Disusun Oleh :
Kelompok 5 2D-IVA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PARAMETER TOKSISITAS DAN PENILAIAN
KEAMANAN BAHAN KIMIA”. Sebagai tugas dan bahan diskusi, yang diberikan
oleh dosen Mata Kuliah Toksikologi. kami menyadari bahwa makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh Karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segalah kekurangan, bila
penyusunan Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap
dirugikan dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis senantiasa
kami harapkan, baik dari pembimbing maupun yang membaca Makalah ini agar kami
dapat memperbaiki diri.
Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca. Semoga
Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dan
memaafkan setiap kekeliruan yang telah kami lakukan.
Kami menyadari bahwah Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
kamiakan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin
ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik, Medicine dan
lain-lain. Ada beberapa toksik yang dapat ditangani dengan mudah atau bahkan tidak dapat
ditangani akibat tingkat keparahan yang berbeda.
B. Tujuan Penulisan
A. Definisi Toksikologi
Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Dan
racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup; racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan
fisiologis yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Sifat bahan kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh
manusia akan mampu merusak sel darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat
Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun atau tidak bergantung pada seberapa banyak bahan
atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan
seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya suatu zat tertentu. Toksikologi juga
mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik
(Hodgson, 2004: 3).
Menurut Sudarjat & Siska Rasiska ( 2006: 8), Ruang lingkup dan komponen primer
yang dipelajari dalam ilmu toksikologi lingkungan adalah menyangkut masalah: (1)
sumber racun—termasuk jenis, jumlah dan sifatnya; (2) distribusi di dalam media udara,
tanah dan air; (3) dan efek toksisitasnya terhadap flora, fauna (liar), tanaman, hewan ternak,
dan manusia
Toksikologi lingkungan merupakan suatu ilmu multidisipliner yang meliputi
sejumlah ranah studi yang bermacam-macam, seperti genetika, biologi, kimia (organik,
analitis dan biokimia), anatomi, ilmu tanaman, geologi, ilmu kesehatan publik, fisiologi,
mikrobiologi, ekologi, ilmu tanah, hidrologi, ilmu atmosfer, ilmu statistik, dan ilmu hukum
(Yu, 2005: 6).
Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang ada sejak zaman purbakala, yang
merupakan perpaduan antara ilmu biologi dan ilmu kimia dan dapat digunakan untuk
memahami konsep aksi dan keberadaan zat toksik serta penerapan konsep tersebut dalam
permasalahan lingkungan. Secara tradisional toksikologi merupakan pengetahuan dasar
tentang aksi dan perilaku racun. Sedangkan pengertian racun sendiri adalah bahan yang
bila tertelan atau terabsorpsi akan mampu membuat manusia sakit dan mematikan
(Mukono, 2010).
B. PARAMETER TOKSISITAS
Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat Paracelcus: “All
substances are poisons; there is none which is not a poison. The right dose differentiates a
poison from a remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang
tepat yang membedakan racun dari obat."Apabila zat kimia dikatakan berracun(toksik),
maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya
terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu
senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat
tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap
organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah
toksik atau toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat
kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.
Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam
memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan
bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain. Toksisitas adalah pernyataan
kemampuan racun menyebabkan timbulnya gejala keracunan. Toksisitas ditetapkan di
laboratorium, umumnya menggunakan hewan coba dengan cara ingesti, pemaparan pada
kulit, inhalasi, gavage, atau meletakkan bahan dalam air, atau udara pada lingkungan
hewan coba. Toksisitas dapat dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut:
a. LD50yaitu jumlah (dosis) efektif senyawa kimia yang mampu
menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba yang terpapar dengan
berbagai cara, dinyatakan dengan satuan mg/kg berat badan. Semakin
tinggi LD50, semakin rendah adalah toksisitas.
b. LC50 yaitu konsentrasi senyawa kimia dalam lingkungan (air dan
udara) yang menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba dalam
jangka waktu tertentu. Dinyatakan dengan satuan mg/L (part per
million=ppm)b.ED50(dosis efektif) adalah dosis yang menyebabkan
efek spesifik selain mematikan pada 50% hewan.
c. Ambang dosis adalah tingkat dosis rendah ini dimana tidak ada efek
yang dapat diamati. Ambang batas diperkirakan ada untuk efek tertentu,
seperti efek toksik akut; tapi tidak untuk yang lain, seperti efek
karsinogenik.
a. Toksisitas akut, jika efek timbul segera atau paparan durasi pendek dalam
hitungan jam sampai hari setelah terpapar bahan toksik. Efek akut dapat
reversibel atau tidak dapat dipulihkan.
b. Toksisitas sub akut, jika gejala keracunan timbul dalam jangka waktu
setelah sedang (minggu sampai bulan) setelah terpapar bahan toksik dalam
dosis tunggal
c. Toksisitas kronis, jika akibat keracunan baru timbul setelah terpapar
bahan toksik secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang
(dalam hitungan tahun) atau bahkan dekade. Efek kronis terjadi setelah
terpapar dalam waktu lama (bulan, tahun, dekade) dan bertahan setelah
paparan telah berhenti
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah
terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin
terdeposit dalam paru-paru.
Dosis (konsentrasi)
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar
efek bahan racunnya.E = T x C
Keterangan:
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentrationc.
Lamanya pemajanan
Pajanan bisa akut dan kronis. Gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan
kronis
Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia, misal
organophosphat dengan enzim cholinesterase
Sinergistik: efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan
sendiri-sendiri, misal pajanan asbes dengan merokok
Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringane.
Distribusi
Pengeluaran
Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-
paru.
Faktorgenetik
Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
Faktor umur
Status kesehatan
Hygiene perorangan dan perilaku hidup
Nilai Ambang Batas dan Indeks Pemaparan Biologis (Biological Exposure Indices)
Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat
kerja maka perlu dilakukan :
Pemantauan biologis (biological monitoring)
Indeks pemaparan biologis (biological exposure Indices)Yaitu suatu nilai
panduan untuk menilai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya
ditentukan dengan mengacu pada nilai NAB
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat diambil adalah kita dapat memahami pengukuran dan
berhati – hati bahwa toksisitas adalah racun yang mengakibatkan gejala racun
dan banyak macam untuk menyatakan toksisitas tersebut dan berhati- hati, juga
mengenali bahan bahan kimia serta kenali sifat dari bahan kimia tersebut terlebih
dahulu.
DAFTAR PUSTAKA