Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU B

“EKTOPARASIT TIKUS”

KELOMPOK VII
Aulia Rahmi Cheni
Faridah Nabilah
Nitra Indriani
Rani Fitria

DOSEN PEMBIMBING:
Aidil Onasis, SKM, M.Kes

Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

Lindawati, SKM, M.Kes

R. Firwandri Marza, SKM, M.Kes

D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat dari-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang penyakit “Ektopatasit Tikus”
. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu-B. Kelompok sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibuk selaku dosen mata kuliah
yang telah memberikan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini,
kami berharap berguna bagi diri kami sendiri dan pihak yang membaca. Baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun akademis.

Padang, 30 Juli 2018

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tikus adalah hewan pengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama
tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikkan di
perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga
membawa, menyebarkan, dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan
juga hewan peliharaan. Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai
agen penyakit dari kelompok virus, bakteri, protozoa, dan cacing. Penyakit tersebut dapat
ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin, dan fesesnya atau melalui
gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak, tungau)
Ektoparasit adalah sejenis parasit yang hidupnya pada inangnya (hewan tuan
rumah). Hewan sejenis ektoparasit ini juga dikenal dengan sebutan epizoa. Hewan
ektoparasit yang hidup secara parasit pada tubuh lain ini hidup dipermukaan bagian luar
tubuh atau bagian-bagian lain yang mudah di jangkau dari luar. Hewan jenis ektoparasit ini
diketahui ada sekitar 50 jenis, tetapi yang banyak ditemui adalah caplak, kutu, tengu, lalat,
dan tungau. Parasit ini hidup pada hewan yang lebih besar seperti kucing, anjing, dan tikus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ektoparasit ?
2. Apa jenis jenis ektoprasit pada tikus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ektoparasit
2. Untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit pada tikus

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ektoparasit Tikus
Ektoparasit adalah sejenis parasit yang hidupnya pada inangnya (hewan tuan
rumah.[Hewan sejenis Ektoparasit ini juga dikenal dengan sebutan epizoa.Hewan
ektoparasit yang hidup secara parasit pada tubuh lain ini hidup dipermukaan bagian luar
tubuh atau bagian-bagian lain yang mudah di jangkau dari luar. Hewan jenis ektoparasit
ini diketahui ada sekitar 50 jenis,akan tetapi yang banyak ditemui diantaranya adalah
caplak, kutu, tengu, lalat dan tungau Parasit ini hidup pada hewan yang lebih besar,
seperti kucing, anjing dan tikus.
B. Jenis-jenis Ektoparasit pada Tikus
Ektoparasit yang dapat menginfestasi berbagai jenis tikus meliputi:
1. Kutu
a. Holopleura pacifica
Berdasarkan klasifikasinya, H. pacifica tergolong ke dalam
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Subordo : Anoplura
Famili :Hoplopleuridae
Genus :Hoplopleura
Spesies : H. pacifica
H. pacifica pertama kali ditemukan pada Rattus exulans di kepulauan
Hawaii. H. pacifica adalah parasit umum rattus dan merupakan salah satu kutu
yang paling banyak ditemukan di wilayah Asia-Pasifik seperti Laos, Malaya,
Filipina, Thailand, dan Vietnam (Voss 1966). Jenis kutu ini mengalami proses
metamorfosis tidak sempurna, yaitu telur-nimfa-imago. Seluruh siklus hidupnya
terjadi di tubuh induk inang. Telur kutu akan menempel pada rambut-rambut
inang dengan bantuan zat perekat yang dihasilkannya

4
Morfologi Hoplopleura pacifica (Ventral)
(a) kepala, (c)abdomen
(b) toraks

b. Polyplax spinulosa
P. spinulosa adalah kutu yang termasuk
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Subordo :Anoplura
Famili :Polyplacidae
Genus : Polyplax
Spesies : P. spinulosa
P. spinulosa termasuk daftar 31 spesies dari Phthiraptera yang baru untuk
daerah Eropa (alien spesies) dan dianggap penting bagi keanekaragaman hayati
hewan. P. spinulosa merupakan jenis kutu pada tikus yang dapat menyebabkan :
 Iritasi
 gatal-gatal
 anemia
 lemah

5
 kehilangan berat badan
 bahkan kematian pada inang karena infeksi yang terlalu parah.
Selain itu, kutu ini juga memiliki peran sebagai vektor dari
Haemobartonell sp. Rata-rata siklus hidup kutu ini adalah 13 hari, memiliki
ukuran kecil, yaitu berukuran mulai 1-10 mm, bermetamorfosis bertahap
(paurometabola), tipe alat mulut menusuk dan mengisap

Morfologi Polyplax spinulosa (ventral)


(a) kepala, (b) toraks, dan (c) abdomen
2. Pinjal
a. Xenopsylla cheopis
X. cheopis secara sistematika, pinjal ini termasuk kedalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :Siphonaptera
Famili :Pulicidae
Genus :Xenopsylla
Spesies :X. cheopis
X. cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari Genus
Rattus, dan merupakan vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini terjadi
ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi dan kemudian menggigit

