Oleh :
Kelompok VII
3C – D3 Teknik Kimia
Nama Anggota :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Fe Fe2O3.
Dimana Fe2O3 yang terentuk bersifat lebih katodik dari logam Fe, sehingga
dapat mengakibatkan serangan korosi sumur (pitting corrosion). Apabila air
terlalu asam (pH>7) maka air akan melarutkan lapisan pelindung logam yaitu
Fe2O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya dapat melarutkan logam Fe yang
terdapat didalamnya.
Fe + 2 H + Fe + H2 ( g )
Fe + 3 H + Fe3+ + 1,5 H2 ( g )
Fe + 2 NaOH Na2FeO2 + H2
Hal ini yang dikenal dengan cacstic crading. Ion clorida (CT) ini dapat
terbawa steam. Ion chloride mampu berpenitrasi ke dalam lapisan logam yang
akan mengakibatkan timbulnya retakan di dalam logam (chloride cracking
corrosion) dengan mekanisme :
Fe Fe2+ + 2e
METODOLOGI PERCOBAAN
Mulai
Air dari
Air baku Tangki air umpan diisi pelunak
air
Tidak
Level tangki 75%
Ya
Tidak
Pompa berhenti
Ya
Tidak Hubungi
Blower dan burner menyala
teknisi
Ya
Selesai
BAB IV
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengoperasian boiler ini menggunakan gas LPG sebagai
bahan bakar dan air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang
telah dilakukan pengolahan seperti softening dan filtrasi. Jika pengotor dalam
air umpan boiler yang akan digunakan melebihi dari ambang batas yang
diizinkan, maka akan mudah timbul kerak di dalam boiler. Kerak yang timbul
di dalam boiler dapat mengakibatkan adanya panas berlebih pada satu titik
boiler saja sehingga akan memengaruhi efisiensi perpindahan panas yang terjadi
di dalam boiler. Pada saat praktikum diukur DHL air umpan boiler sebesar
0,2953 µS / cm. Hal ini berarti kandungan air umpan boiler tidak melebihi nilai
standarnya, sehingga air tersebut tidak perlu dilakukan pengolahan tambahan
dan langsung masuk ke dalam boiler karena pengotor yang sifatnya terlarut
dalam air pada air umpan tersebut masih dalam batas yang diizinkan.
Kemudian, berdasarkan hasil penimbangan dan perhitungan berat gas yang
digunakan, maka dapat diketahui bahwa jumlah gas yang digunakan dalam
operasi boiler pada percobaan kali ini sebesar 31,02 kg sehingga didapatkan
nilai kalor yang dilepaskan oleh bahan bakar LPG yang digunakan sebesar
1.515.202,92 kJ. Sedangkan nilai kalor yang diterima oleh air umpan boiler
sebesar 368.471,0202 kJ. Setelah diperoleh nilai kalor baik yang diterima oleh
air umpan boiler ataupun yang dilepas oleh bahan bakar gas, maka dapat
diketahui bahwa efisiensi dari boiler yang digunakan sebesar 24,32 %. Nilai
efisiensi boiler yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa kalor yang dilepaskan
oleh bahan bakar gas tidak seluruhnya dapat diterima oleh air umpan boiler,
melainkan ada kalor yang dilepaskan oleh bahan bakar gas ke lingkungan pada
saat boiler beroperasi. Adanya panas atau kalor yang dibuang ke lingkungan
dapat terjadi karena tidak ada proses yang berlangsung sempurna 100%
misalnya kalor yang dibuang berupa uap pada cerobong asap, kemudian adanya
over heating dan adanya kebocoran pada gas atau bahan bakar.
Banyaknya suplai bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan steam
pada boiler dapat terlihat dari data yang diperoleh selama praktikum.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan steam
yang ada di dalam boiler maka bahan bakar (gas LPG) yang digunakan akan
semakin berkurang jumlahnya secara otomatis. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya control valve pada pipa aliran masuk gas LPG ke dalam boiler yang
akan mengatur besar kecilnya tekanan bahan bakar yang masuk ke dalam boiler.
Tekanan dalam boiler akan mewakili banyaknya steam yang dihasilkan di
dalam boiler. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan di
dalam boiler maka steam dihasilkan oleh boiler pun akan semakin banyak.
BAB V
KESIMPULAN
Muin, Syamsir A. 1988. Pesawat – Pesawat Konversi Energi I ( Ketel Uap ). Jakarta
: Rajawali Pers.
Wiranta Agung, dkk,. 2013, Laporan Tetap Praktikum Utilitas “Pengolahan Air
Untuk Umpan Boiler Dengan Cara Penambahan Phospat (Internal
Treatment)”, Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Rumus :
Q1 = Mgas x HHVgas
Dimana :
Q1 = kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Mgas = massa/berat gas yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
HHVgas = nilai kalor gas elpiji (kJ/kg)
Perhitungan :
Q1 = Mgas x HHVgas
= 31,02 kg x 48.846 kJ/kg
= 1.515.202,92 kJ
Vair = ¼ x π x d2 x t
= ¼ x (0,99)2 x 0,187x3,14
= 0,1413 m3
Mair = 𝜌𝑎𝑖𝑟 x Vair
= 996,64 x 0,1413
= 140.82 kg
● Menghitung Kalor yang diserap oleh air (Q2)
Rumus :
Q2 = Mair x (hg – hf)
Dimana :
Q2 = kalor yang diserap oleh air (kJ)
Mair = massa air yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
hg = entalpi steam (kJ/kg)
hf = entalpi air (kJ/kg)
Perhitungan:
Q2 = Mair x (hg – hf)
= 140.82 x (2.721,5 – 104,89)
= 368.471,0202 kJ
4. Perhitungan Effisiensi Perpindahan Kalor (𝜂)
Rumus :
𝑄2
𝜂= 𝑥 100%
𝑄1
Dimana :
Q1 = Kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Q2 = Kalor yang diserap oleh air (kJ)
Perhitungan :
373151,877
𝜂= 𝑥 100% = 24,32%
1515202,92