Anda di halaman 1dari 38

SISTEM

PENGELOLAAN
SAMPAH
Disampaikan oleh :
TIEN ZUBAIDAH
 Sampah yang tidak dikelola sebagaimana
mestinya akan menyebabkan masalah lingkungan
dan kesehatan pada manusia.
Antara lain :
6 Masalah estetika
6 Tersumbatnya saluran air banjir
6 Bahaya kebakaran
6 Pencemaran lingkungan
6 Meningkatnya penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui vektor.

oki :

 Masalah pengelolaan sampah (padat) menjadi


sangat penting untuk diselesaikan.
 Di Indonesia dewasa ini sedang diupayakan
pengelolaan sampah padat dalam rangka
menanggulangi pencemaran, pengendalian
penyakit, maupun untuk menciptakan kota
bersih dan nyaman.
masih belum memuaskan !! 2
DEFINISI SAMPAH
Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat (UUNo.18 Tahun 2008)

Semua jenis buangan yang bersifat padat yang dibuang karena tidak
dipergunakan atau tidak diinginkan (Tchobanoglous)

Sesuatu yang tidak dapat digunakan, dibuang, yang berasal dari kegiatan
atau aktivitas manusia (A.P.H.A)

Sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak
disenangi atau dibuang, sisa aktifitas kelangsungan hidup manusia (ilmu
kesehatan lingkungan)
4

Bergantung pada beberapa faktor, antara lain :

 Jumlah, kepadatan, serta aktivitas penduduk daerah yang


bersangkutan
 Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah yang
dipakai
 Geografi (berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi
sampah, mis : pegunungan, daratan rendah, pantai, dll)
 Waktu (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan)
 Sosial Ekonomi
 Musim/Iklim
 Kebiasaan Masyarakat
 Teknologi
 Sumber Sampah
Domestic Waste (Sampah Domestik)
Sampah padat yang berasal dari pemukiman
masyarakat.
Umumnya berupa sampah dapur dan sampah lain hasil
kegiatan rumah tangga, seperti : sampah hasil
pengolahan makanan, sampah dari halaman
(dedaunan, kaleng, kertas pembungkus, pakaian bekas,
perabor RT, dll)

Commercial Waste (Sampah Komersial)


Sampah padat yang berasal dari lingkungan
perdagangan atau jasa komersial, baik warung, toko,
ataupun pasar.
Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya
terdiri dari : kardus-kardus besar, kotak pembungkus,
kertas, karbon, pita mesin tik bekas, dll. Termasuk juga
sampah makanan dari kantin atau restoran.
6
Street Sweeping (Sampah yang berasal dari jalan raya)
Sampah yang berasal dari pembersihan jalan-jalan.
Biasanya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus kecil
bercampur dengan batu-batuan, debu, pasir, benda
yang jatuh dari truk/kendaraan, sampah yang jatuh dari
mobil, sobekan ban, onderdil yang jatuh, dedaunan,
kantong plastik, dll.

Industrial Waste (Sampah Industri)


Sampah padat yang berasal dari pembangunan industri
dan dari proses produksi yang terjadi dalam industri tsb.
Jenis sampah, jumlah, dan komposisi sampah industri
tergantung pada jenis industrinya.
Contoh sampah industri : sampah pengepakan barang,
sampah bahan makanan, logam, plastik, kayu, potongan
tekstil, dll. Beberapa sampah industri dapat bersifat toksik
dan berbahaya terhadap kesehatan manusia.

7
Agriculture Waste (Sampah dari
pertanian/perkebunan)
Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan,
misalnya: jerami, sisa sayur mayur, batang jagung,
pohon kacang-kacangan, dll.
Jumlahnya cukup besar sewaktu musim panen.
Pada umumnya sampah-sampah ini dibakar dan
dikembalikan pada tanah pertanian ataupun
dijadikan pupuk untuk pertanian.

Sampah Yang berasal dari Pertambangan


Sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis usaha
tambangnya.
Sampah yang dihasilkan berupa bahan-bahan
tambang disamping sampah-sampah dari aktivitas
manusia pengelolanya.

8
9 Sampah yang berasal dari daerah kehutanan
Misalnya sampah hasil dari penebangan kayu ataupun
kegiatan reboisasi hutan, sebagian besar terdiri dari
sampah daun dan ranting.

