Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu ilmu yang mempelajari sususan, bentuk, sejarah

perkembangan bumi dan makhluk hidup di dalam dan diatas bumi, serta proses

proses yang telah , sedang dan akan bekerja di bumi.

Adapun “Lingkungan” secara umum dapat diartikan sebagai hubungan

antara suatu objek (entity) dengan sekitarnya. Hubungan antara suatu objek

dengan sekitarnya dapat bersifat aktif maupun pasif, dinamis ataupun statis.

Dengan demikian geologi lingkungan dapat dianalogikan bahwa bumi sebagai

suatu objek yang dipengaruhi oleh lingkungannya, termasuk di dalamnya adalah

manusia sebagai salah satu unsur yang mempengaruhinya.

Pada hakekatnya hubungan antara ilmu geologi dan lingkungan yang

muncul akibat eksploitasi sumberdaya alam merupakan subyek dan obyek dari

ilmu geologi.

Pada hakekatnya permasalahan lingkungan akan muncul ketika eksploitasi

sumberdaya alam mengabaikan prinip-prinsip pengelolaan sumberdaya alam dan

lingkungan yang berkelanjutan. Permasalahan lingkungan saat ini telah menjadi

issue global dan menjadi perhatian para peneliti maupun para pengambil

keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan praktikum lapangan ini ialah :

1. Apa yang dimaksud TPA?


2. Apa saja fungsi dari TPA?
3. Bagaimana dampak TPA terhadap lingkungan?
1.3 Tujuan Peneitian\

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini ialah :

1. Mengetahui kandungan kimia daerah penelitian

2. Mengetahui kondisi lingkungan daerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian kali ini ialah untuk memberikan gambaran

kondisi lingkungan daerah penelitian sehingga kedepammya dapat diadakan

penjernihan air pada daearah penelitian oleh pemerintah setempat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tempat Pembuangan Akhir

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah sarana fisik untuk

berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah. TPA merupakan mata rantai

terakhir dari pengolahan sampah perkotaan sebagai sarana lahan untuk menimbun

atau mengolah sampah. Proses sampah itusendiri mulai dari timbulnya di sumber -

pengumpulan - pemindahan/pengangkutan - pengolahan - pembuangan. Di TPA,

sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu

panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat,sementara yang lain

lebih lambat sampai puluhan dan ratusan tahun seperti plastik. Hal inimemberi

gambaran bahwa di TPA masih terdapat proses-proses yang menghasilkan

beberapazat yang dapat mempengaruhi lingkungan. Zat-zat tersebut yang

mempengaruhi lingkungan itulah yang menyebabkan adanya bentuk-bentuk

pencemaran.

Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdapat syarat sebagai tempat

tersebut, syarat-syarattersebut yang menjadi lokasi Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) yaitu :

1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, rawan longsor, rawan

gempa, dll)

2. Bukan daerah rawan geologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air

tanahkurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan

sumber air, dll

3. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan >20%)


4. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan seperti bandara, pusat perdagangan

5. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.

Gambar 2.1 Diagram Operasional Pembuangan sampah

Dalam diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pada Tempat Pembuangan

Sampah (TPA) pertama kali untuk tempat mengumpulkan berbagai sampah dari

rumah tangga maupun non-rumah tangga. Tempat tersebut yang disebut sebagai

Tempat Pembuangan Akhir (TPA)dengan bentuk wadah penampungan atas

pengumpulan sampah.Pada Tempat PembuanganAkhir (TPA), ada sampah yang

tidak langsung dibuang dan ada yang langsung dibuang serta ada yang diolah

secara fisik, kimia, dan biologi. Sampah yang tidak langsung dibuang biasanya

dilakukan pemindahan dan pengangkutan. Pemindahan sampah tersebut diangkut


pada Tempat Pembuangan Akhir, sedangkan sampah yang langsung dibuang akan

ditampung pada Tempat Pembuangan Akhir. Untuk pengolahan sampah yang

dibagi secara fisik, kimia,dan biologi, sampah-sampah tersebut diuraikan terlebih

dahulu sesuai bahan sampahnya.

2.2 Fungsi Tempat Pembuangan Akhir

TPA yakni Tempat Pembuangan Akhir memiliki fungsi sebagai akhir dari

pembuangansampah yang telah dikumpulkan oleh petugas kebersihan sehingga

dibawa pada satu tempatsebagai penampungan sampah.Dalam TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) memiliki berbagai fasilitas yang berfungsi antara lain :

a. Prasarana jalan yang terdiri dari jalan masuk/akses, jalan penghubung,

dan jalanoperasi/kerja. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan semakin

lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi keduanya makin tinggi.

b. Prasarana drainase, berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air

hujan dengantujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan

sampah. Drainase iniumumnya dibangun di sekeliling blok atau zona

penimbunan.

c. Fasilitas penerimaan, yaitu tempat pemeriksaan sampah yang datang,

pencatatan data,dan pengaturan kedatangan truk sampah. Biasanya berupa

pos pengendali di pintumasuk TPA.

d. Lapisan kedap air, berfungsi mencegah rembesan air lindi yang terbentuk

di dasarTPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Biasanya lapisan tanah

lempung setebal 50cm atau lapisan sintesis lainnya.


e. Fasilitas pengamanan gas, yaitu pengendalian gas agar tidak lepas ke

atmosfer. Gasyang dimaksud berupa karbon dioksida atau gas metan.

f. Fasilitas pengamanan lindi, berupa perpipaan lubang-lubang, saluran

pengumpul, dan pengaturan kemiringan dasar TPA sehingga lindi begitu

mencapai dasar TPA akan bergerak sesuai kemiringan yang ada

mengarah pada titik pengumpul.

g. Alat berat, berupa bulldozer, excavator, dan loader.

h. Penghijauan, dimaksudkan untuk peningkatan estetika, sebagai buffer

zone untuk pencegahan bau dan lalat.

i. Fasilitas penunjang, seperti pemadam kebakaran, mesin pengasap (mist

blower),kesehatan/keselamatan kerja, toilet, dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada pada TPA tersebut

menandakan bahwa TPA merupakan tempat sampah yang telah direncanakan

dengan baik dengan meninjausegala dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitar

TPA.

2.3 Dampak TPA Terhadap Lingkungan

Semakin hari volume sampah kian meningkat sampai melebihi batas

toleransi. Karena itu,secepatnya dibangun perluasan sekitar lima hektar (ha)

setelah proses ganti rugi lahan kepadasekitar warga sekitar terselesaikan. Dalam

proyek perluasan itu, pemerintah setempat menggandeng pihak swasta untuk turut

serta. Setiap hari sampah yang datang tercampur, para pemulung itulah yang

memilah-milah. Di sekitar lokasi pembuangan ada sel pengelolahan baik sampah

organik pembuatan kompos dan pengelolaan sampah non-organik. Selain


menyediakan pabrik pengelolaan sampah di sekitarnya, pemerintah setempat juga

sudahmengeluarkan aturan baik pada rumah tangga maupun industri, untuk

mengurangisampahnya.Dampak yang sering terjadi dari lokasi pembuangan

sampah yakni di TPA (TempatPembuangan Akhir) Bakung, saat musim kemarau

kerap mengeluarkan letusan yang membahayakan nyawa pemulung yang mengais

rejeki di sekitarnya. Di bawah TPA inimengandung metan yang sangat tinggi, jadi

sering mengeluarkan percikan api yang dapatmembahayakan orang sekitar. Selain

itu, sering menimbulkan bau yang menyengat dalamradius lebih dari 1,5

kilometer.

