Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN CADMIUM (Cd)

PADA IKAN NILA DI SEKITARAN TPA TERJUN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

ANNISA NASUTION
227032019

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Pendahuluan

Latar Belakang

Keberadaan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah merupakan

persoalan yang sangat penting, terutama di sekitar pemukiman penduduk.

Pencemaran lingkungan atau kontaminasi akibat keberadaan TPA dapat terjadi

pada TPA open dumping dan juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat

sekitar, sehingga dampaknya pada kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar

TPA Terjun. Dengan dilakukannya pembuangan sampah secara terus menerus di

TPA, maka dihasilkan pencemaran berupa lindi, yaitu cairan yang mengandung

zat terlarut sangat halus dan zat tersuspensi akibat penguraian limbah oleh

mikroba (Soemirat, 1999).

Berdasarkan informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(2023), jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2022 adalah 19.338.000,93

ton/tahun dan sampah yang tidak diolah sebanyak 4.437.454,55 ton/tahun atau

bahkan 22,95%. Ada dua jenis pengolahan sampah di Indonesia, yaitu

pengurangan dan penanganan sampah (UU No. 18 Tahun 2008). Pengelolaan

sampah merupakan metode pengelolaan yang paling umum. Kegiatan pengelolaan

sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan akhir sampah. Pengolahan akhir sampah dilakukan di TPA (Tempat

Pemrosesan Akhir). Total jumlah TPA adalah 149 unit yang tersebar di

kabupaten/kota di Indonesia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

2023).

1
Kota Medan memiliki total timbulan sampah di tahun 2022 adalah

628.748,22 ton dengan jumlah penanganan sampah sebesar 310.253,65 ton,

selebihnya tersisa di masyarakat dan di buang ke TPA Terjun di kota Medan

1
2

berdasarkan data SIPSN tahun 2022. TPA Terjun yang telah berusia 31 tahun telah

menimbulkan dampak pada lingkungan dan menjadi beban lingkungan.

Berdasarkan PP No. 18 Tahun 2012, jarak antara TPA ke pemukiman penduduk

harus lebih dari 1 km, karena memperhitungkan bau, penyebaran patogen dan

juga kontaminasi lindi.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan terdapat 8 kolam pancing ikan nila

yang berada sekitaran TPA Terjun. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5

pemilik kolam pancing, ikan yang ada di kolam pancing juga dikonsumsi oleh

pemilik kolam pancing beserta keluarga. Peneliti juga mewawancarai pemancing,

seluruh pemancing yang diwawancarai mengatakan bahwa ikan yang telah didapat

akan dikonsumsi oleh pemancing dan keluarga.

Hasil penelitian terdahulu di TPA Terjun menemukan keberadaan logam

Cd dan Pb, pada sampel air lindi, air bersih dan biota. Keterpaparan akan logam

berat yang terkandung dalam lindi akan menimbulkan risiko kesehatan bagi

masyarakat. Pencemaran logam berat pada biota dan sumber air minum akan

masuk dalam rantai makanan dan dalam jangka waktu yang panjang dapat

mengakibatkan mutasi genetik.

Berdasarkan hasil penelitian Ashar, Evi, dan Surya (2014), tambak udang

windu tercemar Cadmium di sekitar TPA Terjun. Berdasarkan hasil survei

pendahuluan juga ditemukan masyarakat di sekitar TPA Terjun menanam tanaman

air dan juga tambak ikan nila. Menurut Sari (2017), konsentrasi kadmium pada air

tambak di sekitar TPA Terjun adalah 0,01396 mg/L, 0,01350 mg/L dan 0,01302
3

mg/L, lebih tinggi dari baku mutu yang ditetapkan demikian juga hasil temuan

cadmium pada ikan nila berada di atas baku mutu lingkungan 0.026 mg/L.

Logam berat merupakan zat aditif dari pembuatan plastic seperti Pb dan

Cd merupakan zat aditif plastic jenis PVC (Okoye, dkk. 2022). Beberapa hasil

penelitian menyebutkan bahwa logam berat yang dominan ada di wilayah TPA ,

dari sampel air lindi , tanah dan air tanah adalah Cd dan Pb (Siprana dan Riski,

2020). Hasil penelitian Siprana dan Riski (2020), terdapatnya kandungan logam

berat cadmium dan timbal pada air lindi yang melebihi baku mutu yang telah

ditetapkan pada TPA Muara Fajar Rumbai.

Dampak dari pencemaran lingkungan di sekitar TPA adalah masyarakat

akan merasa terganggu dengan udara yang tercemar, debu, kebisingan, dan bau

yang menyengat, terutama pada musim hujan, lalat beterbangan sehingga

mengganggu aktivitas mereka (Ahmad dan Alvin, 2011). Terjadinya gangguan

kesehatan dan penyakit bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA, seperti

penyakit kulit, diare, sesak napas, nyeri dada, sakit mata, tenggorokan kering,

tenggorokan panas, sakit kepala, batuk. , cacingan dan sesak nafas. Beberapa

penelitian telah dilakukan tentang pencemaran kawasan TPA, namun belum

sepenuhnya menggambarkan risiko ekologis yang ditimbulkan oleh TPA dan

definisi batas kawasan aman, mengingat dampak lingkungan dan kesehatan

masyarakat dari TPA.

Perumusan Masalah

TPA Terjun Medan Marelan ini merupakan TPA yang masih menggunakan

sistem open dumping yang sudah beroperasi selama 30 tahun dan telah
4

menimbulkan kontaminasi pada lingkungan sehingga menimbulkan risiko

ekologis bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. Penanganan masalah ini

harus dilakukan secara spesifik khususnya pada air kolam ikan yang harus

ditanggung masyarakat akibat tercemar logam berat timbal (Pb) dan cadmium

(Cd), sehingga menentukan batas aman dari risiko kesehatan tersebut agar

masyarakat dapat hidup.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Mengetahui resiko kesehatan logam berat timbal (Pb) dan

cadmium (Cd) di wilayah permukiman TPA Terjun Kota Medan.

Tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisa keberadaan logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd)

pada lingkungan .

2. Untuk menganalisa parameter kimia yang terkandung pada air kolam pancing

dan ikan nila yang berada di sekitar TPA.

3. Untuk menganalisis paparan logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd)

terhadap pemancing

4. Untuk menganalisis batas wilayah aman bagi lokasi pemancing di sekitar

TPA Terjun Kota Medan

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi

perbandingan selanjutnya dalam mengkaji mengenai resiko kadar logam berat

timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada air kolam pancing dan ikan nila di TPA

Terjun Kota Medan.


5

Manfaat aplikatif. Secara aplikatif, hasil dari penelitian yang akan

dilakukan ini dapat menjadi suatu bahan masukan dan analisa bagi

pemerintah Kota Medan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam

menanggulangi masalah pencemaran lingkungan di Kota Medan khususnya di

wilayah permukiman TPA Terjun Kota Medan


Tinjauan Pustaka

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Tempat pembuangan akhir (TPA) adalah tempat pengumpulan sampah

mencapai tahap pengelolaan akhir dan dimana sebelumnya dilakukan

pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, pengolahan dan pembuangannya.

TPA dimana limbah diisolasi dengan aman sehingga tidak mengganggu

lingkungan sekitarnya. Sampah yang olah di TPA adalah sampah non B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun) yang berasal dari rumah, kantor, sekolah, rumah sakit,

pasar, toko-toko, bioskop, penyapu jalan, dan lain-lain.

Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi persyaratan mulai dari,

pengelolaan lingkungan, penilaian dampak lingkungan, ketertiban umum sesuai

dengan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Sanitasi

lingkungan kota/daerah bagian, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan

rencana penggunaan lahan perkotaan serta peraturan pelaksanaan. Berdasarkan

SNI 03-3241-1994, pemilihan tempat pembuangan sampah harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Limbah TPA tidak boleh ditempatkan di danau, sungai, dan laut.

2. Penataan dalam 3 tahap, yaitu: langkah area adalah langkah yang

membuat peta yang berisi area, atau tempat di dalam suatu area, dibagi

menjadi zona kesesuaian. Tahap kedua adalah tahap eliminasi, yang

menghasilkan yang terbaik dari beberapa tempat terpilih dari

kemungkinan di tahap regional. Tahap ketiga adalah Tanap

Peneteman, penetapan lokasi yang dipilih oleh instansi yang

6
berwenang menerbitkan izin. Dalam hal ini, kawasan tersebut tidak

dapat

6
7

memenuhi tingkat daerah pilihan TPA. Untuk jangka waktu keuangan,

penetapan TPA berlaku melalui pemilihan lokasi TPA dengan kriteria

yang ditetapkan dalam lampiran.

Dampak TPA bagi Lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

akibat dari keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berdasarkan hasil

penelitian Solikhah, Ahmad, dan Alvian (2011), adalah pencemaran

lingkungan hidup, limbah cair mencemari air sumur rumah penduduk, merusak

jalan, berlubang ± 160 truk melintas setiap hari mengangkut 350 hingga 400 ton

sampah. Selain mengganggu lingkungan, TPA berkontribusi hingga 10% dari total

sampah untuk digunakan. Untuk lebih menjaga kelestarian lingkungan dan

menghilangkan pencemaran lingkungan, berbagai upaya telah dilakukan seperti

pengelolaan TPA yaitu sampah yang masuk kemudian diratakan dan ditimbun di

dalam tanah dan dengan pengendapan tawas, yaitu menggunakan air tawar untuk

penyimpanan dan pengelolaan air yang sah (air bersih). Dorongan terakhir yang

akan dilakukan adalah memesan alat bernama handle dan jika sudah siap, pada

bulan september memulai bekerja. Pengolahan bekerja dengan cara membuang

cairan limbah yang ada lalu ke sumber air bersih dan segar untuk diminum warga.

Dampak TPA bagi Kesehatan. Dampa TPA bagi kesehatan adalah akan

mengalami diare, gangguan kesehatan kulit, gejala cacingan,gejala kesehatan

malaria dan juga ISPA. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan TPA adalah

dengan Open Dumping dan menimbulkan beberapa dampak yang negative.

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitaran lingkungan TPA akan

mengalami keluhan gangguan kesehatan tersebut. Karena adanya penumpukan


8

sampah yang berbau busuk sehingga mengundang vector penyakit terhadap

kesehatan masyarakat.

Lindi

Lindi adalah limbah cair yang dihasilkan oleh masuknya air eksternal ke

dalam TPA, yang melarutkan dan menghanyutkan bahan-bahan terlarut, termasuk

juga bahan organik hasil proses dekomposisi biologis. Dapat dilihat bahwa

kuantitas dan kualitas lindi berfluktuasi dan sangat bervariasi. Kuantitas lindi

yang dihasilkan akan banyak tergantung pada masuknya air dari luar dan

kebanyakan dari air hujan.

Air lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air, air tanah, dan air

permukaan sehingga memerlukan penanganan yang baik. Jika pengolahan air lindi

tidak diolah secara maksimal, maka akan berpotensi untuk mencemari air tanah

disekitar TPA atau masuk ke air permukaan.

Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis sampah

yang dibuang, jumlah curah hujan di kawasan TPA dan kondisi spesifik tempat

pembuangan tersebut. Lindi dari TPA berpotensi mengandung beberapa logam

berat seperti Kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), krom (Cr) dan mangan

(Mn). Sumber dari Cd, Pb dan Mn di dalam lindi berasal dari kegiatan manusia

(anthropogenic) dan berhubungan dengan COD.

Pada umumnya air lindi mengandung banyak senyawa organik dan

anorganik. Lindi yang sama dengan cairan dapat mengalir ke tempat yang lebih

rendah. Lindi dapat meresap masuk ke dalam tanah dan bercampur dengan air

tanah sampai pada jarak 200 meter, setelah itu naik ke permukaan dan mengalir ke
9

sungai. Air tanah dan sungai akan tercemar secara tidak langsung. Air lindi juga

dapat mencemari sumber air minum yang berjarak 100 meter dari sumber

pencemaran.

Logam Berat

Logam berat merupakan polutan yang beracun yang dapat menyebabkan

kematian (lethal), dan non-kematian (sublethal) seperti gangguan pertumbuhan,

gangguan perilaku, dan ciri morfologi berbagai organisme perairan. Dalam

kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari benda-benda yang berasal

dari logam. Logam tersebut digunakan untuk membuat barang-barang

perlengkapan rumah tangga seperti sendok, garpu, pisau dan barang-barang rumah

tangga yang lainnya. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh kemudian

mengalami absorbsi, logam berat dapat diserap dimana saja pada saluran

pencernaan terutama pada lambung tempat yang paling penting untuk

penyerapannya. Logam merupakan bahan yang pertama dikenal oleh manusia dan

banyak digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah

peradaban manusia.

Menurut Dantje Sembel (2015) logam berat berbeda dengan senyawa-

senyawa toksik lainnya karena logam tidak dapat disintesis atau dimusnahkan

serta dihancurkan di dalam tubuh manusia. Logam berat merupakan salah satu

suatu unsur yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun tidak dengan kadar yang

berlebihan. Logam berat esensial seperti tembaga (Cu), selenium (Se), besi (Fe)

dan seng (Zn). Sedangkan logam berat yang non esensial (elemen mikro) tidak

memiliki fungsi pada tubuh manusia namun sangat berbahaya dan dapat
10

menimbulkan keracunan (toksik) pada manusia seperti timbal (Pb), merkuri (Hg),

Arsenik (As) dan kadmium (Cd).