Sampah dari Daerah Peternakan dan Perikanan


Dari peternakan, sampah yang dihasilkan dapat
berupa kotoran ternak atau sisa-sisa makanannya
ataupun bangkai binatang.
Dari perikanan, sampah yang dihasilkan misalnya
bangkai-bangkai ikan, sisa makanan ikan atau lumpur.

Institutional Waste (Sampah dari Gedung atau


Perkantoran)
Terdiri dari kertas-kertas, karbon, pita mesin tik, klip, dll.
Umumnya bersifat rubbish, kering dan mudah terbakar.
Sampah yang berasal dari daerah penghancuran
gedung-gedung dan pembangunan/pemugaran
Terdiri dari puing-puing, pipa plastik/besi, paku, kayu-kayu,
kaca, kaleng-kaleng, potongan besi, dll

Sampah dari pusat-pusat pengolahan air buangan


Yaitu sampah yang terangkut oleh air buangan dan
diangkat dari air buangan tersebut pada sistem
penyaluran atau pengolahan air kotor, misalnya dengan
saringan besi.
Sampah dapat berupa plastik, kertas, kayu, dan juga
lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan air
buangan.

Sampah dari Peperangan


Sampah-sampah yang berasal dari wilayah peperangan,
berupa serbuk mesiu, selongsong peluru, runtuhan
bangunan, bahan-bahan kimia, dll.

10
Garbage
Yaitu sampah padat semi basah berupa bahan-bahan
organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian
dan makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan,
sa,pah sayuran, dan kulit buah-buahan.
Sampah ini mempunyai ciri mudah terurai oleh
mikroorganisme dan mudah membusuk.
Jenis sampah terdiri dari : sisa potongan hewan atau
sayuran hasil dari pengolahan, persiapan, pembuatan,
dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri
dari zat yang mudah membususk, lembab,
mengandung sejumlah air.

11
Rubbish
 Yaitu sampah padat organik yang cukup kering
yangf sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga
sulit membusuk.
 Merupakan sampah yang terdiri dari sampah
yang mudah dan tidak dapat/susah terbakar
yang berasal dari rumah tangga, pusat
perdagangan, dan kantor, yang tidak termasuk
kategori garbage.
 Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri
dari zat organik, seperti : kertas, karbon, kardus,
sobekan kain, karet, kayu, plastik, dll.
 Sampah yang susah terbakar sebagian besar
berupa zat inorganik, seperti : logam, mineral,
kaleng, dan gelas, dll.

12
Ashes (Abu)
Yaitu sampah padat yang berupa abu,
misalnya abu hasil pembakaran.
Sampah ini mudah terbawa angin karena
ringan, tetapi tidak mudah membusuk.
Merupakan sampah dari sisa-sisa
pembakaran dari zat-zat yang mudah
terbakar baik di rumah, kantor, maupun
industri.

Street Sweeping (Sampah jalanan)


Yaitu sampah hasil sapuan jalanan, yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di
jalanan, seperti : dedaunan, kertas, dan
plastik.

Household Refuse
Yaitu sampah campuran yang terdiri dari
garbage, rubbish, dan ashes yang berasal
dari daerah perumahan.

13
Dead Animal (Bangkai binatang)
Yaitu semua sampah yang berupa bangkai binatang,
seperti tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang
menjadi bangkai.
Sampah ini jumlahnya relatif kecil, namun bila terjadi
bencana alam (mis : gunung meletus, kekeringan) yang
mematikan binatang-binatang disekitarnya, maka
sampah ini akan menjadi masalah, karena mudah
membusuk.

Abandones Vehicles (Bangkai kendaraan)


Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai-bangkai
mobil, truk, kereta api, dll (becak ???)

Demolition Waste
(Sampah dari hasil penghancuran
gedung/bangunan)
Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung-
gedung/bangunan sejenisnya.

14
Sampah Industri
Yaitu semua sampah yang berasal dari buangan industri,
sangat tergantung pada jenis industrinya.
Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-
industri, pengolahan hasil bumi/tumbuhan, dan industri
lainnya.

Construction Waste (Sampah dari daerah pembangunan)


Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan
gedung-gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung-
gedung.
Sampah dari daerah ini mengandung tanah, batuan,
potongan kayu, alat perekat, kertas diding, dll.

Sewage Solid
Terdiri dari benda-benda yang kasar yang umunya zat
organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat
pengolahan air buangan.

Sampah Khusus
Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus,
misalnya kaleng-kaleng cat, film bekas, zat radio aktif, zat
infeksius, dll

15
16

Ialah tindakan-tindakan yang dilakukan


terhadap sampah padat, dimulai dari
tahap :
a. pengumpulan di tempat sumber
(Source),
b. Pewadahan (Container),
c. Penyimpanan (Collection),
d. Pengangkutan (Transfer/Transport),
e. tahap pengolahan akhir (pembuangan
atau pemusnahan sampah)  Disposal
Pengelolaan Sampah
(UU 18 th 2008 tentang Pengelolaan Sampah)
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah

Tujuan:
1. meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. meningkatan kualitas lingkungan;
3. menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Mengelola Sampah Paradigma Lama

DILAKUKAN WARGA DILAKUKAN PEMDA/PEMKOT

SUMBER KUMPUL TPS ANGKUT

PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

Paradigma Lama : BUANG DI TPA


Kumpul – Angkut – Buang – LUPA DEH
Mengelola Sampah Paradigma Baru
. ..

KUMPUL
Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah ANGKUT
Skala Rumah Tangga Skala Kawasan


PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

Paradigma Baru :
Tempat Pengolahan Akhir
Kurangi – Penanganan yg Tepat
Pengurangan Sampah
1. BATASI SEJAK DARI SUMBER.
2. PILAH DAN OLAH DI SUMBER DAN/ATAU DI TPS UNTUK
DIMANFAATKAN.

Penanganan Yang Tepat


3. KUMPUL DARI SUMBER DAN TPS SECARA TERPILAH.
4. ANGKUT DARI SUMBER DAN TPS KE TEMPAT PENGOLAHAN, TPST,
ATAU TPA SECARA TERPILAH.
5. OLAH DI TEMPAT PENGOLAHAN DAN/ATAU DI TPST UNTUK
DIMANFAATKAN.
6. SAMPAH DI TPA HARUS DIPROSES AGAR AMAN BAGI
LINGKUNGAN.
5 ASPEK PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Sampah yg Dikelola

1. SAMPAH RUMAH TANGGA :


• Sampah yang berbentuk padat yang
berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di
rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik, dan dari proses
alam di lingkungan rumah tangga.
2. SAMPAH SEJENIS SAMPAH
RUMAH TANGGA
• Sampah rumah tangga yang berasal
bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan
berasal dari sumber dari fasilitas publik,
fasilitas sosial dan lainnya,
SAMPAH SPESIFIK
• Sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus, meliputi:
•Sampah yang mengandung B3 (batere bekas, obat bekas);
•Sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis);
•Sampah akibat bencana;
•Puing bongkaran;
•Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
•Sampah yang timbul tidak secara periodik (sampah hasil
kerja bakti)
Pengurangan Sampah
Pembatasan dr sumber
Melaksanakan konsep 3R, yaitu:
• Reduce, minimisasi sampah dari sumber;
• Reuse, memanfaatkan kembali sampah;
• Recycle, melakukan pemrosesan sehingga
menghasilkan produk lainnya;
 Bank sampah (PermenLH no.13 th 2012 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN REDUCE, REUSE,
DAN RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH)
Pengumpulan sampah berarti mengumpulkan
dan menempatkan sampah ke tempat
pengumpulan sehingga mudah diangkut ke
tempat pengolahan atau langsung diolah.
Pengumpulan sampah dimulai di tempat sumber
di mana sampah dihasilkan.
Sampah diangkut dengan alat angkutan berupa
gerobak, truk, atau truk pemadat, yang
selanjutnya akan diangkut ke tempat
pemusnahan sampah.
Sebelum sampah diangkut ke tempat
pemusnahan, kadang-kadang perlu disediakan
tempat penampungan sementara.
Pada tempat penampungan sementara ini
sampah dipindahkan ke alat angkut yang lebih
besar dan lebih efisien, misal: dari gerobak ke
truk atau dari gerobak ke truk pemadat.
27
2.1. Pengolahan Pendahuluan
Yaitu proses yang pada prinsipnya menyiapkan bahan masukan
sampah padat yang akan diolah, sehingga sesuai dengan
karakteristik teknologi pengolahannya, meliputi : pemisahan
sampah padat dan pengecilan ukuran sampah padat.

Memisahkan beberapa komponen dari sampah yang sesuai


dengan karakteristik yang dikehendaki, sehingga bahan-
bahan yang terpakai dan tidak terpakai akan dipisahkan
sehingga efektifitas dan efesiensi pengolahan dapat
ditingkatkan.
Teknik yang digunakan antara lain : hand sorting,
screening, dan magnetik.

Memperkecil ukuran sampah sehingga menjadi efisien


dalam pengolahan secara pembakaran dan Composting.
Alat yang digunakan : penggiling godam (hammermill),
pencacah (shredder), gerinda (grinder), pemipis
(pulverizer)

28
2.2. Pengolahan Sampah
Dimaksudkan untuk membuang atau memusnahkan sampah
29
agar tidak menumpuk atau berceceran di berbagai tempat
yang akan menimbulkan pencemaran.

Antara lain meliputi :


 Penumpukan (Dumping)
 Pengkomposan (Composting)
 Pembakaran (Inceneration)
 Sanitasi dalam tanah (Sanitary Landfill)

 Merupakan metode paling sederhana dan sering dipakai di


negara berkembang. Biasanya dimanfaatkan untuk menutup
lekukan tanah, rawa, jurang. Sampah hanya dibuang dan
ditumpuk tanpa penutupan. Ada dua macam dumping,
yaitu : open dumping (penumpukan terbuka) dan sea
dumping (penumpukan di laut). Metode ini banyak
menimbulkan masalah.
 Merupakan cara pemusnahan sampah dengan
jalan memanfaatkan proses dekomposisi zat
organik oleh mikroorganisme pembusuk, pada
kondisi dan waktu tertentu yang pada akhirnya
menghasilkan bahan berupa kompos/pupuk.

Pengkomposan secara tradisionil dilakukan


dengan cara menumpuk sampah begitu saja
di dalam tanah berlubang tanpa dilakukan
sortasi/pemisahan/pemilahan terlebih dahulu.

Pengkomposan secara modern dilakukan


dengan cara sortasi terlebih dahulu, sehingga
pengkomposan hanya dilakukan terhadap
sampah organik saja.
30
 Yaitu pemusnahan sampah dengan jalan membakar sampah
dalam suatu tungku pembakaran.
 Metode ini hanya berlaku untuk sampah yang dapat dibakar,
dengan alat pembakaran yang disebut incenerator.
 Incenerator beroperasi pada suhu 1500 – 1800 o F dan dapat
mengurangi volume sampah padat hingga 70 %.
 Kelebihan Incenerator :
 Memerlukan lahan relatif kecil untuk kapasitas yang cukup besar.
 Pengolahan sampah padat dapat dilakukan terus menerus tanpa
tergantung pada kondisi iklim dan cuaca.
 Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
 Kekurangan Incenerator :
 Membutuhkan investasi yang sangat besar/mahal
 Biaya pemeliharaan tinggi
 Hasil pembakaran berupa residu yang harus dibuang dan gas yang
berpotensi mencemari udara.
31
 Merupakan cara pemusnahan sampah dengan
jalan menimbun sampah dengan tanah yang
sebelumnya diratakan dan dipadatkan (demikian
juga tanah penutupnya) setiap hari sehabis
kerja.

Prinsip kerja metode ini adalah membuang dan


menumpuk sampah ke suatu lokasi berlegok
(berlubang), memadatkan sampah tersebut,
kemudian menutupnya dengan tanah.

Peralatan yang dibutuhkan dalam metode ini


pada umumnya merupakan peralatan yang
besar seperti traktor, truk muatan, buldozer, dll.

