Oleh Kelompok 5
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
petunjuk dan hidayah-Nya, makalah dengan tema Manfaat Praktis Unsur Kimiawi
dalam Kehidupan yang berjudul “Manfaat Pemberian Vaksinisasi COVID-19”
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan bimbingan, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki, namun
dari hal itu kita bertekad untuk menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu Pendidikan
Pancasila kita Bapak Ade Engkus.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Belakangan vaksin menjadi topik yang begitu menarik perhatian banyak orang sebab
kebutuhannya yang mendesak untuk menghambat penyebaran virus COVID-19. Dalam masa
pandemi COVID19 seperti ini contoh dari pengaplikasian ilmu kimia yang terlihat jelas
manfaatnya adalah pembuatan vaksinasi. Vaksinasi merupakan suatu pencegahan medis
yang sudah tidak asing ditelinga masyarakat modern saat ini. Vaksinasi dianggap
sebagai salah satu terobosan mutakhir dalam dunia kesehatan karena bersifat preventif
dan kabarnya banyak menyelamatkan nyawa manusia. Meskipun begitu sebagian orang
masih belum paham benar tentang kegunaan dan proses pembuatan vaksin sehingga
memunculkan salah kaprah. Ada yang berpendapat bahwa vaksin mengandung bahan kimia
yang hendak memberikan efek samping berdampak buruk di masa depan. Padahal tidak begitu.
Faktanya manfaat vaksin lebih banyak dari pada risikonya.
1
2. Bagaimana cara kerja vaksin?
1. Aspek Teoritis
Hasil yang didapatkan dari penulisan ini dengan harapan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi para akademisi dalam pengembangan ilmu
kesehatan masyarakat tentang pengelolaan rantai vaksin covid di indonesia
2. Aspek Praktis
Bagi aspek praktisi, manfaat dari hasil yang ditemukan dalam penulisan
ini dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat Indonesia agar memiliki
kesadaran untuk bervaksin.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Kimia adalah salah satu cabang dari ilmu fisik yang khusus mempelajari
sifat, struktur, susunan dan juga perubahan materi. Kimia meliputi beragam topik,
diantaranya adalah; Sifat pada partikell atom, proses kerja atom dalam membentuk
sebuah ikatan kimia yang akhirnya akan menghasilkan suatu senyawa, interaksi zat
dalam bentuk antarmolekul untuk menemukan hasil berupa sifat umum dari suatu
material dan juga melakukan Interaksi zat partikel dengan reaksi kimia guna
menghasilkan bentuk zat berbeda.
Ilmu kimia terbagi atas beberapa bidang. Dalam setiap bidang terdiri dari beberapa
cabang yang bersifat lebih khusus.
1. Kimia Analitik
3
Kimia analitik juga memiliki dua sub cabang, yaitu analisis kuantitatif
dan kualitatif. Dimana setiap sub tersebut memiliki metode dan perannya
masing-masing dalam menemukan hasil dari permasalahan yang tengah
dihadapi.
2. Biokimia
4
beberapa dekade terakhir pada abad ke-20, biokimia telah berhasil menjelaskan
proses kehidupan melalui tiga subdisiplin ilmu ini. Hampir semua bidang ilmu
hayat sedang ditemukan dan dikembangkan melalui metodologi dan penelitian
biokimia. Biokimia berfokus pada pemahaman dasar kimiawi yang
memungkinkan molekul biologis memunculkan proses-proses yang terjadi di
dalam sel hidup dan di antara sel, yang pada gilirannya berkaitan erat dengan
pemahaman jaringan dan organ, serta struktur dan fungsi organisme. Biokimia
berkaitan erat dengan biologi molekuler yang mempelajari
mekanisme molekuler dari fenomena biologi
3. Kimia Anorganik
5
katalis dan unsur yang ada dalam tabel periodik. Karena beragam unsur dan
sifat sejalan yang beragam pada turunan yang dihasilkan, kimia anorganik
berhubungan erat dengan banyak metode analisis. Metode yang lebih tua
cenderung meneliti sifat ruah seperti konduktivitas listrik dari larutan, titik
leleh, kelarutan, dan keasaman. Dengan munculnya teori kuantum dan ekspansi
yang sesuai dari perangkat elektronik, alat-alat baru telah diperkenalkan untuk
menyelidiki sifat elektronik dari molekul dan padatan anorganik. Seringkali
pengukuran ini memberikan wawasan yang relevan dengan model teoretis.
Sebagai contoh, pengukuran pada spektrum fotoelektron
dari metana menunjukkan bahwa dalam menggambarkan ikatan pada dua pusat,
ikatan dua-elektron yang diprediksi antara karbon dan hidrogen
menggunakan teori ikatan valensi tidak cocok untuk menggambarkan
proses ionisasi secara sederhana. Pandangan tersebut menyebabkan
populernya teori orbital molekul karena orbital penuh terdelokalisasi adalah
deskripsi sederhana yang lebih tepat terhadap pelepasan elektron dan eksitasi
elektron.
4. Kimia Organik
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa
semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, tetapi telah
dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan
6
juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh,
banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam
transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya
merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik. Contoh lainnya
adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan
makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi)
memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan
dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya
berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak
mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan
mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal
dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya.
5. Kimia Fisik
Cabang ilmu kimia fisik mempelajari mengenai sifat fisik yang merekat
pada molekul. Selain itu, juga bekaitan erat dengan proses penyatuan unsur
atom dengan molekul. Contoh sederhananya adalah pembuatan kue tart, hal ini
dikarenakan ada proses pencampuran bahan-bahan dan juga penggunaan energi
serta panas demi mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.
2.2 Vaksinasi
7
Sekarang kita juga dalam upaya memusnahkan campak dan polio. Indonesia sendiri
saat ini bebas polio karena program imunisasi.
• Imunologi Vaksin
Vaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh dapat merangsang
bangkitnya sistem imun dan tahap akhirnya adalah dibentuknya antibodi
dan sel-sel memori. Proses ini melibatkan sistem imun bawaan dan sistem
8
imun adaptif. Antigen yang masuk akan ditangkap oleh sel dendritik dan
mengalami pengolahan antigen. Selanjutnya terjadi reaksi berantai yang
menghasilkan sel pembantu dan sel memori. Sel pembantu dalam hal ini
menginduksi aktivasi sel B dalam menghasilkan antibodi.
• Bahan Vaksin
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan,
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme
mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus).
Vaksin akan mempersiapkan sistem imun manusia atau hewan untuk
bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem imun untuk melawan sel-sel
(kanker). Sekarang ini telah terdapat berbagai macam vaksin untuk
bermacam-macam penyakit, walaupun demikian vaksin belum ada untuk
beberapa penyakit penting, seperti vaksin untuk malaria, HIV. atau demam
berdarah.
Vaksin biasanya mengandung satu atau lebih adjuvan, yang
digunakan untuk meningkatkan respons kekebalan. Toksoid tetanus,
misalnya, biasanya diadsorpsi ke tawas. Bahan ini menyajikan antigen
sedemikian rupa untuk menghasilkan aksi yang lebih besar daripada toksoid
tetanus cair biasa.
Vaksin juga mengandung bahan pengawet untuk mencegah
kontaminasi dengan bakteri atau jamur. Sampai beberapa tahun
terakhir, thimerosal pengawet digunakan dalam banyak vaksin yang tidak
mengandung virus hidup. Pada tahun 2005, satu-satunya vaksin anak-anak
di AS yang mengandung thimerosal dalam jumlah lebih banyak adalah
vaksin influenza, yang saat ini direkomendasikan hanya untuk anak-anak
dengan faktor risiko tertentu. Vaksin influenza dosis tunggal yang diberikan
di Inggris tidak mencantumkan thiomersal (namanya di Inggris) dalam
bahan-bahannya. Pengawet dapat digunakan pada berbagai tahap produksi
vaksin, dan metode pengukuran yang paling canggih mungkin mendeteksi
jejak mereka pada produk jadi.
