Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER

(EKSTERNAL DAN INTERNAL)

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Mahasiswa dapat memahami sistem pengolahan air umpan boiler secara internal dan
eksternal treatment
- Mahasiswa dapat menganalisa air sebelum dan sesudah dilakukan internal dan eksternal
treatment

II. ALAT DAN BAHAN


- Alat yang digunakan
1. Jarr Test
2. Turbidity Meter
- Bahan yang digunakan
1. Air Umpan (hasil water treatment)
2. Air Umpan Boiler (hasil penukar ion & boiler)

III. DASAR TEORI


Air yang digunakan sebagai air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi agar:
1. Peralatan boiler yang digunakan tidak rusak
2. Efesiensi pembakaran tinggi
3. Menghasilkan steam (uap) dengan kualitas yang baik

Pengotor yang biasanya diperhatikan dalam pengolahan air umpan boiler adalah:
a. Padatan terlarut seperti karbonat, klorida dan garam-garam kalsium
b. Padatan tersuspensi
c. Gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida

Tujuan Pengolahan Air


1. Mencegah Pembentukan Kerak
Garam-garam Magnesium dan Kalsium terlarut yang dikenal sebagai
kesadahan dalam suasana panas akan tertimbun dalam permukaan tube boiler
membentuk kerak senyawa karbonat pada saat air dipanaskan menjadi steam. Kerak
yang terjadi menyebabkan terjadi dalam tube-tube boiler. Timbunan lain yang biasa
terjadi dalam tube dalam boiler berupa: sulfat berupa endapan yang lebih keras dari
endapan tersebut, silica merupakan deposit yang sangat keras dan getas.
Hal ini biasanya merupakan akibat dari pengolahan air yang menggunakan
senyawa turunan phospat. Sludge (lumpur) phospat biasanya berwarna coklat dan
lembut. Tumbuhan kerak dan lumpr akan berakibat terjadinya penyumbatan tube
dan pemanasan berlebihan setempat sebagai perlu pemeliharaan yang lebih sering.
The is bureau of mines mengemukakan bahwa ketebalan kerak sampai 1/32 inch
akan menyerap energi panas dari bahan baker sebanyak 7 % sedangkan jika
ketebalan mencapai 1/9 inch energi panas yang terbuang mencapai 16 %.

2. Mencegah Korosi
Gas terlarut yang sering menimbulkan korosi pada tube boiler adalah O2 dan
CO2. Gas CO2 selain berasal dari air uapan juga berasal dari dekomposist carbonat
dalam air uapan. Gas CO2 akan menurunkan nilai pH air. Oksigen yang larut dalam
air uapan yang padas dengan cepat akan melkukan oksidasi dengan metal :
Fe Fe2O3.

Dimana Fe2O3 yang terentuk bersifat lebih katodik dari logam Fe, sehingga
dapat mengakibatkan serangan korosi sumur (pitting corrosion)
Apabila air terlalu asam (pH>7) maka air akan melarutkan lapisan pelindung
logam yaitu Fe2O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya dapat melarutkan logam Fe
yang terdapat didalamnya.
Fe2O4 + 8 H + 3 Fe2 + + 4 H2O

Seragam korosi terhadap logam Fe mengikuti reaksi :


Fe + 2 H + Fe + H2 ( g )

Fe + 3 H + Fe3+ + 1,5 H2 ( g )

Serangan korosi tersebut sering terjadi pada lapisan yang mengalami retakan
Fe3O4 atau sambungan celahan logam. Jika ada ion Ce maka Fe2+ akan permukaan
logam mengakibatkan retakan (hydrogen tracking). Jika pH air lebih tinggi dari 11.
air yang bersifat alkalis akan merapuhkan pelindung Fe3O4 sehingga logam Fe dan
FeO akan larut mengikuti reaksi :
FeO + 2 NaOH Na2FeO2 + H2O

Fe + 2 NaOH Na2FeO2 + H2
Hal ini yang dikenal dengan cacstic crading. Ion clorida (CT) ini dapat
terbawa steam. Ion chloride mampu berpenitrasi ke dalam lapisan logam yang akan
mengakibatkan timbulnya retakan di dalam logam (chloride cracking corrosion)
dengan mekanisme :
Fe Fe2+ + 2e

Fe2+ + 2 c Fe c 2

3. Mencegah Carry Over


Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam feed water bias
menyebabkan foaming (pembusaan) dan terbawanya senyawa pengatr ke aliran
steam sehingga kualitas steam menjadi menurun.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam
tabel di bawah ini :
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000, max
TDS ppm 3500, max
P Alkalinity ppm -
M Alkalinity ppm 800, max
O Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness ppm -
Silica ppm 150, max
Besi ppm 2, max
Phosphat residual ppm 20 50
Sulfite residual ppm 20 50
pH condensate Unit 8.0 9.0

