PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sumenep merupakan unit
pelaksana teknis Pemerintah Kabupaten Sumenep. Salah satu tujuan yang
ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan dan
keindahan Kabupaten Sumenep. Salah satu tugas yang dijalankan dalam
mencapai tujuan tersebut adalah melaksanakan pengadaan, perbaikan,
perawatan sarana dan prasarana persampahan (Kantor Kebersihan dan
Pertamanan, 2013).
Salah satu peningkatan sarana dan parasarana persampahan adalah
dengan adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang merupakan tempat
akhir pembuangan sampah. TPA dirancang sebagai tempat dimana sampah
akan diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan. TPA Kabupaten Sumenep yang terletak di Desa Batuan memiliki
luas 1,5 ha dan berjarak 2 km dari pemukiman. TPA Kabupaten Sumenep
hanya melayani 3 Kecamatan saja dari 19 kecamatan daratan yang ada di
Kabupaten Sumenep. Hal ini disebabkan karena jarak kecamatan yang lain
terlalu jauh untuk ditempuh menuju TPA Batuan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah menjelaskan bahwa TPA harus memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan. Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir
sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima)
tahun terhitung tanggal diberlakukannya Undang-Undang tersebut.
Menindaklanjuti peraturan tersebut maka TPA Batuan yang sebelumnya
menggunakan metode open dumping berubah menjadi metode controlled
landfill. Pemilihan pengolahan menggunakan metode controlled landfill
dikarenakan sampah yang diproses dalam skala kecil yaitu 188 m3/ hari.
Selain dilah dengan metode controlled landfill, pengolahan sampah di TPA
batuan juga dilanjutkan dengan pengolahan lindi untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan, mengingat lindi merupakan salah satu air limbah
yang mengandung ammonium, bahan organik, serta garam dalam konsentrasi
yang tinggi (Laconi etal, 2011 dalam Ardedah, 2013 ).
latar
belakang
diatas
maka
penulis
tertarik
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SAMPAH
1. Pengertian sampah
Pengertian sampah menurut Undang-Undang RI No. 18 tahun 2008
tentang pengelolaan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia
f.
terbakar (rabbish).
Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini
sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa
sayur mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah,
dan sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari
daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha
pertambangan itu sendiri misalnya batu - batuan, tanah / cadas, pasir,
sisa - sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang
berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran - kotoran
ternak, sisa - sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya
(Wijayanti, 2009).
3. Penggolongan sampah menurut sifat fisiknya :
a. Sampah kering yaitu sampah yang dapat dimusnakan dengan dibakar
diantaranya kertas, sisa tanamn yang dapat di keringkan
b. Sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya sukar untuk
4.
pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan,
pengolahan
dan
tidak menimbulkan
gangguan
atau
pembuangan
terbuka
merupakan
cara
Kelebihan :
Dampak terhadap lingkungan dapat diperkecil
Lahan dapat digunakan kembali setelah selesai dipakai
Estetika lingkunga cukup baik
Kekurangan :
a) Operasi lapangan relatif lebih sulit
b) Biaya investasi, operasi, perawatan cukup besar.
c) Memerlukan personalia lapangan yang cukup terlatih ( Damanhuri,
2008)
c. Sanitary landfilll
pengangkutan
sehingga
efisiensi
keduanya
menjadi
tinggi.
Dalam hal ini TPA perlu dilengkapi denga jalan masuk/akses, jalan
penghubung, jalan operasi/kerja.
b. Prasarana Drainase
Drainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air hujan
dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan
sampah. Drainase penahan ini umumnya dibangun di sekeliling blok atau
zona penimbunan.
c. Fasilitas Penerimaan
Fasilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan sampah
yang datang, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah.
Pada umumnya fasilitas ini dibangun berupa pos pengendali di pintu
masuk TPA.
d. Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air lindi yang
terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Untuk itu
lapisan ini harus dibentuk di seluruh permukaan dalam TPA baik dasar
maupun dinding.
e. Fasilitas Pengamanan Gas
Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbon dioksida dan
metan dengan komposisi hampir sama. Kedua gas tersebut memiliki
potensi besar dalam proses pemanasan global terutama gas metan;
karenanya perlu dilakukan pengendalian agar gas tersebut tidak
dibiarkan lepas bebas ke atmosfer. Untuk itu perlu dipasang pipa-pipa
ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada titik-titik
tertentu. Untuk ini perlu diperhatikan kualitas dan kondisi tanah penutup
f.
TPA.
Fasilitas Pengamanan Lindi
Lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air baik air tanah
maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Tahap
pertama pengamanan adalah dengan membuat fasilitas pengumpul lindi
yang dapat terbuat dari: perpipaan berlubang-lubang, saluran pengumpul
maupun pengaturan kemiringan dasar TPA; sehingga lindi secara
otomatis begitu mencapai dasar TPA akan bergerak sesuai kemiringan
yang ada mengarah pada titik pengumpulan yang disediakan.
g. Alat Berat
Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnya berupa: bulldozer,
excavator dan loader.
h. Penghijauan
Penghijauan lahan TPA diperlukan untuk beberapa maksud diantaranya
adalah: peningkatan estetika lingkungan, sebagai buffer zone untuk
i.
kepadatan
optimum
yang
diinginkan.
Dengan
proses
tepi
sel
yang
sedang
lalat
Mencegah perkembangbiakan tikus
Mengurangi bau
Mengisolasi sampah dan gas yang ada
Menambah kestabilan permukaan
10
lokasi TPA
Pencemaran Udara
Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan berlangsung
dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4,
H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi
gas alamiah d udara, mendorong terjadinya pemanasan global,
disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di
sekitarnya. Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam
lokasi pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau.
3. Pencemaran Air
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan
sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air
tanah di bawahnya. Pencemaran lindi juga dapat terjadi akibat efluen
pengolahan yang belum memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air
penerima. Karakteristik pencemar lindi yang sangat besar akan sangat
mempengaruhi kondisi badan air penerima terutama air permukaan yang
dengan mudah mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga
mematikan biota yang ada.
4. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di
lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan
menyebabkan
lahan
setempat
mengalami
pencemaran
akibat
5. Gangguan Estetika
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran
yang
tertiup
angin
atau
ceceran
dari
kendaraan
pengangkut.
khusus
untuk
mengantisipasinya.
Arus
kendaraan
12
dan
citra
yang
ingin
diwujudkan
dalam
mendukung
visi
dan
c.
d.
kebakaran;
Melaksanakan pembinahan kebersihan jalan dan lingkungan;
Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan pertamanan dan
e.
keindahan kota;
Pelaksanaan
f.
pencegahan kebakaran;
Pelaksanakan kegiatan penyiapan, pengadaan, perbengkelan,
pembinaan
dan
penyuluhan
dalam
rangka
pemadam kebakaran;
Pelaksanaan pembinaan dan pemungutan retribusi kebersihan
13
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN SUMENEP
KEPALA
KANTOR KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KASUBAG TU
KASI KEBERSIHAN
KASI PERTAMANAN
DAN PMK
pegawai,
upaya peningkatan
14
6) Menyusun
rencana
pertanggungjawaban
anggaran,
pengelolaan
pelaksanaannya
dan
keuangan,
meneliti
serta
pembuangan
sampah
serta
mengatur
tempat
pembangunan,
perbaikan
perawatan
dan
pengadaan,
pembangunan,
perbaikan
dan
15
pengadaan,
pemeliharaan
dan
menginventarisir
tugas
lain
yang
diberikan
oleh
kepala
kantor
tugas
lain
yang
diberikan
oleh
kepala
kantor
16
Jml. Pen
No.
Wilayah Pelayanan
duduk
(Jiwa)
Luas Wilayah
Terlayani
Wil.
Pendu
Pela
duk
yanan
(Km2)
(Jiwa)
Luas
Luas
%
Wil.
(Km2)
I.