Jenis Logam Berat

Jenis – jenis logam yang beracun dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu :

1. Logam – logam penting (major metals) yang menyababkan pengaruh

ganda (multiple effects), seperti Arsenik, Berelium (Be), Kadmium

(Cd), Kromium (Cr), Timbal (Pb), Merkuri (Hg) dan Nikel (Ni).

2. Logam-logam esensial tetapi berpotensi menyebabkan keracunan

seperti Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Selenium

(Se), Seng (Zinc).

3. Logam – logam beracun yang berhubungan dengan terapi medis,

seperti Aluminium (Al), Bismuth (Bi), Galium (Ga), Emas (Gold-Au),

Litium (Li) Platinum (Pt).

4. Logam-logam beracun minor (minor metals), seperti Antimoni (Sb),

Barium (Ba), Indium (In), Mangan (Mn), Perak (Silver -Ag), Telurium

(Te), Uranium (U), dan Vanadium(V).

Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang memiliki sifat yang

lunak dan berwarna kebiruan atau silver abu, dalam fungsi kimiawi, timbal

memiliki titik uap yang rendah dan menstabilkan senyawa yang lainnya.

Hal ini berguna untuk berbagai produk industri. Timbal logam pertama

yang dilebur dan digunakan untuk keperluan industri. Timbal dalam fungsi

klinis adalah bahan yang bersifat murni sehingga tidak atau partikel.

enyawa timbal masuk ke dalam tubuh melalui makanan akan mengendap


11

pada jaringan tubuh, dan sisanya akan terbuang bersama bahan sisa

metabolisme.

Cadmium (Cd). Cadmium (Cd) merupakan logam yang digunakan dalam

proses industri sebagai agen anti korosif, pigmen warna, dan fabrikasi

baterai. Cadmium dapat mengganggu pernafasan dan kerusakan membran

mukosa radang paru-paru (pneumonitis), sistem kekebalan tubuh hati,

tulang, darah, dan sistem saraf jika masuk dan terakumulasi dalam tubuh.

Dampak Logam Berat pada Lingkungan. Logam berat dapat

mencemari tanah dan menjadi perhatian karena terakumulasi dalam tanah dapat

mengganggu laju pertumbuhan tanaman, degradasi air dan kontaminasi makanan.

Logam berat seperti Cd dan Pb bersifat beracun dan sampai saat ini belum

diketahui manfaatnya bagi tanaman, kedua unsur tersebut merupakan pencemar

kimia utama dan beracun bagi tumbuhan, hewan dan manusia.

Dampak Logam Berat pada Kesehatan Masyarakat. Logam berat

dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada

bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya

dosis paparan. Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi sistem kerja enzim

sehingga mengganggu metabolism tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen,

teratogen, atau karsinogen bagi manusia.

Menurut Sembel (2015), logam – logam ini masuk ke dalam tubuh

manusia melalui udara yang kita hirup, air minum dan makanan atau juga melalui

penguraian senyawa-senyawa yang mengandung logam. Keberadaan logam berat


12

termasuk konsentrasi yang cukup tinggi dan mengancam kesehatan dengan

merusak jaringan tubuh makhluk hidup.

Dampak Logam Berat terhadap Biota Air. Logam berat salah satu

polutan lingkungan yang sebagian paparan manusia melalui air dan makanan yang

menimbulkan keracunan kronis maupun akut, termasuk logam berat misalnya

timbal, cadmium, mangan, merkuri, perak, tembaga dan juga seng. Terdapat

banyak unsur dalam makanan laut yang baik pada kehidupan manusia dalam

jumlah yang kecil. Konsumen menganggap bahwasanya keberadaan unsur pada

ikan berbahaya terhadap manusia. Konsentrasi dan keberadan logam berat pada

lingkungan, terutama pada lingkungan perairan dan pada hewan air, yang

dikonsumsi sebagai makanan manusia, bergantung terhadap sifat dan aktivitas

manusia. Konsentrasi alami unsur-unsur ini di lautan dan sumber daya air tawar

dunia disebabkan oleh aktivitas abnormal bumi, gempa bumi dan gunung berapi

serta proses termal bumi dan polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang

diciptakan dalam revolusi industri itu. telah menjadi sumber pencemar. Akibatnya,

hujan asam yang disebabkan oleh polusi industri menghanyutkan logam berat dari

mineral, menyebabkan peningkatan konsentrasinya di lingkungan alam, terutama

air (Vajargah, 2021).