Pengolahan air metode pertukaran ion dengan memanfaatkan proses kimiawi untuk
memisahkan ion-ion seperti Ca2+, Mg2+, SO42-, dan lain-lain yang menyebabkan kerusakan
pada boiler. Reaksi penukar ion dapat berasal dari bahan alami zeolit merupakan penukar ion
anorganik, sedangkan penukar ion dan kation. Kegunaannya adalah sebagai bahan pelunak
dalam proses demineralisasi air dan untuk pengolahan air limbah. Keunggulannya
dibandingkan zeolit, yaitu memiliki kapasitas yang lebih besar dan tahan terhadap pH.
Pengolahan secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan melalui
proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut terutama gas O2. Proses
pelunakan adalah pengolahan air untuk mengurangi Ca2+ dan Mg2+. Proses pelunakan yang
sering digunakan dalam penyediaan air umpan boiler adalah proses pertukaran kation non
hardness dari unggun resin penukar kation. Unggun resin merupakan sebuah kolom yang diisi
oleh resin penukar ion. Pada saat operasi aliran air dimasukkan dari bagian atas.

Reaksi pertukaran kation:


Ca/ Mg anion + 2Na R Ca/ Mg R + 2Na anion

Reaksi berlangsung spontan dan sempurna sepanjang ruang kolom pertukaran kation
masih ada atau belum tercapai breakthrough. Tercapainya kondisi breakthrough menunjukkan
kemampuan pertukaran kation berkurang yang ditandai dengan terdeteksinya kesadahan
dialirkan keluar resin. Dalam kondisi ini kolom resin perlu diregenerasi agar kemampuan
pertukaran pilih kembali. Proses regenerasi dilakukan dengan mengalirkan garam sehingga
terjadi reaksi:
Ca/ Mg R Ca/ Mg Cl + 2Na R

Sebelum digunakan perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak untuk
menghilangkan kelebihan NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan garam 5 20%. Laju
alir garam 5 20%. Laju alir garam yang digunakan berkisar 40 lt/ menit.m2.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system)dan sistem bahan bakar (fuel system).
a. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan.
b. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
c. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan
pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal
air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi.

Persyaratan Air Umpan Boiler


Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk
kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi
terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat
digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, karena harusmemenuhi persyaratan tertentu seperti yang
diuraikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.3 Persyaratan Air Umpan Boiler


Parameter Satuan Pengendalian Batas
Ph Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000,max
TDS Ppm 3500,max
P Alkalinity Ppm -
M Alkalinity Ppm 800,max
O Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min
T.Hardness Ppm -
Silica Ppm 150,max
Besi Ppm 2,max
Phosphat residual Ppm 20 50
Sulfite residual Ppm 20 50
pHcondensate Unit 8.0 9.0
Reff : PT.Nalco Indonesia
Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturers Assosiation
(ABMA) dan ASME pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA)


Total Total
Suspended Silica Konduktivitas
Tekanan (psig) Solids alkalinitas
solid (ppm) (ppm) (ohm/cm)
(ppm) (ppm)
0 300 3.500 700 300 150 7.000
301 450 3.000 600 250 90 6.000
451 600 2.500 500 150 40 5.000
601 750 2.000 400 100 30 4.000
751 900 1.500 300 60 20 3.000
901 1.000 1.250 250 40 8 2.000
1.0011.500 1.000 200 21 2 150
Sumber: Pullman Kellogs (1980)

Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat


pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti
tabel berikut.
Tabel 3.5 Persyaratan Air Kondensat
No. Parameter Satuan Nilai
1 Konduktivitas mg/l 10
2 Total Dissolved Solid mg/l 5
3 Total solid Suspended solid mg/l 0.5
4 Total Silika mg/l 0.05
5 Total Besi mg/l 0.1
6 Total Copper mg/l 0.02
7 C02 mg/l 1
8 Chloride mg/l 0.01
9 Organic mg/l 0.01
Sumber : Pullman Kellogs (1980)
Tabel 3.6 Konsentrasi Air Boiler
Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang
direkomendasikan oleh Gabungan Produsen Boiler
Amerika
Tekanan Steam Konsentrasi Air Boiler
pada Boiler (atm) Maksimum (ppm)
0-20 3500
20-30 3000
30-40 2500
40-50 2000
50-60 1500
60-70 1250
70-100 1000

Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak
diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar
sensitifitas terhadap kotoran.

