Anda di halaman 1dari 2

ISNANIAH WAHYUNI

171411082

Praktikum kali ini dilakukan percobaan koagulasi flokulasi yang bertujuan untuk menentukan
dosis optimum koagulan, menentukan efisiensi koagulan berdasarkan kekeruhan, serta
menentukan kecepatan proses koagulasi dan flokulasi. Menurut Azamia, koagulasi dan flokulasi
sendiri adalah proses destabilisasi partikel koloid dalam limbah cair serta penggumpalan partikel
koloid.

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan air baku berupa larutan tepung 1% dalam
1000ml air dan menggunakan dua jenis koagulan tawas serta PAC. pH yang seharusnya
dipertahankan untuk proses koagulasi dan flokulasi ini adalah pada rentang 6-8 agar proses
berjalan optimum. Pada awal pelarutan tepung di dalam air, kami mendapatkan pH larutan
tepung yaitu 6. Untuk menjaga agar proses berjalan optimum, kami menambahkan kapur (CaO)
sehingga pH larutan tepung yang digunakan sebagai air baku menjadi 7. Dan hasil pengukuran
kekeruhan awal air baku sebesar 67,37 NTU.

Kemudian dilakukan proses koagulasi menggunakan koagulan tawas, dengan varriasi dosis yang
sama juga untuk PAC yaitu 75 ppm, 100ppm, 125ppm, 150ppm dan 200 ppm. Dan flokulan
aquaclear 0,01% sebanyak 1 ml pada masing - masing gelas kimia. Proses koagulasi ini dilakukan
pada jartest dengan kecepatan pengadukan 100rpm selama 1 menit, dilanjutkan proses flokulasi
dengan kecepatan putar 60 rpm selama 10 menit. Setelah proses koagulasi dan flokulasi selesai,
air yang telah di proses kemudian di endapkan dalam kerucut inhoff selama 1 jam. Parameter
yang diukur dalam percobaan ini yaitu kekeruhan, tinggi endapan dan pH.

Melihat data percobaan yang telah dilakukan, untuk nilai kekeruhan didapat semakin tinggi
konsentrasi tawas yang digunakan, maka kekeruhan yang didapat akan semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan bahwa dosis koagulan yang digunakan berlebih sehingga partikel koloid yang
seharusnya tidak stabil, menjadi stabil karena tidak ada ruang untuk dapat berikatan antar
partikel. Sehingga didapatkan berdasarkan grafik, dosis optimum untuk koagulan tawas yaitu
sebesar 75ppm dengan efisiensi yang didapat sebesar 95,7% dan nilai kekeruhan sebesar 2,92
NTU. Dan untuk nilai kekeruhan menggunakan PAC, didapat bahwa semakin tinggi konsentrasi
PAC, dihasilkan semakin menurun kekeruhannya. Namun untuk konsentrasi 100 ppm, nilai
kekeruhannya meningkat dikarenakan koloid yang ada belum terikat secara maksimum. Dosis
optimum untuk koagulan PAC yaitu 200 ppm dengan efisiensi sebesar 95,7% dan nilai kekeruhan
sebesar 2,91 NTU.

Untuk parameter tinggi endapan, didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kedua koagulan
maka semakin tinggi pula endapan nya. Namun koagulan PAC menghasilkan endapan yang lebih
tinggi dibandingkan tawas, hal ini dikarenakan koagulan PAC mampu cepat bereaksi dengan
partikel koloid dan mampu mengendap dalam waktu yang singkat serta memiliki sifat adsorpsi
yang kuat. Dari perbandingan tinggi endapan antara kedua koagulan, didapatkan koagulan PAC
lebih tinggi, yang mengindikasikan bahwa kinerja PAC lebih tinggi ditunjukkan dengan
peningkatan nilai efisiensi.

Dari data tinggi endapan tiap waktu, dapat dihitung pula kecepatan pengendapannya. Untuk
koagulan tawas dan PAC, semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi kecepatan
pengendapan nya. Dan kecepatan pengendapan maksimum pada konsentrasi 200 ppm, untuk
tawas sebesar 0,14 cm/s dan untuk PAC sebesar 0,53 cm/s. Berdasarkan nilai kecepatan
pengendapan, dapat dihasilkan bahwa PAC lebih cepat mengendap karena PAC lebih cepat
membentuk flok. Seharusnya dosis optimum PAC berada pada dosis yang rendah karena jika
menilik sifat-sifat PAC tersebut.

Anda mungkin juga menyukai