Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MEKANISASI KELAPA SAWIT II

OLEH : KELOMPOK IV

NAMA : MUHAMMAD REZA (18 02 111)


NIKERENIUS SITORUS (18 02 112)
OTNIEL PANGARIBUAN(18 02 114)
PAUL MANURUNG (18 02 115)

GRUP / KELOMPOK : E / IV
JUDUL PRAKTIKUM : STASIUN BOILER

TANGGAL PRAKTIKUM : 4 JANUARI 2021


ASISTEN : SOEKIMIN MARPAUNG

LABORATORIUM PABRIK MINI KELAPA SAWIT


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


MEDAN

2021

No.Dokumen : FM-PKS-02-03;No.Revisi: 00;Tanggal Efektif : 05 Juni


2017;Halaman : 1 dari 1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Proses Mekanisasi Kelapa Sawit II yang
berjudul Boiler sesuai waktu yang ditentukan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyelesaian praktikum yang dilakukan
dengan metode perkuliahan jarak jauh sehingga laporan praktikum ini dapat
diselesaikan.

Kami berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis menambah wawasan dan pengetahuan .

Akhirnya kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan


dalam penulisan laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok
kami. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan laporan praktikum ini untuk ke depannya.

Medan, 4 Januari 2021

Penulis

Kelompok IV

K
e
l
o
m
p
o
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Judul Percobaan