Pencemaran sampah merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap

strukturkimia, air tanah dan udara serta dapat merubah nilai keindahan suatu

lingkungan.Pencemaran sampah dapat berpengaruh juga terhadap kesehatan

masyarakat, baik langsungmaupun tidak langsung.Dampak langsung dari

penanganan sampah yang kurang bijaksanadiantaranya adalah berbagai penyakit

menular maupun penyakit kulit, gangguan pernafasan serta dapat mengganggu

kesehatan manusia dan mengganggu estetika lingkungan,karena

terkontaminasinya pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk

yangmenyengat hidung, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah

bahaya banjiryang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena

terhalang timbunan sampahyang dibuang ke sungai.sampah memang menjadi

salah satu penyumbang gas rumah kaca.Maka dari itu, pembuangan sampah di

tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan.Sampah organik yang

tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses itumenghasilkan gas


metana (CH4). Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gaskarbondioksida

(CO2). Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2. Gas

metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik oleh bakteri

metanaatau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi

sampah-sampahyang banyak mengandung bahan organik sehingga terbentuk gas

metana (CH4) yang apabiladibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya

di tempat-tempat tertentu proses initerjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa

ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukansampah di Tempat Pembuangan

Sampah Akhir (TPA).

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan :

1. Dampak Terhadap Kesehatan Pembuangan sampah yang tidak

terkontrol dengan baikmerupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme

dan menarik bagi berbagai binatangseperti lalat dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit.Potensi bahaya yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :-

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari

sampahdengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum.

Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai.- Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya

jamur kulit ).- Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira – kira

40.000 orang meninggalakibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh

raksa ( Hg ). Raksa ini berasal darisampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.


2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan terhadap rembesan sampah yang

masuk kedalamdrainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme

termasuk ikan dapat matisehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini

mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi - Pengelolaan sampah yang kurang

baik dapatmembentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat,

bau yang tidak sedapdan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran

dimana – mana.- Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan Usaha

Pengendalian Sampah untukmenangani permasalahan sampah secara menyeluruh

perlu dilakukan alternativ pengolahanyang benar. Teknologi yang paling tepat

untuk pemecahan masalah adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat

dalam penggunaan lahan dengan cara pembakaran yangterkontrol atau Insinerasi

dengan cara memakai Incenerator.Selain itu juga memakai prinsip reduksi bersih

yang diterapkan dalam keseharian misalnyadengan menerapkan prinsip 4 R yaitu (

Reduce, Reuse, Recycle dan Replace ). Dalamkeseharian, dan dapat dilakukan

oleh siapa saja untuk mengurangi volume sampah


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Survey Lapangan


Pada tahap ini merupakan tahap yang mencakup beberapa proses yang
dilakukan seperti administrasi, yaitu tahapan persuratan dalam permohonan izin
dari pihak kampus dan pihak pemerintah daerah penelitian, persiapan dalam
melengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan selama fieldtrip, serta studi pustaka.
Pada tahap survey lapangan ini praktikan melakukan pengambilan data-data
lapangan serta pengambilan sampel air lindi dan air sumur warga sekitar daerah
TPA Sampah Tamangapa, Antang, ke dalam botol kaca yang berwarna gelap pada
stasiun yang telah ditentukan.

3.2 Analisis Laboratorium

Pada tahap ini sampel-sampel yang telah diambil diserahkan ke


laboratorium untuk dianalisis kandungan unsur kimia air lindi dan air sumur
tersebut. Setelah memperoleh data-data dari laboratorium dan dibuatkan dalam
bentuk laporan tinjauan pengelolaan sampah di TPA Sampah Tamangapa sebagai
bahan untuk evaluasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian dilaksanakan di daerah TPA Tamangapa, Kecamatan Manggala,


Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan dimana sampel diambil di panti asuhan
yang berlokasi di daerah TPA Tamangapa, perumahan penduduk yang berlokasi
di daerah TPA Tamangapa, TPA Tamangapa, dan kolam lindi TPA Tamangapa.
Secara umum, daerah penelitian memiliki relief datar dengan tipe morfologi
pedataran. Memiliki tingkat pelapukan sedang, tidak terdapat sungai, residual soil,
dan tata guna lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