Landasan Teori

Pencemaran lingkungan hidup didefinisikan sebagai masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia. Secara umum model hubungan berbagai

variabel hubungan dengan manusia dengan perjalanan penyakit merupakan dasar


13

untuk menganalisis kejadian sehat atau sakit pada satu area. Paradigma ini

menggambarkan bagaimana proses kejadian penyakit berbasis lingkungan yang

diuraikan ke dalam lima simpul (Achmadi, 2012) :

Gambar 1. Teori simpul

Simpul 1. Simpul 1 merupakan sumber penyakit. Sumber penyakit adalah

titik yang dapat melepaskan patogen atau komponen lingkungan yang dapat

menimbulkan penyakit melalui kontak langsung atau media. Patogen dapat dibagi

menjadi tiga kelompok utama, yaitu mikroorganisme, kelompok fisik dan

kelompok kimia beracun. Sumber penyakit yang dikutip dalam penelitian ini

adalah bahan kimia beracun, yaitu pencemaran timbal dan kadmium dari TPA Air

Terjun.
14

Simpul 2. Simpul 2 merupakan media transmisi penyakit. Media transmisi

penyakit adalah alat media penularan penyakit yang menyebar luas. Media

transmisi penyakit yaitu udara, air, tanah/makanan, hewan atau serangga dan juga

manusia secara langsung. Media transmisi penyakit yang tidak akan menimbulkan

penyakit apabila tidak ada agen penyakit di dalamnya. Media transmisi penyakit

dalam penelitian ini adalah air kolam pancing dan ikan nila di sekitaran wilayan

permukiman TPA Terjun.

Simpul 3. Simpul 3 merupakan perilaku pemajanan atau behavioural exposure.

Perilaku pemajanan mengacu pada berhubungan dengan kontak antara manusia

dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya kesehatan. Agen

penyakit atau tanpa komponen lingkungan lainnya, memasuki tubuh melalui

proses yang disebut "timbal balik". Perilaku pemajanan dalam penelitian ini terdiri

dari masyarakat yang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi logam berat.

Simpul 4. Simpul 4 adalah kejadian penyakit. Kejadian penyakit adalah

efek yang ditimbulkan oleh sumber penyakit dan interaksinya. Hal ini memiliki

efek yaitu tidak sehat dan sehat. Penyakit timbul akibat interaksi antara penduduk

dengan lingkungannya yang dapat membahayakan kesehatan. Penyakit bisa

berupa kelainan, disfungsi, kelainan genetik, terlepas dari hasil interaksi dengan

lingkungan, baik fisik maupun sosial. Simpul 4 penelitian ini menemukan logam

berat timbal dan cadmium pada manusia.

Simpul 5. Simpul 5 adalah variabel suprasistem. Variabel suprasistem

merupakan variabel lain yang memengaruhi semua simpul seperti iklim,

topografi, suhu lingkungan, kelembaban dan supersistem lainnya yaitu keputusan


15

politik dalam bentuk kebijakan mikro dan makro yang dapat mempengaruhi

semua simpul,

misalnya, kebijakan pembangunan ekologis kesehatan. Simpul 5 dalam penelitian

ini adalah TPA Terjun memiliki sistem open dumping, TPA Terjun tidak

memenuhi SNI 03-3241-1994, belum ada regulasi dari pemerintahan setempat

mengenai larangan bermukim, bertani dan beternak dalam radius < 1 km dari TPA

Terjun.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Cemaran Logam Dampak pada Batas wilayah


Berat Pb dan Cd masyarakat aman kolam
pancing

Air Kolam Ikan Ditemukan Pb dan Cd


pada ikan nila

Pemeriksaaan Laboratorium
Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey analitik dengan desain penelitian cross

sectional yang bertujuan untuk menganalisis pencemaran logam berat timbal (Pb)

dan cadmium (Cd) terhadap air kolam pancing dan ikan nila yang dikonsumsi

pemancing dan keluarganya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah permukiman TPA Terjun Paya Pasir, Kec.

Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

juli 2023 sampai dengan bulan februari 2024. Adapun alasan dalam pemilihan lokasi

penelitian ini adalah:

1. Wilayah kolam pancing TPA Terjun merupakan wilayah yang sangat berisiko

terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan TPA

Terjun menggunakan open dumping.

2. Belum pernah sebelumnya dilakukan penelitian pencemaran logam berat pada

ikan nila di kolam pancing wilayah TPA Terjun.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitin ini yaitu sampel objek adalah keseluruhan populasi atau 8

kolam pancing. Dimana setiap kolam pancing diambil 1 ikan yang menjadi sampel objek

ikan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemancing dan pemilik kolam ikan.

Variable dan Definisi Operasional

16
Variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah kandungan logam berat timbal dan

cadmium pada air kolam pancing dan ikan nila

16
17

Definisi Operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Logam berat timbal dan cadmium adalah yang dihasilkan dari air lindi cairan yang

mengandung zat terlarut sangat halus dan zat tersuspensi akibat penguraian

sampah oleh mikroba, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran

lingkungan dan kesehatan masyarakat.

2. Air kolam pancing adalah air turunan dari air lindi TPA Terjun.

3. Ikan adalah ikan air tawar yang dikonsumsi masyarakat dan dibudidayakan di kolam

buatan di sekitar wilayah TPA Terjun dengan radius maksimal 2 KM dari TPA

Terjun.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Data primer terdiri dari data karakteristik responden,

kandungan logam berat pada sampel air kolam pancing dan ikan nila.

Pemeriksaan logam berat timbal dilakukan di Laboratorium PT. TÜV NORD

Indonesia, Bekasi, Jawa Barat melalui packaging dan ekspedisi.

Data sekunder. Data sekunder yaitu data geografi dan demografi di

wilayah permukiman TPA Terjun yang diperoleh dari Kantor Camat Medan

Marelan, jumlah dan jenis sampah yang masuk ke TPA Terjun dari Dinas

Lingkungan Hidup Kota Medan, data iklim dan cuaca, serta literatur

perpustakaan dan penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian.

Metode Pengukuran

Data karetristik penduduk. Pengumpulan data karakteristik penduduk

berdasarkan lama mengkonsumsi, jumlah konsumsi ikan nila yang berada di

sekitar TPA Terjun.


18

Data sampel lingkungan. Sampel lingkungan yaitu pengambilan sampel air dan

ikan dibawa ke laboratorium. Pemeriksaan timbal dan cadmium dilakukan di PT.

TÜV NORD Indonesia, Bekasi, Jawa Barat melalui packaging dan ekspedisi.

Pengambilan sampel ikan dilakukan pada 8 kolam pancing dimana setiap kolam

diambil 1 ikan. Alat dan bahan pengambilan sampel lingkungan meliputi botol

sampel, pot jar sampel, ember, gayung, cool box dan lain – lain.

Data dampak pada masyarakat. Pemeriksaan dampak pada masyarakat

di ambil sampel pemancing dan pemilik kolam pancing untuk menganalisis

keberadaan logam berat timbal dan cadmium.

Metode Analisa Data

Analisa data hasil pengukuran kandungan logam berat Pb dan Cd dalam

air kolam pancing dan ikan nila yang telah di tetapkan standar baku mutu perairan

menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 yaitu 0,008 ppm.


Daftar Pustaka

Ashar, Y.K., Evi., & Surya. 2014. Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam

udang windu (penaeus monodon) yang berada di tambak sekitar tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah Kelurahan Terjun Kota Medan tahun

2014. Jurnal USU Lingungan dan Kesehatan Kerja, 3(3).

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2023. Sistem Informasi

Pengelolaan Sampah Nasional dari

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan . Diakses 1 April

2023.

Okoye, et al. 2022. Toxic Chemicals and Persistent Organic Pollutants Associated

with Micro-and Nanoplastics Pollution. Chemical Engineering Journal

Advances, 11. https://doi.org/10.1016/j.ceja.2022.100310

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2012

Sari, D.P. 2017. Analisis kandungan kadmium (Cd) dalam ikan nila (Oreochromis

Niloticus) yang berada di Tambak sekitar Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medan tahun 2016.

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.

Siprana, A.P., & Riski. 2020. Uji Kandungan Logam Berat Air Lindi Di Tpa

Muara Fajar Rumbai Pekanbaru. EcoNews Advancing the World of

Information and Environment. 3(1),24-31.

doi.org/10.47826/econews.3.1.p.24-31

Soemirat, J. 1999. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

19
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008.

20
21

Anda mungkin juga menyukai