SPEKTROFOTOMETRI UV
Disusun oleh :
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Warna merupakan salah satu kriteria dalam mengidentifikasi suatu objek. Tak
dapat dipungkiri bahwasanya kita dalam mengidentifikasi suatu objek pasti terlebih
dahulu melihat dari segi warnanya, karena warna adalah salah satu bentuk visual
yang dapat kita lihat.
Menurut planck, suatu foton memiliki energi tertentu dan dapat menyebabkan
transisi tingkat energi suatu atom atau molekul. Berarti tingkat dan transisi
perubahan energi dari atom atau molekul juga berbeda-beda. Maka dari itu setiap
atom ataupun molekul memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda.
Sehingga ketika kita ingin menganalisis haruslah menggunakan cahaya dengan
panjang gelombang yang sama atau menggunakan panjang gelombang
maksimumnya.
Pada spektroskopi ultra violet dan daerah tampak untuk mengetahui interaksi
radiasi dengan atom atau molekul kita melakukan pengukuran terhadap
adsorpsinya, karena molekul dapat mengadsorpsi radiasi elektromagnetik pada
daerah ultra violet jika panjang geombangnya <380 nm.
2.2 Kafein
Kafein dikenal sebagai trimethylxantin dengan rumus kimia dan
termasuk jenis alkaloid .Bentuk alami kafein adalah Kristal putih,prisma
heksagonal dan berbobot molekul 194,19 dalton dan pH 6,9 (larutan kafein 1% di
dalam air) . Kafein memiliki titik leleh 238 C dan mengalami sublimasi pada suhu
178 C.Kafein terdapat secara alami pada biji kopi,biji coklat,daun teh serta cula
nuts.
Struktur kimia dari kafein :
No. Alat
1. Labu takar 100 mL ; 50 mL
5. botol semprot
3.1.2 Bahan
No. Bahan
1. Larutan induk kafein 100 ppm
2. Sampel kafein
4. Aquades
5. Kertas saring
Membuat 100 mL larutan induk kafein (100 ppm) dalam HCl 0,2 N.
Timbang 2 gram sampel (kopi air murni atau kopi mix atau tablet/obat
penurun panas.
a) Menyalakan alat
b) Pengukuran Spektrum
Ganti kuvet blanko yang bagian depan dengan larutan sampel (isi
kuvet dengan larutan sampel yang diinginkan)
Tekan tombol „start‟, maka muncul spectrum antara Abs dengan
Wave Length
c) Pengukuran Photometric
Tekan 1
Lalu tekan Go to WL
d) Pengukuan Quantitative
Pilih menu „quantitative‟ dengan cara tekan (3) (Jika dari menu
„spectrum‟ tekan „retirn‟ terlebih dahulu)
Atur parameter:
f) Mematikan Alat
KURVA KALIBRASI
0,45
y = 0,0461x + 0,0045 0,4196
0,4
R² = 0,9994
0,35
0,3231
0,3
Absorbansi
0,25 0,2367
0,2 0,189
0,15 0,1494
0,1
0,05 0,051
0 0
0 2 4 6 8 10
konsentrasi (ppm)
Sampel 1
Y = Ax + B
0.189 = 0.0461x + 0.0045
-0.0461x = 0.0045 - 0.189
X = 4,00217 ppm
Konsentrasi sampel berdasarkan grafik diatas :
Sampel 1 : 4,00217 ppm
VIII. PEMBAHASAN
Untuk membuat kurva kalibrasi, dari data konsentrasi dan nilai absorbansi yang
telah didapatkan maka menggunakan mode “Quantitation”. Jika masih pada mode
Photometric, tekan return sampai main menu, lalu tekan angka 3 (tiga). Setelah masuk
mode Quantitation, atur parameter yang diinginkan dan atur nilai absorbansi pada 0,00
A atau tekan auto zero. Setelah itu, tekan start dan masukkan nilai konsentrasi larutan
standar, tekan “meas”(2). Selanjutnya, masukkan larutan standar pertama, tekan start
dan nilai absorbansi akan muncul. Lakukan sampai semua larutan standar diukur secara
berurutan. Untuk melihat kurva kalibrasi, tekan “cal. Curve” (F1). Kurva kalibrasi
absorbansi terhadapa konsentrasi akan berbentuk garis linier artinya nilai absorbansi
berbanding lurus dengan nilai konsentrasi. Semakin besar konsentrasi larutan standar
maka nilai absorbansinya akan semakin tinggi. Untuk menentukan nilai konsentrasi
sampel dari kurva kalibrasi yaitu dengan melakukan interpolasi. Untuk melakukan
interpolasi pada kurva kalibrasi yaitu dengan menarik garis dari nilai absorbansi sampel
sebesar 0.189 ke garis linier. Setelah itu, tarik garis tegak lurus dari garis linier ke
sumbu x atau ke konsentrasi. Sehingga akan diperoleh nilai konsentrasi sampelnya
adalah 4 ppm. Selain itu, bisa menggunakan perhitungan dari kurva dengan
memasukkan data ke rumus y = Ax + B. Dari kurva tersebut diperoleh nilai A dan B
yaitu y = 0.0461x + 0.0045 dengan y = 0.189. Maka, akan diperoleh nilai x = 4,00217
ppm, sehingga konsentrasi sampel adalah 4,00217 ppm.
IX. KESIMPULAN
1. Inisialisasi adalah proses mengeset nilai awal suatu variable atau proses
menyiapkan Spektrofotometer UV-Vis agar siap digunakan, dan inisialisasi
biasanya mengulang lokasi memori ke nilai awal.
2. Larutan induk kafein yang berkonsentrasi 1000 ppm diencerkan menjadi 100
ppm kemudian diencerkan kembali menjadi larutan standar kafein dengan
konsentrasi 1,3,5,7, dan 9 ppm.
3. Absorbansi yang didapat dari setiap konsentrasi larutan standar ialah 0.0510;
0.1494; 0.2367; 0.3231; dan 0.4196; serta absorbansi sampel sebesar 0.1890.
4. Panjang gelombang maksimum yang terbaca di alat diperoleh 272 nm dengan
absorbansi 0.460 A.
5. Besar konsentrasi sampel yang diperoleh berdasarkan interpolasi kurva kalibrasi
ialah sebesar 4 ppm.
6. Besar konsentrasi sampel berdasarkan persamaan garis y = 0.0461x + 0.0045,
diperoleh nilai x sebesar 4.00217 ppm.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Sastrohamidjojo Hardjono, ”Spektroskopi Ultra Violet dan Terlihat”,
Laboratorium Analisa Kimia/Fisika Pusat Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
2. Anwar Nur M,1989, ”Teknik Spektroskopi”, Pusat Antar Universitas – Ilmu
Hayati Institut Pertanian Bogor, Bogor,
3. Day RA, Underwood AL, Hudyana Aloysius, 1992, ”Analisis Kimia
Kuantitatif”, edisi-5, Erlangga, Jakarta.
4. Pecsok, R.L, at all, Modern Methods of Chemical Analysis, John Willey &
Sons, New York, 1976.
5. Skoog, D.A, Principles of Instrumental Analysis, Rinehart and Winston Inc,
New York.
7. Brink, O.G, Sachri Sobandi, 1984, ”Dasar Ilmu Instrumen”, Bina Cipta, Jakarta.
8. Khopkar, S.M, Saptorahardjo, 1990, ”Konsep Dasar Kimia Analitik”, UI Press,
Jakarta.