Anda di halaman 1dari 14

PARAMETER TOKSISITAS DAN PENILAIAN

KEAMANAN BAHAN KIMIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Toksikologi

Tahun Ajaran 2019-2020

Disusun Oleh :

Kelompok 5 2D-IVA

Alifia Putri R P231335118006

Amalia Ramadona P231335118008

M. Dimas Setiadi P231335118037

Nadhifa Athira Azis P231335118040

Putri Arvinanda P21335118050

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641,
7397643 Fax. 021-7397769 Website :www.Poltekkesjkt2.ac.id
Email :Info@Poltekkesjkt2.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PARAMETER TOKSISITAS DAN PENILAIAN
KEAMANAN BAHAN KIMIA”. Sebagai tugas dan bahan diskusi, yang diberikan
oleh dosen Mata Kuliah Toksikologi. kami menyadari bahwa makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh Karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segalah kekurangan, bila
penyusunan Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap
dirugikan dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis senantiasa
kami harapkan, baik dari pembimbing maupun yang membaca Makalah ini agar kami
dapat memperbaiki diri.
Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca. Semoga
Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dan
memaafkan setiap kekeliruan yang telah kami lakukan.
Kami menyadari bahwah Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
kamiakan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Toksikologi .................................................................................................3


B. Parameter Toksisitas ................................................................................................4
C. Penilaian Kemanan Bahan – bahan Kimia ..............................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................9


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua zat beracun ataupun metabolitnya tentu akan kembali memasuki
lingkungan, sehingga kualitas lingkungan akhirnya bertambah buruk dengan terdapatnya
berbagai racun. Dapat dipahami bahwa, baik racun maupun kontaminan lingkungan
dengan zat berbahaya bukanlah hal yang baru. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu,
duniapun sudah sepakat bekerja sama untuk membuat lingkungan menjadi tempat yang
tidak berbahaya untuk dihuni. Perhatian dunia terhadap toksikologi lingkungan didasarkan
atas hasil inventarisasi ataupun perkiraan jumlah produksi zat kimia yang semakin
meningkat. Butler mengemukakan, pada tahun 1978 saja diperkirakan terdapat 300.000 zat
kimia yang digunakan di seluruh dunia dan jumlah ini diperkirakan bertambah setiap tahun
dengan 1.000 – 2.000 jenis (Soemirat, 2009).

Adanya pencemaran di lingkungan akan mempengaruhi kehidupan biologis


organisme yang ada, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh pencemaran
ini tergantung pada kemampuan faktor lingkungan alami dalam menetralisir pengaruh yang
merugikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui pencemaran pada ekosistem perairan
adalah dengan uji hayati (bioassay). Jumlah kematian organisme perairan yang
ditimbulkan oleh suatu zat akan dapat memberi informasi tentang tingkat pencemaran atau
tingkat toksisitas zat tersebut.

Parameter-parameter fisika dan kimia saja belum cukup untuk mengevaluasi


keberadaan suatu senyawa toksik. Kehadiran suatu toksikan dalam jumlah kecil kadang-
kadang memberikan dampak yang besar, dan sedikit perubahan dalam struktur kimia serta
berubahnya komposisi suatu senyawa mampu menimbulkan variasi-variasi dampak dalam
daya toksiknya (Loomis, 1978).

Munculnya berbagai perkembangan ilmu pengetahuan bidang kimia tak hanya


berdampak baik bagi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu ini juga berdampak negatif,
salah satunya munculnya agen-agen toksin yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang
merugikan..
Pada beberapa racun, yang bereaksi itu bukan agentnya sendiri, tetapi hasil
metabolismenya. Proses pengerusakan ini baru terjadi apabila pada target organ telah
menumpuk satu jumlah yang cukup dari agent toksik ataupun metabolitnya, begitupun hal
ini bukan berarti bahwa penumpukan yang tertinggi dari agent toksis itu berada di target
organ, tetapi bisa juga ditempat yang lain.

Selanjutnya, untuk kebanyakan racun-racun, konsentrasi yang tinggi dalam badan.


Maka, menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Konsentrasi racun dalam badan ini
merupakan fungsi dari jumlah racun yang dipaparkan, yang berkaitan dengan kecepatan
absorpsinya dan jumlah yang diserap, juga berhubungan dengan distribusi, metabolisme
maupun ekskresi agent toksis tersebut.

Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin
ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik, Medicine dan
lain-lain. Ada beberapa toksik yang dapat ditangani dengan mudah atau bahkan tidak dapat
ditangani akibat tingkat keparahan yang berbeda.

B. Tujuan Penulisan

Memahami pengertian parameter toksisitas dan berbagai macam jenis toksisitas


juga dapat memahami penjelasan tentang macam – macam bahan kimia serta sifat fisik
pada bahan kimia dan nilai ambang batas dan ind eks pemaparann biologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Toksikologi

Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Dan
racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup; racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan
fisiologis yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Sifat bahan kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh
manusia akan mampu merusak sel darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat
Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun atau tidak bergantung pada seberapa banyak bahan
atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan
seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya suatu zat tertentu. Toksikologi juga
mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik
(Hodgson, 2004: 3).

Sedangkan toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang


membahas mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk
hidup) dan lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan pertanyaan bagaimana
toksikan lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, hewan, dan tanaman,
memengaruhi kesehatan dan keselamatan organisme hidup tersebut (Yu, 2005: 1). Dapat
dikatakan, toksikologi lingkungan adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat,
penyebaran dan perilaku zat racun (polutan) di dalam lingkungan, serta efeknya terhadap
flora, fauna dan manusia (Sudarjat & Siska Rasiska, 2006: 1).

Menurut Sudarjat & Siska Rasiska ( 2006: 8), Ruang lingkup dan komponen primer
yang dipelajari dalam ilmu toksikologi lingkungan adalah menyangkut masalah: (1)
sumber racun—termasuk jenis, jumlah dan sifatnya; (2) distribusi di dalam media udara,
tanah dan air; (3) dan efek toksisitasnya terhadap flora, fauna (liar), tanaman, hewan ternak,
dan manusia
Toksikologi lingkungan merupakan suatu ilmu multidisipliner yang meliputi
sejumlah ranah studi yang bermacam-macam, seperti genetika, biologi, kimia (organik,
analitis dan biokimia), anatomi, ilmu tanaman, geologi, ilmu kesehatan publik, fisiologi,
mikrobiologi, ekologi, ilmu tanah, hidrologi, ilmu atmosfer, ilmu statistik, dan ilmu hukum
(Yu, 2005: 6).

Toksikologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua subkategori: toksikologi


kesehatan lingkungan dan ekotoksikologi. Toksikologi kesehatan lingkungan dapat
didefinisikan sebagai studi mengenai efek-efek merugikan dari bahan-bahan kimia
lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sedangkan ekotoksikologi merupakan studi yang
membahas efek-efek kontaminan lingkungan terhadap ekosistem dan unsur-unsur pokok
yang ada di dalam ekosistem (i.e. ikan, burung, margasatwa, dll) (Leblanc, 2004 :464).

Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang ada sejak zaman purbakala, yang
merupakan perpaduan antara ilmu biologi dan ilmu kimia dan dapat digunakan untuk
memahami konsep aksi dan keberadaan zat toksik serta penerapan konsep tersebut dalam
permasalahan lingkungan. Secara tradisional toksikologi merupakan pengetahuan dasar
tentang aksi dan perilaku racun. Sedangkan pengertian racun sendiri adalah bahan yang
bila tertelan atau terabsorpsi akan mampu membuat manusia sakit dan mematikan
(Mukono, 2010).

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan (adverse


effects) dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Gabungan antara berbagai efek
potensial yang merugikan serta terdapatnya beraneka ragam bahan kimia di lingkungan
kita membuat toksikologi sebagai ilmu yang sangat luas (Kusnoputranto, 1996).
Selanjutnya juga dinyatakan bahwa toksikologi lingkungan umumnya merupakan suatu
studi tentang efek dari polutan terhadap lingkungan hidup serta bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi ekosistem. Dengan demikian pembahasan mengenai toksikologi
lingkungan merupakan bahasan yang sangat kompleks.

B. PARAMETER TOKSISITAS
Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat Paracelcus: “All
substances are poisons; there is none which is not a poison. The right dose differentiates a
poison from a remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang
tepat yang membedakan racun dari obat."Apabila zat kimia dikatakan berracun(toksik),
maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya
terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu
senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat
tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap
organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah
toksik atau toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat
kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.
Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam
memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan
bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain. Toksisitas adalah pernyataan
kemampuan racun menyebabkan timbulnya gejala keracunan. Toksisitas ditetapkan di
laboratorium, umumnya menggunakan hewan coba dengan cara ingesti, pemaparan pada
kulit, inhalasi, gavage, atau meletakkan bahan dalam air, atau udara pada lingkungan
hewan coba. Toksisitas dapat dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut:
a. LD50yaitu jumlah (dosis) efektif senyawa kimia yang mampu
menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba yang terpapar dengan
berbagai cara, dinyatakan dengan satuan mg/kg berat badan. Semakin
tinggi LD50, semakin rendah adalah toksisitas.
b. LC50 yaitu konsentrasi senyawa kimia dalam lingkungan (air dan
udara) yang menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba dalam
jangka waktu tertentu. Dinyatakan dengan satuan mg/L (part per
million=ppm)b.ED50(dosis efektif) adalah dosis yang menyebabkan
efek spesifik selain mematikan pada 50% hewan.
c. Ambang dosis adalah tingkat dosis rendah ini dimana tidak ada efek
yang dapat diamati. Ambang batas diperkirakan ada untuk efek tertentu,
seperti efek toksik akut; tapi tidak untuk yang lain, seperti efek
karsinogenik.

