Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air
yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan
yang dapat membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur
yang dapat menyebabkan korosi boiler.
Harga PH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk
diperhatikan untuk mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara PH
dan laju terjadinya korosi pada bahan kontruksi dari logam mid steel yang
menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya korosi dengan naiknya harga
pH . Namun pada bahan kontruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu
kecenderungan laju korosi menaik dengan menaiknya harga pH diatas 9.
b. Factor yang harus diperhatikan dalam menghitung kebutuhan air umpaN BOILER
· Pertukaran ion
· De-aerasi (mekanis dan kimia)
· Osmosis balik
· Penghilangan mineral atau demineralisasi
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari
bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan
pada bagian pengolahan berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki
pengendapan atau pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan
dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan
karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam
logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan
non-sadah. Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan,
sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan
mineral atau demineralisasi. Proses pengolahan eksternal dijelaskan dibawah
ini.
Proses Pertukaran Ion (Plant Pelunakan)
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan
melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa
pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah pertukaran basa
dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah
larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar
basa hanya menggantikan kalsium dan magnesium dengan sodium, maka
tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya blowdown. Penukar basa
ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam.
Hal ini dicapai dengan menggunakan resin kation, yang menukar kation
dalam air baku dengan air hidrogen menghasilkan asam hidroklorida, asam
sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara
degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam. Berikutnya, air
melewati resin anion, yang menukar anion dengan asam mineral (misalnya
asam sulfat) dan membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu
dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan asam mineral
dan soda kaustik, supaya kemampuan pertukaran ion pulih kembali.
Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh, perlu
dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air
lunak untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun res
in. Air regenerasi biasanya memerlukan
80 – 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin
dengan larutan garam 5 – 20%. Laju air garam yang digunakan berki
sar 40 l/menit.m2. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan
pemilihan resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan
dapat digunakan untuk demineralisasi yang hampir total, seperti untuk
boiler pembangkit tenaga listrik.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan
praktis dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan
pengendapan kimia karena tidak menghasilkan lumpur, peralatan
sederhana dan mudah dioperasikan.
De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida,
dibuang dengan pemanasan air umpan sbelum masuk ke boiler. Seluruh air
alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti
karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan
dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan
sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat
(H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak
dapat terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur
peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi
logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan
mengalami pengendapan dan menyebabkan terjadinya pembentukan
kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam
penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang
diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, de-aerasi
kimiawi, atau dua-duanya. De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas
terlarut digunakan sebelum penambahan bahan kimia untuk oksigen. De-
aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara
ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan
karbon dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan
boiler, yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di
sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling
ekonomis, beropasi pada titik didih air pada tekanan dalam de-aerator.
De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator
berjenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfer, pada suhu sekitar
820C, dan dapat menurunkan kandungan oksigen dalam air hingga kurang
dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejector diperlukan untuk
mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan
membiarkan steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan
untuk mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu
minimum 1050C. Steam menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas
O2 dan CO2 yang dikeluarkan dari sistem. Jenis ini dapat mengurangi kadar
oksigen hingga 0,005 mg/liter.
Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah membran semi-
permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati
membran untuk mengencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika
cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan, prosesnya akan
dibalik dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan
yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan
pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan tekanan yang melintasi membran.
2. Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler dengan
bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi,
Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga baik. Pengolahan ini
dengan cara pemberian bahan kimia langsung kedalam boiler bersama-sama
dengan air pengisi boiler. Reaksi yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan
zat padat / endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan carry
over. Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan blowdown, sehingga
permasalahn yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat,
alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapan-
endapan yang dapat melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler
dan membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme
yang terjadi dalam Internal Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate
yang keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa
dibuang melalui blow-down.
2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan
silica.
3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan
yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan
kemurnian uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal
treatment adalah sbb:
Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan calcium untuk
menetralisir kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang
berbentuk lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau
secara berkala melalui bawah ketel.
Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif Air
Boiler.
Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
- polimer Alam : lignosulphonates, tannin
- Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates),
Polymaleic acid (PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium sulfit, tannis, hidrazin,
hidroquinon/progallol berbasis derivatif, hydroxylamine derivatif, asam askorbat
derivatif, dll. Oxygen Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan
mengurangi kadar oksigen terlarut dalam feed-water. Beberapa jenis dari
oxygen scavenger ini juga berfungsi sebagai passivator untuk mem-passivasi
permukaan logam seperti Hydrazine, Hydroxylamine derivate,dll. Pilihan produk
dan dosis yang diperlukan akan tergantung pada jenis alat mekanis yang digunakan
(Deaeator atau Heating Tank)
Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif permukaan yang
mengubah tegangan permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah
terbawa air halus partikel.