Tabel 4.1. Hasil Laboratorium Stasiun 1

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 120.96 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 8.387 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 0.065 mg/L

4 BOD 6.19 mg/L

5 COD 25.233 mg/L

6 Ph 5.82

7 Besi Terlarut (Fe)3 0.1085 mg/L

8 Sulfat 22.599 mg/L

Tabel 4.2. Hasil Laboratorium Stasiun 2

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O
1 Klorida (Cl) 301.51 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 152.100 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 0.405 mg/L

4 BOD 88.00 mg/L

5 COD 133.926 mg/L

6 pH 7.15

7 Besi Terlarut (Fe)3 15.1759 mg/L

8 Sulfat 49.574 mg/L

Tabel 4.3. Hasil Laboratorium Stasiun 3

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 301.91 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 152.100 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 0.406 mg/L

4 BOD 88.00 mg/L

5 COD 133.926 mg/L

6 pH 7.15

7 Besi Terlarut (Fe)3 15.1759 mg/L

8 Sulfat 49.574 mg/L

Tabel 4.4. Hasil Laboratorium Stasiun 4

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 22.09 mg/L


2 Nitrat (NO3-N) 2.193 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 0.100 mg/L

4 BOD 2.78 mg/L

5 COD 3.070 mg/L

6 pH 7.72

7 Besi Terlarut (Fe)3 < 0.0122 mg/L

8 Sulfat 7.289 mg/L

Tabel 4.5. Hasil Laboratorium Stasiun 5

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 26.59 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 15.759 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 0.075 mg/L

4 BOD 2.07 mg/L

5 COD 4.163 mg/L

6 pH 6.13

7 Besi Terlarut (Fe)3 < 0.0122 mg/L

8 Sulfat 8.581 mg/L

Tabel 4.6. Hasil Laboratorium Stasiun 6

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 259.88 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 130.200 mg/L


3 Nitrit (NO2-N) 0.822 mg/L

4 BOD 165.0 mg/L

5 COD 455.825 mg/L

6 pH 7.22

7 Besi Terlarut (Fe)3 4.1094 mg/L

8 Sulfat 45.228 mg/L

Tabel 4.7. Hasil Laboratorium Stasiun 7

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 1,210.21 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 642.304 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 4.987 mg/L

4 BOD 714.03 mg/L

5 COD 1,266.450 mg/L

6 pH 7.5

7 Besi Terlarut (Fe)3 6.765 mg/L

8 Sulfat 3,103.309 mg/L

Tabel 4.8. Hasil Laboratorium Stasiun 8

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 1,359.58 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 638.800 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 5.000 mg/L


4 BOD 729.00 mg/L

5 COD 1,277.200 mg/L

6 pH 7.6

7 Besi Terlarut (Fe)3 6.8714 mg/L

8 Sulfat 3,438.100 mg/L

Tabel 4.9. Hasil Laboratorium Stasiun 9

N
PARAMETER HASIL PENGUJIAN
O

1 Klorida (Cl) 1,672.70 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 789.730 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 4.956 mg/L

4 BOD 934.04 mg/L

5 COD 1,456.120 mg/L

6 pH 7.8

7 Besi Terlarut (Fe)3 7.932 mg/L

8 Sulfat 3,745.420 mg/L

Tabel 4.10. Hasil Laboratorium Stasiun 10

N PARAMETER HASIL PENGUJIAN


O

1 Klorida (Cl) 103.43 mg/L

2 Nitrat (NO3-N) 9.231 mg/L

3 Nitrit (NO2-N) 2.065 mg/L

4 BOD 6.29 mg/L

5 COD 23.981 mg/L

6 pH 5.78

7 Besi Terlarut (Fe)3 1.120 mg/L

8 Sulfat 16.434 mg/L

4.2 Pembahasan

4.2.1 Stasiun 1

Pada stasiun 1 dengan koordinat 119° 29' 41,6"BT dan 5̊ 10' 36,9" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air keruh dan aroma bau lumut.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 1 memiliki pH 5,82

sehingga tidak berada pada kisaran normal, BOD 6,19 mg/L dan kandungan besi

0,1085 mg/L sehingga berada pada kisaran normal.


Gambar 4.1 Stasiun 1

4.2.2 Stasiun 2
Pada stasiun 2 dengan koordinat 119° 29' 38,6"BT dan 5̊ 10' 33,9" LS

memiliki jenis sampel air limbah dengan warna air hijau dan aroma bau sampah

terdapat vegetasi eceng gondok. Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil

pada stasiun 2 memiliki pH 7,15, BOD 88,00 mg/L, dan kandungan besi 15, 1759

mg/L.

Gambar 4.2 Stasiun 2

4.2.3 Stasiun 3

Pada stasiun 3 dengan koordinat 119° 29' 26,8"BT dan 5̊ 10' 46,1" LS

memiliki jenis sampel air limbah dengan warna air hijau dan aroma bau sampah

terdapat vegetasi eceng gondok. Berdasarkan hasil uji lab sampel yang diambil
pada stasiun 3 memiliki pH 7,15, BOD 88,00 mg/L, dan kandungan besi 15,1759

mg/L.

Gambar 4.3 Stasiun 3

4.2.4 Stasiun 4

Pada stasiun 4 dengan koordinat 119° 29' 22,2"BT dan 5̊ 10' 50,4" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan tidak beraroma.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang diambil pada stasiun 4 memiliki pH 7,72,

BOD 2,78 mg/L, dan kandungan besi <0,0122 mg/L.

Gambar 4.4 Stasiun 4

4.2.5 Stasiun 5

Pada stasiun 5 dengan koordinat 119° 29' 19,5"BT dan 5̊ 10' 32,1" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 5 memiliki pH 6,31,

BOD 2,07 mg/L dan kandungan besi <0,0122 mg/L.

Gambar 4.5 Stasiun 5

4.2.6 Stasiun 6

Pada stasiun 6 dengan kooordinat 119° 29’ 21,5"BT dan 5̊ 10' 30,5" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 6 memiliki pH 7,22,

BOD 165 mg/L dan kandungan besi 4,1094 mg/L.

Gambar 4.6 Stasiun 6

4.2.7 Stasiun 7

Pada stasiun 7 dengan kooordinat 119° 29’ 24,2"BT dan 5̊ 10' 32,3" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 7 memiliki pH 7,5,

BOD 714,03 mg/L dan kandungan besi 6,765 mg/L.

Gambar 4.7 Stasiun 7

4.2.8 Stasiun 8

Pada stasiun 8 dengan kooordinat 119° 29’ 25,6"BT dan 5̊ 10' 34,0" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 8 memiliki pH 7,6,

BOD 729 mg/L dan kandungan besi 6,8714 mg/L.

Gambar 4.8 Stasiun 8

4.2.9 Stasiun 9

Pada stasiun 9 dengan kooordinat 119° 29’ 31,4"BT dan 5̊ 10' 26,8" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.
Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 9 memiliki pH 7,8,

BOD 934,04 mg/L dan kandungan besi 7,932 mg/L.

Gambar 4.9 Stasiun 9

4.2.10 Stasiun 10

Pada stasiun 6 dengan kooordinat 119° 29’ 31,1"BT dan 5̊ 10' 23,4" LS

memiliki jenis sampel air sumur dengan warna air jernih dan aroma tidak berbau.

Berdasarkan hasil uji lab sampel yang di ambil pada stasiun 10 memiliki pH 5,78,

BOD 6,29 mg/L dan kandungan besi 1,120 mg/L.

Gambar 4.10 Stasiun 10

Anda mungkin juga menyukai