Boiler
1.2. Tujuan Percobaan
Setelah praktek mahasiswa (praktikum) diharapkan dapat :
1. Memahami prinsip kerja boiler
2. Memahami fungsi dan keterpasangan alat pada unit boiler
3. Mampu menggambarkan alat yang terdapat pada unit boiler
4. Mampu mengoperasikan peralatan pada boiler
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Boiler
Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang menstransfer energi –
energi kimia atau energi otomis menjadi kerja (usaha). Boiler atau ketel steam
adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan
steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan
bakar. Boiler mengubah energi energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk
menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor
dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar.
Boiler terdiri dari 2 komponen utama, yaitu :
1. Furnace (ruang bakar) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi
energi panas.
2. Steam Drum yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi
energi potensial steam (energi panas).
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup ujung dan pangkalnya dan
dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak
orang yang mengklasifikasikan ketel steam tergantung kepada sudut pandang
masing – masing.
2.2.Boiler Pipa Api ( Fire Tube Boiler)
Boiler pipa api merupakan pengembangan dari ketel lorong api dengan menambah
pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil pembakaran dari ruang bakar
mengalir didalamnya, sehingga akan memanasi dan menguapkan air yang berada
di sekeliling pipa –pipa api tersebut. Pipa - pipa api berada atau terendam didalam
air yang akan diuapkan. Volume air kira – kira ¾ dari tangki ketel. Jumlah pass dari
boiler tergantung dari jumlah laluan vertikal dari pembakaran diantara furnace dan
pipa –pipa api.
Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama boiler jenis ini
banyak dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala
menengah. Dalam perancangan boiler ada beberapa faktor penting yang harus
dipertimbangkan agar boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang dibutuhkan. Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah
sebagai berikut :
a. Kapasitas yang digunakan
b. Kondisi steam yang dibutuhkan
c. Bahan bakar yang dibutuhkan
d. Konstruksi yang sederhana dan perawatan mudah
e. Tidak perlu air isian yang berkualitas tinggi
Kerugian ketel pipa api :
a. Tekanan steam hasil rendah
b. Kapasistas kecil
c. Pemanasan relatif lama
Prinsip aliran gas dalam ketel steam pipa api ada 3 macam :
1. Kostruksi dua laluan (pass)
Konstruksi ini merupakan konstruksi ketel scoth yang mula – mula lorong api yang
besar dibutuhkan untuk mendapatkan bidang – bidang pemanas yang luas.
2. Konstruksi tiga laluan (pass)
Konstruksi ini gas asap melewati jalan yang lebih panjang sebelum meninggalkan
cerobong, sehingga dapat menaikkan effisiensi kalor, akan tetapi tenaga yang
dibutuhkan draft fan akan membesar akibat kerugian tekanan gas asap.
3. Konstruksi empat laluan (pass)
Konstruksi ini merupakan unit yang mempunyai efisiensi yang lebih tinggi, karena
jalan asap menjadi lebih panjang, maka tenaga draft fan menjadi lebih besar pula.
Agar gas asap lebih tinggi dibuat ukuran pipa – pipa untuk pass – pass berikut yang
lebih kecil.
2.3.Dasar Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energi ketika suatu
sistem mengalami proses termodinamika dari suatu keadaan ke keadaan lain.
Berbagai aplikasi teknik yang menunjukkan pentingnya prinsip-prinsip
termodinamika teknik seperti pada sistem energi alternatif, pembangkit listrik,
sistem pendingin, pompa kalor merupakan sistem – sistem yang menghasilkan
suatu konversi energi.
2.3.1. Hukum Termodinamika 1
Bunyi hukum Termodinamika I adalah “Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah bentuknya saja.” Berdasarkan uraian
tersebut terbukti bahwa kalor (Q) yang diserap sistem tidak hilang. Oleh sistem,
kalor ini akan diubah menjadi usaha luar (W) dan atau penambahan energi dalam
(U).
2.3.2. Hukum Termodinamika II
Hukum kedua termodinamika dinyatakan dengan entropi. Pada hukum pertama,
energi dalam digunakan untuk mengenali perubahan yang diperbolehkan
sedangkan pada hukum kedua entropi digunakan mengenali perubahan spontan di
antara perubahan–perubahan yang diperbolehkan ini. Hukum kedua berbunyi
entropi suatu sistem bertambah selama ada perubahan spontan.
Proses irreversibel (seperti pendinginan hingga mencapai temperatur yang sama
dengan lingkungan dan pemuaian bebas dari gas) adalah proses spontan, sehingga
