Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KERJA INSTITUSI SANITASI INDUSTRI

PABRIK LIMUN CAP BADAK PEMATANG SIANTAR

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. ANDREAS KALFIN SIHITE P00933119003
2. ESTER MANALU P00933119067
3. IRWANTA PERANGIN-ANGIN P00933119076
4. MEGAWATI AGNESIA BUTAR-BUTAR P00933119086
5. NICAULAS DAMANIK P00933119034
6. TALENTA SIMANJUNTAK P00933119106
7. VANIA EMMANUELA P00933119049

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

PROGRAM STUDI SANITASI D-III SANITASI

2022

0
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Institusi Industri Pabrik Limun Cap Badak Pematang
Siantar
Waktu : Rabu, 02 Februari 2022- Jumat 18 Februari 2022

Laporan ini Telah Diperiksa oleh Pembimbing Lapangan di Pabrik Limun Cap Badak
Pematang Siantar Tahun 2022

Mengesahkan,

Pembimbing Pembimbing Lapangan (CI)

Jernita Sinaga SKM. MPH Bona Kristian Pasaribu


NIP. 197406082005012003 NIP. G18KT040

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Erba Kalto Manik, SKM, M.Sc


NIP. 196203261985021001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan hasil Praktek Kerja Institusi
di Pabrik Limun Cap Badak
Tujuan diadakannya Praktek Kerja Institusi ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah didapatkan oleh penulis sebagai mahasiswi pada program studi kesehatan lingkungan
serta untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan akhir di Kemenkes Politeknik
Kesehatan Medan, Program Studi Sanitasi D-III Kabanjahe.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe Bapak Erba Kalto Manik,S.KM,M.Kes

2. Dosen Pembimbing Ibu Jernita Sinaga ,SKM, MPH yang telah memberikan arahan serta
bimbingan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Institusi.

3. Bapak Robinson Montesquie Martondang selaku Pimpinan dan Bapak Bona Kristian
Pasaribu selaku pembimbing di Pabrik Limun Cap Badak

Semoga Laporan Kerja Institusi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Pematang Siantar, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Tujuan ....................................................................................................................
C. Ruang Lingkup Pki Dilingkungan Industri .............................................................
D. Metode Pengambilan Data ......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum ....................................................................................................
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja..........................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Dan Lokasi ..................................................................................................
B. Objek Pengamatan ..................................................................................................
C. Metode Penyajian Data ...........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................................................
➢ Gambaran Sistem Managemen dan Penerapan K3 di Pabrik Limun Cap Badak
Pematang Siantar ........................................................................................
➢ Penyediaan Air Bersih ................................................................................
➢ Limbah Cair Dan Padat ...............................................................................
➢ Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengaganggu .....................................
➢ Ketersediaan Toilet .....................................................................................
➢ Rata Rata Jumlah Produksi Minuman Per Hari ..........................................
➢ Hasil Pengujian Kualitas Udara ..................................................................
➢ Hasil Pengujian Kualitas Air ......................................................................
B. Pembahasan.............................................................................................................
➢ Kesehatan Dan Keselamatan Kerja .............................................................
➢ Penyediaan Air Bersih ................................................................................
➢ Air Limbah ..................................................................................................
➢ Pengendalian Vektor ...................................................................................
➢ Binatang Pengganggu .................................................................................
➢ Kualitas Udara Di Dalam Industri ..............................................................
➢ Pengendalian Vektor Di Industri ................................................................

