Anda di halaman 1dari 19

KIMIA ANALITIK

Dosen Pengampu :
1. Nur Habibah, S.Si., M.Sc.
2. Ni Made Marwati, S.Pd., S.T., M.Si

Oleh Kelompok 1 :

1. PUTU AYU PRAMADITA (P07134122002)


2. PUTU AYUNING PRABANDARI (P07134122006)
3. LUH PUTU NADYA SHAKUNTALA (P07134122049)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas papper yang
berjudul “Kimia Analitik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah Kimia Analitik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pemeriksaan dalam kimia analitik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Habibah, selaku Dosen
mata kuliah kimia analitik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
papper ini.

Kami menyadari, papper yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan, papper ini.

Denpasar, 6 Oktober 202

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................ii
Daftar isi .........................................................................3
Bab 1 Pendahuluan .........................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................ 4
Bab 2 Pembahasan ..........................................................6
2.1 Pengertian kimia analitik ............................................6
2.2 Pemeriksaan dalam bidang kimia analitik....................7
2.3 Korelasi kimia analitik dengan ilmu lain .....................15
2.4 Peran dan aplikasi kimia analitik ................................16
Bab 3 Penutup .................................................................18
3.1 Kesimpulan ...............................................................18
Daftar Pustaka .................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kimia merupakan ilmu tentang materi, sifatnya, strukturnya,


perubahan/reaksinya serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Kimia
secara khusus dibagi menjadi beberapa bidang utama, yaitu: kimia analisis, kimia
organik, kimia anorganik, kimia fisik, dan biokimia. Kimia mengkaji sifat zat, dan
secara khusus mempelajari reaksi yang mentransformasi satu zat menjadi zat lain.
Kimia menyediakan pedoman untuk menyesuaikan sifat-sifat zat yang ada agar
dapat memenuhi beberapa kebutuhan atau penerapan khusus dan menciptakan
bahan yang benar-benar baru yang dirancang sejak awal agar memiliki sifat
tertentu yang diinginkan. Bahan-bahan kimia sangat mempengaruhi kehidupan
kita, maka ilmu kimia sudah pasti menjadi salah satu bidang paling berjaya yang
amat penting hingga saat ini.

Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi yang ada di dunia beserta
perubahan di dalamnya. Ilmu kimia adalah ilmu yang luas, sehingga bidang
studinya dibagi menjadi beberpa cabang Ilmu kimia dibagi menjadi lima cabang
utama yaitu kimia organik, kimia anorganik, kimia analitik, kimia fisik, dan
biokimia. Pada papper ini kami membahas lebih dalam tentang kimia analitik.
Secara umum, kimia analitik didefinisikan sebagai cabang ilmu kimia yang
mempelajari karakterisasi bahan, baik komposisinya secara kualitatif (identifikasi
komponennya) maupun jumlahnya secara kuantitatif (penentuan kadarnya). Ilmu
kimia sendiri didefinisikan sebagai ilmu tentang materi berikut perubahannya.
Aspek penting yang dikaji dalam kimia analitik adalah identifikasi suatu zat atau
bahan, elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komponen penyusunnya
(Wiryawan, dkk, 2008; Widodo, dkk, 2009).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan kimia analitik?
2. Bagaimanakah pemeriksaan dalam bidang kimia analitik?
3. Bagaimanakah korelasi kimia analitik dengan bidang ilmu lain?
4. Apakah peran dan aplikasi kimia analitik dalam bidang teknologi
laboratorium medis?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui definisi dari kimia analitik
2. Untuk mengetahui pemeriksaan dalam bidang kimia analitik
3. Untuk mengetahui korelasi kimia analitik dalam ilmu lain
4. Untuk mengetahui peran dan aplikasi kimia analitik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KIMIA ANALITIK


Secara umum, kimia analitik didefinisikan sebagai cabang
ilmu kimia yang mempelajari karakterisasi bahan, baik
komposisinya secara kualitatif (identifikasi komponennya)
maupun jumlahnya secara kuantitatif (penentuan kadarnya). Ilmu
kimia sendiri didefinisikan sebagai ilmu tentang materi berikut
perubahannya. Aspek penting yang dikaji dalam kimia analitik
adalah identifikasi suatu zat atau bahan, elusidasi struktur dan
analisis kuantitatif komponen penyusunnya (Wiryawan, dkk.,
2008; Widodo, dkk., 2009).

