuk melarutkan atau mengencerkan zat dalam proses reaksi
kimia. Pada umumnya air untuk proses dari kegiatan industri diperuntukan sebagai pelarut,
pencampur, pengencer, media pembawa pencuci dan lainnya. Parameter-parameter air yang
dianggap penting oleh satu industri dapat berbeda dengan industri yang lainnya, demikian pula
jumlah air yang diperlukan untuk menghasilkan produknya. Contohnya, pada industri kertas
memerlukan air proses sekitar 70-90% dari total kebutuhan air untuk kegiatan industrinya.
Demikian juga untuk industri tekstil kebutuhan air untuk proses mencapai persentasi yang sama
dengan industri kertas, sedangkan kebutuhan air proses industri sabun tidak sebesar industri
kertas dan tekstil yaitu hanya sekitar 30-50% dari total kebutuhan airnya, dan untuk industri ban
kebutuhan air proses sangat rendah, yaitu sekitar 5-10% dari kebutuhan airnya.
Besi dan mangan merupakan parameter penting pada industri tekstil karena kehadiran
industri besi dan mangan akan mengganggu dalam proses pewarnaan dan memberikan flek atau
noda pada lembar kertas/ tekstil. Demikian pula kesadahan merupakan parameter penting untuk
industri tekstil disamping parameter- parameter lain seperti alkalinitas, silika, padatan terlarut
dan lainnya.
2. Air Umpan Boiler (Boiler feed water)
Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak
pada boiler, tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem
penunjangnya, dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya
pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu, untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler
maka air baku dari sumber air harus diolah terlebih dahulu dengan bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur atau padatan yang terkandung di dalam air baik dalam bentuk
tersuspensi, terlarut, ataupun koloid yang dapat menyebabkan terjadinya kerak, korosi dan
pembusaan yang dapat menyebabkan berbagai masalah dalam operasi boiler.
Kualitas air umpan boiler juga dipengaruhi oleh kondisi operasi boiler, dimana semakin
tinggi tekanan dan suhu operasi maka semakin murni kualitas air umpan yang diperlukan.
Batasan terhadap nilai parameter-parameter penting untuk air umpan boiler sering ditentukan
oleh pihak pembuat alat, atau dapat mengacu pada kriteria dari badan-badan International seperti
ASME dan ABMA.
Boiler adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk
menghasilkan uap dengan cara penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat
turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi, dll. Dalam istilah lain biasa disebut ketel
uap yaitu alat untuk menghasilkan uap, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu sisi api sebagai
penyedia panas dan sisi air sebagai bagian untuk proses penguapan air menjadi uap. Uap
kemudian keluar dari boiler untuk digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemanas, turbin
,dll.Boiler feed water merupakan campuran dari Air Make-up (Air baku yg telah di olah) dengan
Air kondensat yang merupakan hasil kondensasi upa yang telah dipakai. Air make-up adalah air
baku yang telah diolah melalui suatu proses.
Kondensat adalah hasil kondensasi uap (steam) yang telah dipakai dan kulaitas kondensat
relative murni. Boiler feed water yang merupakan sampuran dari air make-up dan kondensat
komposisi ion-ion nya bervariasi tergantung pada ratio perbandingan air make-up / kondensat
yang dipergunakan. Pada proses penguapan dalam ketel uap, air menjadi uap. Uap yang
dihasilkan adalah air murni dalam fasa uap (H2O) dimana ion-ion yang terkandung dalam air
boilernya tidak turut menguap. Sebagai akibatnya, konsentrasi ion-ion yang berada dalam fasa
cairnya (air boiler) semakin lama akan semakin tinggi dimana apabila hal ini tidak dikendalikan
kenaikan konsentrasi ion-ion tersebut akan menuju bilangan tak terhingga,sehingga
konsekwensinya pengerakan pada pipa pipa boiler tidak akan bisa dihindarkan. Pengendalian
ion-ion dalam air boiler tersebut pada sistem boiler dilakukan dengan membuang sebagian dari
air boiler secara kontinyu dan disebut sebagai blow-down; Tujuan blow-down adalah untuk
menjaga agar ion-ion yang ada dalam air boiler tidak melebihi batasan batasan yang telah di
tentukan.
Batasan batasan air boiler ( parameter air boiler) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter air boiler
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000, max
TDS ppm 3500, max
P Alkalinity ppm -
M Alkalinity ppm 800, max
O Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness ppm -
Silica ppm 150, max
Besi ppm 2, max
Phosphat residual ppm 20 50
Sulfite residual ppm 20 50
pH condensate Unit 8.0 9.0

Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan mempengaruhi
berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk asalnya
akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam
disebabkan oleh akibat beberapa kimia.
Beberapa penyebab korosi pada Boiller antara lain:
a. Adanya kadar oksigen terlarut yang melebihi batas pada Boiler feed water ( korosi pada
pipa economizer)
b. pH/Alkalinity yang melebihi batasan ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
c. Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
d. Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
e. Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak ( Scale)
Pengerakan pada sistem boiler disebabkan antara lain oleh:
a. Pengendapan hardness dan mineral-mineral lainnya apabila batasan konsentrasinya
terlampaui.
b. Kerak lazim terdapat pada boiler antara lain : CaCO3, Ca3(PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3,
SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 . Kerak adalah senyawa berstruktur kristal dan tidak tembus air,
sehingga keberadaanya akan berfungsi seperti isolator dan menurunkan effisiensi
perpindahan panas sehingga effisiensi boiler akan menjadi rendah dan akan lebih banyak
mengkonsumsi bahan baker; Konsekwensi lain dari adanya kerak adalah terjadinya hot
spot yaitu panas yang berlebih pada tempat kerak berada dan hal ini bisa mengakibatkan
pipa boiler menggelembung dan pecah.

3. Endapan (Foculant)
Endapan (foculant) adalah hasil pengendapan dari partikel tersuspensi (suspended solid);
Endapan berstruktur porous dan tembus air, sehingga akibat yang ditimbulkan dari adanya
endapan berbeda dengan akibat dari adanya Kerak; Endapan menyebabkan terjadinya korosi
yang sangat destruktif di bawah endapan tersebut dan akan menyebabkan kebocoran pipa dalam
waktu relative singkat.
Beberapa contoh endapan yang umum terdapat pada boiler adalah:
a. Besi Hydroxide (Fe(OH)3 dimana ion Fe nya berasal dari hasil korosi.
b. Partikel padat tersuspensi dari feedwater (Lumpur & kotoran lain) yang terbawa dalam
feedwater.
Dari peristiwa- peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya endapan pada pipa boiler, dan
menyebabkan terjadinya korosi dibawah endapan dan kebocoran pada pipa.

3. Air Pendingin (Cooling Water)

Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over heating
(panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil. Air pendingin adalah
air limbah yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk penghilangan panas dan tidak
berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara dan produk akhir (KEP-
49/MENLH/11/2010).Sistem air pendingin merupakan bagian yang terintegrasi dari proses
operasi pada industri. Untuk produktifitas pabrik yang kontinu, sistem tersebut memerlukan
pengolahan kimia yang tepat, tindakan pencegahan, dan perawatan yang baik. Kebanyakan
proses produksi pada industri memerlukan air pendingin untuk efisiensi dan operasi yang baik.
Air pendingin sistem mengontrol suhu dan tekanan dengan cara memindahkan panas dari fluida
proses ke air pendingin yang kemudian akan membawa panasnya. Total nilai dari proses
produksi akan menjadi berarti jika sistem pendingin ini dapat menjaga suhu dan tekanan proses
dengan baik. Memonitor & mengatur korosi, deposisi, pertumbuhan mikroba, dan sistem operasi
sangat penting untuk mencapai Total Cost of Operation (TCO) yang optimal.

Air pendingin mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap efisiensi total engine
serta umur engine. Apabila temperatur air pendingin masuk engine terlalu tinggi, maka efisiensi
mekanis engineakan menurun dan dikhawatirkan dapat terjadi over - heatingi pada engine.
Sedang bila temperatur air terlalu rendah, maka efisiensi termal akan menurun. Proses
pendinginan melibatkan pemindahan panas dari satu substansi ke substansi yang lain. Substansi
yang kehilangan panas disebut cooled, dan yang menerima panas disebut coolant. Beberapa
faktor yang membuat air menjadi coolant yang baik adalah :

1. Sangar berlimpah dan tidak mahal.


2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan.
3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah yang besar.
4. Tidak mengembang ataupun menyusut (volumenya) pada perubahan suhu dalam range
normal.
5. Tidak terdekomposisi.

Beberapa parameter penting dalam sistem air pendingin :

1. Konduktivitas mengindikasikan jumlah dissolved mineral dalam air.


2. pH, menunjukkan indikasi dari tingkat keasaman atau kebasaan dari air.
3. Alkalinitas, berupa ion carbonate (CO3-2) dan ion bicarbonate (HCO3-).
4. Hardness / kesadahan, menunjukkan jumlah ion calcium dan magnesium yang ada dalam
air.
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin karena faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Air merupakan malcri yang dapat diperoleh dalam jumlah besar.
2. Mudah dalam pcngaturan dan pengolahan.
3. Menyerap panas yang relatif tinggi persatuan volume.
4. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya perubahan temperatur
pendingin.
5. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat-syarat air yang digunakan sebagai media pendingin:
1. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu batu, krikil atau
partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat menyebabkan air kotor.
2. Tidak menyebabkan korosi.
Tidak menyebabkan fouling akibat kotoran yang terikut saat air masuk unit pengolahan
airseperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.

4. Air Sanitasi
Air bersih (Sanitasi) adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan
untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika
dan biologis.

Pengertian Air Bersih:


1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.

2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)
b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun
air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga 100 C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat
dihilangkan dengan cara ini, dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

B. Baku Mutu Air Limbah

Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai lagi dari suatu aktivitas seperti
industri, rumah tangga, supermarket, hotel dan lain sebagainya. Air limbah biasanya
mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut,
logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan dapat bersuhu tinggi. Air limbah ini umumnya
akan dibuang ke badan air penerima seperti sungai, laut dan kedalam tanah. Pembuangan air
limbah dengan kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada
sungai, laut, tanah dan bahkan mencemari udara.

Dalam rangka mengendalikan pencemaran air limbah oleh pelaku usaha, pemerintah
pusat dan daerah telah menetapkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan kualitas air limbah,
debit air limbah, dan beban maksimum air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan
air. Peraturan tersebut dikenal dengan peraturan baku mutu air limbah industri.

Penetapan baku mutu air limbah didasarkan pada dua aspek, yaitu :

1. Berdasarkan air limbah yang dihasilkan oleh setiap industri disebut sebagai standar air
limbah (Fffluent Standard)

2. Berdasarkan peruntukan dari badan air penerima disebut sebagai standar air badan
penerima (Stream Standard)

Dalam penentuan baku mutu air limbah, diperkenalkan berbagai istilah diantaranya :

a) Limbah cair, merupakan limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan suatu aktifitas yang
dibuang ke lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup

b) Baku mutu air limbah, adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke
lingkungan
c) Mutu air limbah, merupakan keadaan air limbah yang dinyatakan dengan debit, kadar dan
beban pencemar.

d) Debit maksimum, merupakan debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke


lingkungan hidup

e) Kadar maksimum, merupakan kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke


lingkungan hidup

Berbagai jenis industri mempunyai indikator baku mutu air limbah yang berbeda-beda
seperti yang dicontohkan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Indikator baku mutu air limbah industri

No Jenis Industri Indikator Baku Mutu


1 Industri Soda Kostik COD, TSS, Raksa (Hg), Timbal (Pb); Tembaga (Cu);
Seng (Zn), pH
2 Industri Pelapisan Logam TSS, Kadmium (Cd), Sianida (CN); Logam Total,
(pelapisan Tembaga, Nikel, Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Krom Total (Cr); Krom
Galvanisasi Seng) Heksavalen (Cr+6)
3 Industri Penyamakan Kulit BOD5, COD, TSS, Sulfida (sebagai H2S); Krom
Total (Cr); Minyak dan Lemak, Amonia Total, pH
4 Industri Minyak Sawit BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak; AmoniaTotal
(sebagai NH3-N); pH
5 Industri Pulp dan Kertas BOD5, COD; TSS; pH
6 Industri Karet BOD5, COD; TSS; Amonia Total (sebagai NH3-N);
pH
7 Industri Gula BOD5; COD; TSS; Sulfida (sebagai H2S); pH
8 Industri Tapioka BOD5; COD; TSS; Sianida (CN); pH
9 Industri Tekstil BOD5; COD; TSS; Fenol Total; Krom Total (Cr);
Minyak dan Lemak; pH
10 Industri Pupuk Area BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
11 Industri Mono Sodium BOD5; COD; TSS; pH
Glutamate (MSG)
12 Industri Kayu Lapis BOD5; COD; TSS; Fenol Total; pH
13 Industri susu dan makanan BOD5; COD; TSS; pH
yang terbuat dari susu
14 Industri Minuman Ringan BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
15 Industri Sabun, Deterjen dan BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; Fosfat
produk-produk (sebagai PO4); MBAS, pH
MinyakNabati
16 Industri Bir BOD5; COD; TSS; pH
17 Industri Baterai Kering COD; TSS; NH3-N Total; Minyak dan Lemak,
Seng (Zn); Merkuri (Hg), Mangan (Mn), Krom (Cr);
Nikel (Ni); pH
18 Industri Cat BOD5; TSS; Merkuri (Hg), Seng (Zn), Timbal
(Pb); Tembaga (Cu); Krom Heksavalen (Cr+6);
Titanium (Ti), Kadmium (Cd), Fenol; Minyak dan
lemak
19 Industri Farmasi BOD5, COD, TSS, Total-N, Fenol, pH
20 Industri Pestisida BOD5, COD, TSS, Fenol, Total-CN, Tembaga(Cn),
Krom Aktif Total, pH
21 Hotel BOD5, COD, TSS, pH
22 Kegiatan Rumah Sakit BOD5, COD, TSS, pH, Mikrobiologik
(golongankoli); dapat ditambahkan radioaktivitas
23 Limbah Rumah BOD5, COD, TSS, pH, Deterjen,
Tangga(Domestik) Mikrobiologik(golongan koli)
Besaran nilai dan jenis indikator setiap industri dalam baku mutu air limbah akan selalu
mengalami perubahan hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Baku
mutu air limbah umumnya akan mengalami peninjauan setelah lima tahun.

Baku mutu air limbah berdasarkan standar peruntukan badan air penerima (Stream
Standard) seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3 Baku mutu berdasarkan peruntukan badan air penerima (Stream Standard)

Parameter Satuan
Golongan Baku Mutu Limbah Cair
I II III IV
A.FISIKA
o
Temperatur C 35 38 40 45
Zat padat terlarut mg/L 1500 2000 4000 5000
Zat padat tersuspensi mg/L 100 200 200 500
B. KIMIA
pH 6-9 6-9 6-9 6-9
Besi (Fe) mg/L 5 10 15 20
Mangan (Mn) mg/L 0,5 2 5 10
Barium (Ba) mg/L 1 2 3 5
Tembaga (Cu) mg/L 1 2 3 5
Seng (Zn) mg/L 5 10 15 20
Kromium mg/L 0,05 0,1 0,5 2
heksavalen(Cr+6)
Kromium total (Cr tot) mg/L 0,1 0,5 1 2
Kadmium (Cd) mg/L 0,01 0,05 0,1 1
Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,002 0,005 0,01
Timbal (Pb) mg/L 0,1 0,5 1 3
Timah putih (Sn) mg/L 2 3 4 5
Arsen (As) mg/L 0,05 0,1 0,5 1
Selenium (Se) mg/L 0,01 0,05 0,1 1
Nikel (Ni) mg/L 0,1 0,2 0,5 1
Kobal (Co) mg/L 0,2 0,4 0,6 1
Sianida (CN) mg/L 0,05 0,1 0,5 1
Sulfida (H2S) mg/L 0,01 0,06 0,1 1
Flourida (F) mg/L 1,5 15 20 30
Klorin bebas (Cl2) mg/L 0,02 0,03 0,04 0,05
Amonia bebas (NH3-N) mg/L 0,5 1 5 20
Nitrat (NO3-N) mg/L 10 20 30 50
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 1 3 5
BOD5 mg/L 30 50 150 300
COD mg/L 80 100 300 600
Detergen anionik mg/L 0,5 1 10 15
Phenol mg/L 0,01 0,05 1 2
Minyak & Lemak mg/L 1 5 15 20
C. BIOLOGI
Coliform Group MPN / 100 ml 100 1000 2000 2000
Coliform tinja MPN / 100 ml 1000 5000 10000 10000

Di dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 Tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri terdapat 21 kriteria baku mutu limbah cair yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan, yaitu :

a. Baku mutu limbah cair untuk industry soda kostik


b. Baku mutu limbah cair untuk industri pelapisan logam
c. Baku mutu limbah cair industri penyamakan kulit

d. Baku mutu limbah cair industri minyak sawit


e. Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertas

f. Baku mutu limbah cair industri karet


g. Baku mutu limbah cair industri gula

h. Baku mutu limbah cair industri tapioka


i. Baku mutu limbah cair industri tekstil

j. Baku mutu limbah cair industri pupuk urea


k. Baku mutu limbah cair industri ethanol

l. Baku mutu limbah cair industri mono sodium glutamate (MSG)


m. Baku mutu limbah cair industri kayu lapis

n. Baku mutu limbah cair industri susu, makanan yang terbuat dari susu
o. Baku mutu limbah cair industri minuman ringan

p. Baku mutu limbah cair industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati
q. Baku mutu limbah cair industri bir

r. Baku mutu limbah cair industri baterai kering


s. Baku mutu limbah cair industri cat

t. Baku mutu limbah cair industri farmasi


u. Baku mutu limbah cair industri pestisida

Anda mungkin juga menyukai