iii
➢ Sanitasi Ruangan Dan Bangunan Industri ..................................................
➢ Toilet Yang Terdapat Di Industri ................................................................
➢ Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ........................................
➢ Tugas HSE ..................................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Politeknik Kesehatan Kemenenterian Kesehatan RI Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Kabanjahe merupakan institusi pendidikan yang akan menghasilkan tenaga
professional di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
mahasiswa tentunya perlu dibekali berbagai macam proses belajar mengajar baik teori yang
diberikan di ruang kelas, maupun praktek di laboratorium atau praktikum di Bengkel Kerja
(workshop) dan pengalaman kerja lapangan di berbagai industri//perusahaan yang
berhubungan dengan kurikulum yang ada di jurusan kesehatan lingkungan.
Praktek Kerja Institusi ini dilaksanakan agar mahasiswa memperoleh pengalaman
langsung di lapangan dan dapat memahami serta membandingkan teori yang diperolehnya di
bangku kuliah dengan kenyataan yang didapatkan di lapangan. Agar mahasiswa dapat praktek
dengan benar dan terarah, mereka dibina dan dibimbing oleh dosen pembimbing institusi dan
pihak industri sehingga mahasiswa mampu mengetahui, menganalisa permasalahan yang
ditemui serta dapat memberikan alternative pemecahan masalah dengan baik. Praktek Kerja
Lapangan merupakan bagian yang termuat diantara perkuliahan semester VI dengan beban
studi 3 (tiga) SKS. Mata kuliah ini merupakan “applied science” dari ilmu sanitasi dasar seperti
Penyediaan Air dan Pengelolaan Limbah Cair, Sanitasi Makanan dan minuman,
Pemberantasan Vector, Pengelolaan Sampah, dan Penyehatan Udara.
Supaya mahasiswa, pembimbing memiliki visi dan persepsi yang sama dalam
pelaksanaannya, maka perlu adanya pedoman ini untuk kelancaran Praktek Kerja Industri di
lokasi praktek mahasiswa.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu mengidentifikasi, melaksanakan kegiatan dan memberikan
pemecahan masalah yang ditimbulkan pada persyaratan Sanitasi industri,
keselamatan dan kesehatan kerja di Industri.
2. TUJUAN KHUSUS

1
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data Kesehatan Lingkungan dan kesehatan
kerja di industri.
2. Mahasiswa mampu menganalisis dan menentukan pemecahan masalah
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja di Industri.
3. Mahasiswa mampu memberikan saran-saran perbaikan bila ditemukan ada
masalah tentang sanitasi dan Keselamatan Kerja serta pencemaran lingkungan
industri

C. RUANG LINGKUP PRAKTEK KERJA INSTITUSI DI LINGKUNGAN


INDUSTRI
Praktek Kerja Industri Mahasiswa Prodi D III Sanitasi Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2022 dirumuskan oleh penanggung jawab
dan team teaching jawab mata kuliah sanitasi industri dan K3 pada semester VI sesuai
dengan kurikulum 2009 Jurusan Kesehatan Lingkungan

D. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode luring dimana pembimbing
CI di Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar menjelaskan secara langsung atau tatap
muka kepada mahasiswa.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GAMABARAN UMUM

➢ Sejarah Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar


Pada waktu itu, bidang usaha yang dikelola oleh perusahaan ini adalah:
1. Pembangkit tenaga listrik, dimana pada waktu itu pengadaan listrik belum ada di
Pematang Siantar. Penggunaan tenaga listrik ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di beberapa tempat, seperti: Siantar Hotel, Kantor-kantor, Rumah
Sakit, Perkebunan-perkebunan milik Belanda serta kebutuhan masyarakat umum.
2. Siantar Ice Factory, yaitu pabrik penghasil es untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
umum. Sebagai usaha untuk memperluas usahanya, maka pada tahun 1933 NV Ijs
Fabriek Siantar membuka cabang di Padang Sidempuan dengan nama yang sama dan
bidang usahanya adalah pembangkit tenaga listrik, Pabrik Teraso dan Siantar Ice
Factory.
Pada tanggal 21 Januari 1959 NV Ijs Fabriek Siantar diubah namanya menjadi PT.
Pabrik Es Siantar dan Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera Utara, dengan alasan bahwa
semua perusahaan asing yang berdiri pada waktu itu harus dinasionalisasikan
Pada tahun 1967, saham dari perusahaan dibeli secara angsuran oleh pengusaha pribumi
dan pada tahun 1970, Pabrik Limun Cap Badak Siantar resmi menjadi milik pengusaha
Pribumi yaitu J. Hutabarat dan pada tahun itu juga untuk memperbesar dan memperlancar
usahanya serta untuk menunjang sarana dan prasarana di bidang pemasaran, maka
dibukalah cabang di JL. Sisingamangaraja, Medan. Dan berturut-turut dibuka pula cabang
diantaranya di Tanjung Balai dan Siantar Hotel Parapat, khususnya untuk minuman soft
drink banyak terjadi kemajuan, baik dalam jumlah produksi maupun pemasaran.
Pada mulanya, Pabrik Limun Cap Limun Siantar hanya memasarkan minuman soft
drink cap Badak, namun pada tahun 1982, Pabrik Limun Cap Limun Siantar mendapatkan
lisensi dari Pepsi Cola Internasional untuk memasarkan hasil produknya. Kemudian pada
tahun 1985, Pabrik Limun Cap Badak Siantar mulai menyatukan pemasaran dengan sistem
administrasi yang sama. Sejak tanggal 31 Maret 1985, pemasaran hasil produksi Pabrik
Limun Cap Badak Siantar yaitu minuman ringan (soft drink), dipasarkan oleh PT. Jasa
3
Harapan Barat dan pada bulan Desember 1988, Pabrik Limun Cap Badak Siantar
menyatukan pemasaran 7-up (seven up) dengan cap Badak dan Pepsi Cola. Namun, pada
saat ini Pabrik Limun Cap Badak Siantar hanya memproduksi jenis minuman soft drink
yaitu sarsaparilla dan soda water.