Toksisitas dapat dinyatakan dengan peristilahan sebagai berikut:

a. KarsinogenZat karsinogenik dikaitkan dengan penyebab atau peningkatan


kanker pada manusia dan hewan.Contoh:benzena, vinil klorida,
formaldehid, dioksan, dan akrilamida
b. MutagenMutagen adalah zat yang mengubah informasi genetik suatu
organisme, biasanya dengan mengubah DNA. Mutagen biasanya juga
karsinogen karena mutasi sering.
c. TeratogenTeratogen adalah zat yang menyebabkan kerusakan pada janin
atau embrio selama kehamilan, yang menyebabkan cacat lahir sementara
ibu tidak menunjukkan tanda toksisitas.Teratogen umum meliputi etanol,
senyawa merkuri, senyawa timbal, fenol, karbon disulfida, toluena dan
xilena.

Toksisitas juga dapat dinyatakan berdasarkan waktu hingga timbulnya gejala


keracunan (onset), yaitu:

a. Toksisitas akut, jika efek timbul segera atau paparan durasi pendek dalam
hitungan jam sampai hari setelah terpapar bahan toksik. Efek akut dapat
reversibel atau tidak dapat dipulihkan.
b. Toksisitas sub akut, jika gejala keracunan timbul dalam jangka waktu
setelah sedang (minggu sampai bulan) setelah terpapar bahan toksik dalam
dosis tunggal
c. Toksisitas kronis, jika akibat keracunan baru timbul setelah terpapar
bahan toksik secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang
(dalam hitungan tahun) atau bahkan dekade. Efek kronis terjadi setelah
terpapar dalam waktu lama (bulan, tahun, dekade) dan bertahan setelah
paparan telah berhenti

C. PENILAIAN KEAMANAN BAHAN- BAHAN KIMIA


Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya.
Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan. Bahan
kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya.
Paracelsus (1493-1541) ”semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang
bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”Untuk
mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka
makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya.
 Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
 Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat Amat beracun:
(50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
 Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
 Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
 Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol

Sifat Fisik bahan kimia :

 Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah
terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin
terdeposit dalam paru-paru.

Dosis (konsentrasi)

 Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar
efek bahan racunnya.E = T x C
Keterangan:
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentrationc.

Lamanya pemajanan

 Pajanan bisa akut dan kronis. Gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan
kronis

Interaksi bahan kimia

 Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia, misal
organophosphat dengan enzim cholinesterase
 Sinergistik: efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan
sendiri-sendiri, misal pajanan asbes dengan merokok
 Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringane.

Distribusi

 Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran


darah sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.

Pengeluaran

 Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-
paru.

Faktor tuan rumah (host)

 Faktorgenetik
 Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
 Faktor umur
 Status kesehatan
 Hygiene perorangan dan perilaku hidup
Nilai Ambang Batas dan Indeks Pemaparan Biologis (Biological Exposure Indices)

 Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat
kerja maka perlu dilakukan :
 Pemantauan biologis (biological monitoring)
 Indeks pemaparan biologis (biological exposure Indices)Yaitu suatu nilai
panduan untuk menilai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya
ditentukan dengan mengacu pada nilai NAB
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat


Paracelcus: “All substances are poisons; there is none which is not a poison. The
right dose differentiates a poison from a remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak
ada yang bukan racun. Dosis yang tepat yang membedakan racun dari
obat."Apabila zat kimia dikatakan berracun(toksik), maka kebanyakan diartikan
sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme
biologi tertentu pada suatu organisme.
Toksisitas adalah pernyataan kemampuan racun menyebabkan timbulnya
gejala keracunan. Toksisitas ditetapkan di laboratorium, umumnya menggunakan
hewan coba dengan cara ingesti, pemaparan pada kulit, inhalasi, gavage, atau
meletakkan bahan dalam air, atau udara pada lingkungan hewan coba.Toksisitas
dapat dinyatakan dengan ukuran , peristilahan, dan bedasarkan waktu.
Paracelsus (1493-1541) ”semua bahan adalah racun, tidak ada bahan
apapun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi
racun atau obat”Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin
rendah LD50 suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya.

B. Saran
Saran yang dapat diambil adalah kita dapat memahami pengukuran dan
berhati – hati bahwa toksisitas adalah racun yang mengakibatkan gejala racun
dan banyak macam untuk menyatakan toksisitas tersebut dan berhati- hati, juga
mengenali bahan bahan kimia serta kenali sifat dari bahan kimia tersebut terlebih
dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

bppsdmk.kemenkes.go.id/pusdiksmk/wp-content/uploads/2017 yulianto nurul amaloyah

Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

Toksikologi Klinik ( Muji Rahayu Moch. Firman Solihat )

Anda mungkin juga menyukai