Sampah secara umum dapat diartikan sebagai bahan buangan yang tidak
disenangi dan tidak diinginkan orang, dimana sebagian besar merupakan bahan
atau sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan jika tidak ditangani dengan benar
Definisi sampah menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1)
Definisi menurut Sidik Wasito, yaitu : “Sampah adalah zat padat atau semi padat
yang terbuang atau sudah tidak berguna lagi baik yang dapat membusuk maupun
yang tidak dapat membusuk kecuali zat padat buangan atau kotoran manusia”.
Dengan demikian, maka sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak
diperlukan lagi, baik yang berbentuk padat atau semi padat sebagai hasil dari
aktivitas manusia yang secara ekonomi tidak mempunyai harga atau tidak
mempunyai manfaat.
industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah
membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti
sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah
membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain
sebagainya. Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang mudah
1
terurai secara alam seperti kulit buah, kertas, sisa makanan dan sisa sayuran.
Sampah organik kering merupakan sampah yang kandungan airnya sedang seperti
kertas, dan dedaunan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang sulit
terurai oleh alam seperti plastik, karet, logam dan besi. Sampah juga dikatakan
berpengaruh terhadap lingkungan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek fisik,
industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah
membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti
sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah
membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain
sebagainya.
Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang mudah terurai
secara alam seperti kulit buah, kertas, sisa makanan dan sisa sayuran. Sampah
organik kering merupakan sampah yang kandungan airnya sedang seperti kertas,
dan dedaunan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang sulit terurai
oleh alam seperti plastik, karet, logam dan besi. Sampah juga dikatakan
berpengaruh terhadap lingkungan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek fisik,
2
JENIS-JENIS SAMPAH
Jenis- jenis sampah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sampah Basah (garbage), yaitu sejenis sampah yang terdiri dari barang-barang
yang mudah membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap, contohnya
dari rumah tangga, rumah makan, pasar, pertanian dan lain-lain. Disebut sampah
organik dan umumnya mudah terurai oleh seleksi alam atau campur tangan
manusia.
2. Sampah Kering (rubbish), terdiri dari sampah yang dapat dibakar dan tidak dapat
kertas, kayu, kardus, karet dan sebagainya. Sampah yang tidak mudah terbakar
sebagian besar berupa zat anorganik misalnya logam, gelas, kaleng yang
3. Abu (ashes), yang termasuk sampah ini adalah sisa-sisa dari pembakaran atau
bahan yang terbakar, bisa berasal dari rumah, kantor, pabrik, industri.
6. Sampah campuran, yaitu sampah yang berasal dari daerah pemukiman terdiri
7. Sampah industri, terdiri dari sampah padat dari industri, pengolahan hasil bumi
3
8. Sampah dari daerah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah yang
berasal dari pembangun gedung atau bangunan- bangunan lain, seperti batu-
cat, film bekas, sampah infeksius, misalnya bangkai hewan yang terinfeksi
4
KARAKTERISTIK SAMPAH
1. Garbage merupakan kategori sampah sisa- sisa dari sayur- mayur ataupun
potongan hewan hasil dari restoran, rumah tangga, hotel dan seluruhnya yang
mudah membusuk.
membusuk. Contoh yang mudah dibakar misalnya sobekan sisa kain, kayu,dan
kertas. kemudian yang tidak mudah dibakar misalnya kaca, logam, kaleng, besi
dll.
3. Ashes merupakan salah satu tipe abu ataupun hasil pembakaran baik dari rumah
5. Bangai Dead Animal merupakan tipe sampah hasil dari hewan yang mati sebab
5
SUMBER-SUMBER SAMPAH
Sumber-sumber sampah diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori antara lain:
1. Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari sampah hasil kegiatan rumah
3. Industri Sampah yang berasal dari daerah industri termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan industri tersebut dan dari segala proses yang terjadi
di dalam industri.
4. Pertanian Sampah ini berupa sampah hasil perkebunan atau pertanian misalnya
6
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TIMBUNAN SAMPAH
Timbunan sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
dengan daerah yang berpenduduk sedikit, demikian pula jenis dan jumlahnya.
3. Iklim dan Musim. Timbulan sampah dinegara beriklim empat musim, pada musim
4. Sosial Ekonomi dan Budaya. Sosial ekonomi dan budaya suatu masyarakat
6. Sumber atau asal Sampah. Timbulan sampah yang berasal dari pemukiman
akan berbeda dengan sampah yang berasal dari rumah sakit atau laboratorium.
7
PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
Hidup, 2007).
untuk mencegah masalah sampah harus dilihat dari titik mana dari mata rantai
sehingga sampah yang masuk ke TPA hanya berupa sampah yang tidak dapat
Salah satu caranya adalah dengan mendaur ulang sampah non organik dan
membuat kompos untuk sampah organik untuk mengurangi volume sampah yang di
membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Banyak
udara, karena baunya yang tidak sedap, kesan jijik, mengganggu nilai estetika,
Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada
8
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
lingkungan hidup.
Untuk itu manusia sebisa mungkin harus bisa mengurangi penggunaan sampah
yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan mengurangi volume sampah di TPA. 14
Ada beberapa metode dalam pengelolaan sampah yang dikenal dengan 3R yaitu:
truck yang dilengkapi alat pemadat sehingga volume sampah jauh berkurang dan
b. Reduksi volume sampah secara pembakaran. Proses ini dapat dilakukan oleh
sekelompok masyarakat dengan catatan memilki ruang atau area terbuka cukup
terbakar dan tidak dapat dibakar serta plastik. Plastik jangan ikut dalam proses
c. Reduksi sampah secara kimiawi. Cara ini disebut pyrolysis yaitu pemanasan
tanpa oksigen pada suatu reaktor. Umunya zat organik tidak tahan terhadap
panas sehingga dengan pemanasan tanpa oksigen ini akan memecah struktur
9
a. Penyelamatan Sumber Daya Alam, limbah yang masuk ke alam memiliki sebuah
daur hidup (life cycle) dimana tidak semua bahan dapat terdegradasi di alam
terutama dalam tanah. Contohnya sampah 15 plastik, bisa ratusan tahun sampah
ini terurai dalam tanah. Berbeda sekali dengan sampah organik yang bisa cepat
b. Mengurangi Limbah Beracun, hal ini sangat penting artinya, sebuah tindakan
dimana memilih atau menggunakan zat tidak beracun atau memiliki kadar racun
masalah hama pada tumbuhan. Saat ini banyak sekali tanaman organik yang
c. Mengurangi Biaya, dari semua tindakan reduksi harus bisa berdampak kepada
pengurangan biaya. Tidak ada artinya melakukan reduksi limbah tetapi disisi lain
lansung tampa melalui proses daur ulang (Suyono dan Budiman, 2010). Contohnya
bungkus kado yang menarik, pemanfaatan botol bekas untuk dijadikan wadah cairan
berarti menghina. Syarat reuse adalah barang yang digunakan kembali bukan
barang yang disposable (Sekali pakai, buang), barang yang dipergunakan kembali
10
merupakan barang yang lebih tahan lama, hal ini dapat memperpanjang waktu
pemakaian barang sebelum menjadi sampah dan sampah plastik yang digunakan
kembali karena 16 risiko zat plastik yang berdifusi kedalam makanan. (Kuncoro
Sejati, 2009).
pertambahan populasi penduduk adalah sesuatu hal yang harus ditangani secara
serius. Salah satu cara mereduksi timbulan sampah yang ada dilingkungan adalah
gagasan perilaku baru yang tidak mudah diadopsi oleh masyarakat. Meski demikian
bukan bearti ide mengenai pemilahan sampah mustahil untuk direalisasikan (Benno
nonorganik seperti kertas, plastik, korang dll. Pengelolaan sampah dengan cara
a. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang.
b. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang
e. Sampah yang telah dipilih dan dibersihkan kemudian dimanfaatkan kembali baik
11
Pengelolaan sampah dapat menberikan manfaat dan kurugian. Untuk
a. Menghemat gas rumah kaca, menjaga sumber daya alam dan menghemat
energi lebih.
b. Mengalihkan unsur beracun seperti timbal, kadmium dan merkuri dari tempat
pembuangan sampah.
plastik.
kembali menjadi barang yang sama atau menjadi bentuk lain (Suyono dan Budiman,
2010).
untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.
sampah-sampah yang masih dapat diolah. Material yang dapat didaur ulang
diantaranya:
12
1. Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang putih bening maupun
3. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi
rangka beton.
4. Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jeringen, ember. Pengelolaan sampah
secara daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif, dengan syarat
sampah yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, tidak mengunakan jenis kertas berlapis minyak atau plastik,
sebuah bentuk, wujud, tampilan, atau penggolong kata bagi sebuah benda. Dalam
seni dan perancangan, istilah bentuk sering kali digunakan untuk struktur formal
dan bagi dari sebuah komposisi. Pada umumnya bentuk dapat dibendakan menjadi
2 golongan yaitu :
1. Bentuk beraturan Bentuk beraturan ini merupakan bentuk satu sama lainnya
saling tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umunya bentuk beraturan ini
2. Bentuk tak beraturan Bentuk tak beraturan ini merupakan bentuk yang tidak
13
SEJARAH ECO ENZYM
Pada tahun 2003, seorang doctor dari Thailand menerima penghargaan dari
FAO (Lembaga dari PBB yang mengurus soal pangan dunia) regional Thailand
disebut ekoenzim. Penemuan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan Dr.
untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik sekaligus ramah lingkingan.
organic sebagai bahan bakunya, kemudia dicampur dengan gula dan air, proses
Eco enzyme atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai eko enzim
merupakan larutan yang diperoleh dari proses fermentasi zat sisa organik, gula, dan
air. Cairan eco enzyme mempunyai warna coklat gelap serta memiliki aroma
asam/segar yang cukup kuat. Berawal dari penemuan oleh Dr. Rosukon
Poompanvong, seorang peneliti dan pengawas lingkungan dari Thailand inovasi eco
enzyme ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk lingkungan. Beliau juga
bahkan juga di Eropa yang telah berhasil menghasilkan sebuah produk pertanian
14
PENGERTIAN ECO ENZYM
Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa
sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses
ditambahkan air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh
berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai
Eco Enzyme adalah larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses
fermentasi sisa bahan organik, gula, dan air. Cairan Eco Enzyme berwarna coklat
gelap dan memiliki aroma yang asam atau segar yang kuat. Selain itu, Eco Enzyme
juga dihasilkan dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan
sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Komposisi sampah
yaitu 54% berasal dari sampah organik. Manfaat Eco Enzyme untuk pertanian yaitu
sebagai pupuk tanaman, filter udara, herbisida dan pestisida alami (Hemalatha,
2020).
tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses
pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter dengan
spesifikasi tertentu. Wadah yang diperlukan hanya wadah dari plastik dan
mempunyai tutup yang masih rapat. Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari kulit
buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit pisang, kulit buah nanas, sayuran
15
MANFAAT ECO ENZYM
Pada saat proses fermentasi berlangsung terjadi reaksi:
4. Cairan pembersih untuk selokan, terutama pada selokan kecil sebagai saluran
6. Mampu memacu pertumbuhan tanaman dan akar, secara tidak langsung mampu
mengusir hama.
9. Membersihkan toilet.
lingkungan secara global ataupun ditinjau dari segi ekonomi. Manfaat bagi
lingkungan, selama proses fermentasi terjadi (hari pertama) akan memperoleh dan
melepas suatu gas O3 yang disebut sebagai ozon. Ozon ini bekerja dibawah lapisan
stratosfer yang dapat mengurangi gas rumah kaca dan logam berat yang terjebak
diatmosfer. Sebagaimana yang diketahui jika satu kandungan pada eco enzyme
adalah asam asetat, yang mampu membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan enzyme itu sendiri yaitu lipase, tripsin, amylase yang dapat
16
mencegah/membunuh bakteri patogen. Selain itu dihasilkan juga NO 3 dan CO3 yang
sangat dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrisi. Manfaat dari segi ekonomi yaitu dapat
serangga.
17
PRINSIP PEMBUATAN ECO ENZYM
Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan
kompos, namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir
yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan.
Keistimewaan eco enzyme ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk
proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak
mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan
kebali sebagai tangka fermentasi. Hal ini juga mendukung konsep reuse dalam
pembersih sisa pestisida, pembersih kerak dan penurunan suhu radiator mobil
Enzim dihasilkan melalui fermentasi campuran gula merah, air limbah dapur
atau sayuran segar serta limbah buah. Menurut Tang dan Tong (dalam Astuti et al.,
n.d., 2020) proses tersebut memakan waktu selama 3 bulan. Aplikasi enzim sampah
pada beberapa karakterisitik air limbah telah ditunjukkan dalam beberapa tahun
itu, asam organik yang ada dalam bahan limbah juga larut ke dalam larutan
fermentasi karena pH enzim sampah bersifat asam di alam. Enzim sampah memiliki
kekuatan tertinggi untuk mengurangi atau menghambat patogen karena sifat asam
dari enzim sampah membantu mengektraksi enzim ekstraseluler dari limbah organik
18
untuk menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat dalam kondisi anaerob akan
asetaldehid dan air yang selanjutnya akan diubah menjadi asam astetat (Astuti et al.,
n.d., 2020)
19
CARA PEMBUATAN ECO ENZYM
Eco enzyme dapat dibuat dengan cara mencampurkan sampah organik
berupa limbah buah dan sayur dengan menambahkan gula dan air dengan
perbandingan 3:1:10. Gula yang disarankan untuk pembuatan larutan eco enzyme
ini adalah gula merah. Sedangkan untuk sampah organik disarankan limbah sisa
sayur atau buah dengan keadaan tidak terlalu kering atau masih setengah basah.
Pada pemakaian bahan tersebut harus diperhatikan dengan baik, sebab akan
mempengaruhi hasil akhir dari produk eco enzyme yang telah dibuat.
pertama fermentasi, alkohol akan dilepaskan, sehingga akan tercium bau alkohol
dari larutan eco enzyme tersebut. Kemudian pada bulan kedua, mulai tercium bau
asam, dimana bau tersebut merupakan bau asam asetat. Dengan banyaknya
senyawa seperti mineral dan vitamin tersebut akan terus rusak dan secara alami
terbentuklah enzim. Oleh sebab itu, waktu minimum pembuatan eco enzyme ini
disarankan adalah 3 bulan. Setelah selesai difermentasi, produk fermentasi ini akan
memiliki aktifitas mikroba yang cukup tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair dan Eco Enzyme yaitu:
c. Air sumur atau air hujan, air PDAM yang sudah didiamkan 5 hari =10 liter
komposisi kulit buah/ sayur 30%, air 60% dan gula merah 10%. Perbandingan
pembuatan Eco Enzyme dapat menyesuaikan berat bahan yang ada atau yang
20
dikumpulkan. Tempat botol air mineral perbandingannya adalah bahan organik 300
a. Gula aren atau molase dimasukkan ke dalam air dan diaduk hingga larut
tercampur
b. Bahan organik dari kulit sayur dan buah diiris halus (disesuaikan tempat).
c. Bahan organik dimasukkan ke dalam campuran air dan gula merah atau molase.
d. Tempat dari campuran bahan organic dan gula merah atau molase ditutup
dengan rapat.
e. Tempat Eco Enzyme yang tertutup rapat harus dibuka tutup (jika menggunakan
wadah yang besar seperti toples plastic kerupuk) dan diaduk, tetapi jika
f. Setelah 3 bulan tercampur, tercium aroma tape yang harum dan segar,
menandakan Eco Enzyme telah berhasil dan dapat digunakan. Jika tercium bau
busuk menyengat dan berubah warna menjadi hitam disertai banyak belatung
21
INDIKATOR KEBERHASILAN DALAM
PEMBUATAN ECO ENZYM
Evaluasi, Proses fermentasi dalam pembuatan EE ini dapat dikatakan
berhasil dan dapat dipergunakan dengan hasil yang maksimal jika memenuhi kriteria
indikator dari warna, bau atau aroma serta kandungan gas. Adapun indikatornya
antara lain:
a. Warna
perubahan warna dari awal proses hingga akhir proses fermentasi. Waktu selama itu
dibutuhkan untuk proses fermentasi dan pembusukan yang terjadi secara alami.
Awalnya airnya jernih, lama-kelamaan akan menjadi keruh dan kecoklatan. Namun
warna ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung
dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama
namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.
berjalan dengan baik, larutan fermentasi akan beraroma alkohol setelah 1 bulan, dan
22
KANDUNGAN N P K PADA ECO
ENZYM
Pada pembuatan eco enzyme yang ditambahkan molase dalam
pH eco enzyme pada umumnya bersifat asam hal ini disebabkan oleh kandungan
asam organiknya. Kondisi asam yang baik akan memproduksi fitohormon (auxin,
eco enzyme mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman untuk
Pertanian Universitas Sumatera Utara tahun 2020, kandungan unsur hara yang
terdapat dalam eco enzyme antara lain K (0,91 ppm), P (6,13 ppm), N (0,05%), C-
karena proses fermentasi dari ekoenzim yang masih berlangsung. Larutan ekoenzim
belum stabil setelah tiga bulan masa fermentasi. Pengaruh waktu fermentasi
merupakan faktor penentu dalam pengolahan bahan organik yang digunakan dalam
organik dengan bantuan mikroorganisme alami yang terdapat dalam kulit buah.