Tabel 3.7 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982)


REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Hingga 20 21-39 40-59
Faktor
kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
Total besi (maks.) ppm 0,05 0,02 0,01
Total tembaga (maks.)
ppm 0,01 0,01 0,01
Total silika (maks.) ppm 1 0,3 0,1
Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01
Residu hidrasin ppm - - 0,06
pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2
Kesadahan, ppm 1 0,5 -
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Hingga 20 21-39 40-59
Faktor
kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
TDS, ppm 3000-3500 1500-2500 500-1500
Total padatan besi terlarut
ppm 500 200 150
Konduktivitas listrik spesifik
pada 250C (mho) 1000 400 300
Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25
pH pada 250C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2
Silika (maks.) ppm 25 15 10

Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu


Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi
bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan
logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler
sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.

2. Kerak
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan
permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah.
Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4
3. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :
Oksida besi sebagai produk korosi
Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika
terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa
superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya
deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.

Pengolahan Air Umpan Boiler


Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih
dahulu, pengolahan air ini meliputi :
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan
terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama
pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
Pertukaran ion
De-aerasi (mekanis dan kimia)
Osmosis balik
Penghilangan mineral atau demineralisasi

Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku
air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan
berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat
digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah.
Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total
garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi.
Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system
ini Kalor dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi
ataupun sebagai umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami peningkatan
effesiens sekitar 1 % untuk setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas Asap
Deaerator adalah perangkat yang banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan
oksigen dan gas-gas terlarut lainnya dari feedwater yang masuk ke steam generator
(boiler).
Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan
kerusakan korosi yang serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding
pipa dan peralatan logam lainnya sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2
yang bereaksi dengan H2O akan membentuk asam karbonat yang akan menyebabkan
tingkat korosi lebih lanjut. Sebagian besar deaerator dirancang untuk menghilangkan
oksigen ke tingkat 7 ppb berat (0,005 cm / L).

Kehilangan panas bahan bakar di boiler adalah:


a) Dry gas losses
b) Loss due to moisture in fuel (Rugi karena kelembaban dalam bahan bakar)
c) Loss due to moisture formed during combustion (Rugi akibat kelembaban yang terbentuk
selama pembakaran)
d) Loss due to moisture in combustion air (Rugi karena kelembaban di udara pembakaran)
e) Unburnt fuel loss (tidak terbakarnya bahan bakar )
f) Loss due to radiation from Boiler to surroundings (rugi karena radiasi Boiler dengan
lingkungan)
g) Manufacturers Margin OR unaccounted losses (Produsen Margin atau kerugian tak
terhitung)

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur,
dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan. Berdasarkan
ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low
pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu
pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun,
ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-
temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin
dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri
dengan bantuan heat recovery boiler.

Komponen - komponen boiler


- Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge
and discharge door.

- Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).

- Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.

- Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara
luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam
tungku pembakaran.

- Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari
air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.

- Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana
tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.

- Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di
dalam pipa steam.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan sampel air yang akan dianalisa.
2. Mengambil air sampel sebanyak masing-masing 2 gelas kimia.
3. Menyiapkan alat jarr test dan turbidity meter.
4. Mengukur pH, suhu, turbidity, konduktivitas, konsentrasi DO, dan lainnya.
5. Mengisi hasil pengukuran ke dalam tabel data pengamatan.
V. DATA PENGAMATAN
5.1 Data Pengamatan Air Umpan Boiler Eksternal (Minggu I)
Turbidity Suhu Konduktivitas TDS NaCl Resitivity %DO DO Voltase
Sampel pH
(NTU) (C) (S) (ppm) (ppm) (k) (%) (mg/L) (mV)

Keluaran pipa awal 24,9 28,8 495,7 247,8 244,0 2,018 89,6 7,21 7,76 45,8

Kolam pengendap 5,3 29,1 557,5 278,8 271,5 1,794 95,7 7,30 7,05 70,3

Air filter 0,98 28,9 540,2 270,1 267,0 1,851 90,2 7,01 7,13 72,9

Air reservoir 0,79 28,9 544,5 272,2 269,2 1,837 93,6 7,3 7,24 69,6

5.2 Data Pengamatan Air Umpan Boiler Internal (Minggu II)

Turbidity Suhu Konduktivitas TDS NaCl Resitivity %DO DO Voltase


Sampel pH
(NTU) (C) (S) (ppm) (ppm) (k) (%) (mg/L) (mV)

Air pada resin anion 0,99 29,4 302,6 151,3 147,6 3,303 59,5 4,54 7,76 13,3

Air pada resin kation 0,58 29,5 331,3 165,7 162 3,024 62,0 4,78 7,05 -36,0

Air keluaran boiler (1) 49 28,9 480,7 240,4 237,3 2,073 76,7 5,94 7,13 -101,1

Air keluaran boiler (2) 39,8 29,3 504,1 252,3 245,5 1,986 69,0 5,34 7,24 -70,9
VI. ANALISA PERCOBAAN
Setelah dilakukan percobaan pengolahan Eksternal dan Internal Air Umpan
Boiler ini dapat dianalisa bahwa proses ini merupakan pengolahan air yang akan
digunakan sebagai umpan boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Boiler adalah suatu sistem atau alat untuk
menghasilkan uap (steam) yang digunakan untuk proses produksi. Adapun sistem boiler
terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Air
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Pada
boiler ini air yang digunakan harus memiliki kesadahan yang cukup rendah atau murni.
Untuk itu air yang akan digunakan dapat dimurnikan dengan proses softening,
demineralisasi, dan reverse osmosis. Air pada tangki umpan boiler dianalisa dengan
dilakukan analisa beberapa parameter. Adapun parameter yang dianalisa antara lain pH,
konduktivias, dan TDS (total dissoleved solid) dari sampel air tersebut.
Pada sampel ini dilakukan pengolahan eksternal, dimana pengolahan secara
eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan melaui proses pelunakan
dan mengurangi gas terlarut terutama gas O2. Proses pelunakan itu sendiri merupakan
pengolahan air untuk mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+. Dari hasil percobaan
didapatkan data bahwa nilai pH dari keempat sampel berada di pH netral dengan
kisaran 7-7,7 dengan nilai konduktivitas 495-557 mS pada temperatur 28C. Data
yang didapatkan pada percobaan menunjukkan layak atau tidaknya air tersebut
diumpankan pada boiler.
Pada percobaan kedua dengan sampel resin anion dan kation dengan sampel
yang digunakan untuk kondisi sesudah perlakuan yaitu air umpan boiler. Pada sampel
ini dilakukan pengolahan internal dan diuji kelayakannya dengan menguji parameter
yang dianalisa antara lain pH, konduktivias, dan TDS (total dissoleved solid) dari
sampel air tersebut. Pada air pipa resin anion dan kation didapatkan pH berkisar 8,35-
8,82 dalam keadaan basa dengan konduktivitas sebesar 300-330 mS , DO 60% pada
temperatur 29C sedangkan pada air keluaran boiler didapatkan pH 10,93 dengan
konduktivitas 480,7 , DO 76,6%, TDS 240,4 ppm pada temperatur 29C.
Meningkatnya nilai konduktivitas menunjukkan naiknya pencemar yang terjadi
didalam air boiler. Naiknya parameter ini akibat dari proses yang terjadi untuk
mendapatkan steam dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Karena air yang diambil
berada pada bagian bawah boiler maka nilai kekeruhan menjadi meningkat. Hal ini
disebabkan oleh lumpur yang terbentuk akibat pengolahan air umpan secara eksternal
dan internal yang merubah senyawa-senyawa pembentuk kerak menjadi lumpur
sehingga dapat mencegah terbentuknya kerak didalam boiler. Air yang terdapat dalam
tangki boiler diisi terus menerus dan harus sesuai standar jika ingin dibersihkan. Oleh
sebab itu air pada tangki boiler lebih banyak terdapat padatan terlarut. Hal ini bisa
dilihat dari hasil pengukuran kekeruhan pada air eksternal dan internal yang ada pada
tangki boiler. Dari analisa tersebut dapat mengetahui pengolahan yang harus
dilakukan untuk mencegah pembentukan kerak, pencegahan korosi dan pencegahan
carry over (pembusaan).

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Air umpan adalah air yang disuplai untuk diubah menjadi steam.

2. Ada dua jenis pengoahan air umpan boiler yaitu pengolahan eksternal dan
pengolahan internal.

3. Pengolahan secara eksternal dilakukan utnuk menurunkan nilai kesadahan


melalui proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut
terutama O2

4. Pengolahan secara internal dilakukan untuk menurunkan nilai kesadahan


melalui proses pelunkan utnuk mengurangi kandungan Ca2+ dan Mg2+

5. Pengolahan air umpan boiler dilakukan untuk mencegah pembentukan kerak,


mencegah korosi, dan mencegah carry over yang menyebabkan kerusakan
pada boiler
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2017. Penuntun Praktikum Utilitas. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.

https://www.researchgate.net/Tjandra_Setiadi/Diktat_Kuliah_Pengolahan_dan_Penyediaan_
Air_untuk_Industri.pdf

https://royc5.wordpress.com/2012/10/29/modul-water-treatment/

http://beademywapblog.blogspot.co.id/2013/09/air-umpan-boiler_1602.html
GAMBAR ALAT

Turbidity Meter Gelas Kimia

Jarr Test

Anda mungkin juga menyukai