➢ Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Pabrik Limun Cap Badak menghasilkan minuman berkarbonasi. Selain bergerak di


bidang produksi Limun, perusahaan juga bergerak di bidang pembuatan es.

➢ Denah Pabrik Limun Cap Badak

4
➢ Struktur Organisasi

PT. PABRIK ES
SIANTAR
(PES)

DIREKTUR

KOMISARIS

5
MANAGER

KEP. BAGIAN KEP. BAGIAN KEP. BAGIAN BAGIAN


PRODUKSI PERSONALIA PENGADAAN ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN

KEP. BAGIAN BAGIAN KREDIT


ES

BAGIAN KASIR

KEP. BAGIAN
BADAK
BAGIAN
ADMINISTRASI

BAGIAN BAHAN
BAKU

BAGIAN PERSEDIAAN
BARANG JADI

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

➢ Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah dikenal sejak berabad abad
yang lalu sejalan dengan perkembangan industry. Pada awal perkembangannya
penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih terbatas pada kegiatan inspeksi
untuk memeriksa kondisi lingkungan kerja. Kemudian pada tahun 1930-an , H.W. Heinrich
seorang ahli K3 dengan teori dominonya mengawali pendekatan K3 secara ilmiah dengan

6
mengemukakan teori tentang sebab kecelakaan yang dikenal sebagai unsafe action dan
unsafe condition.
Selanjutnya, aspek keselamatan kerja terus berkembang. Perhatian masyarakat terhadap
K3 semakin meningkat, tidak hanya masalah kecelakaan kerja tetapi juga kesehatan di
tempat kerja. Banyak ditemukan penyakit yang menimpa pekerja berkaitan dengan
pekerjaan dan kondisi tempat kerja yang tidak aman. Diketahui pula bahwa kondisi
lingkungan juga dapat menimbulkan bahaya terhadap pekerja seperti kebisingan,
suhu,cuaca kerja dan sebagainya. Program mengenai pencegahan penyakit akibat kerja
akhirnya mulai dikembangkan dan menjadi bagian dari program K3.
Menurut Alamsyah dan Muliawati (2013) bahwa hakikat dari Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) meliputi dua hal, yaitu:
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja seoptimal mungkin, pada
pekerja/buruh,petani,nelayan,pegawai negeri,pengusaha, manajer atau pekerja bebas di
semua sector kegiatan ekonomi dan non ekonomi formal, sehingga tercapai
kesejahteraan tenaga kerja
2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, yang berlandaskan
kepada perbaikan daya kerja dan produktivitas faktor manusia dalam produksi.