Analisis kualitatif bertujuan untuk menemukan dan


mengidentifikasi suatu zat, sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan untuk menentukan jumlah/banyaknya zat. Jadi analisis
kualitatif berhubungan dengan unsur, ion atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif
berhubungan dengan berapa banyaknya suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel. Zat yang ditetapkan disebut konstituen yang
diinginkan atau analit. Sedangkan jumlah banyaknya suatu zat
tertentu dalam sampel biasanya dinyatakan sebagai kadar atau
konsentrasi, misalnya persen berat, molar, gram per liter, atau
ppm. Contoh perbedaan analisis kualitatif dan kuantitatif adalah
sebagai berikut: Misalnya kita akan menganalisis kapur. Tugas
Analisis Kualitatif Mengetahui jenis unsur yang terdapat dalam
kapur tersebut. Kesimpulan yang ditemukan, kapur tersebut terdiri
dari Ca2+ (kation) dan CO3 2- (anion). Tugas Analisis Kuantitatif
Menunjukkan berapa persentase dari Ca2+ dan CO3 2.

Fakta menunjukkan bahwa penerapan kimia analitik


cenderung lebih luas bila dibandingkan penerapan cabang ilmu
kimia yang lain seperti kimia anorganik, kimia organik, biokimia,
ataupun kimia fisika. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika
dalam definisi kimia analitik modern saat ini, kimia analitik
dipandang bukan lagi sebagai salah satu cabang ilmu kimia,
melainkan justru merupakan penerapan ilmu kimia itu sendiri
(Harvey, 2000). Ilmu kimia analitik juga telah banyak diterapkan
dalam berbagai cabang ilmu di luar ilmu kimia seperti ilmu
kedokteran, lingkungan, biologi molekuler, teknologi pangan,
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, farmasi, dan lain-
lain. Bidang terapan ilmu kimia analitik saat ini terbentang luas
mulai dari bidang penelitian sampai dengan pelayanan, diagnosis,
dan kontrol proses; mulai dari sains hingga teknologi dan
masyarakat, dari bidang kimia sampai dengan biologi, pelayanan
kesehatan, produksi, perlindungan lingkungan, kriminologi,
mikroelektronik, dan penerbangan ruang angkasa. Singkatnya,
kimia analitik memainkan suatu peran penting dalam setiap bidang
kehidupan kita (Danzer, 2007).

Seorang ilmuwan besar, C. D. Nenitescu, menunjukkan


apresiasinya. terhadap peran Kimia Analitik dengan menyatakan,
"Kimia Analitik adalah kontrol universal yang teruji kebenarannya
by setiap proses produksi, tidak hanya dalam industri kimia
sendiri, namun juga dalam industri metalurg bahan bakar,
penyediaan air bersih, pertanian, obat, dan lain lain Kualitas serta
kuantitas (dalam batasan tertentu) hasil produksi kita, efisiensi
peralatan teknologi, kesehatan, dan semua aspek kehidupan kita
tergantung pada akurasi dan kecepatan kontrol analitik yang
dihasilkan pada waktu dan tempat yang sesuai.