Terlayani
Rata Rata Penduduk Terlayani
100
100
100
100
70
65
60
65
40
60
40
3.604
3.624
5.401
4.271
7.513
3.007
4.330
3.563
888
3.164
884
0,65
0,33
0,43
0,30
3,24
0,73
1,74
0,53
0,41
4,95
0,41
100
100
100
100
60
55
50
55
30
40
30
0,65
0,33
0,43
0,30
1,94
0,40
0,87
0,30
0,12
1.98
0,12
30
1.297
9,49
0,47
30
10
10
1.275
955
1.218
3,20
3,46
2,42
5
5
5
0,16
0,17
0,12
880
44.997
32,29
710
8,24
51
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Fasilitas Pengelola Sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
17
Fasilitas- fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPA Batuan untuk
meningkatkan pengelolaan smpah di TPA adalah sebagai berikut :
a. Prasarana jalan
Akses jalan untuk pembuangan sampah ke TPA sudah cukup baik untuk
dilalui oleh truk pengangkut sampah. Akses jalan sebagian terbuat dari
aspal dan sebgaian lagi masih jalan berbatu yang diratakan.
b. Prasarana drainase
Prasarana drainase di TPA Batuan terletak disekeliling bangunan TPA
dengan lebar 20 cm dan terbuat dari beton dan pada dinding TPA lapisan
kedap air menggunakan lapisan karet pelindung yang memilki ketebalan
3 cm
c. Lapisan kedap air
Lapisan kedap air di TPA batuan menggunakan lapisan kerikil yang berada
diatas permukaan tanah TPA.
d. Fasilitas pengamanan gas
TPA batuan memiliki fasilitas pengamanan gas yang berada di lahan TPA
yang terbuat dari pipa- pipa yang dilubangi kecil- kecil.
e. Fasilitas pengamanan lindi
TPA Batuan memilki pengolahan lindi sebelum lindi dibuang ke lingkungan
untuk menghindari pencemaran air dan tanah di wilayah TPA. Fasilitas
pengamanan lindi terdiri dari saluran lindi, kolam penampungan lindi dan
f.
sumur pantau.
Alat berat
Alat berat yang dimiliki oleh TPA Batuan untuk pengelolaan sampah
untuk
mencegah
terjadinya
pencemaran
udara
dan
d. Sampah dari truk dipilih oleh pemulung sekitar untuk sampah yang
masih memilki nilai jual.
e. Perataan sampah dilakukan setiap hari siktar jam 1 siang dengan
menggunakan excavator dan dicampur menggunakan pasir.
f. Pemadatan dilakukan menggunakan alat berat.
g. Penutupan sampah belum dilakukan dikarenakan volume sampah
belum banyak dan masih zona satu yang diaktifkan.
2. Pengaturan lahan
Pengaturan lahan TPA dilakukan dengan pengaturan zona. Pengaturan
lahan TPA dibagi menjadi 5 zona. Sampai saat ini masih satu zona yang
digunakan dikarenakan volume sampah yang sedikit dan lahan yang
diaktifkan masih mampu menampung sampah.
C. Metode Pembuangan Sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Metode pembuangan sampah yang digunakan oleh TPA Batuan yang
dikelola oleh Kantor Kebersihan dan Kabupaten Sumenep adalah sistem
controlled landfill. Metode ini merupakan peningkatan
dumping. Metode tersebut dioperasikan sejak
dengan luas lahan sebesar 1,5 ha. pembuangan sampah dengan metode ini
dibagi menjadi 5 zona atau sel untuk penghematan lahan.
Volume sampah yang dibuang ke TPA sebesar 188 m3 / hari dan
dikarenakan metode controlled landfill baru dioperasikan sehingga lahan TPA
yang digunakan zona pertama. Bangunan metde controlled landfill berbentuk
lingkaran yang terdiri dari :
1. Bagian bawah dilapisi oleh kerikil untuk menyerap air hujan sehingga tidak
2.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Fasilitas Pengelola Sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Fasilitas- fasilitas sarana dan prasarana yang dimilki oleh TPA Batuan,
diantaranya adalah :
1. Prasarana Jalan
Prasarana jalan merupakan prasarana dasar yang sangat menentukan
keberhasilan pengoperasian TPA. Semakin baik kondisi jalan akan
semakin lancar kegiatan pengangkutan sampah. Kondisi jalan di TPA
sudah cukup baik dimana sudah dilengkapi dengan jalan masuk yaitu jalan
yang menghubungkan TPA dengan jalan umum. Akses jalan masuk dii
TPA telah berkonstruksi aspal sehingga memudahkan pengangkutan
sampah dan menghindari terjadinya pencemaran debu akibat lalu lintas
cntainer atau truk pengangkut sampah. Selain jalan masuk, terdapat jalan
operasi/kerja, yaitu jalan yang dilalui kendaraan pengangkut menuju titik
pembongkaran sampah. Kondisi jalan ini di TPA batuan masih jalan
berbatu yang diratakan dengan tanah. Menurut Dirjen Cipta Karya (2013),
hal ini dapat menimbulkan pencemaran debu akibat lalu lintas kendaraan
20
yang aktif setiap hari, sehingga perlu diperbaiki lagi mengingat masih
terdapat pemulung disekitar wilayah pembongkaran yang nantinya dengan
adanya pencemaran tersebut dapat menggangu pernafasan pemulung
dan orang- orang yang berutinitas di sekitar pembongkaran sampah.