Kelebihan metode ini tidak menimbulkan polusi


udara, dan kekurangannya memerlukan areal
32
khusus dan cukup luas.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metode ini :
 Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan : harus
diperhitungkan jarak dari pemukiman, kemungkinan
pengembangan perkotaan, kemampuan kapasitas, mudah
dijangkau kendaraan, jarak dari sumber air minum.
 Aspek sosial : dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar lokasi
 Perencanaan kapasitas : dilakukan untuk mengetahui luas areal
yang diperlukan
 Pengaruh terhadap air tanah atau air permukaan
 Penutupan sampah : tebal penutupan sampah harus lebih dari 6”
untuk penutupan harian dan 2 ft untuk penutupan akhir
 Perlindungan terhadap api : perlindungan terhadap bahaya
kebakaran perlu dikakukan karena banyaknya sampah yang
berpotensi menimbulkan kebakaran

33
 Pengaruh positif dari pengelolaan sampah yang baik

 Pemanfaatan sampah bagi keperluan masyarakat dan


lingkungan
 Sampah dapat dipergunakan untuk menimbun tanah yang kurang baik
 Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk penyubur tanah
 Sampah dapat dipergunakan untuk makanan ternak
 Sampah yang masih bermanfaat dapat diambil kembali (recycle)

 Pengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi


 Berkurangnya tempat berkembang biaknya serangga/binatang pengerat
 Berkurangnya insiden penyakit yang erat hubungannya dengan sampah
 Estetika lingkungan yang saniter menimbulkan rasa nyaman bagi masy
 Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan keadaan sosbud masy
 Keadaan lingkungan yang baik secara tidak langsung akan menghemat
pengeluaran daerah
34
 Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah
yang kurang baik
a. Pengaruh terhadap Kesehatan Masyarakat

 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat yang


baik bagi vektor penyakit (mis : serangga, binatang pengerat) sebagai
tempat berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan
meningkatnya insiden penyakit di masyarakat, sebagai berikut :
 Penyakit-penyakit saluran pencernaan (diare, kolera, typhus, dll) yang
ditularkan oleh lalat
 Penyakit DBD, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegipty
 Penyakit kulit (akibat jamur) dan penyakit parasit lainnya, yang
penularannya melalui kontak langsung maupun melalui udara
 Penyaki-penyakit yang ditularkan melalui binatang, misalnya :
Taeniasis (akibat cacing pita/Taenia saginata dari tubuh sapi ataupun Taenia
solium dari tubuh babi. Hal ini terjadi akibat sampah yang dimanfaatkan
sebagai makanan hewan ternak tidak diolah dengan baik sehingga masih
mengandung bibit penyakit yang ikut terus dalam rantai penularan
 Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya potongan-
potongan besi, kaleng, seng, paku, serta pecahan kaca, dll

35
 Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah
yang kurang baik
b. Pengaruh terhadap Lingkungan
• Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika
lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata, akibat banyaknya
tebaran/tumpukan sampah sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan
masyarakat
• Proses pembusukan oleh mikroorganisme menghasilkan gas-gas tertentu
yang dapat menimbulkan bau busuk.
• Adanya debu-debu berterbangan sehingga dapat mengganggu mata dan
pernafasan.
• Risiko terjadinya kebakaran, dan asap yang ditimbulkan dapat mengganggu
pernafasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara
• Pembuangan sampah ke saluran air akan menyebabkan pendangkalan
saluran dan mengurangi kemampuan daya aliran saluran, sehingga bila
terjadi hujan akan menimbulkan banjir
• Dihasilkannya asam organik dari sampah yang dibuang ke badan air serta
kemungkinan timbulnya banjir akibat timbunan sampah pada badan air
tersebut berpotensi untuk menyebabkan kerusakan fasilitas masyarakat,
mis : kerusakan jalan, jembatan, saluran air, dll.
36
 Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah
yang kurang baik
c. Pengaruh terhadap Sosial Masyarakat
• Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status
keadaan sosial mayarakat di daerah tersebut.
• Keadaan lingkungan yang kurang saniter akan mengurangi daya tarik
orang lain, terutama turis asing untuk berkunjung ketempat tersebut.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengurangi kenyamanan
dan ketenteraman hidup bermasyarakat.

d. Pengaruh terhadap Perekonomian


• Penyakit yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah yang kurang baik akan
berdampak pada penurunan produktivitas tenaga kerja, serta kenyamanan
dan ketenteraman hidup berkurang sehingga produksi daerah juga akan
menurun.
• Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menangani penyakit akibat
sampah dan perbaikan lingkungan akan semakin meningkat, sehingga
alokasi biaya untuk sektor lain akan semakin berkurang.
• Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat menyebabkan kemacetan lalu
lintas, sehingga mengghambat transportasi barang dan jasa.
37
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai