TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
a. Definisi
Apapun yang bukan bagian bagian dari tubuh manusia, dibuang, tidak
lagi digunakan, tidak lagi diinginkan, tidak terpakai, maupun tidak lagi
disenangi, dan berasal dari aktivitas manusia adalah definisi sampah oleh
American Public Health Association. Menurut undang-undang nomor 18
Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan manusia sehari-hari atau proses
alam yang berbentuk padat.12
Standar nasional Indonesia mendefinisikan sampah sebagai limbah yang
teridiri dari komponen organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna
dan dapat merusak lingkungan jika tidak ditngani dengan baik.13
White et al (1995) menyebutkan bahwa sampah sebagai sisa-sisa hasil
kegiatan manusia yang secara fisik mengandung zat yang sama dengan
yang terdapat pada produk yang masih dapat digunakan.14 Basu (2009)
mendefinisikan sampah sebagai setiap produk atau bahan apapun yang tidak
berguna lagi bagi produsen.15 Sedangkan menurut Dijkema et al (2000),
sampah merupakan bahan yang ingin dibuang oleh setiap orang, meskipun
ada biaya untuk membuangnya.16
b. Timbulan Sampah
Timbulan sampah didefinisikan sebagai jumlah sampah yang dihasilkan
oleh suatu kota. Timbulan sampah rumah tangga dapat dicari berdasarkan
jumlah penduduk kota. Pada saat yang sama, sampah kota dapat dicari
berdasarkan sampah rumah tangga mereka. Besar sampel representatif
digunakan untuk mendapatkan sampel penduduk, dimana untuk mencari
hasil timbulan sampah per orang per hari berdasarkan karakteristik sosial
ekonominya. Semakin tinggi sosial ekonomi maka akan semakin banyak
sampah yang dihasilkan.5
1
2
Sampah organik merupakan sampah yang tidak tahan lama dan mudah
terurai. Sampah ini berasal dari makhluk hidup, misalnya buah-buahan,
sayur-sayuran, daun-daunan, sisa nasi. Mikroorganisme dapat
menguraikan limbah ini, namun jika tidak ditangani dengan baik dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap. Daur ulang sampah oraganik dapat
diubah menjadi kompos atau pupuk cair, pakan ternak atau juga sebagai
biogas.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang bertahan lama dan tidak mudah
terurai. Contohnya adalah plastik, kaca, karet, logam dan kaleng. Limbah
ini tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Penggunaan dan
penanganan yang tidak tepat dapat mencemari lingkungan. Namun jika
diolah dengan benar, dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat,
seperti vas bunga yang terbuat dari botol plastik, eco-brick, campuran
aspal.
Jenis-jenis sampah juga dibedakan sebagai berikut:17
1. Sampah Basah (Garbage)
Jenis sampah dari bahan biodegradable seperti buah-buahan, sayuran,
sisa makanan, serta dari rumah tangga, pasar, pertanian dan restoran.
2. Sampah Kering (Rubbish)
Terdiri dari sampah yang mudah terbakar, sebagian besar bahan organik
seperti kayu, kertas, karton dan karet. Dan sebagian besar sampah yang
tidak dapat dibakar terdiri dari bahan anorganik seperti kaca, kaleng, dan
logam, yang berasal dari perkantoran, rumah, dan pusat perbelanjaan.
3. Sampah Jalanan
Bisa berupa daun, plastik atau kertas.
4. Abu (Ashes)
Berasal dari sisa pembakaran atau bahan yang mudah terbakar. Sumber
dapat berasal dari kantor, rumah, pabrik dan industri.
5. Bangkai Hewan
4
5. Fasilitas Umum
Sampah fasilitas umum dapat berasal dari sekolahan, tempat hiburan,
tempat ibadah.
e. Zero Waste
Dirancang untuk meminimalkan terjadinya sampah dari awal produksi
hingga akhir proses produksi. Konsep zero waste menjadi dasar berbagai
upaya pengurangan limbah dan optimalisasi proses produksi. Konsep zero
waste, salah satunya adalah penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Recycle), dan prinsip bahwa pengolahan dilakukan sedekat mungkin dengan
sumber sampah untuk mengurangi beban pengangkutan. Jika suatu proses
berdasarkan konsep zero waste, berarti tidak ada material yang tidak
berguna atau limbah yang dihasilkan saat proses dilakukan, sehingga
pengolahan material dapat dilakukan dengan lebih efisien. Jika residu tetap
ada, residu ini dapat didaur ulang dalam proses lainnya.5
Pengelolaan sampah konsep zero waste berpedoman pada sistem
pengelolaan terpadu, daur ulang sampah plastik dan kertas, pengomposan,
insenator, pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak, penerapan
teknologi tempat pembuangan akhir sampah (TPA), partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah, pengolahan sampah kota, dan peluang serta
tantangan usaha daur ulang.5
Pengelolaan sampah 3R merupakan konsep pengolahan melalui reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Prinsip dari reduce, dilakukan dengan cara meminimalisasi barang atau
bahan yang digunakan, karena semakin banyak bahan yang digunakan maka
semakin banyak pula limbah yang dihasilkan; Prinsip reuse,
diimplementasikan dengan memilih objek yang dapat digunakan kembali dan
menghindari penggunaan objek yang hanya dapat digunakan satu kali. Hal
tersebut bertujuan untuk memperpanjang masa manfaat barang sebelum
menjadi limbah; Prinsip recycle yaitu mendaur ulang benda-benda yang tidak
berguna agar dapat digunakan kembali.5
6
didapatkan hasil bahwa faktor usia, status perkawinan, dan tipe rumah
berpengaruh positif terhadap pengeloaan sampah yang belum tepat.19
Penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap praktik
pengelolaan sampah juga pernah dilakukan oleh Widiyanto (2020). Pada
penelitian yang dilakukan kepada 102 warga Desa Ketenger Banyumas,
didapatkan hasil bahwa sikap, sarana prasarana, dan keterpaparan informasi
berpengaruh terhadap rendahnya praktik pengelolaan sampah.10
B. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari
“mengetahui” dan terjadi setelah individu tersebut melakukan pengindraan
melalui panca indra manusia yaitu indra pendengaran, penglihatan,
penciuman, raba dan rasa terhadap objek tertentu. Melaui mata dan telinga
sebagian besar pengetahuan diperoleh. 20
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dalam domain kognitif memiliki 6 tingkatan, yaitu:20
1. Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat kembali materi yang bersifat spesifik dan
adanya penerimaan seluruh bahan materi yang telah dipelajari. Tahu
termasuk kedalam tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk dapat
mengukur sejauh mana individu mengetahui apa yang sedang
dipelajarinya, individu tersebut mampu untuk menguraikan, menyebutkan,
menyatakan, dan mendefinisikan.
2. Memahami (Comprehention)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan secara benar objek atau materi yang diketahui.
Individu yang telah memahami akan materi atupun objek, diharuskan
untuk dapat menjelaskan, menyimpulkan, menyebutkan contohnya, dan
meramalkan objek yang sedang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
9
yang baik apabila ada peran serta yang baik pula dari pihak pengelola
kebersihan.18
F. Dukungan Sosial
Oleh beberapa ahli seperti Taylor, Peplau, dan Sears, dukungan sosial
didefinisikan sebagai pertukaran hubungan antar pribadi dimana individu
memberi bantuan kepada orang lain. Hubungan antar pribadi memiliki maksud
yaitu hubungan yang bersifat timbal balik di dalam memberikan bantuan secara
informasi, instrumental, dan emosional. Shebilske dan Worchel mendefinisikan
dukungan sosial sebagai suatu jaringan sosial dimana terdapat sekumpulan
orang yang individu tersebut percayai pada saat individu mengalami kesulitan.
Sementara itu Sarafino mendeskripsikan sebagai bentuk kenyamanan,
penghargaan, perhatian, ataupun bantuan yang diterima individu dari kelompok
maupun seseorang yang berarti baginya.26
Menurut Shinta, dukungan sosial merupakan pemberian informasi baik
secara verbal maupun non verbal, pemberian bantuan tingkah laku atau materi
yang dapat membuat individu tersebut merasa bahwa dirinya diperhatikan,
dicintai, dan bernilai sehingga dapat memberikan kesejahteraan bagi individu
yang menerimanya. Defini tersebut juga sejalan dengan definisi yang dinyatakan
oleh Gotlieb dimana dukungan sosial merupakan dukungan yang terdiri atas
informasi atau nasehat secara verbal dan non-verbal, tindakan, atau bantuan
nyata yang diberikan diberikan dan memiliki manfaat emosional bagi individu
yang menerima. Dukungan sosial juga dapat berupa dukungan informasi,
dimana dukungan informasi dapat berupa sasaran, umpan balik, dan
pengarahan mengenai bagaimana memecahkan permasalahan. 26
17
G. Kerangka Teori
Praktik penerapan
pengelolaan sampah
berdasarkan konsep zero-
waste
Pengolahan Sampah 3R
Sumber sampah
(Reduce, Reuse, Recycle)