2. Prasarana Drainase
Prasarana drainase di TPA batuan yang terdapat disekeliling bangunan
TPA dengan lebar 20 cm dan terbuat dari betn sudah cukup baik. Hal ini
dikarenakan drainase sudah berfungsi dengan baik yaitu mengendalikan
limpasan air hujan yang nantinya dapat memperkecil aliran air yang masuk
ke timbulan sampah. Namun, pada saluran drainase saat kering masih
terdapat sampah di saluran drainase. Hal ini apabila tidak dibersihkan
akan dapat menyumbat aliran saluran drainase, sehingga apabila tidak
terdapat pemeliharaan terhadap drainase maka drainase tidak dapat
berfungsi dengan baik (Sari,2012) .
3. Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air di TPA batuan berfungsi untuk mencegah rembesan air
lindi yang terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah dibawahnya,
sehingga di TPA batuan pada dasar TPA menggunakan kerikil sebagai
dasar TPA dan berfungsi sebagai lapisan kedap air. Sedangkan untuk
lapisan dinding TPA untuk mencegah rembesan lindi ke dinding bangunan
TPA menggunakan lapisan karet pelindung yang memilki ketebalan 3
cm, sehingga berfungsi sebagai lapisan kedap air.
4. Fasilitas Pengamanan Gas
Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbon dioksida dan
metan dengan komposisi hampir sama,
sehingga
dapat
mengurangi
atau
memperkecil
terjadinya
kebocoran. Pengurasan lindi dari sampah juga dilakukan oleh pihak kantor
kebersihan agar lindi aliran lindi dapat berjalan dengan lancar. Sumur
pantau merupakan sumur yang disediakan untuk memantau kualitas air
lindi secara fisik yaitu dengan cara menanam rumput di area sumur
pantau. Apabila rumput yang dialiri air lindi dari proses pengolahan tumbuh
berarti kualitas air lindi sudah cukup baik. Untuk pemantauan kuantitas
secara kimia belum dilakukan dikarenakan pengoperasian pengolahan air
lindi belum mencapai 6 bulan sedngkan pemeriksaan kuantitas air lindi
yang telah diolah direncanakan setiap 6 bulan sekali leh pihak Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep.
6. Alat Berat
Alat berat yang dimiliki oleh TPA Batuan untuk pengelolaan sampah
adalah buldozer dan excavator. Buldozer digunakan untuk pemadatan
sampah dan excavator digunakan untuk penggalian sampah dan
pencampuran sampah. Kedua alat tersebut sangat membantu dalam
pengolahan sampah dengan metode controlled landfill ( Suma, 2009).
7. Penghijauan
Penghijauan lahan disekitar tempat pembuangan sudah cukup baik.
Dikarenakan area TPA berada di pelosok desa sehingga penghijauan
cukup memadai untuk mencegah terjadinya pencemaran udara akibat bau
yang ditimbulkan oleh sampah dan meningkatkan estetika lingkungan
akibat dari timbulan sampah (Sari, 2012).
8. Fasilitas Penunjang Lainnya.
Fasilitas lainnya yang dimiliki oleh TPA Batuan seperti toilet, tempat parkir
dan kantor pengawas aktifitas pengelolaan sampah. Adanya fasilitas
22
pengelolaan sampah.
TPA Batuan telah memiliki fasilitas sarana dan prasarana pengelolaan
sampah di TPA. Namun masih terdapat fasilitas yang belum tersedia seperti
fasilitas penerimaan dan penimbangan sampah. Fasilitas penerimaan dan
penimbangan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan sampah yang datang,
pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah, sehingga volume
sampah yang dibuang ke TPA jumlahnya dapat diketahui dan dilakukan
perencanaan pembangunan lahan lebih lanjut apabila jumlah sampah telah
memenuhi area lahan TPA.