2.2 PEMERIKSAAN DALAM BIDANG KIMIA ANALITIK


Ada beberapa pemeriksaan dalam bidang kimia analitik
diantaranya, sebagai berikut :
1. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Kimia adalah keadaan dimana reaksi
kimia berjalan ke kanan dan ke kiri pada kecepatan yang sama
dan dalam waktu yang bersamaan. Rasio konsentrasi (jumlah)
pereaksi dan produk tidak berubah seiring dengan perubahan
waktu. Konsep kesetimbangan merupakan dasar dalam ilmu
kimia. Dalam kenyataanya reaksi kimia yang bersifat
reversibel, dalam sistim tertutup, pada keadaan akhir akan
didapatkan kesetimbangan antara reaktan dan produk. Selain
itu gangguan dari luar juga akan mempengaruhi proses
kesetimbangan.
Pada prinsipnya semua reaksi kimia bersifat reversibel, artinya
hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk reaktan .
Sebagai contoh reaksi reversibel di alam adalah pembentukan
kalsium karbonat stalaktit yang menggantung pada langit-
langit gua batu kapur dan stalagmit yang tumbuh pada dasar
gua.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan suatu proses untuk mengetahui ada
tidaknya unsur kation atau anion dalam suatu larutan. Contoh
kation yaitu ion Al3+, H+ , K+ , sedangkan contoh anion yaitu SO4
-2 , NH4 - , Cl- . Dalam kimia analisis kualitatif dikenal dengan
suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan
menggunakan suatu pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk
endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
selektif dan spesifik (Svehla, 1990). Teknik Analisis Kualitatif
Beberapa teknik analisis kualitatif yaitu:
1) Teknik menyaring: ketika melakukan penyaringan
jangan sampai saringan penuh, cairan hanya boleh sampai 1
cm di bawah pinggir kertas saring dan tepi atas kertas saring 1
cm di bawah tepi atas corong.
2) Teknik mencuci endapan pada kertas saring: aliran
air diarahkan dari botol pencuci dengan langkah pertama
tama di sekitar pinggir atas kertas saring menyusul
gerakan spiral menuju endapan dan setiap pencucian, kertas
saring terisi antara separuh sampai dua pertiganya.
3) Teknik melarutkan endapan: Pada bagian bawah kertas
saring buatlah lubang kecil dengan batang pengaduk dan
endapan disemprot dengan pelarut, ditampung di gelas piala
kecil atau tabung reaksi. Kertas saring diambil dari corong,
dibuka di atas gelas arloji, lalu endapan diambil dan dilarutkan
dalam gelas piala.
4) Teknik pengenceran: asam kuat atau basa kuat
yang mempunyai bobot lebih besar dari air, teknik
pengencerannya dilakukan dengan cara menuangkan asam
atau basa tersebut ke dalam air dan bukan sebaliknya
(hatihati dengan asam sulfat pekat).

3. Analisis kualitatif kation


bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang ada dalam
suatu sampel larutan. Meskipun analisis kation dengan
peralatan modern telah banyak berkembang, analisis kualitatif
melalui uji kimia sederhana tetap dipelajari dan dipraktikan di
laboratorium pendidikan. Hal ini dikarenakan teknik analisis
ini merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan
keterampilan laboratorium dan memahami teori dan konsep
dasar kimia larutan, seperti asam-basa, kelarutan dan
kesetimbangan ion kompleks. Salah satu sistematika
pemisahan kation yang sangat umum dan dikenal luas adalah
sistem yang diperkenalkan oleh R. Fresenius pada tahun 1841,
meskipun berbagai modifikasi telah dilakukan untuk
menyempurnakan proses identifikasi kation ini.

4. Analisis kualitatif anion


Prosedur analisis anion yang ada tidak sesistematis analisis
kation. Belum ada skema yang mampu membedakan jenis-jenis
anion ke dalam kelompok-kelompok besar yang dapat
dipisahkan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Analisis anion biasanya diawali dengan uji pendahuluan untuk
memperoleh gambaran tentang keberadaan suatu anion atau
kelompok anion. Setelah itu, uji spesifik dilakukan terhadap
jenisjenis anion tertentu yang telah diduga keberadaannya.
Sebagaimana analisis kation, analisis anion juga dilakukan
dalam bentuk larutannya. Apabila sampel sukar larut, sampel
dapat didihkan Bersama dengan padatan natrium karbonat.
Melalui perlakuan ini, anion-anion dalam sampel akan bereaksi
dengan natrium karbonat membentuk garam natrium yang
mudah larut dalam air dan menyisakan kationnya sebagai
karbonat yang sukar larut atau produk hidrolisisnya
5. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif. Analisis ini dilakukan untuk
menentukan banyaknya komponen yang terdapat dalam suatu
sampel/bahan. Komponen ini dapat berupa unsur, ion, gugus
fungsi atau senyawa. Jadi, setelah diketahui komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu sampel melalui analisis
kualitatif, selanjutnya untuk mengetahui ada berapa banyak
masingmasing komponen di dalam sampel tersebut, dilakukan
analisis kuantitatif.
Contoh analisis kuantitatif adalah analisis kadar gula dalam
darah, analisis kadar polutan dalam suatu perairan atau analisis
kandungan suatu zat aktif dalam obat. Banyak analisis dalam
bidang farmasi, forensik, lingkungan, dan laboratorium industri
melibatkan analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi
suatu spesi dalam sampel yang kompleks. Tahapan kuantitatif
secara umum sebagai berikut
a) Pemilihan Metode
Tahap pertama dalam proses analisis kuantitatif adalah
memilih metode analisis yang akan dialkukan. Faktor yang
menentukan pilihan ini antara lain seberapa besar akurasi
yang diinginkan, biaya analisis, jumlah sampel yang harus
dianalisis, waktu pengerjaan analisis, ketrampilan orang yang
melakukan analisis, kompleksibilitas sample, dan jumlah
komponen yang terdapat di dalam sampel.

