PENDAHULUAN
perkembangan bumi dan makhluk hidup di dalam dan diatas bumi, serta proses
antara suatu objek (entity) dengan sekitarnya. Hubungan antara suatu objek
dengan sekitarnya dapat bersifat aktif maupun pasif, dinamis ataupun statis.
muncul akibat eksploitasi sumberdaya alam merupakan subyek dan obyek dari
ilmu geologi.
issue global dan menjadi perhatian para peneliti maupun para pengambil
keputusan.
terakhir dari pengolahan sampah perkotaan sebagai sarana lahan untuk menimbun
atau mengolah sampah. Proses sampah itusendiri mulai dari timbulnya di sumber -
sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu
panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat,sementara yang lain
lebih lambat sampai puluhan dan ratusan tahun seperti plastik. Hal inimemberi
pencemaran.
(TPA) yaitu :
gempa, dll)
2. Bukan daerah rawan geologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air
tanahkurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan
Sampah (TPA) pertama kali untuk tempat mengumpulkan berbagai sampah dari
rumah tangga maupun non-rumah tangga. Tempat tersebut yang disebut sebagai
tidak langsung dibuang dan ada yang langsung dibuang serta ada yang diolah
secara fisik, kimia, dan biologi. Sampah yang tidak langsung dibuang biasanya
TPA yakni Tempat Pembuangan Akhir memiliki fungsi sebagai akhir dari
penimbunan.
d. Lapisan kedap air, berfungsi mencegah rembesan air lindi yang terbentuk
dengan baik dengan meninjausegala dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitar
TPA.
setelah proses ganti rugi lahan kepadasekitar warga sekitar terselesaikan. Dalam
proyek perluasan itu, pemerintah setempat menggandeng pihak swasta untuk turut
serta. Setiap hari sampah yang datang tercampur, para pemulung itulah yang
rejeki di sekitarnya. Di bawah TPA inimengandung metan yang sangat tinggi, jadi
itu, sering menimbulkan bau yang menyengat dalamradius lebih dari 1,5
kilometer.
strukturkimia, air tanah dan udara serta dapat merubah nilai keindahan suatu
salah satu penyumbang gas rumah kaca.Maka dari itu, pembuangan sampah di
(CO2). Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2. Gas
metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik oleh bakteri
metanaatau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi
dan menarik bagi berbagai binatangseperti lalat dan anjing yang dapat
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
jamur kulit ).- Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira – kira
raksa ( Hg ). Raksa ini berasal darisampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
termasuk ikan dapat matisehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini
bau yang tidak sedapdan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dengan cara memakai Incenerator.Selain itu juga memakai prinsip reduksi bersih
4.1. Hasil
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 Ph 5.82
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
1 Klorida (Cl) 301.51 mg/L
6 pH 7.15
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.15
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.72
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 6.13
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.22
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.5
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.6
N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
6 pH 7.8
6 pH 5.78
4.2 Pembahasan
4.2.1 Stasiun 1
Pada stasiun 1 dengan koordinat 119° 29' 41,6"BT dan 5̊ 10' 36,9" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air keruh dan aroma bau lumut.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 1 memiliki pH 5,82
sehingga tidak berada pada kisaran normal, BOD 6,19 mg/L dan kandungan besi
4.2.2 Stasiun 2
Pada stasiun 2 dengan koordinat 119° 29' 38,6"BT dan 5̊ 10' 33,9" LS
memiliki jenis sampel air limbah dengan warna air hijau dan aroma bau sampah
terdapat vegetasi eceng gondok. Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil
pada stasiun 2 memiliki pH 7,15, BOD 88,00 mg/L, dan kandungan besi 15, 1759
mg/L.
4.2.3 Stasiun 3
Pada stasiun 3 dengan koordinat 119° 29' 26,8"BT dan 5̊ 10' 46,1" LS
memiliki jenis sampel air limbah dengan warna air hijau dan aroma bau sampah
terdapat vegetasi eceng gondok. Berdasarkan hasil uji lab sampel yang diambil
pada stasiun 3 memiliki pH 7,15, BOD 88,00 mg/L, dan kandungan besi 15,1759
mg/L.
4.2.4 Stasiun 4
Pada stasiun 4 dengan koordinat 119° 29' 22,2"BT dan 5̊ 10' 50,4" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan tidak beraroma.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang diambil pada stasiun 4 memiliki pH 7,72,
4.2.5 Stasiun 5
Pada stasiun 5 dengan koordinat 119° 29' 19,5"BT dan 5̊ 10' 32,1" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 5 memiliki pH 6,31,
4.2.6 Stasiun 6
Pada stasiun 6 dengan kooordinat 119° 29’ 21,5"BT dan 5̊ 10' 30,5" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 6 memiliki pH 7,22,
4.2.7 Stasiun 7
Pada stasiun 7 dengan kooordinat 119° 29’ 24,2"BT dan 5̊ 10' 32,3" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 7 memiliki pH 7,5,
4.2.8 Stasiun 8
Pada stasiun 8 dengan kooordinat 119° 29’ 25,6"BT dan 5̊ 10' 34,0" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 8 memiliki pH 7,6,
4.2.9 Stasiun 9
Pada stasiun 9 dengan kooordinat 119° 29’ 31,4"BT dan 5̊ 10' 26,8" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 9 memiliki pH 7,8,
4.2.10 Stasiun 10
Pada stasiun 6 dengan kooordinat 119° 29’ 31,1"BT dan 5̊ 10' 23,4" LS
memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 10 memiliki pH 5,78,