Anda di halaman 1dari 9

KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

PENGARUH LAMANYA WAKTU EKSTRAKSI REMASERASI KULIT BUAH


DURIAN TERHADAP RENDEMEN SAPONIN DAN APLIKASINYA SEBAGAI ZAT
AKTIF ANTI JAMUR

Gati Ningsih 1 , Shela Ratri Utami 2 , Ratri Ariatmi Nugrahani 3


1,2,3
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
gati1ningsih1@gmail.com

ABSTRAK. Durian (Durio Zibethius L) merupakan salah satu buah asli Asia Tenggara
dan mengandung zat Saponin, yang bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai
anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi Saponin kulit buah durian
dengan metode remaserasi, melakukan analisa fitokimia, dan selanjutnya diaplikasikan
menjadi zat aktif pada krim anti jamur. Penggantian pelarut dilakukan setiap satu hari
sekali selama proses ekstraksi berlangsung. Ekstraksi ini dilakukan di dalam botol
flakon 250 ml tertutup. Variabel yang digunakan dalam proses ekstraksi pada
penelitian adalah pengantian pelarut selama 3 hari , 5 hari, 7 hari, 9 hari, 11 hari
terhadap Rendemen. Hasil rendemen terbanyak diperoleh pada hari ke 9 yaitu
sebanyak 9,35 g dan persamaan polinomial yang dihasilkan adalah y = -0,0307x4 +
0,619x3-3,6466x2 + 8,0812x dan mengasilkan R2 sebesar 0,9927, hal itu menunjukkan
bahwa lama waktu remaserasi memiliki hubungan terhadap rendemen hasil ekstraksi.
Hasil ekstrak di analisa senyawa fitokimia dan menunjukkan bahwa dalam ekstrak
tersebut terkandung senyawa flavonoid, fenol, tannin dan saponin. Setelah itu
dilakukan pembuatan formula sediaan krim dan selanjutnya dilakukan pengujian
seperti bau, warna, dan aktivitas anti jamur krim terhadap Candida albicans.

Kata kunci : Krim, Kulit Durian, Saponin, Anti Jamur

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara menyerang kulit dan selaput mukosa
beriklim tropis yang memiliki antara lain pityriasis versicolor (panu),
kelembaban tinggi sehingga pityriasis capitis (ketombe),
memungkinkan untuk tumbuhnya dermatophytosis, dan superficial
berbagai tanaman dan mikroorganisme candidosis (kandidiasis).
dengan baik. Salah satu mikroorganisme
yang dapat tumbuh dengan baik di Kandidiasis ini disebabkan oleh jamur
Indonesia adalah jamur (Arifin, 2006). Candida albicans. Menurut Mitchell
(2004) Candida albicans adalah suatu
Kondisi kulit yang mudah berkeringat jamur tidak berbahaya yang normal
dan lembab, kurang menjaganya hidup pada saluran cerna, membran
kebersihan diri yang dan kurangnya mukosa, dan kulit manusia . Jamur ini
pengetahuan tentang kesehatan hidup bersimbiosis dengan flora normal
merupakan faktor yang memungkinkan lain dalam tubuh orang sehat.
pertumbuhan jamur, yang penyebab Banyaknya obat antijamur yang tersedia
penyakit kulit. Anissa (2012), bebas di pasaran bukan berarti
menyebutkan bahwa infeksi jamur menyelesaikan masalah karena
dibagi menjadi tiga klasifikasi utama, timbulnya efek samping dari
yaitu infeksi superfisial, subkutan, dan penggunaan obat-obatan sintetis
sistemik. Infeksi jamur superfisial yang tersebut. Menurut Tripathi (1999), dalam

8
Pengaruh Lamanya Waktu Ekstraksi Remaserasi Kulit Buah Durian terhadap Rendemen Saponin dan
Aplikasinya sebagai Zat Aktif Anti Jamur
(Gati Ningsih, Shela Ratri Utami, Ratri Ariatmi Nugrahani)

pengobatan spesies Candida sp., g. Menimbang ekstrak kental yang


nystatin biasanya tidak bersifat toksik, diperoleh.
namun terkadang dapat menimbulkan
rasa gatal, mual, muntah, dan diare jika Pembuatan Krim :
diberikan dalam dosis tinggi.
a. Campurkan Emulgide sebanyak
Selain adanya efek samping dari obat- 1,125 mg , Paraffin Liquid sebanyak
obatan sintetis, gaya hidup back to 1,125 mg, Aquadest sampai 10 ml
nature yang mulai marak dikembangkan di atas mortar hangat, diaduk
masyarakat di Indonesia kini mendorong hangat – hangat sampai homogen.
peneliti untuk mencari alternatif. b. Masukkan sejumlah 2,5 gram
Alternatif tersebut berupa senyawa aktif ekstrak kental .
dari tumbuhan yang dapat dijadikan c. Aduk kembali sampai homogen.
sebagai antijamur dan tidak Pengadukan dilanjutkan sampai
menimbulkan efek samping. Tumbuhan krim dingin.
yang dipilih karena diprediksi memiliki
senyawa aktif sebagai antijamur, yaitu Pembuatan media Sabaroud Dextrose
buah durian. Dikarenakan dalam buah Agar (SDA)
durian terdapat senyawa alkaloid, a. Menimbang media SDA sebanyak
saponin, tanin, fenolik, flavonoid dan 65 gram dan melarutkan media
triterpenoid yang dapat menghambat dalam 1000 ml air, homogenkan .
pertumbuhan jamur (Pratiwi, 2008).

METODOLOGI PENELITIAN b. Sterilisasi media dengan autoclave.

Bahan dan Alat Metode Analisa

Penelitian ini menggunakan bahan Kulit Uji Skrining Fitokimia


Durian, Sabauroud Dextrose Agar 1. Uji Fenolik
(SDA), Jamur Candida albican, - Menimbang ekstrak krim
Emulgide , Paraffinum Liquidum, sebanyak 0,5 gram ditambah
Aquadest, Alkohol 96 %, Ketokonazole. dengan 2 ml methanol.
Alat yang digunakan adalah Autoclave,
Perangkat remaserasi, Waterbath, Alat- - Larutan kemudian didinginkan dan
alat gelas, Laminair Air Flow (LAF), disaring.
Neraca digital, Jangka sorong,
Spreader, Incubator lempeng kaca. - Filtrat yang dihasilkan dan
dicampur dengan NaOH 10% dan
Metode Penelitian dipanaskan. Bila mengandung
komponen fenolik pada sampel
Pembuatan Ekstrak : maka akan timbul merah (Depkes
a. Mengeringkan kulit buah durian RI, 1979).
b. Menghaluskan kulit buah durian
2. Uji Flavonoid
c. Mengayak kulit buah durian
pisahkan antara serbuk dan ampas - Sejumlah ekstrak di teteskan pada
d. Mengekstraksi kulit buah durian kertas saring kemudian
menggunakan etanol dengan dilewatkan pada uap amonia,
pada kertas saring tersebut
pergantian pelarut setiap hari
selama 3 hari , 5 hari, 7 hari, 9 hari, berubah warna menjadi kuning
11 hari. jingga. Hal ini karena uap amonia
e. Menyaring ekstrak kulit buah durian membentuk garam dan
membentuk struktur kinoid pad
.
f. Panaskan ekstrak di atas waterbath, cincin B yang akan membuat
sampai volume menyusut. ikatan rangkap terkonjugasi
menjadi lebih panjang sehingga

9
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

akan meningkatkan (U)). Buatlah tiga dosis konsentrasi


intensitaswarnanya dengan perbandingan 2:3 .
(Robinson,1995).

3. Uji Saponin
- Menimbang ekstrak kental 0,5
gram dicampur dengan 10 ml air
panas dididihkan selama 5 menit,
saring.

- Filtrat 10 ml dimasukkan dalam


tabung reaksi, kocok vertikal
selama 10 detik.

- Kemudian dibiarkan selama 10


menit. Terbentuknya busa yang
stabil dalam tabung menunjukkan
adanya senyawa golongan Gambar 1. Posisi larutan baku (S)
saponin. Tambahkan satu tetes dan larutan uji (U) pada uji aktivitas
HCl 1%, busa stabil (Depkes RI, dan rasio potensi. Larutan baku dan
1979). larutan uji dengan konsentrasi
rendah (S1 dan U1), konsentrasi
4. Uji Tanin menengah (S2 dan U2) dan
- Menimbang ekstrak kental 0,5 konsentrasi tinggi (S3 dan U3).
gram dicampur dengan 10 ml
aquadest panas dan dipanaskan - Masukkan 1 ml Candida albican
kurang lebih 1 jam ke dalam media SDA cair,
homogenkan, dan tuang ke
- Larutan kemudian didinginkan, dalam cawan petri tunggu
disaring, dan filtratnya ditambah sampai memadat.
dengan FeCl3 1%. Bila sampel
mengandung tanin maka akan - Masukkan disk steril kedalam
terbentuk warna biru atau hitam masing – masing pengenceran
kehijauan (Depkes RI, 1979). sample.

Pengujian Fisik Krim Ekstrak


Kulit Buah Durian - Disk steril yang telah dicelupkan
ke sampwl dan standar di
1. Pengujian Organoleptik dimasukkan ke dalam cawan
- Mengamati bentuk, warna, dan petri yang telah diberi inokulum
bau dari krim yang dibuat. Candida albicans . Dan dilakukan
Krim yang baik memiliki duplo dalam 2 petri yang
konsistensi setengah padat. berbeda.

2. Pengujian Aktivitas Krim Ekstrak


Kulit Buah Durian
- Timbang 1,5 g krim dan - Inkubasi dalam 20 - 250C selama
larutkan dalam 60 ml metanol 18 - 20 jam.
dan air (sebagai larutan baku
pembanding (S)). Buatlah tiga - Ukur diameter zona hambat yang
dosis konsentrasi dengan terbentuk, bandingkan dengan
perbandingan 3 : 4 . standar
- Timbang 100 mg ketokonazole
dan larutkan dalam 100 ml
aquadest (sebagai larutan sampel

10
Pengaruh Lamanya Waktu Ekstraksi Remaserasi Kulit Buah Durian terhadap Rendemen Saponin dan
Aplikasinya sebagai Zat Aktif Anti Jamur
(Gati Ningsih, Shela Ratri Utami, Ratri Ariatmi Nugrahani)

Gambar 3. Diagram Alir Proses Limbah


Limbah Pengumpulan kulit Kulit Buah Durian
Kulit Emulgide, Ekstrak kental Kulit Durian
Durian Paraffin Liquid
Sortasi kulit bagian Aquadest

luar dan bagian


dalam dengan

Campur dan Homogenkan


Penipisan kulit
bagian dalam Analisa:

Krim anti jamur


Organoleptik (bau
Pengeringan dan warna) dan
(penjemuran dengan aktivitas anti jamur
sinar matahari ekstrak krim kulit
langs ng)

Gambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan


Penumbukan Krim Anti Jamur dari Limbah Kulit Buah
Durian
Pengayakan ampa Metode Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian


Serb krim anti jamur dari ekstraksi kental kulit
uk buah durian dengan metode ekstraksi
remaserasi diolah secara regresi linier
untuk mendapatkan korelasi antara
waktu remaserasi dengan rendemen
Gambar 2. Diagram Proses saponin.
pembuatan serbuk simpisia kulit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Durian
Hasil Pengamatan
Perendaman serbuk kulit Etanol ,
durian dalam etanol di dalam Serbuk Kulit
wadah Durian
Hasil ekstraksi remaserasi kulit durian
didapatkan data sebagai berikut :

Pengadukan Tabel 1. Data kuantitatif pengaruh


lamanya waktu ekstraksi maserasi
terhadap rendemen ekstrak kulit durian
Dekantasi
Ampa dari 35 gram serbuk kulit durian di dalam
s
965 ml etanol

Ekstrak Penggantian pelarut Bobot


setiap harinya selama 3 Lamanya
Hasil Rendemen
hari , 5 hari, 7 hari, 9 No waktu
hari, 11 hari. Ekstrak (%)
Pemekatan (evaporasi) (hari)
(gram)
1 3 2.12 6.06
Penimbangan 2 5 2.26 6.46
3 7 6.15 17.57
Analisa : uji fitokimia ( 4 9 9.35 26.71
Ekstrak Saponin, Flavonoid, Fenol
dan Tanin )
5 11 7.81 22.31

Identifikasi Hasil Keterangan


Senyawa

11
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

) ) ) ) ) )
Timbul Busa
1 15,0 16,9 19,1 14,3 15,5 17,2
Saponin (+) Saponin 8 1 8 4 3 9

2 15,4 17,0 19,0 14,2 15,6 17,1


6 0 0 0 0 8

Kuning
Kuning

Tabel 4. Tabel Hasil Uji Aktivitas Jamur


Flavonoid (+) Candida albican
Flavonoid

Sebelum
duapkan
U1
Kuning
Jingga S3 S2

U2
U3
Setelah S1
diuapakan

Hitam kehijauan
Gambar 2. Zona hambat yang dihasilkan
oleh ektstrak kulit durian dan Candida
Tanin (+) Tanin albican dan ketokonazole

Keterangan:
U1: Konsentrasi rendah sample uji (1,4%)

U2: Konsentrasi tengah sample uji (1,9 %)


Merah
U3: Konsentrasi tinggi sample uji ( 2,5 %)
Fenol (+) Fenol S1: Konsentrasi rendah standar (1,1 %)

S2: Konsentrasi tengah standar (1,7 %)

S3: Konsentrasi tinggi standar (2,5 %)

Tabel 3. Data kualitatif terhadap Hasil Uji


Skrining Fitokimia terhadap hasil ekstrak PEMBAHASAN
kental kulit durian
1. Pengaruh waktu ekstraksi
remaserasi kulit buah durian
terhadap rendemen Saponin

Penelitian ini menggunakan metode


remaserasi sebagai metode
pengekstraksi, dimana remaserasi
N U1 U2 U3 S1 S2 S3 merupakan salah satu metode
o (mm (mm (mm (mm (mm (mm modifikasi dari maserasi. Maserasi

12
Pengaruh Lamanya Waktu Ekstraksi Remaserasi Kulit Buah Durian terhadap Rendemen Saponin dan
Aplikasinya sebagai Zat Aktif Anti Jamur
(Gati Ningsih, Shela Ratri Utami, Ratri Ariatmi Nugrahani)

merupakan proses membuat cairan


dengan cara mengekstrak bahan nabati
yang direndam menggunakan pelarut
bukan air ( pelarut nonpolar) atau
setengah air , misalnya etanol encer,
selama periode waktu tertentu
(Farmakope Indonesia, 1995).
Remaserasi merupakan metode
ekstraksi yang terjadi pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya. Pelarut kedua ditambahkan
sebanyak penambahan pelarut pertama
(Depkes, 2000). Keuntungan cara Gambar 3. Grafik Hubungan antara
penyarian dengan remaserasi adalah Perbandingan Waktu terhadap Rendemen
cara pengerjaan dan peralatan yang Ekstrak Kulit Durian
digunakan sederhana dan mudah Gambar 3 menunjukkan bahwa
diusahakan. Sedangkan kerugiannya variabel waktu berhubungan dengan
adalah pengerjaannya lama, rendemen ekstrak saponin, hal ini
membutuhkan larutan penyari yang lebih ditunjukkan dari hasil regresi non linear
banyak dibanding larutan penyari pada dengan nilai R2 mendekati 1 yaitu
metode maserasi dan hasil 0.9927. Pada saat hari ke-3 dan ke-5
penyariannya kurang sempurna. diperoleh ekstrak saponin sebesar 2,12
g dan 2,26 g, belum terlihat nyata
Remaserasi kulit buah Durian dilakukan perbedaan jumlah hasil ekstraksinya,
dengan merendam serbuk kulit buah akan tetapi pada hari ke-7 hasil dari
Durian dengan etanol selama waktu ekstraksi meningkat , yaitu sebanyak
dan perbandingan pelarut dan massa 6,15 g, lebih banyak di banding hari ke-
yang telah ditentukan dengan 3 dan ke-5. Ekstrak saponin sebanyak
penggantian pelarut setiap 1 hari. Selain 9,35 g didapatkan pada hari ke-9 dan
itu juga dilakukan pengadukan secara ini merupakan hasil yang terbaik, yang
berkala untuk menghomogenkan didapatkan pada penelitian ini karena
senyawa kontak dengan cairan penyari pada hari ke-11 hanya diperoleh
sehingga didapat hasil ekstraksi yang sebesar 7,81 g.
maksimal. Pemilihan etanol sebagai zat
pengekstrak karena etanol mempunyai Pengaruh waktu dalam perolehan hasil
sifat inert terhadap saponin, mudah ektraksi disebabkan karena lamanya
didapat dan harganya murah. kontak antara bahan dan pelarut
semakin besar sampai batas tidak ada
Variabel yang digunakan dalam yang terekstraksi. Sehingga semakin
penelitian ini adalah waktu remaserasi. lama waktu ekstraksi maka semakin
Pada penelitian ini diambil 5 titik waktu, banyak rendemen yang dihasilkan.
yaitu penggantian pelarut pada hari ke- Tetapi pada penelitian ini untuk
3, hari ke-5, hari ke-7, hari ke- 9 dan remaserasi 11 hari pada proses
hari ke-11. Setelah dilakukan evaporasi pemanasan terlalu lama
remaserasi, didapatkan data seperti menyebabkan ekstrak kental berbentuk
terdapat pada Gambar 3. seperti karamel leleh sehingga
menyebabkan rendemen menjadi turun.

