“Penyegaran Udara”
Disusun Oleh :
Jalan Hang Jebat III Blok F No.3, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 1220
A. Pengertian Dan Prinsip- Prinsip Penyegaran Udara
1) Pengertian Penyegaran udara
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat
mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Serta mengatur aliran udara agar merata ke sekeliling ruangan dan membesihkan
udara dari kotoran dan debu.
Penyegaran udara adalah suatu upaya yang dilakukan untuk membuat
udara menjadi segar baik di luar (outdoor) maupun di dalam (indoor) sesuai
dengan baku mutu yang ada dengan metode tertentu.
Kekurangannya adalah :
a. Metode pasif
Disebut dengan metode pasif karena membiarkan partikel udara
mengenai sendiri pada permukaan media pertumbuhan.
Exposure Plate
Cara pengambilan sampel metode exposure plate adalah
dengan memaparkan cawan /settle plate (umumnya digunakan cawan
d=9 cm) berisi media pertumbuhan non selektif ke udara terbuka
selama waktu tertentu. Partikel udara yang mengendap karena gravitasi
akan menempel pada permukaan agar. Pada umumnya cawan
dibiarkan selama beberapa menit selanjutnya diinkubasi pada
temperatur yang sesuai (misalnya 35OC untuk Total Count atau 25OC
untuk Yeast and Mold).
Exposure plate cocok digunakan pada ruangan tertutup yang
aliran udaranya tenang. Metode ini bukan merupakan metode
kuantitatif dan lebih berguna untuk mengetahui kecenderungan jumlah
mikroorganisme di udara secara mudah dan murah. Cara ini bukan
tergolong metode kuantitatif karena tidak dapat dihitung seberapa
besar volume udara yang mengendap dan sangat tergantung kecepatan
aliran udara dan diameter cawan yang dipakai. Selain kekurangan
diatas, partikel udara yang sangat kecil dan tidak cukup berat untuk
terendap menjadi tidak dapat terdeteksi dengan metode ini.
b. Metode aktif
Metode pegambilan udara secara aktif adalah dengan memaksa
udara bergerak memasuki suatu pipa pada peralatan untuk menjebak
partikel yang terkandung didalamnya. Terdapat tiga prinsip dalam
pengumpulan sampel udara secara aktif, yaitu:
1) Impingement
Dasar teknik ini adalah dengan menjebak partikel udara saat
gelembung udara dilewatkan dalam cairan. Alat yang biasa digunakan
adalah liquid impinger AGI-30 (ACE Glass,Vineland, NJ).
AGI -30 umumnya beroperasi pada debit aliran 12,5 L/menit dengan
20 ml cairan pengumpul (0,1% pepton solution+ 0,1 ml anti-foam
agent) selama 20 atau 30 menit. Pelarutan partikel udara dalam cairan
terjadi ketika udara ditekan dan bertumbukan dengan permukaan
cairan. Cairan pengumpul dapat berupa air steril atau media
pertumbuhan (pepton) dan jika setelah selesai pengambilan sampel
cairan ini dapat dikultur untuk menghitung mikroorgansime yang ada
dengan metode yang tepat. Beberapa metode untuk mengkultur cairan
tersebut adalah dengan mengambil 0,1 ml untuk spread plate dengan
beberapa kali ulangan atau memakai metode filtrasi membran dengan
ukuran sampel yang sesuai (Pepper dan Gerba, 2004). Jika waktu
pengambilan diperpanjang maka akan memperbesar evaporasi cairan
dan dapat menonaktifkan mikroorganisme yang telah terjebak.
Pengenaan sel mikroorganisme ke dalam cairan dapat menyebabkan
kerusakan sel dan hold time sampel yang lama akan menyediakan
waktu yang cukup untuk mikroorganisme berkembang biak pada
cairan pengumpul berupa media pertumbuhan. Kelebihan alat ini
adalah murah, mudah digunakan, dan portable. Jika debit aliran udara
tidak dapat ditentukan berdasarkan kecepatan pompa dan diameter pipa
penyedot maka cara ini tidak tergolong cara pengambilan sampel
kuantitatif karena satuannya tidak dapat ditentukan dengan jelas.
Efisiensi dari AGI-30 akan menurun tajam jika digunakan lebih
dari 30 menit karena cairan pengumpul yang memiliki viskositas
rendah dapat terevaporasi dengan mudah. Untuk mengurangi
kelemahan ini telah dirancang alat biosampler dengan cairan
pengumpul dari minyak berupa non-evaporating heavy white mineral
oil (kekentalan lebih tinggi) yang mampu mengumpulkan udara selama
4 jam. Hal ini memberi keuntungan saat digunakan pada udara yang
memiliki sedikit partikel sehingga dibutuhkan volume sampel udara
yang besar.
2) Impaction
Dasar teknik impaction adalah dengan menempelkan partikel
udara pada permukaan padat media dengan cara menumbukkannya.
Udara masuk ke dalam alat dengaan disedot oleh pompa lalu, teknik ini
biasanya menggunakan media agar padat sebagai substrat langsung
penempelan partikel udara dan secara umum teknik impaction lebih
banyak digunakan karena kelebihan tersebut.
3) Sieve impactor (six stage Andersen air sampler)
Udara yang masuk ke dalam alat Andersen air sampler
(Anderson Instruments Inc., Smyra, GA) disedot oleh pompa udara
(28,3 L/menit) sehingga udara mengalir dari atas ke bawah. Alat ini
menggunakan 6 tingkatan tumbukan yang bisa memisahkan partikel
berdasarkan ukurannya. Setiap tingkatan diisi oleh satu media
pertumbuhan (27 ml) yang berada dalam cawan petri. Semakin tinggi
tingkatannya (kebawah) lubang (setiap tingkat memiliki lubang
berjumlah 400) tiap tingkatan akan semakin kecil (Maier et.al., 2000).
Tumbukan yang terjadi pada Andersen sampler adalah dengan
merubah aliran udara tangensial yang mendadak atau dengan
menabrakkan partikel udara ke permukaan agar sehingga kelembaman
pada pertikel akan menjatuhkannya. Kemudian angin akan melewati
pinggir cawan dan menuju tingkat selanjutnya. Kecepatan aliran udara
yang terjadi semakin ke bawah semakin cepat sehingga secara bertahap
partikel yang tertabrak dan menempel menjadi semakin kecil. Partikel
udara yang besar akan terkumpul pada tingkat 1 dan partikel udara
yang tidak memiliki potensial tumbukan yang cukup akan mengisi
tingkat dibawahnya. Kecepatan tumbukan partikel udara pada
permukaan agar sekitar 11 m/detik. Partikel udara yang di benturkan
dengan kecepatan seperti ini memastikan bahwa partikel dengan
ukuran lebih dari 1um akan menempel. Oleh karena itu alat ini disebut
juga sieve (ayakan) impactor karena kemampuan memisahkan ukuran
partikel tersebut.
Setelah pengambilan sampel selesai, cawan dapat langsung
diinkubasi tanpa perlakuan apapun. Perhitungan koloni pada tingkat 1
dan 2 dilakukan dengan mata telanjang atau jika terlalu penuh dilihat
dengan mikroskop. Hasil hitungan pada tingkat 3-6 dihitung dengan
metode yang sama atau dikonversikan dengan tabel konversi “positive
hole” yang berfungsi sebagai pengoreksi berdasarkan teori
probabilitas. Tabel konversi ini dibuat berdasarkan anggapan bahwa
jumlah partikel yang bertumbukan dan menempel pada cawan selama
proses pengambilan sampel akan meningkat dan probabilitas beberapa
partikel yang melewati lubang yang sama juga akan meningkat tapi
kemungkinan/kesempatan partikel selanjutnya yang akan melewati
lubang kosong (empty hole) atau lubang yang belum pernah terlewati
partikel akan menurun. Misalnya ketika 9/10 lubang telah terlewati
lebih dari 1 partikel maka partikel selanjutnya yang akan lewat
memiliki 1 kemungkinan dari 10 kesempatan untuk melewati lubang
yang belum dilewati (empty hole). Jadi rata-rata 10 tambahan partikel
dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah lubang yang terlewati
(positive hole) sebanyak satu. Sebelum semua lubang menjadi positif,
kamungkinan beberapa lubang bisa menerima beberapa partikel dalam
sekali lewat.
Salah
satu alat
5) Filtration
Partikel udara yang berukuran lebih besar dari pada pori membran
akan tersaring. Keunggulan metode filtrasi adalah sangat akurat
dalam menangkap partikel udara namun sangat tidak
direkomendasikan untuk menghitung sel vegetatif bakteri karena
kemungkinan besar sel akan mengalami kekeringan dan mati selama
pengambilan sampel berlangsung. Oleh karena itu cara ini lebih tepat
digunakan untuk mendeteksi spora jamur atau endospora bakteri
yang resisten kekeringan. Setelah selesai pengambilan sampel,
membran filter dapat dipindahkan kedalam media pertumbuhan lalu
diinkubasi, dapat juga spora dihitung manual dengan bantuan
mikroskop atau kertas membran dibilas dengan cairan pengekstrak (5
ml) selanjutnya dianalisa memakai metode yang sesuai. Pemilihan
diameter membran filter juga berpengaruh terhadap perhitungan sel
yang tertangkap. Untuk menghitung mikroorganisme dengan
konsentrasi rendah maka sebaiknya menggunakan filter dengan
diameter yang lebih kecil (luas permukaan lebih sempit sehingga
meningkatkan densitas sel) untuk membantu menghitung sel di
bawah mikroskop. Contoh air sampler modern yang menggunakan
teknik ini adalah Airport MD 8 (Sartorius, Goettingen, Germany).
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/BAB%20II%20LANDASAN%20TEORI.pdf
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/09/makalah-penyegaran-udara-dalam-
ruangan.html
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/Teknik%20Tata%20Udara%20(AC).pdf
https://www.academia.edu/11690836/AC_Ruang_AC_Split_Beserta_Keselamatan_Kerja_K
ETRAMPILAN_KERJA_2.1._Perawatan_dan_Perbaikan_AC_2.1.1._Pengertian_AC
https://mercubuana.ac.id/files/PerpindahanPanas/MODUL%20HT%20Tujuh.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/14232/1/Mikrobiologi%20Analitik.pdf