b) Pengumpulan Sampel
Seorang analis harus dapat mengumpulkan sampel dari
material yang akan di analisis dimana sample ini harus
mewakili material tersebut. Mewakili disini diartikan bahwa
sampel yang analis ambil harus memiliki komposisi yang
sama dengan material. Sebagai contoh seorang analis akan
menentukan kadar besi dalam satu truk biji besi. Maka analis
ini akan mengambil sampel dari satu truk biji besi untuk bisa
di analisis di laboratorium. Pengambilan sampel harus
dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa sampel
yang diambil ini bisa mewakili keadaan yang sebenarnya.
c) Pemrosesan Sampel
Adakalanya kita mendapatkan sampel yang tidak perlu di
proses sama sebagai contoh kita menganalisis air sumur maka
pH sampel tersebut dapat di ukur saat itu juga. Namun,
beberapa sampel memerlukan pengolahan terlebih dahulu
yaitu,
d) Penghilangan Interferen
Setelah sampel di rubah menjadi bentuk larutan maka kita
harus menghilangkan spesies selain analit yang mungkin
terdapat dalam larutan tersebut. Spesies selain analit ini bisa
saja menganggu hasil akhir pengukuran dengan cara
meningkatkan atau menurunkan kuantitas pengukuran.
Spesies yang dimaksud ini disebut sebagai interferen. Analis
harus bisa mengisolasi analit dari interferen ini dengan
menggunakan skema tertentu sebelum melaksanakan
pengukuran.
e) Perhitungan Konsentrasi
Proses analisis tergantung dari pengukuran akhir sifat fisika
atau kimia analit yang akan ditentukan. Misalnya analit yang
ada didalam sampel kita anggap sebagai ‘X’, maka
pengukuran sifat fisat dan kimia yang kita lakukan harusnya
proporsional dengan konsentrasinya (C)
f) Perhitungan Hasil
Perhitungan hasil didasarkan pada data eksperimen awal yang
telah didapatkan, karakteristik instrumen yang dipakai, dan
stoikiometri reaksi pada saat tahapan analisis yang telah
dilakukan.
g) Estimasi Reliabilitas Hasil
Hasil analisis tidak lengkap dengan estimasi reliabilitasnya.
Pengukuran ketidakpastian yang berhubungan dengan
perhitungan hasil perlu dilampirkan.

6. Analisis gravimetri adalah salah satu metode analisis kuantitatif


dalam penetapan suatu zat kimia berdasarkan beratnya. Prinsip dasar
analisis gravimetri yaitu unsur atau senyawa target diendapkan
dengan suatu pereaksi pengendap. Beberapa macam jenis metode
dalam analisa gravimetri, yaitu metode penguapan, pengendapan,
elektrolisis. Metode Analisis Gravimetri Adapun beberapa macam
jenis metode dalam analisa gravimetri antara lain yaitu, metode
penguapan, pengendapan, dan elektrolisis atau disebut juga
elektrogravimetri. Untuk metode-metode analisa gravimetri ini kami
rangkum dalam artikel metode analisis gravimetri. Berikut ini adalah
macam-macam metode dalam analisis kimia gravimetri:
a. Metode Penguapan Pada metode penguapan dalam analisis
gravimetri, sampel yang akan dianalisa direaksikan dengan
pereaksi sehingga dihasilkan suatu gas atau dapat juga
dipanaskan sehingga memecah zat dan menghasilkan gas.
Penimbangan gas yang keluar dapat secara langsung yaitu
diserap oleh suatu pereaksi terlebih dahulu atau secara tidak
langsung yaitu penimbangan analat sebelum dan sesudah reaksi.
Metode gravimetri penguapan ini terkadang disebut juga dengan
metode evolusi. Pada metode penguapan ini, komponen-
komponen yang tidak diinginkan, dapat dieliminasi atau
dihilangkan sebagai uap. Jika uap tersebut tidak diperlukan,
maka dapat dibiarkan hilang begitu saja dalam udara dan zat
yang tertinggal ditentukan beratnya. Sebaliknya, apabila uap
tersebut diperlukan, maka uap tersebut dialirkan ke dalam zat
penyerap yang sebelumnya telah ditentukan bobotnya. Dari
penambahan berat pada zat penyerap, maka dapat ditentukan
jumlah uap tersebut. Contoh aplikasi metode penguapan adalah
penentuan kadar air (hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air
dalam suatu sampel.
b. Metode Pengendapan Metode pengendapan adalah salah satu
jenis pada analisis gravimetri yang terdiri dari tahapan
pembentukan, isolasi, dan penentuan massa endapan. Prosedur
ini biasanya diterapkan pada senyawa ionik. Sebagai contoh,
suatu sampel dilarutkan dalam air hingga bereaksi dengan zat
lain sehingga membentuk endapan. Endapan yang terbentuk
kemudian disaring, dikeringkan, kemudian ditimbang. Dari
massa dan rumus kimia endapan tersebut, maka dapat dihitung
massa komponen dari sampel awal. Dari massa komponen dan
sampel awal, maka dapat ditentukan persen komposisi massa
komponen dalam senyawa awal. Kalsium merupakan contoh
unsur yang dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara
pengendapan sebagai oksalat dan pemanggangan oksalat
tersebut menjadi kalsium oksida. Pada metode pengendapan ada
beberapa syarat-syarat yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut ini: Pada metode pengendapan, bentuk
senyawa yang akan diendapkan harus memenuhi syarat-syarat
berikut ini:
1. Kelarutannya rendah
2. Endapan mudah disaring dan dicuci
3. Endapan mudah diubah menjadi bentuk senyawa yang
dapat ditimbang
Sedangkan bentuk senyawa yang ditimbang harus
memenuhi syarat:

1. Stoikhiometri
2. Mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi
3. Faktor gravimetrinya kecil

Berikut tahap-tahap dalam melakukan analisis gravimetri


metode pengendapan:

1. Pereaksi ditambahkan secara perlahan-lahan sambil


dilakukan pengadukan
2. Larutan dalam tahap pengendapan dalam kondisi panas
3. Pengendapan dilakukan pada pH tertentu
c. Metode Elektrolisis Analisis gravimetri dengan metode
elektrolisis merupakan salah satu teknik analisis instrumental.
Metode elektrolisis ini disebut juga dengan elektrogravimetri,
yaitu metode gravimetri dengan elektrolisis. Pada metode
elektrolisis sampel yang akan dianalisis diendapkan secara
elektrolisis dengan potensial tertentu. Cara ini banyak digunakan
untuk menentukan kadar logam Cu dan Zn.

7. Titrasi asam basa


Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa
dengan larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya,
penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus
dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan
basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya
dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu,
keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator
menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik
akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal
mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang
tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan
warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen.
8. Volumetri Titrimetri
Metode volumetri atau titrimetri secara umum masih
digunakan secara luas karena metode ini merupakan metode yang
handal dari segi teknis dan prinsip, murah dan mampu memberikan
ketepatan yang tinggi. Keterbatasan dari metode titrimetri adalah
metodenya yang kurang spesifik. Metode titrimetri menggunakan
pengukuran volume, yaitu dengan cara sejumlah zat yang dianalisis
direaksikan dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui kadar
atau konsentrasinya secara teliti dan reaksinya berlangsung secara
kuantitatif. Reaksi yang terjadi tidak untuk dikhususkan bagi bahan
tertentu saja, akan tetapi dapat mencakup semua bahan dengan sifat
yang sama atau hampir mirip secara umum. Misalnya, suatu reaksi
asam basa dapat berlangsung dalam titrasi tanpa memperhatikan
apakah itu basa atau asam kuat maupun asam basa lemah.

2.3 KORELASI KIMIA ANALITIK DENGAN BIDANG ILMU


LAIN
a. Bidang Kedokteran
Pemanfaatan Analitik kimia ini dalam bidang kedokteran seperti :
dimanfaatkan untuk membuat bahan-bahan kimia sering
digunakan sebagai obat-obatan. Obat dibuat berdasarkan basil
penelitian terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang
berkhasiat secara medis terhadap suatu penyakit. Contohnya,
etanol atau alkohol digunakan dalam proses pelarutan obat dan
sebagai pensteril alat-alat kedokteran.
b. Bidang dalam ilmu – ilmu lingkungan

dalam ilmu-ilmu lingkungan kimia analitik berkaitang dengan


pemantauan pencemaran udara dan air adalah suatu masalah yang
sangat vital. Pemantauan adanya polutan SO2, CO dan CO2
berkesinambungan dapat dilakukan dengan spektroskopi
inframerah, atau spektroskopi flu resensi. Sedangkan untuk
memeriksa oksigen yang terlarut dan kandungan klor dalam air
dapat dilakukan dengan potensiometri atau kolori metri.

c. Bidang ilmu pertanian

Dalam ilmu pertanian kimia analitik berkaitan dengan analisis


pestisida atau insektisida dalam tumbuh – tumbuhan hasil panen
dapat dilakukan secara kromatografi gas (gas chromatography/gc)
atau kromatograpi cair kinerja tinggi (highferfomance liquid
chromatography/hplc). Demikan pula dalam penetapan ratio
kalium, natrium dalam pupuk dapat dilakukan secara spektroskopi
serapan atom atau spektroskopi nyala emisi.

d. Bidang ilmu Kesehatan dan Kimia klinis

Dalam ilmu Kesehatan dan Kimia Klinik berkaitan dengan analisis


barbiturate, keracunan makanan, deteksi vanadium, arsen dalam
kuku dan rambut dapat dilakukan secara spektroskopi. Analisis
kobalt dalam vitamin B12, besi dalam haimoglobin darah dan
isolasinya dapat dilakukan dengan Teknik elektroforesis atau
permease gel (gel permeation) dan lain – lain ( Melvin, M, 1987).

e. Bidang elektronik
Dalam bidang elektronik kimia analitik berkaitan dengan
analisis unsur - unsur runut (trace elements) seperti
germanium dalam semi konduktor dan transistor, penentuan
selenium, kalsium dalam sel – sel foto dilakukan secara
spektroskopi emisi atau analisis aktivasi neutron (Wuilloud,
R.G., Wuilloud, J.C., Olsina, R.A., dan Martinez, L.D., 2001).

2.4 PERAN DAN APLIKASI KIMIA ANALITIK


Peranan Kimia Analitik tidak terbatas hanya dalam bidang
ilmu kimia tetapi berperan juga dalam bidang-bidang ilmu
pengetahuan alam lainnya maupun dalam kehidupan praktis
sehari-hari atau di masyarakat. Contohnya dalam bidang
kedokteran, farmasi, biologi, pertanian, analis kesehatan geologi,
mineralogi, perindustrian, kesehatan masyarakat dan pencemaran
lingkungan.
Ada 2 hal mengapa kimia analitik mempunyai penerapan
yang luas. Pertama kimia analitik banyak sekali kegunaannya
dalam berbagai disiplin ilmu kimia seperti kimia organik, kimia
anorganik, kimia fisika dan biokimia. Kedua, kimia analitik juga
terpakai di cabang ilmu pengetahuan lainnya. Contoh:
1. Dalam ilmu lingkungan, kimia analitik bermanfaat untuk
pemantauan pencemaran udara dan air.
2. Dalam produksi pangan, analisis kimia dapat melaporkan
analisis makanan, apakah mengandung racun atau tidak.
3. Teknik analisis potensiometri dan kolorimetri dapat
digunakan untuk memeriksa oksigen yang terlarut dan
kandungan klor dalam air.
4. Analisis pestisida dalam tumbuh-tumbuhan hasil panen dapat
dilakukan dengan kromatografi gas atau HPLC.
5. Penetapan kalium dan natrium dalam pupuk dapat dilakukan
dengan AAS.
6. Dalam analis kesehatan untuk mendiagnosis suatu penyakit
pada manusia diperlukan suatu analisis kimia, sebagai contoh :
tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam
darah menunjukkan adanyagangguan fungsi liver. Tingkat
konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit
gula.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara umum, Kimia Analitik didefinisikan sebagai cabang ilmu kimia
yang mempelajari karakterisasi bahan, baik komposisinya secara kualitatif
(identifikasi komponennya) maupun jumlahnya secara kuantitatif (penentuan
kadarnya). Ada beberapa pemeriksaan dalam bidang kimia analitik
diantaranya, sebagai berikut :
1. Kesetimbangan Kimia
2. Analisis Kualitatif
3. Analisis Kualitatif Kation
4. Analisis Kualitatif Anion
5. Analisis Kuantitatif
6. Analisis gravimetri
7. Titrasi asam basa
8. Volumetri Titrimetri
Selain itu adapun korelasi kimia analitik dengan bidang ilmu lain yaitu:
a. Bidang Kedokteran
b. Bidang dalam ilmu – ilmu lingkungan
c. Bidang ilmu pertanian
d. Bidang ilmu Kesehatan dan Kimia klinis
e. Bidang elektronik
Peranan Kimia Analitik tidak terbatas hanya dalam bidang ilmu kimia
tetapi berperan juga dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam lainnya
maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari atau di masyarakat. Contohnya
dalam bidang kedokteran, farmasi, biologi, pertanian, analis kesehatan
geologi, mineralogi, perindustrian, kesehatan masyarakat dan pencemaran
lingkungan.
Ada 2 hal mengapa kimia analitik mempunyai penerapan yang luas.
Pertama kimia analitik banyak sekali kegunaannya dalam berbagai disiplin
ilmu kimia seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika dan biokimia.
Kedua, kimia analitik juga terpakai di cabang ilmu pengetahuan lainny
DAFTAR PUSTAKA

Alahudin, M. (2020). KIMIA ANALISIK DASAR. UNNES Press.


ANALISD3KESEHATAN. (2015, Oktober 14 ). Retrieved from
https://analisd3kesehatan.wordpress.com/2015/10/14/kimia-analitik/
Dra. Siti Darsati, M. (n.d.). Retrieved from
http://repository.ut.ac.id/4593/1/PEKI4205-M1.pdf
Ethica, D. S. (2020). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=EgwfEAAAQBAJ&printsec=frontco
ver&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
FMIPA-UI, D. (2009). Retrieved from
https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/10313/mod_resource/content/1/Bab%20
14%20Kesetimbangan%20Kimia.pdf
Jamilatur Rohmah, S., & Chylen Setiyo Rini S.Si., M. (2020). Retrieved from
https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/view/978-623-
6833-49-0/768
Kimia, G. (n.d.). infokimia.com. Retrieved from
https://www.infokimia.com/2018/11/analisis-titrimetri-pengertian-
prinsip_21.html?m=1
Mundriyastutik, Y., Maulida, I. D., & Retnowati, a. E. (2021, Maret). Retrieved
from
https://repository.umku.ac.id/bitstream/handle/123456789/25/Buku%20IS
BN%20Analisis%20Volumetri%20potong.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Raputradika. (2019, Desember 12). Glosaria.com. Retrieved from
https://www.glosaria.com/2019/12/analisis-gravimetri.html?m=1
Ridlo, M. F. (n.d.). Retrieved from Aku pintar: https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/kesetimbangan-kimia-pengertian-ciri-dan-rumus-kesetimbangan
Ridlo, M. F. (n.d.). Retrieved from https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/titrasi-
asam-basa-menentukan-kadar-konsentrasi-larutan-asam-basa
Svehla. (1990). Retrieved from
http://digilib.uinsgd.ac.id/19949/4/4_BAB%20I.pdf
UI, C. S. (n.d.). Retrieved from https://chemistry.uii.ac.id/apa-itu-kimia-
3/#:~:text=Kimia%20merupakan%20ilmu%20tentang%20materi,%2C%2
0kimia%20fisik%2C%20dan%20biokimia
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kimia_analisis

Anda mungkin juga menyukai