6
manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi black death.
Infestasi pinjal bahkan pernah menyebabkan epidemi pes di daerah Boyolali,
Jawa Tengah pada akhir 1960an. Hal ini disebabkan pinjal dapat menularkan
bakteri Yersinia pestis, penyebab penyakit pes, dari tikus ke manusia.
Siklus hidup jenis pinjal ini merupakan metamorfosis sempurna yaitu
telur-larva-pupa-imago. Larva yang baru menetas tidak memiliki tungkai.
X. cheopis bentuk tubuh pipih ke samping, berukuran 3 mm. Seluruh
tubuh tertutup rambut-rambut, tipe alat mulut berupa penusuk dan penghisap.
Tungkai ke-3 dari pinjal berukuran lebih besar dan lebih panjang dari pada dua
pasang tungkai lainnya sehingga memungkinkannya untuk melompat.
Lompatannya sangat jauh dan tinggi dibandingkan ukurannya

Morfologi Xenopsylla cheopis, (a) kepala, (b) toraks, dan


(c) abdomen
3. Tungau
a. Laelaps echidninus
L. echidninus termasuk kelompok tungau dari :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Acariformes
Famili : Laelapidae
Genus : Laelaps
Spesies : L. echidninus
Kelompok tungau ini berukuran relatif kecil, memiliki panjang kurang dari 1
mm. Namun ada pula tungau besar yang dapat mencapai panjang 7 mm.

7
L. echidninus memiliki gnathosoma terdiri dari epistoma, tritosternum
(berfungsi dalam transport cairan tubuh), palpus yang beruas-ruas, kelisera,
kornikuli, hipostoma berseta yang masing-masing sangat beragam dalam hal bentuk
dan jumlah ruasnya tergantung pada kelompoknya. Kelisera pada L. echidninus
teradaptasi untuk menusuk, menghisap atau mengunyah. Tubuh dilindungi oleh
dorsal shield/scutum.
L. echidninus memiliki stigma (alat pertukaran O2 dan CO2) yang letaknya
bervariasi yaitu di punggung dorsal, antara pangkal tungkai/koksa ke-2 dan ke-3, di
sebelah koksa ke-3 atau di antara kelisera. Letak stigma menjadi kunci penting untuk
membedakan ordo tungau

Morfologi Laelaps echidninus (ventral),


(a) keliseral, (b) peritreme, (c) anus, dan (d) seta
4. Caplak
a. Ixodes sp
Ixodes sp termasuk kelompok Acarina dari Famili Ixodidae. Di Indonesia genus
Ixodes dilaporkan hanya terdiri dari 4 spesies yaitu I. granulatus, I. spinicoxalis, I.
werneri, dan I. kopsteini. Tiga spesies pertama adalah parasit pada tikus, sedang yang
terakhir pada kelelawar.

8
Caplak adalah ektoparasit penghisap darah pada hewan vertebrata. Memiliki
ukuran lebih besar dari pada tungau. Panjang tubuh antara 2 sampai 30 mm. Selain
ukurannya, caplak dibedakan dari tungau berdasarkan letak stigma yang berada di
bawah koksa (pangkal tungkai) ke-4. Caplak juga memiliki karakter-karakter khas
tersendiri pada hipostoma, memiliki oseli/mata, tetapi tidak memiliki epistoma,
corniculi, dan tritosternum

Morfologi Ixodes sp. (dorsal)

(a) gnathosoma, (b) idiosoma, dan (c) tungkai

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ektoparasit adalah sejenis parasit yang hidupnya pada inangnya (hewan tuan
rumah.[Hewan sejenis Ektoparasit ini juga dikenal dengan sebutan epizoa.Hewan
ektoparasit yang hidup secara parasit pada tubuh lain ini hidup dipermukaan bagian luar
tubuh atau bagian-bagian lain yang mudah di jangkau dari luar. Hewan jenis ektoparasit
ini diketahui ada sekitar 50 jenis,akan tetapi yang banyak ditemui diantaranya adalah
caplak, kutu, tengu, lalat dan tungau Parasit ini hidup pada hewan yang lebih besar,
seperti kucing, anjing dan tikus.
Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya menumpang di bagian luar dari
permukaan tubuh inangnya. Ektoparasit yang dapat menginfestasi berbagai jenis tikus
meliputi: 1) Kutu (lice); Polyplax spinulosa dan Hoplopleura pacifica, 2) Pinjal (flea);
Xenopsylla cheopis, 3) Tungau (mite); Laelaps echidninus, 4) Caplak (tick); Ixodes sp.
Sebagai hewan parasit, kutu, pinjal, tungau, dan caplak dapat menularkan berbagai
macam organisme penyebab penyakit
B. Saran
Sebaiknya hindari tikus yang memiliki ektoparasit yang berbahaya bagi kesehatan
karena ektoparasit yang telah dibahas diatas tadi dapat menyebabkan berbagai penyakit
seperti pes,leptospirosis,rat bite fever dan lain-lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ipb.ac.id . Diakses pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 14.00 WIB

http://entomologisipb2012.blogspot.com/2014/12/ektoparasit-pada-tubuh-tikus.html. Diakses
pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 16.15 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai