Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Steam Boiler

PEMBIMBING : Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng

Tanggal Praktikum : Senin, 28 Oktober 2019

Tanggal Penyerahan Laporan : Senin, 04 November 2019

Oleh :

Isnaniah Wahyuni (171411082)

Kelompok VII

3C – D3 Teknik Kimia

Nama Anggota :

Mega Mardianti P. D (171411083)

Moch. Rifky Pratama H (171411084)

Muh. Farhan Denisya (171411085)

Nabila Khairunnisa (171411086)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri banyak menggunakan kukus (steam) sebagai media penyimpan dan
pengantar kalor dalam proses pemanasan dan pembangkitan listrik. Pemilihan
kukus sudah menjadi pengetahuan umum ditinjau dari ekonomi dan safety.
Kukus dihasilkan dari pemanasan terus menerus air tawar yang sudah di proses
awal untuk mengurangi resiko bahaya dan rugi rugi dalam menangani
pembakaran (combustion), perpindahan panas dan penumpukan tekanan.
Proses produksi (generation) kukus tentunya dimulai dengan penyediaan
kalor (heat) sebagai peningkat suhu dan pengubah fasa air menjadi uap yang
bertekanan dan mempunyai derajat kekeringan (dryness) tertentu.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari dan mampu mengoperasikan boiler bila sudah tersertifikasi.
2. Menghitung effisiensi perpindahan kalor dan memperkirakan effisiensi
pembakaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Boiler


Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang
menstransferenergi –energi kimia atau energi otomis menjadi kerja (usaha)
(Muin 1988:28).Boiler atau ketel steam adalah suatu alat berbentuk bejana
tertutup yangdigunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan
memanaskanbejana yang berisi air dengan bahan bakar (Yohana dan
Askhabulyamin, 2009:13). Boiler mengubah energi – energi kimia menjadi
bentuk energi yang lain untukmenghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk
melakukan atau memindahkan kalordari suatu sumber pembakaran, yang
biasanya berupa pembakaran bahan bakar.

Gambar 2.1 Boiler


Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui systempemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakankran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semuaperalatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas
yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung
pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun
yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah)
yang harus diumpankan dari lua r ruang boiler dan plant proses. Untuk
mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Ada beberapa macam jenis boiler, tetapi yang digunakan pada laboratorium
Pilot Plant adalah jenis water tube. Pada water tube boiler, air umpan boiler
mengalir melalui pipa-pipa masuk ke dalam drum. Air yang tersirkulasi
dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum.

Gambar 2.2 Skema Water Tube Boiler

2.2 Prinsip Kerja Boiler


Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut
akan selalu diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar,
udara, material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini
mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni
konduksi, konveksi, dan radiasi. Gas hasil pembakaran yang mengandung
energi panas akan terus mengalir mengikuti bentuk boiler hingga ke sisi
keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas buang
akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara konduksi ke
air di dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah
(saturated steam) dan dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated
steam). Boiler berfungsi sebagai steam generator (penghasil uap), adalah suatu
bentuk sistem pembakaran yang merupakan gabungan dari beberapa tube,
header, ducting, burner, fin plate dan manifold yang di desain untuk saling
terhubung dalam suatu proses untuk mengubah air menjadi uap bertekanan yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator sehingga
menghasilkan listrik di sebuah power plant (pembangkit listrik) dan berfungsi
sebagai pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi.