Salah satu organisasi professional K3 di USA, International Association of Safety


Professional (IASP) menetapkan 8 prinsip K3 yang menjadi landasan pengembangan
K3 sebagia berikut :
a. Safety is an ethical responsibility
b. Safety is a culture not a program
c. Management is responsible
d. Employess must be trained to work safety
e. Safety is a condition of employment
f. All injuries are preventable
g. Safety programs must be site specific
h. Safety is good business

➢ Kebijakan K3
Kebijakan merupakan persyaratan utama dalam semua system manajemen seperti
Manajemen Lingkungan, Manajemen mutu dan lainnya. Kebijakan merupakan roh dari

7
semua system, yang mampu memberikan spirit dan daya gerak untuk keberhasilan suatu
usaha.
Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan
organisasi perusahaan.Kebijakanyangditetapkanmanajemenmenuntut partisipasi dan kerja
sama semua pihak. Setiap pesserta diberi arahan dan pemikiran nyang membantu mencapai
semua sasaran dan hasil. Setiap kebijakan mengandung sasaran jangka panjang dan
ketentuan yang harus dipatuhi setiap kategori fungsionaris perusahaan.
sama semua pihak.Setiap peserta diberi arahandan pemikiranyangakanmembantunya
Kebijakan K3 (OH&S Policy) merupakan perwujudan dari komitmen
pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekatuntuk
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja.
Oleh karena itu, kebijakan K3 sangat penting dan menjadi landasan utama yang
diharapkan mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam organisasi sehingga
programK3yangdiinginkandapatberhasildenganbaik. Namun demikian, suatu kebijakan h
endaknya jangan hanya bagus dan indahdiatas kertas tetapi tidak ada implementasi atau
tindak lanjutnya sehingga akan sia-sia belaka. Tanpa adanya kebijakan yang dilandasi
dengan komitemen yang kuat, apapun yang direncanakan tidak akan berhasil dengan baik.
Frank Bird dalam bukunya “Commitment”, menyebutkan bahwa komitmen adalah niat
atau tekad untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi daya dorong yang sangat kuat untuk
mencapai tujuan. Tekad dan keinginan tersebut, akan tercermin dalam sikap dan
tindakannya tentang K3. Tanpa komitmen dari semua unsure dalam organisasi, khususnya
para pimpinan, pelaksanaan K3 tidakakan berjalan dengan baik.
Komitmen bukan sekedar diucapkan atau dituangkan dalam tulisan dan instruksi,
tetapi harus diwujudkan secara nyata dalam tindakan dan sikap sehari-hari.

➢ Kecelakaan Kerja dan Pencegahannya


Pengertian Kecelakaan Kerja
terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau
property maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri. Dengan
demikian kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat
unsur kesengajaan dan perencanaan
8
b. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu
disertai kerugian dan kerusakan baik fisik, maupun mental
c. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya akan
dapat menyebabkan gangguan proses kerja.
Menurut Tarwaka (2012), bahwa pada pelaksanaannya kecelakaan kerja diindustri
dapat dibagi 2 kategori utama, yaitu :
a) Kecelakaan industri (Industrial Accident): yaitu suatu kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali
b) Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident): yaitu kecelakaan yang
terjadi diluar tempat kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja

Dengan demikian, kejadian kecelakaan merupakan suatu rentetan kejadian yang


disebabkan oleh adanya faktor-faktor atau potensi bahaya yang satu sama lain yang saling
berkaitan.
Sebab-sebab Kecelakaan Kerja
Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor penyebab
secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi.
Secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Sebab dasar atau asal mula. Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang
mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar
kecelakaan kerja di industri antara lain meliputi faktor :
▪ Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pemimpin perusahaan
dalam upaya penerapan K3 di perusahaannya
▪ Manusia atau para pekerja sendiri, dan
▪ Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja
b. Sebab Utama. Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalahadanya faktor
dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar (substandards). Sebab
utama kecelakaan kerja antara lain :
1) Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman
(Unsafe Actions), yaitu tindakan berbahaya dari para tenaga kerja
yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab antara lain :
▪ Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge
and skill)

