Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang perlu
mendapat

perhatian.

kompleks

dalam

kuantitasnya

Permasalahan

kaitannya

semakin

dengan

meningkat,

sampah

tersebut

semakin

pengelolaannya

karena,

semakin

bervariasi

jenis

komposisinya, keterbatasan sumber dana bagi pelayanan umum,


dampak perkembangan ekonomi dan juga semakin tingginya aktivitasaktivitas sumber potensial adanya sampah (Gafur, 2008).
Sampah kerap menjadi obyek yang sering disepelekan dalam
kehidupan sehari-hari. Terbukti sebagaimana seringnya masalah
sampah diliput oleh media pemberitaan sebagai penyebab bencana
alam, sumber penyakit, bau tak sedap dan pemandangan buruk.
Padahal semestinya sampah harus mendapatkan perhatian secara
khusus oleh setiap orang, sebab sampah selalu muncul dari kegiatan
rumah

tangga

hingga

industri

dan

selalu

bertambah

seiring

bertambahnya kegiatan dan meningkatnya jumlah penduduk (Iswara,


2013).
Permasalahan

dalam

sampah

perkotaan

timbul

akibat

pengelolaan sampah yang tidak dilakukan dengan baik terutama di


kota-kota besar di Indonesia. Sistem pengumpulan sampah yang tidak
tuntas, kurangnya alat angkut sampah dan terbatasnya kapasitas
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah menjadi permasalahan
yang khas mencakup aspek tehnis, sosial dan budaya. Pengetahuan
dan kepedulian masyarakat untuk memilah sampah sangat rendah
karena pola kebiasaan dan perilaku masyarakat yang terbiasa
membuang sampah tanpa memperhatikan komposisi dari sampah
tersebut. Kondisi sampah yang tercampur ini sangat menyulitkan bagi
pemerintah dan dinas kebersihan dalam melakukan proses daur

ulang. Banyak material yang seharusnya dapat didaur ulang tetapi


pada akhirnya hanya ditimbun di TPA (Ramandhani, 2011).
Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi
kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi barang dari sumber
daya alam. Disamping menghasilkan barang yang dikonsumsi
manusia dihasilkan pula bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan
lagi oleh manusia. Bahan buangan makin bertambah banyak, hal ini
erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk.
Bahan buangan ini dikenal dengan istilah sampah (wastes) berbentuk
padat, cair, dan gas (Fahmi, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
diatas, maka permasalahan yang terjadi adalah bagiamana gambaran
timbulan sampah di BTN Nusa Tamarunang?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui timbulan
sampah di BTN Nusa Tamarunang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dapat dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, pada umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk kegiatan
industri. Sampah juga merupakan sisa-sisa bahan yang telah
mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya
atau karena pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, sedangkan bila
ditinjau dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau
gangguan kelestariannya (Ramandhani, 2011).
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Sampah rumah tangga adalah
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga
yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis
sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kasawan khusus, fasilitas
umum, fasilitas sosial, dan/atau fasilitas lainnya (Peraturan Daerah
Kota Makassar No.4 tentang Pengelolaan Sampah, 2011).
B. Jenis Sampah
Sampah ada di sekeliling kita, bahkan tiap rumah tangga selalu
menyumbang sampah untuk dibuang setiap harinya. Jenis sampah
yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, diantaranya (Fahmi,
2013):
1. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a. Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat dan mudah
membusuk, contohnya adalah daun, sisa makanan, buah,
sayuran dsb.
b. Sampah anorganik adalah jenis sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk, contohnya adalah barang logam atau besi,
kaca, plastik dsb.
2. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a. Sampah yang tidak dapat dibakar, contohnya adalah barang


dari kaca, besi, seng dsb.
b. Sampah yang mudah untuk dibakar, contohnya adalah barang
yang terbuat dari kertas, kayu, karet, plastik, dari kain dsb.
3. Sampah berdasarkan karakteristik sampah
a. Garbage adalah jenis sampah hasil pengolahan makanan,
mudah membusuk, biasanya berasal dari sampah rumah
tangga, rumah makan dsb.
b. Rubbish adalah jenis sampah hasil pembuangan perkantoran,
contohnya kertas, kaca, plastik, dsb.
c. Ashes atau debu adalah jenis sampah sisa hasil dari
pembakaran.
d. Sampah jalanan atau street sweeping adalah sampah dari
hasil pembersihan jalan.
e. Sampah industri adalah sampah yang berasal dari pabrik.
f. Bangkai binatang atau dead animal adalah sampah binatang
yang mati, misalnya di jalan tertabrak.
g. Bangkai kendaraan adalah sampah kendaraan bermotor,
misalnya mobil dan motor.
h. Sampah pembangunan atau construction waste, adalah
sampah bekas bangunan misalnya potongan besi, sepihan
tembok, kayu, bambu dsb.
C. Sumber Sampah
Sampah dapat dijumpai di banyak tempat dan hampir semua
kegiatan. Pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori sebagai berikut (Fahmi, 2013)
1. Pemukiman penduduk
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan
rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah
domestik. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah
berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton/dos, kain, kayu, kaca,
daun, logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar
seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat sampah yang biasa
dijumpai di negara industri, seperti mebel, TV bekas, kasur dll.
4

Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang ditempati oleh


sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam
suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang
berupa rumah susun. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan
sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti
misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-obatan, oli bekas, dll.
2. Sampah dari daerah komersial
Sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan,
pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca,
logam, dan juga sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional,
banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah
membusuk. Secara umum sampah dari sumber ini adalah mirip
dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda.
3. Sampah dari perkantoran/institusi
Sumber sampah dari kelompok ini meliputi perkantoran,
sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, dll. Dari sumber
ini potensial dihasilkan sampah seperti halnya dari daerah
komersial non pasar.
4. Sampah dari jalan/taman dan tempat umum
Sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota,
taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran drainase kota, dll.
Dari daerah ini umumnya dihasilkan sampah berupa daun/dahan
pohon, pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas, dll.
5. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis sampah kota
Kegiatan umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit
tetap menghasilkan sampah sejenis sampah domestik, seperti
sisa makanan, kertas, plastik, dll. Yang perlu mendapat perhatian
adalah, bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota
tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota.
6. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Dari daerah
pertanian ini misalkan sampah dari kebun, kandang, ladang, dan
sawah. Sampah yang dihasilkan dapat berupa bahan-bahan

makanan yang membusuk, sampah pertanian, pupuk maupun


bahan pembasmi serangga tanaman.
D. Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan
Pengaruh sampah terhadap lingkungan sangat bervariasi
tergantung jumlah dan karakteristik serta daya dukung lingkungannya
(Gafur, 2008)
1.

Sampah yang sulit/tidak dapat terurai bila dibuang

pada suatu lahan akan mengganggu atau merusaka struktur


2.

komposisi tanah dan fungsi tanah sebagai bidang resapan air.


Sampah yang terbuang di selokan/kanal dan
badan air sungai akan dapat menyebabkan banjir, menghalangi
penetrasi sinar matahari ke badan air, mengganggu kehidupan
flora dan fauna air, bahkan sampai mengurangi kepadatan
populasi atau pemunahan flora dan fauna tertentu sehingga dapat
menurunkan daya dukung badan air tersebut dan tidak sesuai

peruntukan semula.
3.
Sampah yang mudah membusuk dan mudah
terurai karena kandungan kompososibahan organik alami yang
tinggi. Jika terbuang pada suatu lahan atau badan air, akan terurai
menjadi unsur-unsur hara dan asam-asaman, alkohol dan gas.
4.
Sampah beracun/berbahaya prosesnya hampir
serupa di atas, terutama timbulnya kematian flora atau fauna dan
kalau terus menerus terjadi akan menyebabkan kepunahan
populasi.
5.

Sampah yang terbakar dan dibakar bukan pada

6.

incenerator menimbukan pencemaran udara.


Sampah yang tertumpuk di pinggir jalan dapat
menimbulkan kemacetan lalu lintas dan bahkan mungkin terjadi

kecelakaan
E. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Sampah bukanlah penyebab (agent) penyakit, tetapi sebagai
suatu kondisi atau media terjadinya sakit. Pengaruh sampah tehadap
kesehatan (Gafur, 2008):
1. Sampah yang dibuang

di

sembarangan

tempat

dapat

menimbulkan kondisi yang kurang nyaman dan mengurangi


6

keindahan, karena wujud fisiknya yang beserakan tidak pada


tempatnya dan menimbulkan bau pada proses pembusukan.
Kondisi demikian mampu menimbulkan stress.
2. Sampah merupakan media tumbuh dan

berkembangnya

bakteri/parasit penyakit dan vektor beberapa penyakit misalnya


lalat, kecoa, nyamuk dan tikus.
3. Proses dekomposisi sampah menguraikan senyawa organik
menjadi unsur-unsur antara lain unsur dari senyawa oraganik
nitrogen. Dalam air unsur tersebut sebagai ion. Pada kadar
melebihi mutu untuk air minum berbahaya bagi kesehatan
terutama jika dikomsumsi ibu hamil dan balita sebab afinitas ion
tersebut jauh lebih besar dari oksigen.
4. Sampah radioaktif dapat mengganggu genetika dan gangguan
reporduksi, potensi bahayanya tergantung kadar dan waktu
paruhnya.
F. Komposisi Sampah
Komposisi

merupakan

istilah

yang

digunakan

untuk

menggambarkan komponen individu yang kemudian menjadi aliran


sampah dan disribusi relatifnya, biasanya berdasarkan persentase
dari berat. Bentuk pengelompokkan ini umumnya terdiri dari kertas,
kayu, kaca, plastik, karet, logam, kain, makanan, dan lain-lain (Elita,
2011).
Komposisi sampah tersebut digolongkan oleh Ramandhani
(2011) sehingga masuk ke dalam 2 komponen utama sampah yang
terdiri dari:
1. Sampah organik, meliputi sisa makanan, kertas, karbon, plastik,
karet, kain, kulit, dan kayu.
2. Sampah anorganik, meliputi kaca, aluminium, kaleng, logam, abu,
dan debu.
G. Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan oleh
suatu aktifitas dalam kurun waktu tertentu, atau dengan kata lain

banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satuan berat (kilogram)


gravimetriatau volume (liter) volumetri. Prakiraan timbulan sampah
baik untuk saat sekarang maupun dimasa mendatang merupakan
dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan (Ramandhani, 2011).
Timbulan sampah pada dasarnya sangat ditentukan oleh
seluruh aktifitas yang menghasilkan sampah. Laju timbulan sampah
dapat dinyatakan dalam beberapa satuan (Elita, 2011), antara lain:
1. Satuan berat: kilogram per orang per hari (kg/org/hari) atau
kilogram per meter-persegi bangunan per hari (kg/m 3/hari) atau
kilogram per tempat tidur per hari (kg/bed/day).
2. Satuan volume: liter per orang per hari (liter/org/hari), liter per
meter-persegi bangunan per hari (liter/m 3/hari) liter per tempat
tidur per hari (liter/bed/day).
Berikut merupakan besaran timbulan sampah berdasarkan:
1. Komponen-komponen sumber sampah
Tabel 2.1
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan KomponenKomponen Sumber Sampah
No Komponen
Satuan
Volume
Berat (Kg)
Sumber
(Liter)
Sampah
Rumah
1.
per orang/hari
2,25-2,50 0,350-0,400
Permanen
Rumah
2. Semi
per orang/hari
2,00-2,25 0,300-0,350
Permanen
Rumah Non
3.
per orang/hari
1,75-2,00 0,250-0,300
Permanen
4. Kantor
per pegawai/hari 0,50-0,75 0,025-0,100
5. Toko/Ruko
per petugas/hari 2,50-3,00 0,150-0,350
6. Sekolah
per murid/hari
0,10-0,15 0,010-0,020
Jalan Arteri
7.
per meter/hari
0,10-0,15 0,020-0,100
Sekunder
Jalan
8. Kolektor
per meter/hari
0,10-0,15 0,010-0,050
Sekunder
9. Jalan Lokal
per meter/hari
0,05-0,1
0,005-0,025
10. Pasar
per meter2/hari 0,20-0,60
0,1-0,3
Sumber: SNI 19-3964-1994

2. Klasifikasi kota
Tabel 2.2
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
Volume
Berat
No.
Klasifikasi Kota
(liter/orang/hari
(Kg/orang/hari)
)
1.
Kota sedang
2,75-3,25
0,70-0,80
2.
Kota kecil
2,5-2,75
0,625-0,70
Sumber: SNI 19-3964-1994

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Timbulan Sampah


1. Jumlah penduduk dan kepadatannya
Jumlah penduduk sangat berpengaruh pada kualitas
sampah yang diproduksi. Semakin besar jumlah penduduk apalagi
dengan latar belakang sosila budaya yang berbeda, semakin
tinggi aktivitas yang menghasilkan berbagai jenis dan jumlah
bahan buangan.
2. Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah.
Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah yang
digunakan, sangat berpengaruh terhadap kuantitas sampah yang
dikumpulkan. Pengumpulan sampah dengan sistem truk akan
berbeda dengan pengumpulan sampah dengan menggunakan
gerobak.
3. Pengambilan bahan-bahan pada sampah untuk dipakai kembali
Karena kebiasaan masyarakat untuk memakan makanan
mentah maka jumlah sampah dan jenis ini akan berkurang. Hal ini
juga berpengaruh terhadap komposisi sampah.
4. Geografi
Faktor geografi juga berpengaruh terhadap jumlah dan
komposisi sampah sebagai contoh masyarkat yang tinggal di
daerah pegunungan tentu berbeda jenis dan padat kegiatannya
dengan masyarakat pantai atau masyarakat perkotaan.
5. Waktu, musim dan iklim
Jumlah sampah dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh
waktu kegiatan, musim serta iklim
6. Status sosial ekonomi
Jumlah maupun komposisi sampah dinegara industri akan
berbeda dengan jumlah dan komposisi di negara berkembang.
7. Teknologi
9

Dengan kemajuan teknologi maka jumlah sampah semakin


meningkat pula (Gafur, 2008).

BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Timbulan Sampah
Dari hasil observasi dan wawancara dengan BTN Nusa
Tamarunang maka diketahui bahwa:
1.

Data Umum
a.

Jumlah Penduduk:
Jumlah penduduk di BTN Nusa Tamarunang tahun
2015 sebanyak 1.728 jiwa, yang terdiri dari 843 laki-laki dan
885 perempuan.
Tabel 3.1
Timbulan Sampah di BTN Nusa Tamarunang
No
.

Sumber Sampah

Timbulan Sampah
(liter/hari atau m3/hari)

1.

Rumah Permanen (350


buah x 2,50 liter x 5)

4375 liter/hari (43,75


m3/hari)
4375 liter/hari (43,75
m3/hari)

Jumlah Sampah
Sumber: Data Primer, 2015

Jadi , lajutimbulan sampah=

Jumlah sampah
Jumlah penduduk

4375liter /hari
1728 jiwa
= 2,52 liter/org/hari
10

Jumlah Penghuni=

Jumlah penduduk
Jumlah rumah

1728
350

4,9(5 penghuni)

Tabel 3.2
Presentasi Komponen Sampah di BTN Nusa Tamarunang
Timbulan Sampah
Komponen Sampah
(%)
l/hr (m3/hr)
1. Sampah organik
50,58
2213 liter/hr (22,13 m3/hari)
2. Kertas

18,56

812 liter/hr (8,12 m3/hari)

3. Plastik

22,44

982 liter/hr (982 m3/hari)

4. Logam

2,22

97 liter/hr(0,97 m3/hari)

5. Gelas, botol, kaleng

3,94

172 liter/hr (1,72 m3/hari)

6. Lain-lain
Jumlah

2,26
100

99 liter/hr (0,99 m3/hari)


4375 liter/hr (43,75 m3/hr)

Sumber: Data Primer, 2015

Timbulan sampah yang terdiri dari sampah organik 50,58%


(2213 liter/hari)

dan anorganik 49,42% (2162 liter/hari), maka

sampah yang diolah dari sampah organik yang akan dijadikan


kompos sekitar 50% (2187,5 liter/hari), sedangkan sampah
anorganik 49,42% (2162,125 liter/hari) efektifitasnya hanya
mencapai 50% digunakan daur ulang. Sisa sampah organik yang
dibuang ke TPA= 50,58% - 50% = 0,58% sedangkan sampah
anorganik yang dibuang ke TPA = 49,42% - 24,71% = 24,71%,
jadi sisa sampah baik sampah organik maupun anorganik yang
akan dibuang ke TPA sebesar 0,58% + 24,71% = 25,29%. Jadi
total timbulan sampah adalah 25,29% x 4375 liter/hari =
110643,75 liter/hari (110,64 m3/hari).

11

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan, maka laju
timbulan sampah di BTN Nusa Tamarunang sebesar 110643,75
liter/hari (110,64 m3/hari).
B. Saran
1. Untuk penanganan permasalahan sampah, dibutuhkan partisipasi
dari berbagai pihak terutama dari masyarakat itu sendiri.
2. Perlu adanya pengelolaan sampah berbasis masyarakat
(Comunity Based).

12

Anda mungkin juga menyukai