Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN II

HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HVAS – TSP)

KELOMPOK 5

Medinah Nur Khalifah 1162005019


Nathalie Anajie Poetri 1162005023
Novita Indri 1162005007

Asisten Praktikum : Rizka Putri A


Tanggal Praktikum : Selasa, 13 November 2018
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
MODUL HIGH VOLUME AIR SAMPLER(HVAS – TSP)

A. Tujuan Praktikum
Praktikum bertujuan menentukan jumlah partikulat TSP yang terdapat pada
lingkungan sekitar menggunakan Hight Volume Air Sampler (HVAS). Commented [RPA1]: Lokasi sampling

B. Teori Dasar
2.1 Pengertian Total Suspended Particulate (TSP)
Total suspended particulate (TSP) adalah berupa padatan atau cairan yang ada di
udara dalam bentuk asap, debu, dan uap. TSP dapat meliputi berbagai macam bentuk,
antara lain :
1. Aerosol adalah partikel yang terhambur dan melayang di udara
2.Kabut (fog) adalah aerosol yang berupa butiran-butiran air yang berada di udara
3.Asap (smoke) adalah aerosol campuran antara butiran padat dan cairan yang
menghambur di udara
4.Debu (dust) adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan
melayang di udara karena hembusan angin
5.Mist adalah butiran-butiran zat cair (bukan butiran air) yang terhambur dan
melayang di udara
6. Fume adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas khususnya uap
logam
7. Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri (pabrik)
8. Haze adalah setiap bentuk aerosol yang mengganggu pandangan di udara
9. Smog atau asbut adalah bentuk campuran dari asap dan kabut
10. Smaze adalah campuran antara smoke dan haze.
(Wardhana, 2004) Commented [RPA2]: Masukkan di kalimat pembuka saja.
Menurut wardhana… jgn sama persis kyk kelompok sebelah
2.2 DefinisiMetode HVAS ya

Prinsipnya pengukuran TSP dengan penhisapan udara melalui filter dengan Commented [RPA3]:

menggunakan pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan
filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter dianalisis menggunakan grafimetri.
Laju alir saat periode pengujian dan hasilnya di dapatkan dalam bentuksatuan masa Commented [RPA4]:

partikulat yang terkumpul persatuan volume sampel uji yang diambil sebagi μg/m3. Commented [RPA5]:
2.3 Sumber TSP dan Keberadaannya
Secara alamiah, partikulat dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa
oleh angin, proses vulkanis yang berasal dari letusan gunung berapi, uap air laut.
Partikulat juga dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang
mengandung senyawa karbon murni atau bercampur dengan gas-gas organik, seperti
halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik dan pembakaran batu
bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Jika
dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya
menghasilkan partikulat dalam jumlah yang lebih sedikit. Emisi partikulat tergantung
pada aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti transportasi
kendaraan bermotor, industri berupa proses (penggilingan dan penyemprotan) dan bahan
bakar industri, dan sumber-sumber non industri, misalnya pembakaran sampah baik
domestik ataupun komersial. (Yusra, 2010)
Terdapat hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya.
Partikulat yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses
mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-
benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikulat yang berukuran diameter 1 – 10
mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri
lokal dan pada tempat-tempat tertentu juga terdapat garam laut.
Partikulat yang berukuran antara 0,1 – 1 mikron terutama merupakan produk-produk
pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1
mikron belum diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari sumber-sumber
pembakaran, seperti pembakaran bahan bakar fosil. (BPLHD Jabar, 2009)