B. Teknis Operasional Pengelola Sampah di TPA (Tempat Pembuangan
Akhir)
1. Tahap Operasi Pembuangan
Tahap operasi pembuangan sampah merupakan tahap kegiatan operasi
pembuangan sampah di TPA. Kegiatan operasi TPA Batuan yaitu :
a. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari antara jam 6- 9 pagi.
b. Sampah yang diangkut oleh truk pengangkut sampah menuju ke lokasi
zona yang masih aktif.
c. Pembongkaran sampah dari truk dilakukan di zona yang aktif.
d. Sampah dari truk dipilih oleh pemulung sekitar untuk sampah yang
masih memilki nilai jual.
e. Perataan sampah dilakukan setiap hari sekitar jam 1 siang dengan
menggunakan excavator dan dicampur menggunakan pasir.
f. Pemadatan dilakukan menggunakan alat berat.
g. Penutupan sampah belum dilakukan dikarenakan volume sampah
belum banyak dan masih zona satu yang diaktifkan.
Dari tahap diatas telah berjalan dengan cukup baik untuk
pembuangan sampah dengan metode controlled landfill. Namun terdapat
tahap operasi yang belum dilakukan oleh TPA Batuan yaitu penerimaan
dan penimbangan sampah di pos pengendali untuk dihitung volume
sampah yang dibuang ke TPA sebelum pembongkaran sampah di TPA.
Pemberiaan informasi di pos pengendali dapat menjadi informasi untuk
meningkatan pengelolaan sampah mendatang sehingga pembuangan
sampah ke TPA dapat dikoordinir dengan baik (Dirjen Cipta Karya, 2013).
2. Pengaturan lahan
Pengaturan lahan di TPA dimaksudkan agar pemanfaatan lahan TPA
dapat dilakukan secara efektif dan efisien dalam pembuangan sampah ke
TPA. Pengaturan lahan TPA Batua dilakukan dengan pengaturan zona. .
23
Pengaturan lahan TPA dibagi menjadi 5 zona. Sampai saat ini masih satu
zona yang digunakan dikarenakan volume sampah yang sedikit dan lahan
yang diaktifkan masih mampu menampung sampah. Diperkirakan 1 zona
dapat diaktifkan 3 tahun untuk berpindah ke zona yang lain (Ardeah,
2013).
dinding
tempat
pembuangan
TPA terbuat
dari
beton
sehingga
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPA Batuan untuk
meningkatkan pengelolaan sampah adalah prasarana jalan, prasarana
drainase, lapisan kedap air, fasilitas pengamanan gas, fasilitas
pengamanan lindi, alat berat, penghijauan dan fasilitas penunjang
lainnya.
2. Teknis operasional sampah di TPA Batuan secara tahap operasi telah
berjalan dengan lancar. Namun belum terdapat tahap proses penerimaan
dan penimbangan sampah yang dibuang ke lahan pembuangan sampah.
Untuk
pengaturan
lahan
pembuangan
sampah
di
TPA Batuan
pengangkut sampah .
Melakukan pemeriksaan kuantitas lindi setelah pengolahan lindi
beroperasi sehingga fasilitas pengamanan lindi
25
Daftar Pustaka
Ardedah, N. R. 2013. Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir (Tpa) Sampah Di
Kabupaten Sumenep. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Skripsi.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Damanhuri, E. 2008. Diktat Landfilling Limbah. Fakultas Teknik Sipil Dan
Lingkungan. Diktat. Intitut Teknlogi Bandung.
Dirjen
Cipta
Karya.
2013.
Tempat
Pembuangan
Akhir.
Http://Pplp-
Dinciptakaru.Jatengprov.Go.Id/Sampah/File/777282715_Tpa.Pdf.
12
Agustus 2015
Dirjen
Cipta
Karya.
2013.
Dasar
Pengelolaan
Sampah.
Http://Pplp-
Dinciptakaru.Jatengprov.Go.Id/Sampah/File/920227051_Dasar_Pengelolaa
n_Persampahan.Pdf. 12 Agustus 2015
Kantor Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten Sumenep. 2013. LKKD.
Sumenep : KKP Sumenep
Undang Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Sari, J. M.
Indonesia
26