2.3 Treatment Air Umpan Boiler


Pengolahan air umpan boiler sebelum masuk boiler, walaupun pengolahan
pada air umpan boiler pada praktikum ini tidak menjadi suatu hal yang
dipelajari lebih lanjut. Adapun fungsi pengolahan air umpan boiler adalah :
a. Mencegah Pembentukan Kerak
Garam-garam Magnesium dan Kalsium terlarut yang dikenal sebagai
kesadahan dalam suasana panas akan tertimbun dalam permukaan tube boiler
membentuk kerak senyawa karbonat pada saat air dipanaskan menjadi steam.
Kerak yang terjadi menyebabkan terjadi dalam tube-tube boiler. Timbunan lain
yang biasa terjadi dalam tube dalam boiler berupa: sulfat berupa endapan yang
lebih keras dari endapan tersebut, silica merupakan deposit yang sangat keras
dan getas.
Hal ini biasanya merupakan akibat dari pengolahan air yang menggunakan
senyawa turunan phospat. Sludge (lumpur) phospat biasanya berwarna coklat
dan lembut. Tumbuhan kerak dan lumpr akan berakibat terjadinya penyumbatan
tube dan pemanasan berlebihan setempat sebagai perlu pemeliharaan yang lebih
sering. The is bureau of mines mengemukakan bahwa ketebalan kerak sampai
1/32 inch akan menyerap energi panas dari bahan baker sebanyak 7 %
sedangkan jika ketebalan mencapai 1/9 inch energi panas yang terbuang
mencapai 16 %.
b. Mencegah Korosi
Gas terlarut yang sering menimbulkan korosi pada tube boiler adalah O2 dan
CO2. Gas CO2 selain berasal dari air uapan juga berasal dari dekomposist
carbonat dalam air uapan. Gas CO2 akan menurunkan nilai pH air. Oksigen
yang larut dalam air uapan yang padas dengan cepat akan melakukan oksidasi
dengan metal :

Fe Fe2O3.

Dimana Fe2O3 yang terentuk bersifat lebih katodik dari logam Fe, sehingga
dapat mengakibatkan serangan korosi sumur (pitting corrosion). Apabila air
terlalu asam (pH>7) maka air akan melarutkan lapisan pelindung logam yaitu
Fe2O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya dapat melarutkan logam Fe yang
terdapat didalamnya.

Fe2O4 + 8 H + 3 Fe2 + + 4 H2O

Serangan korosi terhadap logam Fe mengikuti reaksi :

Fe + 2 H + Fe + H2 ( g )

Fe + 3 H + Fe3+ + 1,5 H2 ( g )

Serangan korosi tersebut sering terjadi pada lapisan yang mengalami


retakan Fe3O4 atau sambungan celahan logam. Jika ada ion Ce maka Fe2+ akan
permukaan logam mengakibatkan retakan (hydrogen tracking). Jika pH air lebih
tinggi dari 11. air yang bersifat alkalis akan merapuhkan pelindung Fe3O4
sehingga logam Fe dan FeO akan larut mengikuti reaksi :

FeO + 2 NaOH Na2FeO2 + H2O

Fe + 2 NaOH Na2FeO2 + H2

Hal ini yang dikenal dengan cacstic crading. Ion clorida (CT) ini dapat
terbawa steam. Ion chloride mampu berpenitrasi ke dalam lapisan logam yang
akan mengakibatkan timbulnya retakan di dalam logam (chloride cracking
corrosion) dengan mekanisme :

Fe Fe2+ + 2e

Fe2+ + 2Cl FeCl2

c. Mencegah Carry Over


Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam feed water bias
menyebabkan foaming (pembusaan) dan terbawanya senyawa pengatr ke aliran
steam sehingga kualitas steam menjadi menurun. Feed water harus memenuhi
prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Standar Kualitas Air Umpan Boiler

Parameter Satuan Pengendalian Batas


pH Unit 10.5 – 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000, max
TDS ppm 3500, max
P – Alkalinity ppm -
M – Alkalinity ppm 800, max
O – Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness ppm -
Silica ppm 150, max
Besi ppm 2, max
Phosphat residual ppm 20 – 50
Sulfite residual ppm 20 – 50
pH condensate Unit 8.0 – 9.0
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
 Rangkaian alat steam boiler di Pilot Plant POLBAN
3.1.2 Bahan
 Air Baku
 Gas LPG

3.2 Skema Proses Boiler di POLBAN

Gambar 3.1 Skema Proses Boiler di Pilot Plant POLBAN


3.3 Prosedur Kerja

Mulai

Air dari
Air baku Tangki air umpan diisi pelunak
air

Tidak
Level tangki 75%

Ya

Aliran gas diperiksa dan dibuka sehingga


tekanan gas cukup

Pengendali tekanan steam serta safety valve


diperiksa

Tidak
Pompa berhenti

Ya

Burner dinyalakan ( saklar ON di putar, 2


tahap )

Tidak Hubungi
Blower dan burner menyala
teknisi

Ya

Proses pembangkitan steam akan otomatis

Blowdown dilakukan sekali, t = 10 detik

Burner dan pompa dimatikan

Sisa steam ditimbang

Selesai
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Hasil Percobaan

Data Percobaan Satuan Hasil Percobaan


Kalor yang dilepas
kJ 1.515.202,92
bahan bakar ( Q1 )
Kalor yang diserap
kJ 368.471,0202
oleh air ( Q2 )
Effisiensi Perpindahan
% 24,32
Kalor ( η )
DHL Air Umpan
µS / cm 0,2953
Boiler

4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengoperasian boiler ini menggunakan gas LPG sebagai
bahan bakar dan air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang
telah dilakukan pengolahan seperti softening dan filtrasi. Jika pengotor dalam
air umpan boiler yang akan digunakan melebihi dari ambang batas yang
diizinkan, maka akan mudah timbul kerak di dalam boiler. Kerak yang timbul
di dalam boiler dapat mengakibatkan adanya panas berlebih pada satu titik
boiler saja sehingga akan memengaruhi efisiensi perpindahan panas yang terjadi
di dalam boiler. Pada saat praktikum diukur DHL air umpan boiler sebesar
0,2953 µS / cm. Hal ini berarti kandungan air umpan boiler tidak melebihi nilai
standarnya, sehingga air tersebut tidak perlu dilakukan pengolahan tambahan
dan langsung masuk ke dalam boiler karena pengotor yang sifatnya terlarut
dalam air pada air umpan tersebut masih dalam batas yang diizinkan.
Kemudian, berdasarkan hasil penimbangan dan perhitungan berat gas yang
digunakan, maka dapat diketahui bahwa jumlah gas yang digunakan dalam
operasi boiler pada percobaan kali ini sebesar 31,02 kg sehingga didapatkan
nilai kalor yang dilepaskan oleh bahan bakar LPG yang digunakan sebesar
1.515.202,92 kJ. Sedangkan nilai kalor yang diterima oleh air umpan boiler
sebesar 368.471,0202 kJ. Setelah diperoleh nilai kalor baik yang diterima oleh
air umpan boiler ataupun yang dilepas oleh bahan bakar gas, maka dapat
diketahui bahwa efisiensi dari boiler yang digunakan sebesar 24,32 %. Nilai
efisiensi boiler yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa kalor yang dilepaskan
oleh bahan bakar gas tidak seluruhnya dapat diterima oleh air umpan boiler,
melainkan ada kalor yang dilepaskan oleh bahan bakar gas ke lingkungan pada
saat boiler beroperasi. Adanya panas atau kalor yang dibuang ke lingkungan
dapat terjadi karena tidak ada proses yang berlangsung sempurna 100%
misalnya kalor yang dibuang berupa uap pada cerobong asap, kemudian adanya
over heating dan adanya kebocoran pada gas atau bahan bakar.
Banyaknya suplai bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan steam
pada boiler dapat terlihat dari data yang diperoleh selama praktikum.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan steam
yang ada di dalam boiler maka bahan bakar (gas LPG) yang digunakan akan
semakin berkurang jumlahnya secara otomatis. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya control valve pada pipa aliran masuk gas LPG ke dalam boiler yang
akan mengatur besar kecilnya tekanan bahan bakar yang masuk ke dalam boiler.
Tekanan dalam boiler akan mewakili banyaknya steam yang dihasilkan di
dalam boiler. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan di
dalam boiler maka steam dihasilkan oleh boiler pun akan semakin banyak.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengoperasian boiler tidak dapat dilakukan namun hanya mengetahui