2.4 Baku Mutu Udara Ambien


Pengambilan sampel partikel debu atau Total Suspended Particulate (TSP) dalam
udara ambien mengacu pada metode SNI 19-7119.3-2005 menggunakan High Volume
Air Sampler (HVAS), alat ini menghisap udara ambien dengan pompa berkecepatan 1,1
- 1,7 m³/menit, partikel debu berdiameter 0,1-10µ akan masuk bersama aliran udara
melewati saringan dan terkumpul pada permukaan serat gelas, dapat digunakan untuk
pengambilan sampel debu selama 24 jam, dan bila kandungan partikel debu sangat tinggi
maka waktu pengukuran dapat dikurangi menjadi 6 - 8 jam. Kadar maksimum partikel
debu atau Total Suspended Particulate (TSP) yang diperbolehkan dalam udara ambien
sebesar 230 µ/Nm3 untuk pengambilan sampel debu selama 24 jam berdasarkan PP No.
41 tahun 1999 tentang baku mutu udara ambien nasional.
Tabel 1. Kategori ISPU untuk partikulat udara ambien berdasarkan standar US
EPA – NAAQS ( National Ambient Air Quality Standards) dan
KABAPEDAL selama 24 jam
ISPU TSP (μg/m3) PM2,5(μg/m3) PM10(μg/m3) Kategori
0-50 0-75 0-15 0-50 Baik
51-100 76-260 16-65 51-150 Sedang
101-200 261-375 66-150 151-350 Tidak Sehat
201-300 376-625 151-250 351-420 Sangat
Tidak Sehat
>300 >625 >251 >421 Berbahaya
Sumber : BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Catatan kursus
Pengelolaan Kualitas Udara, Jakarta, 1999. Commented [RPA6]: Ga usah dibold

2.5 Dampak TSP

Kesehatan
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat
tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang
berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang
membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10
mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat
udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan Commented [RPA7]:

ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya,
karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi
sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga.
Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan
menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata
(Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di udara
merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada umumnya udara yang tercemar
hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat
debu di udara Akan tetapi logam tersebut dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan
dapat terjadi reaksi sinergistik pada jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam
yang terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan dosis sama yang berasal dari makanan atau air minum. Oleh karena
itu kadar logam di udara yang terikat pada partikulat patut mendapat
perhatian (www.depkes.go.id)
Kerusakan lingkungan
Partikel dapat terbawa jarak jauh oleh angin dan kemudian menetap di tanah atau air.
Tergantung pada komposisi kimianya, efek dari pengendapan ini dapat meliputi:
 Membuat danau dan mengalirkan air asam
 Mengubah keseimbangan gizi di perairan pantai dan cekungan sungai besar
 Menghabiskan nutrisi di dalam tanah
 Merusak hutan sensitif dan tanaman pertanian
 Mempengaruhi keragaman ekosistem
 Berkontribusi terhadap efek hujan asam.

2.6 Penerapan Pemeriksaan TSP di Bidang Teknik Lingkungan


Dalam bidang Teknik Lingkungan pengukuran TSP yang terdapat di udara
sangatlah penting, selain untuk mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap
kesehatan menghitung kadar TSP yang terdapat di udara dapat;

 membantu dalam melaporkan atau mensimulasikan kondisi udara terkini


 membantu dalam melakukan pencegahan bila mana kadar TSP telah melebihi
baku mutu
 membantu dalam proses perencanaa/desain suatu bangunan

C. Alat dan Bahan


Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat sampling HVAS
2. Pompa vakum
3. Pinset
4. Kabel rol
5. Cawan porselin
6. Timbngan analitik
7. Tripod

Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Kertas filter fiber glass
2. Alkohol 70%
3. Alumunium foil

D. Prosedur Praktikum
Pengambilan Sampel Udara
1. Filter folder HVAS dibersihkan menggunakan alkohol dan lap dengan tissue
hingga tidak terdapat debu dan kotoran.
2. Kertas filterdikeluarkan dari pembungkus aluminium foil menggunakan pinset
(jangan sampai terkena tangan) letakkan di atas filter folder LVAS. Commented [RPA8]:

3. Alat tersebut dirangkai dengan mengaitkan filter folder dengan tripod kemudian
mengaitkan filter folder dengan pompa vakum. Tekan knop on/off pada pompa Commented [RPA9]:

vakum. Commented [RPA10]:

4. Ukur suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan tekanan udara.
5. Pengambilan sampel selama 1 jam.
6. Setelah selesai mengambil sampel kemudian keluarkan kertas filter yang telah
tertutup debu menggunakan pinset dan membungkus kembali dengan aluminium Commented [RPA11]:

foil.
7. kertas filterditimbang menggunakan neraca analitik.
8. Catat berat debu yang terjerap pada pada kertas filter.

E. Hasil Pengamatan

W1 = 0,7196 gram W2 = 0,7228 gram


Menit Awal :
1. Suhu Udara : 30,2oC
2. Kelembaban Udara : 72,3 %
3. Kecepatan Angin : 0,0 m/s
4. Tekanan Udara : 997,8 mmHg

Menit Awal :
1. Suhu Udara : 29,8oC
2. Kelembaban Udara : 67,2 %
3. Kecepatan Angin : 0,0 m/s
4. Tekanan Udara : 998,5 mmHg

F. Pengolahan Data

Rumus
𝑇𝑠 𝑥 𝑃0 1/2
Q s = Q0 x ( )
𝑇0 𝑥 𝑃𝑠

Keterangan :
Qs = Laju alir pada saat pengambilan standar (m3/menit)
Q0 = Laju alir pada saat pengambilan sampel (m3/menit)
T0 = Suhu standar (25 °C atau 298 K)
Ts = Suhu absolut (273 K + suhu terukur)
P0 = Tekanan standar (101.3 kPA atau 760 mmHg)
Ps = Tekanan terukur

Qs1+ Qs2
V = 2
x 60
Keterangan :
V = Volume udara hisap
Qs1 = Laju aliran terkoreksi pada pengukuran awal (m3/menit)
Qs1 = Laju aliran terkoreksi pada pengukuran akhir (m3/menit)
t = Lama waktu pengambilan sampel (menit)
W2− W1
C = x 106
𝑉

Keterangan :
C = Konsentrasi partikulat (μg/m3)
w1 = Berat kertas filter sebelum dilakukan pengambilan sampel (gr)
w2 = Berat kertas filter setelah dilakukan pengambilan sampel (gr)
v = Volume sampel udara yang dihisap (m3)
6
10 = Konversi gram ke µg

Diketahui
Q0 = 2 x 10-2 m3/menit Ts1 = 303,2 Kelvin
T0 = 298 Kelvin Ts2 = 302,8 Kelvin
P0 = 760 mmHg P s1 = 997,8 mmHg
P s2 = 998,5 mmHg W1 = 0,7196 gram
W2 = 0,7228 gram

𝑇𝑠 𝑥 𝑃0
Qs1 = Q0 x (𝑇0 𝑥 𝑃𝑠)1/2
303,2 kelvin 𝑥 760 𝑚𝑚𝐻𝑔 1/2
= 2 x 10-2m3/menitx ( )
298 𝑘𝑒𝑙𝑣𝑖𝑛` x 997,8 mmHg
230.432
= 2 x 10-2 m3/menit x (297.344,4 )1/2

= 2 x 10-2 m3/menit x 0,88


= 0,0176 m3/menit
𝑇𝑠 𝑥 𝑃0 1/2
Qs2 = Q0 x ( )
𝑇0 𝑥 𝑃𝑠
302,8 kelvin 𝑥 760 𝑚𝑚𝐻𝑔 1/2
= 2 x 10-2m3/menitx ( )
298 𝑘𝑒𝑙𝑣𝑖𝑛 x 998,5 mmHg
230.128 1/2
= 2 x 10-2m3/menitx ( )
297.553

= 2 x 10-2m3/menitx 0,88
= 0,0176 m3/menit

Qs1+ Qs2
V = 2
x 60
0,0176 m3/menit+0,0176 m3/menit
= x 60menit
2
0,0352𝑚3/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
=
2
x 60 menit

= 0,0176 m3/menit x 60 menit


= 1,056 m3

W2− W1
C = x 106
𝑉
0,7228 kg−0,7196kg
= x 106
1,065
0,0032 kg
= 1,065
x 106

= 30.046,95 µ/m3

G. Analisis
1. Analisis Percobaan
Pada praktikum ini, digunakan alat sampling HVAS untuk mengetahui jumlah
partikulat TSP di udara, tempat yang digunakan adalah ruang labolatorium mekanika
tanah. Hal yang pertama dilakukan adalah pemasangan tripod setinggi hidung manusia
fungsinya untuk menyesuaikan dengan posisi hidung manusia seakan akan alat tersebut
seperti pada umumnya manusia menghirup udara. Kemudian alat sampling HVAS
dibersihkan dengan menggunakan alkohol agar alat tersebut steril dan dikeringkan
dengan tissue. Setelah alat tersebut kering kemudian diletakkan kertas filter yang
sebelumnya dioven dan didesikator terlebih dahulu untuk memastikan kertas filter
tersebut tidak mengadung air dan senyawa lemak, kertas filter tersebut kemudian
ditimbang untuk mengetahui berat awalnya dan dibungkus dengan alumunium foil.
Selanjutnya kertas filter diambil dengan menggunakan pinset untuk mencegah
kontaminasi dari tangan manusia. Permukaan kertas filter yang kasar di tempatkan
menempel dengan saringan, kemudian alat tersebut ditutup dipasang di tripod kemudian
dinyalakan dengan laju alir pompa 20 l/menit.
Waktu pengambilan sampel adalah selama 60 menit. Waktu tersebut
berdasarkan prosedur pengambilan sampel yang dilakukan yaitu 1-12 jam, waktu yang
dipilih 1 jam karena waktu tersebut yang paling memungkinkan. Pada menit 1 dilakukan
pengkuran suhu, kelembapan, kecepatan udara dan tekanan udara. Pengukuran tersebut
juga dilakukan pada menit ke 60 untuk mengetahui perbandingannya saat awal percobaan
dan akhir percobaan. Setelah 1 jam, pompa tersebut dimatikan, kemudian alat sampling
HVAS tersebut dibuka dan diambil kertas saring didalamnya menggunakan pinset dan
dimasukkan kembali ke alumunium foil agar tidak terkontaminasi dan selanjutnya kertas
tersebut ditimbang kembali untuk mengetahui berat akhir.

2. Analisis Hasil
Hasil yang didapatkan pada pengukuran jumlah partikulat TSP dengan
menggunakan alat HVAS pada menit pertama yaitu temperatur yang dihasilkan sebesar
30.2 oC dan temperatur akhir sebesar 29.8oC, serta kelembaban udara awal sebesar 72,3%
dan kelembaban udara akhir sebesar 67,2%, kedua indikator tersebut turun dikarenakan
pintu ruangan labolatorium terbuka sehingga terdapat sirkulasi udara yang masuk dari
luar ruangan kedalam ruangan yang sebelumnya pintu tersebut tertutup.
Kecepatan angin awal dan akhir memiliki hasil yang sama yaitu sebesar 0.0 m/s
karena pengukuran kecepatan angin di tengah ruangan sehingga angin yang berasal dari
luar ruangan kecepatannya sangat kecil. Tekanan udara awal yang dihasilkan sebesar
997,8 mmHg dan naik menjadi 998,5 mmHg seharusnya jika temperatur naik tekanan
turun, namun hasil yang didapatkan kurang tepat dikarenakan beberapa faktor kesalahan
yang terjadi saat praktikum.
Pada hasil perhitungan didapatkan nilai koreksi laju alir pompa pada kondisi
standar pada saat pengambilan standar pertama dengan menggunakan T01= 303.2 Kelvin
dan dihasilkan nilai Qs1= 0,0176 m3/menit. Perhitungan ini dilakukan kembali dengan
menggunakan T02= 302.8 Kelvin dan menghasilkan nilai Qs2=0,0176 m3/menit, dari hasil
perhitungan tersebut nilai koreksi laju alir pada menit 1 ke menit 60 stabil.
Setelah didapatkan nilai Qs1 dan Qs2 dilakukan perhitungan persamaan volume udara
hisap dengan waktu yang dipakai selama 1 jam atau 60 menit dihasilkan V= 1,056 menit.
Perhitungan V juga dilakukan untuk mengetahui jumlah konsentrasi TSP menggunakan
berat kertas filter awal atau W1= 0.7228 gram dan berat kertas filter akhir atau W2 =
0.7196 gram , hasil yang didapatkan adalah = 30.046,95 µg /m3. Jika dibandingkan
dengan baku mutu udara ambien kategori ISPU untuk partikulat udara ambien
berdasarkan standar US EPA – NAAQS hasil yang didapatkan jauh lebih dari ambang
batas yang ditentukan. Pada standar US EPA – NAAQS waktu yang seharusnya
dilakukan adalah 24 jam sedangkan pada praktikum ini hanya dilakukan selama 1 jam
sehingga konsentrasi yang didapat tidak dapat dibandingkan dengan bakumutu yang ada.
Sumber TSP tersebut berasal dari aktivitas labolatorium mekanika tanah, yang
mana digunakan untuk meneliti/mempelajari karakteristik tanah sehingga dilokasi
pengambilan sampling terdapat berbagai macam jenis tanah dan banyaknya alat-alat
untuk menunjang aktivitas labolatorium tersebut menjadi tempat mengedapnya partike-
partikel debut tersebut, sehingga kandungan TSP didalam ruangan tersebut cukup tinggi.
Partikel yang mengendap tersebut tidak baik untuk kesehatan manusia karena
ukuran partikel tersebut sangat kecil sehingga mampu masuk ke dalam paru-paru dan
merusak jaringan di dalamnya. Untuk menghilangkan partikulat-partikulat tersebut
diperlukan sirkulasi udara yang baik, cahaya matahari yang cukup untuk mengurangi
kelembaban di ruangan tersebut, dan dibutuhkannya suatu treatment (perlakuan khusus)
untuk menanggulangi endapan partikel yang telah terbentuk sehingga partikulat-
partikulat yang ada di dalam ruangan dapat berkurang dan tidak mengganggu kesehatan
manusia yang ada didalamnya.

3. Analisis Kesalahan Commented [RPA12]: Minimal 5

Pada praktikum ini terdapat beberapa faktor kesalahan pada saat praktikum berlangsung
yang mempengaruhi hasil yang didapatkan yaitu:
1. Pengukuran seharusnya dilakukan sesuai standar waktu yang ditentukan sehingga
didapatkan hasil yang akurat.
2. Terjadi sedikit kesulitan dalam memasang alat sehingga diduga dapat
mempengaruhi hasil timbagan kertas filter, dikarenakan alat yang tidak terpasang
dengan baik.
3. Pengukuran kecepatan angin seharusnya bertempat didekat pintu yang terbuka
sehingga didapatkan nilai kecepatan angin
4. Kurang steril dalam membersihkan alat pengukuran sehingga dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
5. Banyaknya praktikan yang berada disekitar alat HVAS pada saat pengukuran
sehingga mempengaruhi nilai TSP yang didapatkan.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah:
1. Nilai konsentrasi TSP pada praktikum ini sebesar 30.046,95 µg /m3
2. Perubahan suhu, kelembaban, kecepatan angin dan tekanan udara di dalam
ruangan mempengaruhi hasil yang di dapatkan.
3. Hasil konsetrasi yang didapatkan adalah 30.046,95 µ/m3 jauh melebihi baku mutu
yaitu 230 µg /m3
4. Faktor kesalahan pada menyiapkan alat, kesalahan dalam menggunakan alat dan
kesalahan alat dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Catatan kursus Pengelolaan


Kualitas Udara, Jakarta, 1999.

BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, PP RI No. 41 /
1999, Jakarta, 1999

BPLHD Jabar. 2009.


http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-
pencemaran/191-pencemaran-udara-oleh-partikulat (17 November 2018)

http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF (Diakses pada tanggal 17 November 2018)

Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta : Andi

Yusra, Febry. 2010.


LAMPIRAN

Gambar 1. Pembersihan alat Gambar 2. Peletakan filter


pada alat

Sumber. Data Praktikan Sumber. Data Praktikan Commented [RPA13]: Sumber:dokumentasi pribadi

Gambar 3. Pemasangan Alat Gambar 4. Persiapan


filter untuk ditimbang

Sumber. Data Praktikan Sumber. Data Praktikan

Anda mungkin juga menyukai