Anda di halaman 1dari 28

0

Pengelolaan Sampah
Plastik
Aneka Kerajinan
dari Sampah Plastik

Penyusun : Edy Hendras Wahyono dan Nano Sudarno


Dokumentasi : YPLK3, Yapeka dan beberapa sumber
Desain : Nano Sudarno

Literatur yang disarankan

Wahyono, E. H. dan Sudarno.N. 2012. Pengelolaan Sampah Plastik:


Aneka Kerajinan dari Sampah Plastik. Yapeka, Bogor.

1
Kata Pengantar
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada tahun 1977 oleh
UNESCO. Sebagai kawasan inti Cagar Biosfer Cibodas ini adalah
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebagai
kawasan peralihan dan kawasan penyangganya adalah kawasan
yang ada di sekitarnya yang dibatasi oleh jalan raya yang
menghubungkan 3 (tiga) kota yaitu: Ciawi (Bogor) – Cianjur –
Sukabumi.

Cagar Biosfer mempunyai tujuan untuk mewujudkan


pengelolaan lahan, perairan tawar, laut dan sumber daya hayati
secara terpadu, melalui program perencanaan bioregional,
yang mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati ke
dalam pembangunan berkelanjutan, yang dapat dicapai melalui
pengembangan sistem zonasi yang tepat.

Cagar Biosfer berakar kuat dalam konteks budaya, gaya hidup


tradisional, pelaksanaan rencana tataguna lahan dan
pengetahuan serta kearifan lokal; oleh kerana itu Cagar Biosfer
memberikan kontribusi dalam memelihara nilai-nilai budaya
dan secara bersamaan melestarikan keanekaragaman hayati.

Seiring dengan pengelolaan dan pengembangan Cagar Biosfer


Cibodas, maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat
mendukung pelaksanaan program tersebut agar tujuan
mempromosikan pembangunan berkelanjutan serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Salah
satu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan memberikan pelatihan pengelolaan sampah plastik.
Kegiatan ini difasilitasi oleh project ITTO TFL-PD 019/10 Rev.2
(M) “Developing Collaborative Management of Cibodas
Biosphere Reserve West Java, Indonesia”.
Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi penerapan
pengelolaan sampah plastik di masyarakat. Amin...

Bogor, Juni 2012


2
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………… 2


Daftar Isi ……………………………………………….……….. 3
Pendahuluan ……………...……………….……………..….. 4

1. Sampah Plastik 5
a. Pengertian Sampah 5
b. Jenis dan Karakteristik Sampah 6
c. Sumber – Sumber Sampah 8
d. Pengelolaan sampah 9

2. Daur Ulang Sampah Plastik 15

3. Aneka Kerajinan Dari Sampah Plastik 18


a. Bros Kupu-Kupu 19
b. Tas Mungil 21
c. Lampion Indah 23

Penutup ………………………………………..……………….. 25
Daftar Pustaka ………………………………………………… 26

3
Pendahuluan

Kita semua tahu bahwa sampah plastik adalah jenis sampah


yang paling sulit diuraikan oleh tanah. Jika Anda membuang
sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun
sampah plastik ini pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir
semua produk kebutuhan rumah tangga menggunakan
pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak
sampah plastik terbuang setiap harinya?

Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya


bisa mencoba mengurangi dampak buruknya. Salah satu
caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah
plastik bisa diolah menjadi barang-barang bermanfaat, seperti
Bros Kupu-kupu, Gantungan Kunci, Dompet Cantik dan Hordeng
Ikan-ikanan. Hasilnya, tentunya tak kalah cantik dengan tas-tas
berbahan kain.

Kerajinan dari sampah plastik merupakan kerajinan yang bisa


menjadi alternatif peluang usaha di sekeliling kita. Seperti
diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak
dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Penggunaan
plastik dalam kehidupan sehari-hari justru semakin meningkat
sehinga problem semakin pelik. Solusinya adalah dengan
mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau
mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang
bermanfaat. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka
Kerajinan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup baik.
Peluang usaha Kerajinan sampah plastik ini disamping
mendatangkan rezeki juga mengurangi polusi akibat sampah
plastik.

4
Sampah Plastik
1
a. Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2007) . Banyak sampah organik masih
mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang
tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya


sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu
kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang,
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan
umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk
didalamnya).
5
b. Jenis dan Karakteristik Sampah

b.1. Jenis Sampah


Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah
cair dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah
padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya


a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan
gelas, dan plastik
b. Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa
pembungkus dan sebagainya
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan
daging
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur,
1995)

b.2. Karakteristik Sampah


1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa
potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang
sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk,
lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang
tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah,
pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak
termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang
mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
4. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari
pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga
manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari
kertas-kertas, daun-daunan.
6
5. “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai
yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish,
garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-
bangkai mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal
dari industri-industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari
pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-
gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang
umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk
suatu pusat pengelolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan
penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat
radiokatif. (Mukono, 2006)

7
c. Sumber – Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari
beberapa sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau
beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau
asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang
dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses
pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah
kering (rubbsih), perabotan rumah tangga, abu atau sisa
tumbuhan kebun. (Dainur, 1995)

2. Tempat umum dan tempat perdagangan


Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak
orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga
tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat
semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage),
sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan
terkadang sampah berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah


Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain,
tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat
layanan kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas),
kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur,
dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya
menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.

4. Industri berat dan ringan


Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,
industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat
pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri
lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan
mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya
sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah
khusus dan sampah berbahaya.

8
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian
seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah
berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah
pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman
(Chandra, 2007).

d. Pengelolaan Sampah

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat


yang baik, diantaranya :
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga,
hotel dan sebagainya) ditempatkan dalam tempat
penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.
Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan
dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara
(tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi
persyaratan berikut berikut ini :
a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori
tangan
c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan
kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah).
Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat
diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun
suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi,
diantaranya :
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian
bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk
mengambil sampah.

9
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus
untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam
dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau
tikus.
6. Mudah dijangkau masyarakat

Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode :


a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat
sampah basah
b. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan
tidak mudah terbakar.

2. Tahap pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir
atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk
pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan
Kota. (Chandra, 2007)

10
3. Tahap pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, antara lain :
a. Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik.
Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan
cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah
dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan
demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan
tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang
binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus
memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas,
tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar.
Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat
yang jauh dari lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat
digunakan dalam menerapkan teknik sanitary landfill ini,
yaitu:
1. Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang.
Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit
tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup
dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit
terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu.
2. Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah
rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian
ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat
tersebut.
3. Metode ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua
metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa penaburan
lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan
sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah. Setelah lokasi
sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau
(pertamanan), lapangan olahraga, tempat rekreasi,
tempat parkir, dan sebagainya (Kusnoputranto, 1986)

11
b. Incenaration
Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode
pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah
secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik.
Manfaat sistem ini, antara lain :
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.
2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan
jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan
metode ini : biaya besar, lokalisasi pembuangan pabrik
sukar didapat karena keberatan penduduk.
Peralatan yang digunakan dalam insenarasi, antara lain :
1. Charging apparatus
Charging apparatus adalah tempat penampungan
sampah yang berasal dari kendaraan pengangkut
sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul
ditumpuk dan diaduk.
2. Furnace
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang
dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk
mengatur jumlah masuk sampah dan untuk
memisahkan abu dengan sampah yang belum
terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
3. Combustion
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki
nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk
membakar benda-benda yang tidak terbakar pada
tungku pertama.
4. Chimmey atau stalk
Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk
mengalirkan asap keluar dan mengalirkan udara ke
dalam
5. Miscellaneous features

12
Miscellaneous features adalah tempat penampungan
sementara dari debu yang terbentuk, yang kemudian
diambil dan dibuang (Chandra, 2007).

c. Composting
Pemusnahan
sampah
dengan cara
proses
dekomposisi
zat organik
oleh kuman-
kuman
pembusuk
pada kondisi
tertentu.
Proses ini
menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau
(Dainur, 1995). Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan
kompos:
1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai
pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.
2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)
3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar
karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30)
4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak
begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi
proses aerobik.
5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar
pupuk dapat terbentuk dengan baik.

d. Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya:
babi). Perlu diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih
dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan
penyakit cacing dan trichinosis.

13
e. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem
pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan
sistem pembuangan air limbah memang baik.

f. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah
lapangan, jurang atau tempat sampah.

g. Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat
menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006)

h. Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan
oleh penduduk terutama di daerah pedesaaan.

i. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih
dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh bagian sampah
yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas,
besi, dan sebagainya.

j. Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah
(biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih
kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.

k. Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas
bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat
menularkan penyakit (Chandra, 2007).

14
Daur Ulang Sampah Plastik
2

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis,


mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat
digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang
bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan
diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila
telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang
paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dalam bentuk thermoplastic.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan


plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan
bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama

15
polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton
sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga
dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar
34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat
pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya,
peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut
Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang
dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total
sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik
menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah
tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang
dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai
secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat
berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi
lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan


anorganik buatan yang tersusun
dari bahan-bahan kimia yang
cukup berahaya bagi lingkungan.
Limbah daripada plastik ini
sangatlah sulit untuk diuraikan
secara alami. Untuk menguraikan
sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80
tahun agar dapat terdegradasi
secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik
dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi
lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan
tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa
kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal
apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu
dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang
disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita
telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma
setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika
kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih

16
berguna (recycle).
Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali
sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan
90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika
setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan
terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang
mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya
yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris
90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun
fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih
malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk
informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap
pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan
apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan
atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan


pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas
tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi
ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik
dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun
daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik
dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian
kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat
yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi
jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan
adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang

17
seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Aneka Kerajinan Dari Sampah
Plastik
3
Kemasan plastik tidak
selalu berakhir menjadi
sampah. Kemasan plastik
bisa dirangkai jadi aneka
kerajinan cantik. Kita
semua tahu bahwa
sampah plastik adalah
jenis sampah yang paling
sulit diuraikan oleh tanah.
Jika Anda membuang
sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun
sampah plastik ini pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir
semua produk kebutuhan rumah tangga menggunakan
pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak
sampah plastik terbuang setiap harinya?

Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya


bisa mencoba mengurangi dampak buruknya. Salah satu
caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah
plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan cantik. Hasilnya tak
kalah cantik dengan kerajinan berbahan kain.

Dengan membuat aneka kerajinan cantik berbahan kemasan


plastik ini, Anda bisa mendapat dua manfaat. Selain mendapat
aneka kerajinan cantik, Anda pun sudah turut berpartisipasi
menyelamatkan lingkungan dari ancaman sampah plastik.
Berikut adalah uraian dalam proses pembuatan kerajinan dari

18
sampah plastik :
a. Bros Kupu-Kupu

Cara Pembuatan Kupu-kupu Plastik

Bahan
Plastik bekas
Benang
Peniti bros / magnet

Peralatan yang Dibutuhkan


Gunting
Lem tembak

Tata cara pembuatan


1. Potong pinggiran plastik kemasan
agar menjadi lembaran tunggal

2. Lembaran plastik pertama


Lipat menjadi empat bagian, kemudian gunting
memanjang. Hasil guntingan dilipat menjadi lipatan kecil
kecil

19
3. Lipatan kedua
Lembaran plastik kedua dilipat menjadi empat bagian,
kemudian digunting agak bulat dan dilipat menjadi lipatan
kecil.

4. Gabungkan plastik yang pertama


dengan plastik yang kedua dengan
menggunakan benang jahit

5. Lembaran plastik ke tiga


Lipat menjadi dua bagian, guntung
3 bulatan dengan bagian tengah
yang memanjang dan salah satu
ujungnya dibentu menyurupai
antene kupu-kupu .
Bagian ini merupakan badan dari
kupu-kupu
6. Tempelkan bagian badan kupu-kupu di tengah atas
bentangan sayap dengan bantuan lem tembak

7. Di belakang badan kupu-kupu bisa


ditempelkan magnet atau peniti
bros dengan bantuan lem tembak.

20
b. Tas Mungil

Cara Pembuatan Tas Mungil

Bahan:
4 kemasan plastik 450 ml dengan corak dan warna yang
senada (2 buah untuk sisi depan dan belakang, 2 buah lagi
untuk sisi kiri dan kanan).50cm bisban dengan ukuran lebar
3cm untuk tali tas.
1m bisban dengan ukuran lebar 2cm.
4cm perekat
30cm renda katun sebagai pemanis.

Peralatan yang Dibutuhkan


Gunting
Jarum (ukuran 16) dan benang jahit berwarna senada.

Tata cara pembuatan


1. Bersihkan kemasan plastik dari segala noda dan kotoran.
Untuk membersihkannya Anda bisa menggunakan kertas
tisu. Jika noda sulit dibersihkan, Anda bisa merendam
plastik di dalam air hangat. Jangan menggunakan air yang
terlalu panas, karena akan merusak tekstur plastik.

21
2. Gunting dua buah kemasan dengan ukuran yang diinginkan.
Usahakan potongan kedua kemasan plastik memiliki ukuran
yang sama.
3. Gunting dua kemasan lain (untuk sisi kiri dan kanan)
menjadi dua bagian lebarnya (7cm). Jahit bisban pada sisi
lebar masing-masing kemasan yang sudah dipotong.
4. Pasang dan jahit perekat, dengan menggunakan mesin jahit,
pada bagian dalam masing sisi depan dan belakang.
5. Pasang dan jahit bisban lebar 3cm pada bagian permukaan
plastik (sisi depan dan belakang), sebagai tali tas.
6. Kemudian pasang dan jahit renda katun sekaligus bisban
pada sisi atas lembar kemasan plastik. Lakukan langkah ini
pada kemasan plastik untuk sisi depan dan belakang.
7. Sambungkan kedua kemasan plastik yang sudah dipotong
berukuran 7cm (untuk sisi kiri dan kanan tas). Sehingga
membentuk lembaran panjang.
8. Hubungkan dan sambung dengan jahitan mesin, bagian tadi
(no.7) dengan lembaran plastik untuk sisi depan dan
belakang.
9. Lalu pasang bisban pada seluruh tepinya. Jadilah sebuah tas
mungil nan cantik, berbahan kemasan plastik. Cara yang
sama juga bisa Anda lakukan untuk tas yang berukuran lebih
besar, lho. Tinggal ganti ukurannya saja. Selamat berkreasi
dan menambah Koleksi Tas & Bags Collection di rumah anda

22
c. Lampion Indah

Cara Pembuatan lampion Indah

Bahan
Botol Plastik bekas

Peralatan yang Dibutuhkan


Gunting
Pisau Cutter
Lem tembak
Spidol
Penggaris
Ampelas

Tata cara pembuatan


1. Garisi bagian lekukan dasar botol
2. Potong bagian yang sudah digarisi dengan hati-hati
3. Lepas bagian dasar botol
4. Pada bagian lingkaran
atas dan bawah botol,
tandai dengan titik
berjarak 1 cm
5. Titik lingkaran atas
dan titik lingkaran
bawah dihubungkan
dengan garis
6. Hasil pola garis
tersebut dipotong
23
menggunakan pisau dan
dibantu dengan gunting
7. Tekan ujung bawah dan
ujung atas dan akan
menghasilkan sayatan
botol yang berkembang
8. Mulut botol dibalik dan
disatukan dengan dasar
botol yang sudah
dipotong dengan menggunakan lem tembak
9. Hasilnya, botol dapat berdiri
10. Terakhir, berilah warna
sesuai selera dengan
menggunakan cat
semprot dan pasanglah
dudukan lampu

Aneka kerajinan sampah plastik lainnya adalah :

24
Penutup

Bila engkau hanya medengar,


suatu saat engkau akan lupa
Bila engkau hanya melihat,
suatu saat engkau pasti akan ingat
Namun bila engkau ikut melakukan,
maka engkau akan paham

Belajar dari pengalaman, merupakan suatu pembelajaran


dalam menangani berbagai pemasalahan yang timbul dan
tenggelam dalam kehidupan masyarakat. Pelaksanaan sampah
plastik menjadi aneka kerajinan, tentunya dapat diharapkan
berdampak kepada pendapatan alternatif masyarakat desa.

Semoga dengan penerapan aneka kerajinan dari sampah


plastik, lingkungan di wilayah penyangga kawasan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dapat bersih lingkungannya
dari sampah plastik. Dan tentunya akan dapat berdampak
kepada peningkatan pendapan masyarakatnya.

Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya


dan menjadi inspirasi untuk memanfaatkan kembali sampah-
sampah plastik di wilayahnya. Begitu banyak aneka kerajinan
yang dapat dibuat dari bahan sampah plastik yang belum
sempat dihadirkan pada buku ini. Sekali lagi, semoga
pemaparan pada buku ini dapat menjadi perangsang bagi para
pembaca untuk dapat berkarya bagi negeri tercinta ini.

25
Daftar Pustaka

1. http://griyagawe.com/2010/02/fajar-purwaningsih-perajin-
sampah-daur-ulang/.
http://dablugen.blogspot.com
2. http://bulekbasandiang.wordpress.com
3. Yapeka, Agustus 2011.Laporan program pengelolaan
sampah rumah tangga. Coca-cola foundation Indonesia-
yapeka

26
27

Anda mungkin juga menyukai