bagaimana pengoperasian boiler, dikarenakan saat percobaan tidak ada izin
operasi yang ditandai dengan sertifikat.
2. Kalor yang dilepas oleh bahan bakar sebesar 1.515.202,92 kJ dan kalor yang
diterima oleh air umpan boiler sebesar 368.471,0202 kJ dengan efisiensi
boiler sebesar 24,32%.
DAFTAR PUSTAKA

Daneswari R G,. 2015. BAB II Tinjauan Pustaka dalam ”Boiler”. Palembang:


Politeknik Negeri Sriwijaya

Muin, Syamsir A. 1988. Pesawat – Pesawat Konversi Energi I ( Ketel Uap ). Jakarta
: Rajawali Pers.

Wiranta Agung, dkk,. 2013, Laporan Tetap Praktikum Utilitas “Pengolahan Air
Untuk Umpan Boiler Dengan Cara Penambahan Phospat (Internal
Treatment)”, Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Yohana E dan Askhabulyamin. 2009. Perhitungan Efisiensi Dan Konversi Dari


Bahan Bakar Solar Ke Gas Pada Boiler Ebara HKL 1800 KA.
LAMPIRAN

1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Penurunan Tekanan gas Tekanan gas Tekanan
Waktu
Level masuk keluar Steam
(menit) (cm) (bar) (bar) (bar)
0 0 2,4 0,1 2
15 0,4 1,2 0,1 2,8
30 3 3,8 0,105 2,8
45 3,1 2,5 0,105 2,4
60 4 2,2 0,105 2,8
75 4 1,4 0,1 2,8

2. Perhitungan Kalor yang dilepas oleh bahan bakar (Q1)


Diketahui :
HHVgas = 48.846 kJ/kg
Tabel 2. Massa gas
Massa awal gas Massa akhir gas Massa gas yang terpakai
(kg) (kg) (kg)
Gas 1 67,3 57,88 9,42
Gas 2 77,8 56,2 21,6
31,02
Total

Rumus :
Q1 = Mgas x HHVgas
Dimana :
Q1 = kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Mgas = massa/berat gas yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
HHVgas = nilai kalor gas elpiji (kJ/kg)
Perhitungan :
Q1 = Mgas x HHVgas
= 31,02 kg x 48.846 kJ/kg
= 1.515.202,92 kJ

3. Perhitungan Kalor yang diserap oleh air (Q2)


● Menghitung Massa Air yang Terkonsumsi
Asumsi :
T = 25 ℃
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 996,64 kg/m3
dtangki = 99 cm = 0,99 m
t (total penurunan level air umpan) = 18,7 cm = 0,187 m

Vair = ¼ x π x d2 x t
= ¼ x (0,99)2 x 0,187x3,14
= 0,1413 m3
Mair = 𝜌𝑎𝑖𝑟 x Vair
= 996,64 x 0,1413
= 140.82 kg
● Menghitung Kalor yang diserap oleh air (Q2)
Rumus :
Q2 = Mair x (hg – hf)
Dimana :
Q2 = kalor yang diserap oleh air (kJ)
Mair = massa air yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
hg = entalpi steam (kJ/kg)
hf = entalpi air (kJ/kg)
Perhitungan:
Q2 = Mair x (hg – hf)
= 140.82 x (2.721,5 – 104,89)
= 368.471,0202 kJ
4. Perhitungan Effisiensi Perpindahan Kalor (𝜂)
Rumus :
𝑄2
𝜂= 𝑥 100%
𝑄1
Dimana :
Q1 = Kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Q2 = Kalor yang diserap oleh air (kJ)
Perhitungan :
373151,877
𝜂= 𝑥 100% = 24,32%
1515202,92

Anda mungkin juga menyukai