2. Hasil analisa Fitokimia Ekstrak


Kulit Durian

Setelah di dapatkan ektrak dari kulit


durian ini, maka dilakukan analisa
skrining fitokimia. Analisa ini bertujuan

13
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

untuk memastikan ada tidaknya Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam
senyawa fitokimia terutama saponin ekstrak terkandung senyawa fitokimia
alam hasil ekstrak ini. Senyawa fitokimia Saponin, sehingga ekstrak kulit durian
adalah senyawa golongan metabolit ini dapat di aplikasikan lebih lanjut
sekunder dalam tumbuhan yang sebagai bahan tambahan krim anti jamur
memiliki fungsi tertentu bagi manusia. .
Analisa fitokimia yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji kualitatif 3. Hasil Pengujian Krim Anti Jamur
terhadap flavonoid, fenol, saponin dan
tanin. Aplikasi dari ekstrak kulit durian
sebagai krim anti jamur ini di buktikan
Untuk mengetahui ada tidaknya saponin, dengan melakukan uji aktivitas krim.
ekstrak kental ditimbang 0,5 gram Krim yang dihasilkan mempunyai warna
dicampur dengan 10 ml air panas, coklat muda dengan aroma khas durian,
dididihkan selama 5 menit, dan serta bentuk semi padat. Hasil dari
selanjutnya disaring. Filtrat 10 ml analisa krim ekstrak kulit durian ini
dimasukkan dalam tabung reaksi, kocok ditandai adanya zona hambat pada
vertikal selama 10 detik. Kemudian cakram yang telah ditanam pada media
dibiarkan selama 10 menit. SDA yang telah diinokulasikan dengan
Terbentuknya busa yang stabil dalam jamur Candida albican. Hasil uji aktivitas
tabung menunjukkan adanya senyawa jamur ini adalah pada konsentrasi 0,25
golongan saponin. Tambahkan satu g / mL.
tetes HCl 1%, busa stabil. Adanya busa
yang muncul dan stabil menunjukkan Perbedaan diameter zona hambat ini
adanya glikosida yang mempunyai dapat disebabkan adanya perbedaan
kemampuan untuk membentuk buih konsentrasi senyawa aktif dalam hal ini
dalam air yang terhidrolisis menjadi senyawa fitokimia yang terdapat dalam
glukosa dan senyawa lainya. krim tersebut. Seperti yang dikatakan
Prescott, 2005 bahwa ukuran dari zona
Senyawa flavonoid dapat di uji dengan hambat dipengaruhi oleh tingkat
sejumlah ekstrak di teteskan pada kertas sensitivitas dari organisme uji, media
saring kemudian dilewatkan pada uap kultur dan kondisi inkubasi, kecepatan
amonia, pada kertas saring tersebut difusi dari senyawa antijamur dan
berubah warna menjadi kuning jingga. konsentrasi senyawa antijamur.
Hal ini karena uap amonia membentuk
garam dan membentuk struktur kinoid Mekanisme penghambatan
pad cincin B yang akan membuat ikatan pertumbuhan jamur oleh krim dari
rangkap terkonjugasi menjadi lehi ekstrak kulit buah Durian berasal dari
panjang sehingga akan meningkatkan kandungan senyawa fitokimia. Senyawa
intensitas warnanya (Robinson,1995). flavonoid dan tanin yang terkandung
dalam ekstrak kulit buah Durian
Selain saponin dan flavonoid, ekstrak termasuk golongan senyawa fenolik.
kulit durian mengandung senyawa Senyawa fenolik dan saponin bersifat
fenolik yang ditunjukkan dengan adanya larut dalam air dan mengandung gugus
warna merah pada larutan uji, fungsi hidroksil (-OH), sehingga lebih
selanjutnya ekstrak kulit durian mudah masuk ke dalam sel dan
dimasukkan dalam aquadest kemudin membentuk kompleks dengan protein
direaksikan dengan FeCl3 1 % membran sel. Senyawa fenolik
membentuk warna hijau kehitaman. Hal berinteraksi dengan protein membran
ini menunjukkan adanya tanin didalam sel melalui proses adsorpsi yang
ekstarak tersebut. Warna tersebut melibatkan ikatan hidrogen dengan cara
terbentuk karena ekstrak bereaksi terikat pada bagian hidrofilik dari
dengan ion Fe3+ membentuk senyawa membran sel. Kompleks protein-
kompleks. senyawa fenolik terbentuk dengan ikatan
yang lemah, sehingga akan segera

14
Pengaruh Lamanya Waktu Ekstraksi Remaserasi Kulit Buah Durian terhadap Rendemen Saponin dan
Aplikasinya sebagai Zat Aktif Anti Jamur
(Gati Ningsih, Shela Ratri Utami, Ratri Ariatmi Nugrahani)

mengalami peruraian kemudian diikuti Arifin, Z. 2006. Kajian Mikoriza Vesikula


penetrasi senyawa fenolik ke dalam Arbuskula (MVA) dalam
membran sel yang menyebabkan Menekan Perkembangan
presipitasi dan terdenaturasinya protein Penyakit Bercak Ungu
membran sel. Kerusakan pada membran (Alternaria Porri) pada
sel menyebabkan perubahan Bawang Putih. Disertasi.
permeabilitas pada membran, sehingga Fakultas Ilmu Pertanian
mengakibatkan lisisnya membran sel Universitas Gadjah Mada,
jamur. Yogyakarta. Departement
Kesehatan Republik Indonesia
KESIMPULAN (1995). Farmakope Indonesia
(ed keempat). Jakarta.
a. Semakin lama waktu ekstraksi hasil Departemen Kesehatan
ekstrak yang didapatkan semakin republic Indonesia ,
banyak sampai dengan waktu Departemen Kesehatan Republik
tertentu. Waktu yang dibutuhkan Indonesia.1979. Materia
untuk proses ekstraksi remaserasi Medika Indonesia.UI Press.
pada kulit buah durian agar Jakarta.
mendapat hasil ekstrak saponin yang Departemen Kesehatan Republik
terbaik adalah pada hari ke-9 dan Indonesia. 2000. Parameter
pada hari ke-11 hasil rendemen dari Standarisasi Umum Ekstrak
ekstraknya lebih sedikit. Tumbuhan Obat. Direktorat
b. Persamaan polynomial yang Jendral Pengawasan Obat
menghubungkan waktu ekstraksi dan dan Makanan, Jakarta.1-4.
hasil ekstrak kulit buah durian adalah Farmakope Indonesia, 1995
y = -0,0307x4 + 0,619x3-3,6466x2 + Mitchell TG, 2004. Medical Mycology in
8,0812x dan menghasilkan regresi Jawet’z, Melnick & Adelberg’s
non linear dengan nilai R2 sebesar Medical Microbiology, 23rd
0,9927, hal itu menunjukkan bahwa Edition. The McGraw-Hill
lama waktu remaserasi memiliki Companies, Inc. 645-7.
hubungan terhadap rendemen hasil Pratiwi, Suthanty Ika. 2008. Aktivitas
ekstraksi. Antibakteri Tepung Daun
c. Hasil analisa fitokimia menunjukkan Jarak (Jatropha curcas L.)
bahwa saponin, fenol, tannin dan pada Berbagai Bakteri Saluran
flavonoid terdapat pada ekstrak kulit Pencernaan Ayam Broiler
durian, sehingga ekstrak ini dapat Secara in vitro.Skripsi.
diaplikasikan sebagai zat anti jamur , Fakultas Peternakan Institut
dan pada saat dibuktikan pada uji Pertanian Bogor, Bogor.
aktivitas anti jamur terbentuklah zona Prescott, L. M. 2005. Mycrobiology.
hambat pada media, hal itu berarti Edisi ke-6. Mc. Graw-Hill. New
krim anti jamur dari ekstrak kulit York. USA.
durian ini mampu menghambat Robinson, T., 1995, Kandungan
jamur Candida albicans. Organik Tumbuhan Tinggi, edisi
keenam, Departement of
DAFTAR PUSTAKA Biochemistry University of
Anissa, G. H. 2012. Karakteristik Klinis Massachussetts, diterjemahkan
dan Laboratorium Mikologi oleh Kosasih, P., Penerbit ITB,
pada Pasien Tersangka Bandung. Hal : 157,161, 198.
Mikosis Paru di Rumah Sakit Soeratri Widji , dkk. 2005. Aktivitas
Persahabatan. Skripsi. Antifungi Krim Minyak Atsiri
Program Stusi Kedokteran Lengkuas [Alpinia galangal ( L.)
Umum Fakultas Kedokteran Swartz] Terhadap Candida
Universitas Indonesia, albicans Majalah Farmasi
Jakarta.

15
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

Airlangga, Vol.5 No.1.


Surabaya.
Tripathi, K. D. 1999. Antifungal Drugd.
In: Essentials of Medical
Pharmacology. 4th Edition.
Jaypee Brothers Medical
Publishers (P) LTD. Halaman:
770 – 780.

16

Anda mungkin juga menyukai