9
▪ Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate
Capability)
▪ Ketdakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Bodilly
Defect)
▪ Kelelahan dan kejenuhan (fatigue and boredom)
▪ Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe attitude and
habits)
▪ Kebingungan dan stress (confuse and stress) karena prosedur kerja
yang baru belum dapat dipahami
▪ Belum menguasai/belum tampil dengan peralatan atau mesin-
mesin baru (lack of skill)
▪ Penurunan konsentrasi (dificulty in concentrating) dari tenaga
kerja saat melakukan pekerjaan
▪ Sikap masa bodoh (Workers ignorance) dari tenaga kerja
▪ Kurang motivasi kerja (Improper Motivation) dari tenaga kerja
▪ Kurang adanya kepuasan kerja (Improper Motivation)
▪ Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri
2) Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman
(Unsafe conditions) yaitu kondisi tidak aman dari mesin, peralatan,
bahan; lingkungan dan tempat kerja;proses kerja; sifat pekerjaan dan
sistem kerja. Lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja
lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan
penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat
sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama
pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu
konsentrasi.
Interaksi Manusia-Mesin dan Sarana Pendukung Kerja yang Tidak Sesuai
(Unsafe Man-Machine Interaction) yaitu interaksi manusia dan sarana
pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan. Apabila interaksi
antara keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadi suatu kesalahan
yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja. Dengan demikian,
penyediaan sarana kerja yang sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia, harus sudah dilaksanakan sejak desain dan sistem kerja.

10
➢ ALAT PELINDUNG DIRI
Alat pelindung diri (APD) adalah perlengkapan yang wajib digunakan pada saat
melakukan pekerjaan sesuai dengan bahaya atau risiko yang terdapat di tempat kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja. Perusahaan atau pelaku usaha yang mempekerjakan pekerja
atau buruh memiliki kewajiban menyediakan APD di tempat kerja. Alat pelindung diri akan
memberikan perlindungan yang efektif apabila APD tersebut dipilih secara tepat dan selalu
dipakai oleh pekerja yang bersangkutan.
Pemilihan APD yang salah, selain tidak bermanfaat dapat juga menimbulkan bahaya
tambahan bagi pemakainya. Instruksi secara lisan maupun secara tulisan perlu diberikan
kepada semua pekerja tentang apa dan dalam keadaan apa APD harus digunakan oleh
pekerja, apakah APD dipakai secara terus menerus selama bekerja atau hanya pada saat
melakukan pekerjaan tertentu. Demikian pula poster-poster tentang keselamatan dan
kesehatan kerja perlu dipasang di tempat kerja yang dapat dibaca dengan mudah oleh
pekerja (Buntarto, 2015).
Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh para pekerja selama melakukan
pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan masing-masing dengan maksud tujuan untuk
melindungi pekerja agar selama bekerja mendapatkan kenyamanan dan keselamatan
bekerja (Suma’mur , 2010).
Alat pelindung diri (APD) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu APD bagian kepala, APD
bagian tubuh dan APD bagian tubuh lainnya.
1. Alat pelindung kepala

Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang
melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan
kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim. Jenis Jenis alat pelindung
kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau
pengaman rambut, dll

2. Alat pelindung mata dan muka

Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel
yang melayang di udara dan di badan air, percikan bendabenda kecil, panas, atau uap panas,

11
radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.

Jenis Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles),
goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman
dalam kesatuan (full face masker).

3. Alat pelindung telinga

Fungsi Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis Jenis alat pelindung telinga terdiri
dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).

4. Alat pelindung pernapasan

Fungsi Alat pelindung pernapasan adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau
menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut
(aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya.

Jenis Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, re-breather, airline respirator, Continues Air Supply Machine =
Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator (SelfContained Underwater
Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan
emergency breathing apparatus.

5. Alar pelindung tangan

Fungsi Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari paparan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, reaksi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat pathogen (virus dan bakteri) dan jasad renik.

12
Jenis Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit,
kain kanvas, kain berlapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia

6. Alat pelindung kaki

Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad
renik, tergelincir.

Jenis Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya
peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik,
dan/ atau bahaya binatang dan lain-lain.