Semakin lama ekoenzim disimpan, maka kandungannya akan semakin baik (Nazim
ekoenzim juga dipengaruhi oleh penggunaan jenis gula. Umumnya, gula yang
digunakan untuk membuat ekoenzim adalah gula molase atau gula merah. Namun,
gula yang digunakan pada penelitian ini adalah gula merah sehingga dibutuhkan
23
waktu fermentasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan menggunakan gula
molase. Hal ini disebabkan gula molase mengandung mikroorganisme aktif sebagai
sisa dari hasil produksi gula yang membantu mempercepat proses fermentasi.
Seperti halnya mahluk hidup lain, tanaman juga membutuhkan nutrisi yang
cukup untuk kehidupannya. Nutrisi tersebut adalah unsur hara, baik makro maupun
mikro yang dapat mendukung proses produksi dan pertumbuhannya. Sebagian dari
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dan terdapat pada ekoenzim yaitu
Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Nitrogen merupakan jenis unsur hara yang
asam nukleat sehingga harus tersedia untuk tanaman (Rahmah, 2018). Fosfor (P)
dan penyaluran energi ke seluruh sel tanaman (Jalaluddin dan Syafrina, 2017;
kekebalan tanaman agar terhindar dari serangan hama atau penyakit (Mahdiannoor
et al., 2016).
sebagai pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbada mampu menghasilkan
pakcoy yang diamati, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan
biomassa basah tanaman. Hal ini berkaitan dengan perbedaan konsentrasi yang
terdapat pada tiap perlakuan dan kandungan unsur hara di dalamnya. Apabila unsur
24
hara yng dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah dan betuk yang sesuai maka
tanaman dalam jumlah besar. Salah satu zat yang tergolong dalam unsur hara ini
yaitu P (Phosfor), K (Kalium), dan N (Nitrogen). Unsur hara makro memiliki peranan
(pembentukan akar, batang, dan daun), sebagai agen dalam semua proses
proses metabolisme.
1. C-Organik
C-Organik merupakan salah satu unsur hara yang penting bagi kualitas
kompos sebab unsur ini dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. C-Organik dapat
berperan penting dalam mempebaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Didalam
tanah unsur ini juga berperan sebagi substrat dan habiat bagi mikroorganisme
C-Organik sebagai sumbe energi. Unsur ini juga mampu menyediakan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman, salah satunya unsur N dan P. Dekomposisi dari unsur ini
dapat melepaskan hara seperti N dan P yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
2. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peran sangat
besar bagi tanaman yaitu sebagai penyusun zat hijau daun, protein, lemak dan
dapat membantu pertumbuhan vegetatif tanaman. Unsur nitrogen ini diperoleh dari
pupuk kandang, urea (CO(NH2)2), pupuk Za ((NH4)2SO4), dan berbagai jenis pupuk
25
daun. Indikasi kekurangan unsur ini dapat menyebabkan warna daun berubah warna
menjadi kekuningan atau kuning, pada jaringan daun akan mati, serta dapat
3. Fosfor (P)
Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peran sangat
penting bagi tanaman yaitu sebagai penyusun inti sel lemak dan protein tanaman.
Unsur fosfor ini disuplai dari pupuk kandang, pupuk TSP (Ca(H2PO4)2), dan pupuk
daun yang disemprotkan pada tanaman. Pupuk fosfor berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan akar, bunga, dan pematangan buah. Indikasi kekurangan unsur ini
4. Kalium (K)
Kalium merupakan salah satu unsur hara makro yang memliki peran penting
bagi tanaman yaitu sebagai penyusun protein dan karbohidrat pada tanaman. Selain
disuplai oleh pupuk kandang, unsur ini diperoleh dari pupuk KCL, kalium sulfat atau
ZK (K2SO4), KNO3 (potassium kalium nitrat), serta pupuk daun. Dalam pertumbuhan
tanaman, unsur ini memliki peran sebagai memperkuat bagian kayu tanaman,
serta kekeringan. Dampak kekurangan unsur kalium ini dapat menyebabkan pada
ujung daun menguning dan semakin lama akan berubah warna menjadi coklat. Jika
26
CATATAN PENTING DALAM
PEMBUATAN ECO ENZYM
1. Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka
2. Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, logam atau bahan kaca.
3. Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai
bahan kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit
4. Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam,
tambahkan gula dalam jumlah sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
5. Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja Jika
anda menemukan llalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim
segar.
c. Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan
27
28