Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH STATISTIK

NILAI-NILAI PUSAT (CENTRAL TENDENCY)

DISUSUN OLEH :

Kelompok 8

Abiyyasti Dwi Anggraeni


Ahmad Fauzan Dainiza
Isabella Nur Adinda
Raufita Heriyah

Tingkat 3 D4-A Kesehatan Lingkungan

DOSEN PEMBIMBING : Endang Uji Wahyuni, SKM., M.KM.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jalan Hang Jebat III Blok F No.3, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru, RT.4/RW.8, Gunung, Kby.
Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1220

2020
Nilai- Nilai Pusat (Central Tendency)

Central Tendency adalah ukuran statistic yang menyatakan bahwa satu skor yang dapat mewakili
keseluruhan distribusi skor atau penilaian yang sedang diteliti (Irianto, 2004:25). Tujuan dalam
pengukuran central tendency adalah untuk menerangkan secara akurat tentang skor atau
penilaian suatu obyek yang sedang diteliti, baik secara individual maupun kelompok, melalui
pengukuran tungaal. Dengan demikian maka Central Tendency merupakan penyederhanaan data
untuk mempermudah peneliti membuat interprestasi dan mengambil suatu kesimpulan.

Pengukuran central tendency dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu (1) Mean (M, X), (2)
Median (Me), (3) Mode (Mo).

Diketahui usia 50 orang remaja yang bekerja di sebuah perusahaan “X” dengan rentang usia
seperti dalam tabel berikut.

Usia F fkb fka ∑fx


31 4 50=N 4 124
30 4 46 8 120
29 5 42 13 145
28 7 37 20 196
Mo, Mdn (27) 12= f maksimal 30 32 324
26 8 18 40 208
25 5 10 45 125
24 3 5 48 72
23 2 2 50=N 46
Total 50 - - 1360

1. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari mean data tunggal dan data
kelompok
 Pengertian Mean

Mean merupakan nilai rata- rata dan pada data yang tersedia dimana nilai rata- rata
hitung meupakan penjumlahan bilangan/nilai dari pada pengamatan dibagi dengan
jumlah pengamatan yang ada (Saleh, 1990:14). Menurut Irianti, (2004:29) menyatakan
bahwa mean adalah hasil bagi dari sejumlah skor dari banyaknya responden.

 Sifat dari mean:


1) Merupakan wakil dari keseluruhan nilai
2) Mean sangat dipengaruhi ekstrem baik ekstrem kecil maupun ekstrem besar
3) Nilai mean berasal dari semua hasil pengamatan

 Rumus Mean Data Tunggal

Mean data tunggal dapat dicari dengan menggunakan rumus:

∑ fx
M x=
N

Keterangan:

Mx = mean yang kita cari

∑fx = jumlah dari hasil perkalian antara masing- masing skor dengan frekuensi

N = number of cases

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus yang ada maka:

∑ fx 1360
M x= = =27,2 = 27
N 50

Jadi dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa besarnya mean
dari data tersebut terletak pada skor 27.

 Rumus Mean Data Kelompok

Mean dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.

∑x
Cara panjang, Mx=
N
Cara pendek, Mx=M ' +i ( ∑fxN ' )
Keterangan:

Mx = mean yang kita cari

∑fx = jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensi
M’ = mean terkaan

∑fx’ = jumlah dari hasil perkalian antara titik-titik tengah buatan sendiri dengan frekuensi
dari masing- masing interval

N= number of cases

Hasil perbandingan dengan menggunakan rumus yang ada maka:

∑ x 3328
Mx= = =52
N 64

Jadi hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa besarnya mean dari
data kelompok tersebut terletak pada skor 52 yang berada dalam interval 50-54.

2. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari modus data tunggal dan data
kelompok
 Pengertian Modus

Mode adalah skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribsi skor
(Irianto, 2004:25). Sudijono (2009:105) menyatakan bahwa mode adalah suatu skor atau
nilai yang mempunyai frekunsi paling banyak, dengan kata lain skor atau nilai yang
memiliki frekuensi maksimal dalam distribusi data.

 Sifat Modus
1. Tidak ada nilai yang lebih banyak diobservasi jadi tidak ada modus
2. Ditemui satu modus (unimodal)
3. Ada dua modus (bimodal)
4. Lebih dari tiga modus (multimodal)
 Modus data tunggal

Menetukan letak mode tidak terlalu sulit karena kita bias mengetahui letaknya cukup
dengan melihat nilai frekuensi terbanyak (yang sering muncul) dari data yang ada.

 Modus data kelompok


Mode merupakan skor yang mempunyai frekuensi terbanyak. Dalam data kelompok
menentukan letak mode tidak semudah dalam data tunggal, ada beberapa langkah yang
harus ditempuh melalui rumus sebagai berikut.

Mo= l+ ( fa+fafb ) xi atau dengan rumus Mo=u−( fa+fbfb ) xi


Keterangan:

Mo = mode

ℓ = lower limit (batas bawah nyata dari skor yang mengandung mode)

ɑ = upper limit (batas atas nyata dari skor yang mengandung mode)

fb = frekuensi yang terletak dibawah skor yang mengandung modus

fɑ = frekuensi yang terletak diatas skor yang mengandung modus

i = interval class

dari tabel tersebut kita dapat menentukan letak mode yaitu pada interval 60-64 atau
dengan kata lain bahwa pada interval 60-64 mengandung mode karena interval nilai
tersebutlah yang memiliki frekuensi paling banyak. Dengan mengetahui interval yang
mengandung mode maka berturut-turut kita dapat menentukan besarnya ℓ, fb, fɑ, i, dan u.

ℓ = 49,50

u = 54,50

fb, = 10

fɑ =10

I =5

Mo= l+ ( fa+fafb ) xi =49,50+( 10+1010 ) x 5=49,50+2,50=52


Jadi dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa besarnya mode
dari data kelompok tersebut terletak pada skor 52 yang berada dalam interval 50-54.

3. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari median data tunggal dan data
kelompok
 Pengertian Median

Median dapat di definisikan sebagai nilai tengah yang memisahkan data yang tinggi dan
data yang rendah. Irianto, (2004:26) menyatakan median merupakan skor yang membagi
distribusi frekuensi menjadi dua sama besar (50% sekelompok objek yang diteliti terletak
dibawah median, dan 50% yang lainnya terletak diatas median).

 Sifat Median
Nilai median tidak terpengaruh oleh data ekstrem
 Median data tunggal

Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

1 1
Mdn=
l+(2N
−fkb
fi )
ataudengan rumus Mdn=u−
2N
−fka
fi ( )
Keterangan:

Mdn = median

ℓ = lower limit (batas bawah nyata dari skor yang mengandung median)

u = upper limit (batas atas nyata dari skor yang mengandung median)

fkb = frekuensi kumulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung median

fkɑ = frekuensi kumulatif yang terletak diatas skor yang mengandung median

fi = frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median)

N = number of case
Untuk mencari median dengan menggunakan rumus diatas, ada beberapa langkah yang
harus diikuti yaitu:

a. Membagi data menjadi dua begian yang sama besar, yaitu masing- masing sebesar
½ N. ½ x 50 = 25. Titik pertengahan data sebesar 25 itu terkandung pada
frekuensi kumulatif 30. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai
pertengahan usia karyawan pada perusahaan “X” terletak pada skor 27, atau skor
yang mengandung median adalah 27
b. Karena skor yang mengandung median adalah 27, maka dengan mudah dan cepat
dapat kita ketahui:
Lower limitnya= 27-0,50= 26,50 jadi ℓ= 26,50
Frekuensi aslinya (fi) = 12
Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung median (fkb)
yaitu 18
c. Dengan diketahuinya ℓ, fi dan fkb maka kita dapat menyeleseaikan sesuai dengan
rumus yang ada.

1
Mdn =
l+
2N
(−fkb
fi
=26,50+ )
25−18
12 ( )
¿ 26,50+ ( 127 )
¿ 26,50+0,583=27,083=27

Jadi dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa besarnya
median data tersebut terletak pada skor 27.

 Median Data Kelompok

Menentukan median untuk data kelompok tidak jauh berbeda dengan data tunggal,
rumuspada data kelompok hanya perlu ditambah dengan mengalikan terhadap interval.
Untuk menentukan bearnya median tersebut dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.
1 1
Mdn=
l+
2 N
(−fkb
fi )
atau dengan rumus Mdn=u−
2 N
fi (
−fka
)
Keterangan:

Mdn = median

ℓ = lower limit (batas bawah nyata dari skor yang mengandung median)

u = upper limit (batas atas nyata dari skor yang mengandung median)

fkb = frekuensi kumulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung median

fkɑ = frekuensi kumulatif yang terletak diatas skor yang mengandung median

fi = frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median)

N = number of case

i= interval

1
Mo=
l+ (
2N
−fkb
fi )
xi=49,50+
32−25
14 ( )
x 5=49,50+ 2,50=52

Jadi dari hasil perhitungan yang telah dilakukandiperoleh hasil bahwa besarnya median
dari data kelompok tersebut terletak pada skor 52 yang berada dalam interval 50-54.

4. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari kuartil data tunggal dan data
kelompok

5. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari persentil data tunggal dan data
kelompok
6. Pengertian, penggunaan, sifat dan rumus dari desil data tunggal dan data kelompok

Sumber: Suwena, Kadek Rai dan Lulup Endah Tripalupi. STATISTIKA DASAR. Yogyakarta.
2015

Anda mungkin juga menyukai