7. Pakaian pelindung

Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagian badan atau seluruh
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan
benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia cairan dan logam panas, uap panas,
benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-
organisme pathogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus,
bakteri dan jamur. Jenis Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (vests), celemek
(apron/coveralls), jaket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh
bagian badan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN LOKASI

13
Praktikum ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 02 Februari 2022- 18 Februari
2022 di Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar.

B. OBJEK PENGAMATAN
Objek pengamatan dalam praktek kerja ini yaitu kesehatan dan keselamatan kerja dan
ilmu sanitasi dasar seperti Tata cara pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja,
Penyediaan air dan Pengolahan Limbah Cair industri, Sanitasi Makanan dan Minuman,
Pemberantasan Vektor, Pengolahan Sampah, dan Penyehatan Udara.

C. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode luring dimana pembimbing
CI di Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar menjelaskan secara langsung atau tatap
muka kepada mahasiswa.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

14
a. Gambaran Sistem Managemen dan Penerapan K3 di Pabrik Limun Cap Badak
Pematang Siantar
Hasil Survey
No Komponen Penilaian
Ya Tidak
1 Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti
helm, safety boots/safety shoes, sarung tangan, masker,

rompi dan alat pelindung diri lainnya yang dapat
menghindarkan diri dari kecelakaan.
2 Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai √
3 Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi

suatu tanda-tanda
4 Perusahaan memberikan pelatihan dan pendidikan bagi
setiap karyawan untuk bertindak dengan aman dalam √
menyelesaikan tugas/pekerjaan
5 Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi

lngkungan kerja yang aman dan bersih
6 Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih intensif

terhadap pelaksanaan kerja karyawan
7 Perusahaan memberikan metode atau petunjuk kerja yang

dapat mempermudah pekerjaan karyawan.
8 Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan

pertama bila terjadi kecelakaan kerja
9 Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi pada tempat
kerja yang dipimpin pada pejabat yang ditunjuk oleh √
mentri tenaga kerja.
10 Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap

karyawan.
11 Perusahaan memberikan pendidikan mengenai
-
pentingnya kesehatan dalam menyelesaikan pekerjaan .
12 Tenaga kerja menggunakan APD yang diwajibkan √
13 Setiap karyawan yang sakit akan dirujuk ke RS yang telah

di tentukan oleh perusahaan.

15
14 Perusahaan telah memberikan instruksi tentang
pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam dan √
ketika bekerja
15 Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaannya di dalam

tempat kerja menurut petunjuk pegawai pengawasan atau
ahli K3

b. Penyediaan Air bersih


Hasil Survey
No Komponen Penilaian
Ya Tidak
1 Tersedia air bersih yang cukup (min
60L/orang/hari) √

2 Saluran air bersih menggunakan perpipaan √


3 Melakukan pemeriksaan air bersih minimal 2 kali

setahun pada musim hujan dan musim kemarau

Untuk penyediaan air bersih pada PT Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar memiliki dua
aliran, yaitu :
1. Sumber mata air umbul, air ini digunakan untuk bahan pembuatan limun di PT
Pabrik Limun pematang siantar
2. Sumber air Bah bolon air ini digunakan untuk pemutar turbin aliran listrik untuk
mesin pengolahan limun dan aliran listrik lainnya (PLN) untuk keperluan pabrik.
3. Air tidak akan terkontaminasi karna air langsung dialirkan ke perpipaan.

c. Limbah Cair dan Padat

No Komponen Penilaian Hasil Survey

16
Ya Tidak
1 Terdapat tempat sampah yang kuat, cukup ringan,

tahan karat, kedap air dan memiliki tutup
2 Tersedia tempat sampah dalam radius setiap 20 meter √
3 Sampah kering dan basah ditampung dalam tempat

yang terpisah
4 Pengangkutan sampah minimal 2 kali sehari √
5 Saluran limbah kedap air, tertutup, lancar dan tidak

menimbulkan bau

d. Pengendalian vektor dan binatang pengganggu


Hasil Survey
No Komponen Penilaian
Ya Tidak
1 Menjaga kebersihan,sehingga tidak terjadi tumpukan

sampah tempat perkembang biakan vektor (lalat)
2 Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus √
3 Melakukan pengendalian terhadap serangga dan tikus √
4 Memasang perangkap tikus √
5 Ruang kerja bebas tikus √

e. Ketersediaan toilet
Hasil Survey
No Komponen Penilaian
Ya Tidak
1 Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet pria √
2 Jumlah kamar mandi harus cukup untuk karyawan dan
pengunjung 1 kamar mandi wanita untuk 20 orang dan 1 √
kamar pria untuk 25 orang).
3 Dalam toilet terdapat wastafel,jamban dan peturasan √
4 Dibersihkan min 2x sehari √
5 Tidak terdapat serangga dan tikus. √

