“KONDUKTIVITAS LARUTAN”
Oleh :
Iffatul Aziza (171411081)
Isnaniah Wahyuni (171411082)
Mega Mardianti P. D (171411083)
M. Rifky Pratama H (171411084)
2) Mengukur besarnya nilai konduktivitas larutan pada berbagai jenis elektrolit dan non
elektrolit baik yang bersifat, asam, basa, garam dan senyawa non elektrolit yang diketahui
dan divariasikan konsentrasinya, serta contoh sampel nyata yang ditemui sehari-hari.
L = a/d x S Ci S1
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, maka larutan tersebut ditaruh dalam
sebuah sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan melalui kalibrasi dengan suatu larutan yang
konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida standar. Sel
ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya bergantung pada
ionion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan suatu elektrolit diencerkan,
konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus.
Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain,
konduktivitas akan naik ketika larutan diencerkan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
pengaruh antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat serta adanya peningkatan terhadap derajat
disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah.
Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi
yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi daya hantar
larutan, tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik.
Asam
Berbagai jenis asam dapat mengion atau mengalami disosiasi didalam air (larutan)
menghasilkan ion-ion hydronium (H3O+ (aq)). Kekuatan suatu asam bergantung pada jumlah
yang terionisasi atau terdisosiasi. Jenis asam kuat mengion secara sempurna (seluruhnya),
sementara jenis asam lemah mengion dengan derajat tertentu atau sebagian. .
Contoh:
0% 100 % Ionized
Catatan: Terdisosiasinya suatu senyawa yang membentuk ion secara sempurna ditandai
dengan tanda panah tunggal ke arah pembentukan produkkanan) sementara yang terdisosiasi
atau membentuk ion sebagian ditandai dengan arah tanda panah bolak balik.
Basa
Berbagai jenis basa dapat dapat mengion atau mengalami disosiasi didalam air (larutan)
menghasilkan ion-ion hidroksida (OH- (aq)). Seperti halnya pada asam, kekuatan suatu basa
bergantung pada jumlah yang terionisasi atau terdisosiasi. Jenis basa kuat mengion secara
sempurna (seluruhnya), sementara jenis basa lemah mengion dengan derajat tertentu atau
sebagian.
Contoh:
Garam
Berbagai jenis garam didalam air (larutan) dapat menghasilkan ion logam positif dan
ion non logam negative. Garam-garam yang mudah larut akan terurai secara sempurna
sedangkan garam-garam dengan kelarutan rendah (low solubility) mengalami sebagian saja
yang terdisosiasi atau terdisosiasi dengan tingkat tertentu. Suatu tabel kelarutan didalam
Handbook of Physical Chemistry, akan membantu dan memudahkan dalam menentukan
kelarutan berbagai jenis garam.
Contoh:
Garam yang mudah larut (Soluble Salt): NaCl (s) → Na+(aq) + Cl–(aq)
Senyawa non-elektrolit
Sukrosa atau gula yang dikonsumsi sehari-hari merupakan contoh senyawa non
elektrolit. Molekul-molekulnya tidak berubah ketika dilarutkan didalam air seperti
ditunjukkan dalam persamaan berikut:
C12H22O11(s) → C12H22O11(aq)
Alkohol (etanol) juga merupakan senyawa non elektrolit ketika dilarutkan didalam air,
seperti pada persamaan berikut:
CH3CH2OH(l) → CH3CH2OH(aq)
Konduktivitas dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan
alat pengkur konduktivitas (Conductometer/Conductivity meter). Konduktivitas suatu larutan
akan bergantung pada jenis/tipe zat terlarut (solute), konsentrasi larutan dan pergerakan ion-
ion bebas didalam larutan.Jumlah atau kuantitas ion-ion bebas didalam larutan serta jumlah
arus yang mengalir ditunjukkan dengan nilai konduktivitasnya- diukur dalam satuan
Siemens/cm (pengukuran kuantitatif).
III. PERCOBAAN
• Konduktometer
• Pipet Tetes
• 0.5,1.0 dan 2.0 mol/L mol/L C12H22O11 didalam 100 mL gelas kimia
• Oralit
• Pocari Swet
• Atur tombol “cell constant” sesuai dengan tetapan cell yang tertera pada elektroda.
Gunakan Tombol Pt-100 untuk elektroda yang telah terpasang sensor suhu.
• Celupkan elektroda kedalam larutan KCl (usahakan sensor suhu tercelup larutan)
• Lihat dalam tabel untuk larutan KCl 0.1 M pada suhu yang terukur
• Atur kembali “cell constant” hingga harga konduktivitas sesuai dengn nilai pada tabel
• Bila pada tampilan nilai konduktivitas telah sesuai dan tetap, tekan tombol ‘stand by”
dan alat siap untuk digunakan.
Pengukuran konduktivitas terhadap berbagai jenis larutan
• Siapakan berbagait jenis larutan dan atau padatan seperti yang tercantum dalam tabel
• Celupkan elektroda dan tekan tombol “meas” untuk mengukur konduktivitas larutan
uji.
Jawab :
Jawab :
Senyawa ionik adalah senyawa yang berikatan dengan cara pertukaran ion
antara ion positif dan ion negatif. Sedangkan senyawa non-ionik adalah
senyawa yang terbentuk karena ikatan kovalen.
Senyawa ionik adalah senyawa yang dalam larutan dapat membentuk ion atau
bermuatan . Senyawa nonionik adalah senyawa yang punya sifat berlawanan ,
artinya tidak punya muatan dalam larutan.
Senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik, sedangan senyawa non-ionik
tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak bermuatan.
3. Jika diuji besaran konduktivitas larutan NaCl, CaCl2, dan AlCl3, ,bagaimanakah
kecenderungan nilai daya hantarnya? Jelaskan mengapa demikian.
Jawab :
Kami tidak melakukan pengujian daya hantar terhadap CaCl2 dan AlCl3
sehingga tidak mendapatkan nilai daya hantarnya dan bagaimana kecenderungannya.
Tetapi kami hanya menguji Larutan NaCl 0,5 M memiliki nilai konduktivitas 34,2
mS/cm.
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa larutan NaCl memiliki nilai
konduktivitas yang tinggi, ketika konsentrasi NaCl bertambah maka akan semakin
konduktivitas. NaCl merupakan senyawa garam yang mudah larut dan senyawa ionik
yang dapat melepaskan ion-ion yang dimilikinya saat di dalam larutan.
NaCl Na+ + Cl-
Ion-ion bebas yang bergerak dalam larutan tersebut yang menyebabkan adanya daya
hantar listrik.
4. Jika disediakan 5 mol/L HC2H3O2 dan HC2H3O2 murni (disebut asam asetat glasial),
apakah keduanya menghantarkan listrik (memiliki sifat daya hantar). Jelaskan
alasannya.
Jawab :
HC2H3O2 (Asam asetat glasial ) memiliki sifat daya hantar namun HC2H3O2 ini
adalah asam lemah dan juga elektrolit lemah karena jika dilarutkan dalam air asam
asetat tidak akan terionisasi sempurna dan menghasilkan sedikit ion di dalam air
sehingga daya hantarnya pun lemah.
5. Apakah yang terjadi dengan sifat daya hantarnya bila suatu larutan elektrolit diencerkan
dengan air distilasi atau air deionisasi/ Jelaskan
Jawab :
Suatu larutan elektrolit jika diencerkan dengan air destilasi atau air deionisasi
gaya tarik antara ion akan semakin kecil karena air deionisasi adalah air yang ion nya
telah dihilangkan sama seperti air destilasi yang dimurnikan dan dihilangkan ion-
ionnya. Sehingga jika elektrolit direaksikan dengan air deionisasi atau destilasi daya
hantarnya akan semakin kecil, karena ion-ion elektrolit itu hanya akan bergerak jika
diencerkan dengan pelarut yang memiliki ion sehingga akan terjadi tumbukan antar
ionnya dan dapat menghantarkan daya listrik yang kuat. Tapi karena air distilasi ini
tidak ada ionnya sehingga daya hantarnya akan sedikit.
IV. PEMBAHASAN
Pertama tama dilakukan kalibrasi pada alat agar hasil pengukurannya tepat dan akurat.
Pada saat kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M didapat nilai tetapan sel yang terukur adalah 0,68
cm-. Kemudian dilakukan pengukuran kondutivivitas larutan dengan konsentrasi berbeda beda.
Dalam pengukuran konduktivitas sebaiknya dilakukan pengukuran dari konsentrasi kecil ke
konsentrasi besar. Hal ini untuk mencegah banyaknya ion-ion yang menempel pada elektroda
konduktivitimeter. Sehingga terkontaminasinya ion-ion pada larutan lain juga semakin kecil.
Pada saat pengukuran konduktivitas, elektroda konduktivity meter harus tercelup seluruhnya
ke dalam larutan, hal ini dimaksudkan agar elektroda mengukur daya hantar listrik larutan
secara benar, apabila tidak tercelup seluruhnya kemungkinan sensor elektroda tidak akan
mengukur konduktivitas larutan dengan benar.
V. KESIMPULAN
• Air destilasi tidak dapat menghantarkan arus listrik (non elektrolit) karena tidak
terdapat ion didalamnya.
• Asam, basa dan garam mempunyai daya hantar listrik karena zat tersebut memiliki ion-
ion yang bergerak bebas di dalam larutannya.
• Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan
listrik.
• Semakin besar konduktivitas maka semakin banyak ion yang terlarut, begitupula
sebaliknya jika ion yang terlarut sedikit maka konduktivitasnya akan semakin kecil.
• Asam yang menghasilkan ion hydronium paling tinggi : HCL dan paling rendah :
CH3COOH. Basa yang menghasilkan ion hidroksida paling tinggi : NaOH dan paling
rendah : NH3
Tim Dosen. 2017. Jobsheet Praktikum Analitik Instrumen. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung