Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH INOVASI REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI

“ KONSEP INOVASI ”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Bunga Dewi Arum Sari P23133117008


2. Hamida Puspita Harti P23133117015
3. Hilda Fitriah P23133117017
4. M. Ivan Erlangga P23133117025
5. Raufita Heriyah P23133117030
6. Rizky Amalia P23133117032

Tingkat III D4 A

Dosen Pembimbing : Catur Puspawati, ST., MKM.

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id
A. Pengertian Inovasi
Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002, Inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan
penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi. Sedangkan menurut para ahli Inovasi adalah sebagai berikut :

a. Everett M. Rogers (1983) Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide,


gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal
yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
b. Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun intangible)
yang memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan), yang umumnya dilakukan
oleh perusahaan atau kadang-kadang oleh para individu (Edquist, 2001, 1999).
c. (Rosenfeld, 2002) Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu
gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; Mitra, 2001 dan the
British Council, 2000), atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan
jasa baru. Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses kewirausahaan.
d. Peter F. Drucker di dalam bukunya Innovation and Entrepreneurship
mengatakan inovasi memiliki fungsi yang khas bagi wirausahawan. Dengan
inovasi wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun
pengolahan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk
menciptakan modal (Peter F. Drucker, innovation and entrepreneurship).
e. Stephen Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru
yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses
dan jasa.
f. Hurley and Hult (1998: 45) mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme
perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu
perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru,
gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan
pelayanan yang memuaskan pelanggan.
g. Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial berkat
diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam
mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam
hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau
pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa hasil
pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga diimplementasikan agar dirasakan
manfaatnya.

B. Proses Inovasi
Rogers menyatakan bahwa inovasi memerlukan suatu proses pengembangan yang
terdiri dari keputusan; aktivitas dan dampak inovasi yang terjadi dalam pengenalan
kebutuhan dan masalah; melalui riset pengembangan, komersialisasi inovasi; difusi dan
adopsi inovasi, dan konsekuensi atau dampak inovasi.

a) Mengenali Kebutuhan Masalah

Proses ini dilakukan dengan melakukan identifikasi permasalahan yang muncul.


Kebutuhan masalah dapat dikenali melalui proses politik sebelum dilaksanakannya
suatu peneltian terlebih. Kebutuhan sendiri merupakan sesuatu keinginan dari
manusia atau masyarakat akan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan
jasmani maupun rohani. Kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan
yang tangible (tampak) namun juga kebutuhan yang intangible (tak tampak, seperti
jasa). Untuk dapat mengetahui kebutuhan dan masalah tidak dapat hanya melibatkan
satu sudut pandang orang, namun juga harus melibatkan cara pandang orang terhadap
masalah yang terjadi. Hal ini dikarenakan terkadang suatu masalah dipandang sebagai
suatu masalah oleh orang lain, tetapi belum tentu bagi orang yang lainnya. Orang
yang terlibat langsung terhadap suatu masalah tentunya berbeda dalam membatasi
suatu masalah dibandingkan dengan orang-orang yang tidak terlibat secara langsung
pada masalah tersebut, sehingga perlu melibatkan pandangan berbagai pihak yang
bersangkutan.

b) Riset dasar dan aplikatif

Riset atau penelitian merupakan identik dengan kegiatan yang bersifat ilmiah.
Sementara suatu riset atau penelitian aplikatif bertujuan untuk mengatasi dan
menyelesaikan permasalahan yang sifatya praktis. Menurut Eggers dan Singh, yang
terpenting dari sebuah ide yang inovatif bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah
diterapkan, namun ide yang dapat merubah kebiasaan lama, membawa aktor baru
bersamaan dalam mengahadapi tantangan perubahan struktur dalam sebuah organisasi.
Selain itu, dalam menemukan ide inovatif perlu dilakukan kolaborasi dalam setiap
tahapan antara aktor-aktor yang berbeda potensinya dalam rangka mempercepat proses
inovasi salah satunya dalam menggagas ide yang kreatif dan inovatif. Pada fase
inovasi dapat diketahui ide yang inovatif, menarik, dan sesuai dengan permasalah yang
ada dan dibutuhkan upaya pemecahan masalahnya.

c) Pengembangan
Pengembangan dalam suatu inovasi merupakan suatu tahapan yang dilakukan
dengan menentukan ide dan gagasan baru yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan
atau masyarakat. Proses pengembangan dilakukan setelah proses penelitian untuk
menentukan inovasi apa tetapi sebelum inovasi tersebut menjadi suatu yang nyata
yang siap digunakan. Selain pengembangan suatu ide dapat menjadi bentuk pelayanan,
perlu juga dilakukan pengembangan inovasi agar inovasi tersebut terus berkembang
dan memberikan dampak atau hasil yang lebih besar dari pada sebelumnya.

d) Komersialisasi

Komersialisasi merupakan aspek pemasaran atau penyebarluasan suatu produk


inovasi. Dalam sektor publik istilah komersialisasi merupakan aspek penyebarluasan
atau sosialisasi produk inovasi. Hal ini menunjukkan proses penyebarluasan,
pemasaran, dan distribusi produk inovasi juga berlaku pada organisasi sektor publik.
Penjelasan lebih mendalam mengenai sebuah inovasi merupakan suatu aspek yang
sangat disarankan agar dicapainya keberhasilan dalam inovasi, sebab keberhasilan dari
penjelasan lebih dalam suatu inovasi akan memicu organisasi dan pegawai atau
stafnya untuk bekerja dengan semangat tinggi.

e) Difusi dan Adopsi

Pada proses ini suatu produk yang dibuat, pelanggan atau masyarakat memiliki
hak untuk menetukan pilihannya dengan menggunakan atau tidak produk inovasi
tersebut. Rodgers menjelaskan bagaimana sebuah inovasi dapat diterima ke dalam
masyarakat. Terdapat empat elemen dalam proses difusi yakni sebagai berikut ini:
1) An innovation: inovasi sendiri yang dipersipsikan sebagai objek atau ide baru
yang diadopsi oleh individu atau kelompok. Makna baru sebuah inovasi tidak
juga pakem pada apa yang benar-benar baru secara objektif.
2) Ommunications channels: perlu adanya saluran atau media dalam komunikasi
dalam mengenalkan inovasi tersebut kepada target atau penerima inovasi
pelayanan.
3) Time: suatu periode bagi inovasi tersebut untuk didifusikan dan juga waku bagi
penerima produk inovasi untuk menerima atau menolak inovasi tersebut. waktu
proses difusi juga membahas tentang cepat atau lambatnya proses adopsi
inovasi.
4) Social systems: tempat tejadinya proses difusi inovasi dimana seperangkat unit
yang saling berhubungan dalam upaa memecahkan masalah dan mencapai
tujuan tertentu. Anggota atau unit sistem sosial dapat berupa individu,
kelompok informal, organisasi, atau suatu subsistem.

Adopsi adalah sebuah keputusan untuk memanfaatkan sebuah inovasi seutuhnya.


Proses keputusan adopsi inovasi adalah sebuah proses yang mana individu telah
melalui tahapan-tahapan mulai dari yang pertama yaitu mengetahui atau bahkan
menolak inovasi.

f) Konsekuensi

Pada proses ini masalah atau kebutuhan pelanggan atau masyarakat yang telah
didentifikasi pada proses awal telah terjawab atau tidak. Bahkan seringkali masalah-
masalah atau kebutuhan baru muncul sebagai akibat atau konsekuensi dari inovasi
yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu siklus dalam inovasi. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwasanya terdapat beberapa tahapan dalam
pembentukan atau pembuatan inovasi yaitu dari mengetahui masalah yang didapat di
lapangan terlebih dahulu, dilakukan riset dasar aplikatif, pengembangan inovasi,
penyebarluasan produk, penerimaan masyarakat terhadap produk inovasi dan dampak
dari inovasi.

C. Ciri- Ciri Inovasi


Menurut Darwanto dan Rahardjo, (2012:193), inovasi mempunyai 4 (empat) ciri
yaitu:
1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam
arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
2. Memiliki ciri atau unsur kebaharuan. Artinya suatu inovasi harus memiliki
karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas
dan pembaharuan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Artinya bahwa
prosesnya yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara
matang dengan program- program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan mempunyai tujuan. Yaitu bahwa program inovasi yang
dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut.

D. Manfaat Inovasi
Inovasi erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya internet, memiliki peranan
penting dalam meningkatkan transparansi. Richard Heeks dalam LAN (2007:98)
mengelompokkan manfaat tekonologi informasi dan komunikasi dalam dua kelompok,
yaitu:
1. Manfaat pada Tingkat Proses
a. Menghemat biaya: mengurangi biaya transaksi bagi masyarakat untuk akses ke
informasi pemerintah dan mengirim informasi ke pemerintah, mengurangi
biaya bagi pemerintah untuk menyediakan inoformasi.
b. Menghemat waktu: mempercepat proses internal dan proses pertukaran data
dengan instansi lain.
c. Mengurangi keterbatasan: dimanapun, kapanpun informasi dan
layananpemerintah dapat diakses oleh masyarakat.
d. Keputusan yang lebih baik: pimpinan dapat mengontrol kinerja stafnya,
mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.

2. Manfaat pada Tingkat Pengelolaan


a. Merubah perilaku aparatur: mengurangi interes pribadi dan meningkatkan
interes rasional atau nasional. Misalnya dalam mengurangi tindakan korupsi,
mengurangi pemalsuan, kerja lebih efektif dan efisien dan perlakuan terhadap
masyarakat yang lebih setara dalam pelayanan publik.
b. Merubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar terhadap proses
pemerintahan dan memperluas kesempatan pemasok untuk ambil bagian dalam
pelayanan pengadaan barang atau jasa.
c. Pemberdayaan: meningkatkan keseimbangan kekuatan antar kelompok,
melalui kemudahan, akses ke informasi kepemerintahan. Pemberdayaan
aparatur lebih meningkat melalui akses ke informasi yang dibutuhkan mereka
dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pemberdayaan pemasok melalui akses
ke informasi tentang pengadaan barang dan jasa dan pemberdayaan manajer
melalui akses ke informasi mengenai stafnya dan sumberdaya lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/8318/06bab2_widianti_100903
12097_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9120/Bab
%202.pdf?sequence=10

http://digilib.unila.ac.id/15763/17/BAB%20II.pdf

http://eprints.umm.ac.id/39305/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai