PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk dan perekonomian di Kota Semarang melaju
dengan pesat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya, jumlah
penduduk di Kota Semarang pada tahun 2018 sebesar 1.621.384 jiwa dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,37%.(1) Perkembangan tersebut disertai
dengan bertambahnya berbagai macam kegiatan yang memiliki potensi
menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Kota Semarang pada tahun
2018 jumlah timbulan sampah satu orang per hari yaitu sebesar 5 liter. (1)
Timbulan sampah tersebut akan terus mengalami peningkatan seiring
bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan perokonomian, dan
perkembangan kota.
Komposisi sampah yang dihasilkan Kota Semarang terdiri dari sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik terdiri dari sampah dedaunan
dan sampah sisa makanan. Sedangkan untuk sampah anorganik terdiri dari
sampah kayu, karet atau kulit, plastik, kertas atau karton, tekstil atau kain, dan
logam besi atau non besi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota
Semarang sampah anorganik yang dihasilkan pada tahun 2018 adalah sebesar
34,55 persen. Sedangkan untuk sampah organik sebesar 65,45 persen.(2)
Pengolahan sampah sampai saat ini masih menggunakan paradigma
lama, dimana sampah dikumpulkan di tempat pembuangan sementara (TPS),
kemudian dilakukan pengangkutan, dan terakhir sampah dilakukan
pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Paradigma tersebut juga
dikenal dengan pendekatan akhir (end of-pipe). Keberadaan tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah memiliki fungsi yang sangat penting yaitu
sebagai pengolahan akhir sampah.
22