proses itu disertai dengan kenaikkan entropi. Proses irreversibel menghasilkan
entropi, sedangkan proses reversibel adalah perubahan yang sangat seimbang,
dengan sistem dalam keseimbangan dengan lingkungannya pada setiap tahap.
Proses reversibel tidak menghasilkan entropi, melainkan hanya memindahkan
entropi dari suatu bagian sistem terisolasi ke bagian lainnya .
Sifat atau keadaan perilaku partikel dinyatakan dalam besaran entropi, entropi
didefinisikan sebagai bentuk ketidakteraturan perilaku partikel dalam sistem.
Entropi didasarkan pada perubahan setiap keadaan yang dialami partikel dari
keadaan awal hingga keadaan akhirnya.
Semakin tinggi entropi suatu sistem, semakin tidak teratur pula system tersebut,
sistem menjadi lebih rumit, kompleks, dan sulit diprediksi. Untuk mengetahui
konsep keteraturan, mula-mula kita perlu membahas hukum kedua termodinamika
yang dikenal sebagai ketidaksamaan Clausius dan dapat diterapkan pada setiap
siklus tanpa memperhatikan dari benda mana siklus itu mendapatkan energi melalui
perpindahan kalor. Ketidaksamaan Clausius mendasari dua hal yang digunakan
untuk menganalisis sistem tertutup dan volume atur berdasarkan hukum kedua
termodinamika yaitu sifat entropi dan neraca entropi. Pada saat hukum kedua
termodinamika diterapkan, diagram entropi sangat membantu untuk menentukan
lokasi dan menggambarkan proses pada diagram dimana koordinatnya adalah nilai
entropi. Diagram dengan salah satu sumbu koordinat berupa entropi yang sering
digunakan adalah diagram temperatur-entropi (T-s). Adapun penjelasan terdapat
pada gambar berikut. Pada daerah uap panas lanjut, garis-garis volume spesifik
konstan, kemiringannya lebih curam dari garis-garis tekanan konstan. Garis-garis
kualitas tetap ditunjukkan dalam daerah dua fase cair-uap. Pada beberapa gambar,
garis kualitas uap tetap ditandai sebagai garis-garis persen uap yang merupakan
rasio massa cairan dengan massa total. Pada daerah uap panas lanjut dalam diagram
T-s, garis-garis entalpi spesifik konstan hampir membentuk garis lurus pada saat
tekanan berkurang. Untuk keadaan pada daerah ini, entropi ditentukan hanya
dengan temperatur. Variasi tekanan antara beberapa keadaan tidak berpengaruh
besar.
2.4. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Dalam pembangkit listrik tenaga uap, energi primer yang dikonversikan menjadi
energi listrik adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa
batubara (padat), minyak (cair), dan gas. Konversi energi tingkat yang pertama
yang terjadi di pembangkit listrik tenaga uap adalah konversi energi primer menjadi
energi panas (Kalor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap. Energi
panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam steam drum. Uap dari
steam drum dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi uap dikonversikan
menjadi energi mekanis penggerak generator, dan akhirnya energi mekanik dari
turbin uap dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator.
Siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap adalah
siklus Rankine. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau dari
fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada saat evaporasi
dan kondensasi. Perbedaan lainnya secara termodinamika, siklus uap dibandingkan
dengan siklus gas adalah bahwa perpindahan kalor pada siklus uap dapat terjadi
secara isotermal.
Proses perpindahan kalor yang sama dengan proses perpindahan kalor pada siklus
Carnot dapat dicapai pada daerah uap basah dimana perubahan entalpi fluida kerja
akan menghasilkan penguapan atau kondensasi, tetapi tidak pada perubahan
temperatur. Temperaur hanya diatur oleh tekanan uap fluida. Kerja pompa pada
siklus Rankine untuk menaikkan tekanan fluida kerja dalam fase cair akan jauh
lebih kecil dibandingkan dengan pemampatan untuk campuran uap dalam tekanan
yang sama pada siklus carnot. Siklus Rankine ideal terdiri dari 4 tahapan proses :
1-2 kompresi isentropik dengan pompa
2-3 penambahan panas dalam boiler secara isobar
3-4 ekspansi isentropik pada turbin
4-1 pelepasan panas pada kondenser secara isobar dan isotermal
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai
tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik
karena menurunnya volume spesifik air. Air memasuki boiler sebagai cairan
terkompresi (compressed liquid) pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated
pada kondisi 3. Dimana panas diberikan ke boiler pada tekanan yang tetap.
Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut steam generator.
Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi
secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung
dengan generator listrik sehingga dpat dihasilkan listrik. Tekanan dan temperatur
dari steam akan turun selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan
masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini akan dicairkan
pada tekanan konstan didalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser
sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
2.5. Komponen- komponen Boiler
a. Furnace (Ruang bakar)
Furnace (ruang bakar) berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Bahan
bakar dan udara dimasukkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran.
Dari pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala api/gas asap.
Dinding ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa. Semakin cepat laju
peredaran air, pendinginan dinding pipa bertambah baik dan kapasitas steam yang
dihasilkan bertambah besar. Idealnya, furnace harus memanaskan bahan sebanyak
mungkin sampai mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar. Kunci dari
operasi furncace yang efisien yaitu terletak pada pembakaran bahan bakar yang
sempurna dengan udara berlebih yang minim. Furnace beroperasi dengan efesiensi
yang relatif rendah (paling rendah 7%) dibandingkan dengan peralatan
pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90%). Hal ini
disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi dalam furnace. Secara umum bentuk
ruang bakar terdiri atas dua jenis yaitu :
1. Berbentuk silinder
2. Berbentuk kotak
Ruang bakar berbentuk silinder tegak, tube pada daerah radiasi dipasang secara
vertikal. Tube yang satu dengan yang lainnya disambung dengan menggunakan U
bend. Burner terletak pada bagian bawah, sehingga nyala api sejajar dengan tube
dapur. Bentuk lantai adalah lingkaran, sedang burner dipasang di lantai dengan arah
pancaran api vertikal. Tube di ruang pembakaran dipasang vertikal. Furnace jenis
ini bisa didesain tanpa atau dengan ruang konveksi. Jenis tube yang dipasang di
ruang konveksi bisa bare tube, finned tube, tetapi pada umumnya digunakan finned
tube untuk mempercepat proses perpindahan panas karena konveksi.
Furnace terdiri dari beberapa bagian utama yaitu :
1. Stack (Cerobong asap)
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak dipakai lagi ke
udara bebas, untuk mengurangi polusi disekitar instalasi boiler, sehingga proses
pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran
gas asap dapat lebih sempurna.
2. Burner
Pada prinsipnya burner adalah transduser yang berguna untuk mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus ini burner berfungsi untuk
mengubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar, menjadi energi panas di
dalam furnace melalui suatu reaksi kimia dalam nyala api. Kunci utama burner
adalah untuk membakar bahan bakar seefisien mungkin dan menghasilkan heat flux
yang optimum. Pada premix burner konvensional, bahan bakar dicampurkan
dengan udara primer yang mengalir ke dalam burner. Aliran udara primer harus
dimaksimalkan tanpa menaikkan tinggi nyala api dalam burner.
b. Steam Drum
Steam drum merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Steam masih bersifat jenuh (saturated).
c. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin steam atau menjalankan proses
industri.
d. Turbin Steam
Turbin steam berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh
steam menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros
generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
e. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan steam dari turbin (steam yang telah
digunakan untuk memutar turbin).
f. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.
g. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan
air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
h. Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan
steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
i. Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada
di dalam pipa steam.
2.6.Turbin Uap
Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi thermal
(energi panas yang terkandung dalam uap) menjadi energi poros (putaran). Sebelum
energi termal (enthalpy) diubah menjadi energi poros, energi tersebut diubah
menjadi energi kinetik. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari
dua komponen berikut:
1. Nosel (nozzle), Nozel adalah peralatan mekanik yang didesain untuk
mengontrol karakteristik semburan fluida yang keluar ataupun masuk
wadah atau melewati pipa. Dimana energi panas dari uap tekanan tinggi
diubah menjadi energi kinetik, sehingga uap keluar nosel dengan kecepatan
BAB III
TUGAS PRAKTIKUM

Buatlah laporan hasil praktikum sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan
sebagai berikut:

1. Menjelaskan prinsip kerja boiler


2. Menjelaskan fungsi dan keterpasangan unit boiler
3. Gambarlah alat yang terdapat pada unit boiler
4. Buatlah prosedur pengoperasian boiler
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Menjelaskan prinsip kerja boiler


Boiler atau ketel uap bekerja dengan mengubah air menjadi uap yang
mengandung enthalpy yang kemudian digunakan untuk menggerakan turbin
uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang
berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam
ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang
dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi.

2. Menjelaskan fungsi dan keterpasangan unit boiler


1. Ruang bakar
Adalah ruangan penerima bahan bakar untuk proses pembakaran, yang
dilengkapi dengan fire grate pada bagian bawah.
2. Upper Drum
Berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi dengan
sekat-sekat penahan butir air.

Bagian Atas Upper Drum

A. Upper drum venting


Digunakan untuk membuang udara pada upper drum
B. Water level limiter
Digunakan untuk mendeteksi level ketinggian air pada upper drum
C. Safety valve
Digunakan untuk membatasi tekanan boiler sesuai tekanan kerja
maksimum
D. Water feed controller
Digunakan untuk mengatur pemasukan air yang masuk kedalam upper
drum
E. Feed water pipe
Digunakan untuk memasukan air umpan kedalam upper drum
F. Saturated pipe
Digunakan untuk mengalirkan saturated steam dari upper drum menuju
super heater
G. Feed water controller
Digunakan untuk mengontrol air masuk kedalam upper drum
3. Lower Drum
Digunakan untuk tempat pemanasan air ketel yang didalamnya dipasang
plat-plat yang berfunsgi sebagai tempat pengendapan kotoran yang tidak
larut dalam air.
4. Generating Tube
Berfungsi sebagai menguapkan air atau mempercepat proses penguapan
5. Wall tube
Untuk mentrasfer panas yang dihasilkan dari proses pembakaran ke air
yang berada dalam pipa.
6. Superheated Tube
Berfungsi untuk pemanasan uap lanjut
7. Header/pipa air
Berfungsi sebagai tempat pemanasan air boiler yang dibuat sebanyak
mungkin sehingga penyerapan panas lebih merata dengan efisiensi yang
tinggi.
8. Superheater
Digunkanan untuk pemanasan uap lanjutan
9. Penangkap abu pembakaran
Berfungsi untuk menangkap abu yang terbawa gas panas agar tidak
terikut keluar ke udara bebas.
10. Chimney
Berfungsi sebagai tempat pembuangan gas bekas pembakaran
11. Shoot blowing
Berfungsi untuk membersihkan jelaga, abu yang menempel pada pipa-
pipa air boiler.
12. Automatic fuel feeder
Berfungsi untuk mengatur masuknya bahan bakar kedalam boiler.
13. Carier air fan
Berfungsi untuk mendorong bahan bakar yang masuk dari feeder.
14. Primary air fan
Berfungsi untuk mendorong tumpukan bahan bakar yang berada
ditengah-tengah ruang bakar.
15. Secondary air fan
Berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar.
16. Induced draft fan
Berfungsi untuk mempertahankan tekanan pada ruang bakar
17. Blow Down
Untuk pembuangan kotoran atau endapan pada drum boiler
18. Safety devices
Digunakan untuk menjamin keselamatan dalam pengoperasiannya,
terdiri dari:
a. Safety valve
Berfungsi untuk membatasi tekanan boiler sesuai dengan tekanan
kerja maksimum boiler
b. Sight glass
Berfungsi untuk mengatur level air pada upper drum.
c. Pressure gauge
Digunakan untuk mengetahui tekanan kerja boiler
d. Water level limiter
Berfungsi untuk melakukan pengontrolan otomatis level air
e. Main stop valve
Berfungsi untuk menutup dan membuka saluran uap untuk dialirkan
ke turbin
f. Blow down valve
Berfungsi untuk membuang air boiler jika didapati mutu air boiler
diatas standard yang ditentukan.
g. Name plate
Berfungsi untuk mengetahui spesifikasi dari boiler
h. Low water/high water level
Bunyian yang berarti isyaratan pengingat bahwa air ketel dalam
keadaan kurang atau lebih.
i. Kran pemasukan air
Berdungsi untuk memasukan air kedalam boiler
j. Man hole
Berfungsi untuk pintu keluar masuk boiler jika ada perbaikan
k. Steam check valve
Berfungsi untuk mencegah adanya back pressure pada pipa uap
l. Thermometer
Untuk menunjukan suhu pada boiler.

3. Gambarlah alat yang terdapat pada unit boiler


Keterangan Gambar:
1. Pipa kran depan uap
2. Level control
3. Pressure gauge
4. Safety valve
5. Feed water tank
6. Pipa api
7. Furnance
8. Boiler cyclone
9. Pipa air
10. Hand wheel
11. Pipa kondensor

12. Membuat prosedur pengoperasion unit boiler

1. Pendahuluan sebelum pemanasan


Penting dilakukan pemanasan/kontrol yang seksama terhadap semua
peralatan pada boiler untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam
kondisi siap pakai sebelum dilakukan pemanasan :
a. Periksa dan pastikan semua valve pada boiler dalam posisi tertutup
b. Periksa semua visual terhadap semua fan, seperti casing, bearing, v-
belt, baut penahan dan lain-lain
c. Periksa level air pada glass penduga, cobakan gelas penduga, guna
memastikan bahwa level air sekitar setengah gelas penduga
d. Periksa perssure gauge, berfungsi baik/tidak
e. Kontrol air compressor, dan pastikan tekanannya lebih besar 8 barg
f. Inspeksi ruang bakar dan pastikan bahwa dapur bersih dan fibre bar dan
dinding batu secara umum siap pakai
g. Periksa dan pastikan blow down valve dalam posisi tertutup
h. Periksa tangki air umpan dan isi bila di perlukan
i. Tes alarm untuk level air tinggi dan level air rendah (level pertama dan
kedua). Ini dilakukan dengan memompakan air ke level yang tinggi
kemudian buang menjadi level pertama dan kedua, kembalikan lagi
level air diboiler sekitar setengahnya.
2. Pemanasan (Menaikkan Steam)
Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan boiler bervariasi diantara
jenis/type boiler, jika boiler di padamkan malam sebelumnya, lakukan hal
seperti berikut
a. Masukkan fibre dan sebarkan secara merata diatas fire grate, kemudian
nyalakan api
b. Hidupkan ID Fan, FD Fan, dan secondary Fan dengan damper yang
setengah tebuka
c. Jika memiliki sitem pendingin pendukung batang ruang bakar, buka
water valve atau jalankan pompa sirkulasi jika ada
d. Panaskan boiler secara berlahan untuk menaikkan steam ketekanan
kerja, pastikan bahwa level air di glass penduga tidak bertambah
(terkontrol)
e. Lakukan blowdown pada heater dinding samping dan pastikan bahwa
level air tetap terjaga (jangan melakukan blowdown pada header
dinding samping ketika boiler operasi).
3. Menghubungkan Boiler ke pipa induk steam (Main Steam Pipe)
Saat menghubungkan boiler ke main steam pipe, perlu dibiasakan untuk
melindungi boiler, pipa-pipa dan steam turbin dari kerusakan:
a. Buka penuh semua steam trap bypass valve pada jalur main steam pipe
dan steam turbin
b. Buka sedikit boiler main stop valve untuk meratakan pemanasan pada
main steam pipa
c. Pada steam berhembus bebas keluar dari aliran bypass velve, segera
tutup bypass velve
d. Biarkan steam trap valve dalam posisi terbukan dan buka berlahan-
lahan boiler main stop valve sampai terbuka penuh
e. Ketika hendak menggabungkan boiler kedua atau ketiga pada main
steam pipe, pastikan bahwa boiler tersebut berada pada tekanan yang
seimbang terhadap boiler yang sebelumnya sudah stabil
f. Bypass valve pada main steam line dan steam turbin dibuka
g. Setelah beberapa menit, buka berlahan-lahan boiler main stop valve dan
segera tutup bypass velve
h. Biarkan semua steam trap velve dalam posisi terbuka
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Boiler bekereja dengan mengubah air menjadi uap dengan mengunakan
pemanasan yang berasal dari bahan bakar yang dibakar di furnance
2. Pada Furnance terjadi proses pembakaran sehingga akan terjadi
perpindahan panas secara konduksi dan konveksi sehingga akan
menghasilkan uap dan akan dihisap oleh blower
3. Pada unit boiler terdapat 18 keterpasangan komponen utama untuk
menghasilkan uap bertekanan
4. Pengoperasian pada stasiun pengempaan harus dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan pada masing-masing unit peralatan supaya
mesin dapat berjalan dengan baik.

B. Saran
Praktikan diharapkan menonton dan memahami video praktikum yang
dikirimkan .
DAFTAR PUSTAKA

Babcock and Wilcox. 1978, Steam Its Generations And Use. Edisi 39. New York:
The Babcock And Wilcox Company.
Borras, Thomas Garcia. 1983. Boiler and Furnace Perfomance. Houston Texas:
Gulf Publising Company
Hardjono. 1987. Teknik Minyak Bumi I . Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM.
Karjono., SA. 1986. Ketel Uap dan Sistem Tenaga Uap. Cepu. Jawa tengah
Maleev, V. L. 1987. Internal Combustion Engines. Edisi kedua. Singapore: Mc.
Graw-Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai