Anda di halaman 1dari 10

BUKU SAKU

ANALISIS RISIKO

KESEHATAN DI

PEMUKIMAN

LAHAN BASAH

RATIH DWI CAHYANI


(10011181924028)
IKM C 2019
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
Daftar Isi
Deskripsi Wilayah.............................................1

Identifikasi Bahaya...........................................2

Analisis Risiko....................................................4

Matriks Risiko....................................................5

Evaluasi Risiko...................................................6

Pengendalian Risiko.........................................7

Daftar Pustaka....................................................8

Lampiran.............................................................8

i
Deskripsi Wilayah
Lahan basah yang dianalisis adalah lahan sawah yang
berada di Kelurahan Plaju Darat, Kecamatan Plaju,
Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Plaju Darat merupakan Kelurahan yang terletak di
paling ujung Kota Palembang yang bertitik koordinat
S -3,036225 dan E 104,825333 (menggunakan gps
essentials) dan berbatasan dengan Kabupaten
Banyuasin (1). Terdapat banyak lahan sawah di
Kelurahan Plaju Darat, di mana di sekitar lahan
sawah tersebut, terdapat orang – orang yang
bermukim. Para petani biasanya juga bermukim di
sekitar lahan sawah tersebut.

Titik Lokasi Lahan Sawah


1
Identifikasi Bahaya
Pada lahan sawah di Kelurahan plaju darat, terdapat bahaya yang dapat
terjadi, yang terdiri dari bahaya biologi, fisik, kimia, ergonomis, prosedur
kerja, dan psikologi.
Bahaya Biologi
Bahaya biologi yang ada pada lahan sawah yaitu adanya binatang seperti
nyamuk Anopheles sp, ular, dan kalajengking yang dapat menggigit orang
saat berada di lahan sawah dan sekitarnya serta cacing yang dapat
menginfeksi orang saat berada di lahan sawah dan sekitarnya serta bakteri
dan kuman yang dapat menginfeksi orang saat berada di lahan sawah dan
sekitarnya.Nyamuk Anopheles sp termasuk bahaya biologi yang ada pada
lahan sawah karena adanya bahaya berupa efek negatif yang dapat
ditimbulkan akibat gigitan nyamuk Anopheles sp seperti Malaria (2). Malaria
merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan dunia dan
disebabkan oleh Plasmodium sp yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp (3). Ular termasuk bahaya biologi yang ada pada lahan sawah
karena adanya bahaya berupa efek negatif yang dapat ditimbulkan akibat
gigitan ular yaitu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lokal,
nekrosis sel perdarahan dalam, hilangnya fungsi dari otot, pembengkakan,
tekanan darah turun, kerusakan pada kornea, iritasi dan bengkak pada
daerah uvea, dan pecahnya sel darah merah (4). Kalajengking termasuk
termasuk bahaya biologi yang ada pada lahan sawah karena adanya bahaya
berupa efek negatif yang dapat ditimbulkan akibat gigitan kalajengking
seperti pembengkakan, kemerahan, rasa sakit setempat/tidak menjalar,
merusak jaringan saraf (nyeri hebat, rasa gatal, kesemutan, lemah, bahkan
bisa sampai lumpuh), ganguan jantung ( gejala berdebar – debar, nyeri dada
kiri, gangguan nafas, pingsan) serta merusak darah (perdarahan bawah
kulit, lebam, dan memar) (5). Cacing termasuk bahaya biologi yang ada
pada lahan sawah karena adanya bahaya berupa efek negatif yang
ditimbulkan akibat infeksi cacing yaitu berupa cacingan. Bakteri dan kuman
termasuk bahaya biologi yang ada pada lahan sawah karena adanya bahaya
berupa efek negatif yang ditimbulkan akibat infeksi bakteri dan kuman yaitu
berupa gatal dan alergi pada kulit (2).

2
Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang ada pada lahan sawah yaitu sinar ultra violet
(UV) dan panas dari sinar matahari, serta jalan licin. Sinar ultra
violet (UV) dari sinar matahari termasuk bahaya fisik karena
paparan sinar ultra violet (UV) dari sinar matahari dapat
menyebabkan kanker kulit dan katarak pada petani. Panas dari
sinar matahari termasuk bahaya fisik karena panas dari sinar
matahari dapat menyebabkan dehidrasi dan cepat lelah pada
petani. Jalan licin di lahan sawah termasuk bahaya fisik karena
jalan licin di lahan sawah dapat menyebabkan petani yang sedang
bekerja di sawah terpeleset (2).
Bahaya Kimia
Bahaya kimia yang ada pada lahan sawah yaitu pestisida yang
mana pestisida tersebut mengandung zat kimia. Pestisida termasuk
bahaya kimia karena pestisida yang digunakan dapat masuk ke
tubuh melalui jalur pernapasan ketika pestisida terhirup saat
melakukan penyemprotan pestisida dan jalur kulit ketika tangan
kontak langsung dengan pestisida saat melakukan penakaran dan
pencampuran pestisidayang dapat mengakibatkan keracunan
pada(2).
Bahaya Ergonomis
Bahaya ergonomis yang ada pada lahan sawah yaitu posisi
membungkuk pada petani yang disebabkan oleh desain
pegangan cangkul yang tidak sesuai. Posisi membungkuk pada
petani yang disebabkan oleh desain pegangan cangkul yang
tidak sesuai termasuk bahaya ergonomis karena dapat
menyebabkan gangguan musculoskeletal berupa low back pain
atau nyeri punggung (6) .

3
Analisis Risiko
Analisis risiko pada lahan sawah di Kelurahan Plaju Darat tantara lain:
Faktor Biologi
-Terkena gigitan nyamuk Anopheles sp yang hidup di lahan sawah dan
sekitarnya memiliki frekuensi jarang dengan keparahan berat sehingga bernilai
risiko tinggi.
-Terkena gigitan ular yang hidup di lahan sawah dan sekitarnya memiliki
frekuensi sangat jarang dengan keparahan sangat berat sehingga bernilai risiko
tinggi.
-Terkena gigitan kalajengking yang hidup di lahan sawah dan sekitarnya
memiliki frekuensi sangat jarang dengan keparahan berat sehingga bernilai
risiko sedang.
-Terinfeksi cacing yang hidup di lahan sawah dan sekitarnya memiliki frekuensi
sedang dengan keparahan ringan sehingga bernilai risiko sedang.
-Terinfeksi bakteri dan kuman yang hidup di lahan sawah dan sekitarnya
memiliki frekuensi sangat sering dengan keparahan ringan sehingga bernilai
risiko tinggi.
Faktor Fisik
-Paparan sinar ultra violet (UV) dari sinar matahari yang menyebabkan kanker
kulit pada petani memiliki frekuensi sangat jarang dengan keparahan sangat
berat sehingga bernilai risiko tinggi.
-Paparan sinar ultra violet (UV) dari sinar matahari yang menyebabkan katarak
pada petani memiliki frekuensi sering dengan keparahan sedang sehingga
bernilai risiko tinggi.
-Paparan panas dari sinar matahari yang dapat menyebabkan dehidrasi dan
cepat lelah pada petani memiliki frekuensi sedang dengan keparahan sedang
sehingga bernilai risiko sedang.
-Jalan licin yang menyebabkan petani terpeleset memiliki frekuensi jarang
dengan keparahan ringan sehingga bernilai risiko sedang.
Faktor Kimia
-Pestisida terhirup saat melakukan penyemprotan pestisida oleh petani sehingga
menyebabkan keracunan memiliki frekuensi sedang dengan keparahan sedang
sehingga bernilai risiko sedang.
-Kontak langsung pestisida dengan tangan saat melakukan penakaran dan
pencampuran pestisida oleh petani sehingga menyebabkan keracunan memiliki
frekuensi sedang dengan keparahan sedang sehingga bernilai risiko sedang.

4
Faktor Ergonomis
-Posisi membungkuk pada petani yang menyebabkan gangguan
muskuloskeletal berupa low back pain atau nyeri punggung memiliki frekuensi
sedang dengan keparahan ringan sehingga bernilai risiko sedang.
Faktor Prosedur Kerja
-Penggunaan alat traktor yang kabelnya terkelupas yang dapat menyebabkan
arus pendek atau korsleting memiliki frekuensi sangat jarang dengan
keparahan sangat berat sehingga bernilai risiko tinggi.
Faktor Psikologi
-Lahan sawah yang mengalami kebanjiran/ gagal panen karena diserang hama
wereng sehingga menyebabkan stress pada petani mimiliki frekuensi sangat
jarang dengan keparahan ringan sehingga bernilai risiko rendah.
Matriks Risiko

Keterangan

Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Perlu Tindakan

Langsung
Perlu Perencanaan

Pengendalian

Perlu Perhatian Manajemen Atas


5
Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko lahan sawah menggunakan prinsip As Low As Reasobaly Practicable
(ALARP)

High
Risk
(Risiko
Tinggi)

Negligible
Risk (Risiko
yang Dapat
Diabaikan/
Risiko
Rendah)

6
6

Pengendalian Risiko

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Keamanan Pangan di Kelurahan Plaju Darat [Internet]. Palembang: Badan Pom; 2014.
Tersedia pada: https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/7070/Keamanan-Pangan-di-Kelurahan-
Plaju-Darat.html
2. Ernawati D, Tualeka AR. Risk Assesment dan Pengendalian Risiko pada Sektor Pertanian (Studi Kasus
di Pertanian Bawang Merah Desa Kendalrejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk). Indones J Occup Saf
Heal. 2013;2(2):154 – 161.
3. Pratama GY. Nyamuk Anopheles sp dan faktor yang mempengaruhi di Kecamatan Rajabasa, Lampung
Selatan. J Major [Internet]. 2015;4(1):20–7. Tersedia pada:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/496
4. Pratama GY, Oktafany. Gigitan Ular pada Regio Manus Sinistra Gilang. J Medula Unila. 2017;7(1):33–
7.
5. Wau RS. Pengaruh Edukasi Gigitan Hewan Dan Sengatan Serangga terhadap Tingkat Pengetahuan
Siswa/Siswi SMA Pancur Batu Tahun 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Elisabeth Medan; 2019.
6. Harianto R. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: EGC; 2009.
7. Techno Geek. Inilah Pentingnya Menggunakan Alat Pelindung Saat Mengoperasikan Mesin [Internet].
Kumparan. Kumparan; 2019. Tersedia pada: https://kumparan.com/techno-geek/inilah-pentingnya-
menggunakan-alat-pelindung-saat-mengoperasikan-mesin-1rmKJ6RYFQp/full

Lampiran

Dokumentasi Lahan Sawah


di Kelurahan Plaju Darat
8

Anda mungkin juga menyukai