9
• Efektivitas Vaksin
10
4) Tanggapan yang berbeda terhadap vaksin; sejumlah individu tidak
memberikan tanggapan pada vaksin tertentu, berati mereka tidak
memproduksi antibodi bahkan setelah divaksin dengan benar.
5) Berbagai macam faktor seperti etnis, usia, atau kelainan genetik.
Jika individu yang divaksin tetap sakit, maka penyakitnya lebih jinak dan
tidak mudah menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak divaksin.
11
vaksinasi ulang beberapa kali tiap tahun. Suatu cara untuk mengatasi hal ini adalah
dengan vaksinasi DNA. DNA yang menyandi suatu bagian virus atau bakteri yang
dapat dikenali oleh sistem kekebalan dimasukkan dan diekspresikan dalam sel
manusia/hewan. Sel-sel ini selanjutnya menghasilkan toksoid agen penginfeksi,
tanpa pengaruh berbahaya lainnya. Pada tahun 2003, vaksinasi DNA masih dalam
percobaan, namun menunjukkan hasil yang menjanjikan.
12
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta
pembangunan nasional.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah
itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala
yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi
melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: demam (suhu tubuh di atas 38 derajat
Celsius), batuk kering, dan sesak napas. Ada beberapa gejala lain yang juga bisa
muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu: diare, sakit kepala,
konjungtivitis, hilangnya kemampuan mengecap rasa, hilangnya kemampuan untuk
mencium bau (anosmia), serta ruam di kulit. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya
muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus
Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan
oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus
Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi
pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa
gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil
tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Namun, virus corona sendiri dapat dicegah dengan cara pemberian vaksin.
Vaksin dibuat untuk mencegah penyakit. Vaksin COVID-19 adalah harapan terbaik
14
untuk menekan penularan virus corona. Namun, mungkin masih banyak masyarakat
awam yang masih mempertanyakan manfaat vaksin COVID-19, cara kerjanya, atau
mungkin efek samping yang dapat terjadi. Ada beberapa jenis vaksin yang sedang
dikembangkan. Semuanya mengandung zat yang dapat meningkatkan sistem
kekebalan yang membuat tubuh mengenali dan melawan virus yang menyebabkan
virus corona. Terkadang, proses ini menimbulkan gejala seperti demam ringan.
Gejala ini normal dan sebagai tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan
terhadap virus penyebab COVID-19.
Berikut ini adalah beberapa langkah atau proses uji klinis yang harus dilalui
dalam pembuatan vaksin COVID-19:
1. Studi praklinis.
Pada penelitian tahap awal ini, vaksin COVID-19 akan disuntikkan ke hewan
percobaan di laboratorium untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya.
Selama riset tersebut, para peneliti juga akan mengkaji apakah vaksin layak
digunakan atau memiliki efek samping tertentu.
2. Uji klinis fase I.
Pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan yang
umumnya adalah orang dewasa dengan kondisi sehat. Hal ini dilakukan untuk
menguji keamanan vaksin COVID-19 dalam tubuh manusia. Jika dinyatakan
aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase II.
3. Uji klinis fase II.
Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin COVID-19 dilakukan ke lebih banyak
sukarelawan, sehingga sampel yang diperoleh pun lebih beragam. Sampel ini
akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan,
dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang
diberikan.
15
4. Uji klinis fase III.
Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III.
Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan
kondisi yang lebih bervariasi. Setelah itu, para peneliti akan memantau respons
kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek
samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang. Penelitian ini bisa memakan
waktu hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Saat ini, penelitian terhadap vaksin COVID-19 di Indonesia sudah memasuki
tahap uji klinis fase III dengan melibatkan sekitar 1.620 sukarelawan.
5. Tahap IV setelah pengawasan pemasaran.
Studi tahap ini dilakukan setelah vaksin dinyatakan aman dan efektif digunakan,
yaitu setelah lulus uji klinis fase sebelumnya. Pada tahap ini, vaksin sudah bisa
mendapatkan izin edar dari BPOM untuk diberikan kepada manusia.
Namun, karena masih tergolong jenis vaksin baru, berbagai penelitian dan
evaluasi masih tetap perlu dilakukan untuk menilai efek vaksin dalam jangka
panjang pada manusia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga melakukan kerja sama
dengan 4 produsen vaksin, yaitu AstraZeneca dari Inggris, serta Sinovac,
Sinopharm, dan CanSino dari China.
Vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang telah mengantongi izin BPOM ini
mengandung virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan tidak mengandung
sama sekali virus hidup atau virus yang dilemahkan.
16
Dalam pembuatan vaksin ini, tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia.
Vaksin ini mengandung alumunium hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan vaksin. Selain itu, terkandung pula bahan lain, seperti larutan fosfat
sebagai penstabil (stabilizer) dan larutan garam natrium klorida untuk memberikan
kenyamanan dalam penyuntikan.
1. Antigen.
Semua vaksin mengandung komponen aktif (antigen) yang berfungsi memicu
respons imun, atau bahan lainnya yang dirancang untuk membuat komponen
aktif tersebut. Antigen ini terbuat dari bagian-bagian kecil organisme penyebab
penyakit, misalnya protein atau gulanya. Selain itu antigen bisa juga terbuat dari
organisme penyebab penyakit yang utuh, namun dalam bentuk yang sudah
dilemahkan.
2. Pengawet.
Bahan pengawet dibutuhkan agar vaksin tidak mudah terkontaminasi begitu
wadahnya dibuka bila akan dipakai untuk vaksinasi lebih dari satu orang.
Sementara vaksin dalam wadah satu dosis pakai biasanya tidak mengandung
pengawet. Pengawet yang umum digunakan untuk vaksin adalah 2-
phenoxyethanol. Senyawa ini sudah lama digunakan dalam berbagai produk bayi
karena tidak terlalu beracun bagi manusia.
3. Stabilizer.
Stabilizer adalah senyawa yang dipakai untuk mencegah terjadinya reaksi kimia
antar komponen dan mencegah vaksin menempel pada wadah. Stabilizer yang
biasa dipakai mulai dari gula (laktosa, sukrosa), asam amino (glisina), dan
protein (rekombinan albumin manusia dari ragi).
4. Surfaktan.
Surfaktan adalah senyawa yang menjaga bahan-bahan di dalam vaksin
tercampur dengan baik, tidak menggumpal. Senyawa ini juga umum dipakai
untuk membuat makanan, seperti misalnya es krim.
17
5. Senyawa pengencer.
Air steril umum digunakan di dalam vaksin sebagai pengencer. Tujuannya agar
konsentrasi bahan yang ada di dalam vaksin sesuai sebelum digunakan.
6. Senyawa pembantu.
Beberapa vaksin dibuat dengan tambahan senyawa pembantu, seperti aluminium
fosfat, aluminium hidroksida, atau aluminium sulfat dalam dosis kecil.
Tujuannya agar respons imuns yang dihasilkan di dalam tubuh jadi lebih baik.
18
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena dengan vaksin, maka
keresahan masyarakat akan adanya virus ini perlahan mulai terobati dan tindakan
vaksin ini juga telah sesuai dengan isi dari pasal 1 ayat 1 Undang-undang tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, dimana isinya
adalah tentang pertahanan Negara yang salah satunya adalah menjaga keselamatan
segenap bangsa dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara
dan contohnya yaitu virus.
KH. Asrorun Niam Sholeh berpesan bahwa dengan adanya keputusan ini,
agar seluruh umat Islam wajib berpartisipasi dan tidak ragu dalam program
vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan pemerintah untuk mewujudkan kekebalan
kelompok dan terbebas dari wabah COVID-19. “Saatnya sekarang bersatu dan
hindari polemik yang tidak produktif,” pesannya.
Hak untuk vaksinasi adalah bagian dari Hak Hidup dan Hak Kesehatan,
hak tersebut disebutkan pada pasal 28H ayat 1 Undang-undang Dasar (UUD) 1945
yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
19
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.”
Dalam hal vaksinasi ini, bukan hanya hak seorang pribadi yang dilindungi,
tapi juga hak orang lain yang mungkin karena kondisi tertentu seperti mengidap
penyakit autoimun tidak bisa melakukan vaksinasi. Jadi, pada prinsipnya vaksinasi
bukan sekedar masalah Kesehatan pribadi saja, melainkan mencegah penularan dan
membentuk hard imunity. Sebab, hidup ditengah masyarakat, prinsipnya bukan
hanya menyelamatkan diri sendiri, tapi juga membantu orang lain yang
membutuhkan perlindungan.
20
BAB IV
4.1. Kesimpulan
21
situasi darurat ini. Gejala infeksi yang ditimbulkan oleh COVID-19 ini
menyebabkan penderitaan yang terinveksi virus corona dengan berbagai gejala
yang muncul baik kondisi sedang sampai menyebabkan kematian. Sampai saat ini
belum ada obat yang benar-benar efektif dalam mengatasi wabah ini, untuk
menekan penyebaran virus tersebut, pemerintah memberikan upaya untuk
mengatasinya dengan pemberian vaksin, namun hal itu bukanlah perkara mudah
diperlukannya proses uji klinis dalam pembuatan vaksin yaitu studi praklinis yang
diuji pada hewan, uji klinis fase I kepada sukarelawan dewasa yang sehat, uji
klinis II kepada sukarelawan yang lebih banyak untuk memperoleh keberagaman,
uji klinis fase III kepada sukarelawan dengan kondisi yang bervariasi, dan tahap
IV pengawasan pemasaran izin edar dari BPOM.
22
menjadi fokus utamanya, namun situasi sosial dan ekonomi juga menjadi dua hal
yang ikut terdampak secara serius. Ilmuwan di berbagai negara terus berlomba,
menguras tenaga dan pikiran untuk berpacu dengan waktu dalam menemukan
vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini Dengan adanya vaksin
mengusahakan kesejahteraan rakyat Indonesia sesuai isi sila kelima Pancasila yang
berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan sesuai dengan isi dari
pasal 1 ayat 1 Undang-undang tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara, yaitu menjaga keselamatan segenap bangsa dari ancaman serta
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara dan contohnya yaitu virus. Pasal
14 ayat 1 UU Kesehatan menyebut tanggung jawab pemerintah untuk mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam hal vaksinasi ini, bukan hanya hak
seorang pribadi yang dilindungi, tapi juga hak setiap orang baik ekonomi bawah
ataupun tinggi.
4.2. Saran
23
tersebut kepada orang lain. Vaksinasi ini sendiri merupakan upaya untuk
menghentikan wabah. Bersama kita dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini,
kita perlu berperan aktif di dalam menjaga diri serta menghambat penyebaran
virus. Dimulai dari kebiasaan menjalankan protokol kesehatan di kehidupan
sehari-hari, dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan, hingga
menghindari kontak langsung dan menjaga jarak dengan sesama. Vaksinasi
merupakan langkah berikutnya yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam
menekan laju persebaran virus ini dengan meningkatkan kekebalan imunitas
tubuh sehingga kita tidak menjadi transmitter dari virus tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Firdaus. 2020. Bahan Apa Saja yang Ada di Dalam Vaksin? Ini Penjelasan
WHO. DetikHealth; detikcom. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
5252150/bahan-apa-saja-yang-ada-di-dalam-vaksin-ini-penjelasan-who
Rachmaalo. 2021, January 12. Menilik Izin Vaksin COVID-19 Sinovac dan
Efektivitasnya. Alodokter; Alodokter. https://www.alodokter.com/menilik-
izin-vaksin-covid-19-sinovac-dan-efektivitasnya
Sofia, Hanni. 2021. Vaksinasi, antara hak dan kewajiban warga negara. Antara
News; ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/1943320/vaksinasi-
antara-hak-dan-kewajiban-warga-negara
25
Yulianto, Eko. 2020. Virus Corona. Alodokter; Alodokter.
https://www.alodokter.com/virus-corona
26