17
f. Rata-rata Jumlah Produksi Minuman per hari
No Jenis Produk Jumlah Produksi/Hari
1 Sarsaparilla 900 krat
2 Soda Water 750tol

g. Hasil Pengujuan Kualitas Udara

Laporan Hasil Pengujian Kualitas Udara


Nomor Laporan Uji : 007/XI/UE/SEL/2019
Tanggal Terbit Laporan Uji : 13 Januari 2020
Nama Pelanggan : Pro-Enviro
Alamat Pelanggan : Setia Budi
Jenis Contoh Uji : Udara Emisi
Jumlah Contoh Uji : 5 (Lima) buah contoh uji
Tanggal/Waktu Pengambilan Contoh Uji :-
Tanggal Contoh Diterima : 15 November 2019 di Laboratorium
Tanggal Contoh Dianalisis : 15 November 2019
Lokasi Titik Pengambilan Contoh : Pabrik Es

NO Parameter Satuan Hasil Metode


Pengujian
1 Sulfur Dioksida (SO2) Ppm 23 Portable Pump-Suction
Gas Detector
2 Karbon Monoksida (Co) Ppm 2 Gas Analyzer E 4500-3
3 Nitrogen Oksida (No2) Ppm 62 Gas Analyzer E 4500-3
4 Opasitas 10 Opacitiy Meter

h. Pengujian Kualitas Air

Hasil Pengujian Kualitas Air

18
Nomor sertifikat : 204-8/AL/ENVIRO/XI/2019
Nama pemohon : DINAS LINGKUNGAN HIDUP (DLH)
KOTA PEMATANG SIANTAR
Lokasi pemohon : Jl. Rakoeta sembiring No.86, Naga Pita, siantar martoba,
Kota pematang siantar, sumatera utara 21143
Jenis contoh uji : kualitas air limbah
Tanggal pengambilan contoh uji :11 november 2019
Titik pengambilan contoh uji : Pabrik Es

NO. parameter satuan Hasil penguji Baku mutu Metoda


1 pH - 6,76 6-9 SNI 06-6989. 11-2004
2 BOD mg/L 2,58 30 APHA 5210 B 2012
3 COD mg/L 25,42 100 SNI 6989. 73-2009
4 TSS mg/L 2,60 30 SNI 06-6989. 3-2004
5 Minyak dan Lemak mg/L 8,00 5 SNI 6989. 10-2011
6 Amoniak mg/L 0,30 10 SNI 06-6989. 30-2005

B. PEMBAHASAN

➢ KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

19
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan suasana
bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas setinggi-tingginya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang
pekerjaan tanpa terkecuali proyek pembangunan gedung seperti apartemen, hotel, mall dan
lain-lain, karena penerapan K3 dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan kerja. Smith dan Sonesh (2011)
mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan dan kelelamatan kerja (K3) mampu
menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Semakin besar pengetahuan karyawan
akan K3 maka semakin kecil terjadinya resiko kecelakaan kerja, demikian sebaliknya
semakin minimnya pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin besar resiko terjadinya
kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsi manajemen dalam
upaya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan
atau instansi tertentu apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja (T. Lestari, Erlin
Trisyulianti, 2012: 73).
Pengertian kecelakaan kerja menurut Frank Bird Jr, adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada
tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Ahmad Reza Ramdani,
2013: 13) :
✓ Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun harta benda.
✓ Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
✓ Near Miss : adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident maupun accident.

Faktor penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia (unsafe human acts),
berupa tindak perbuatan manusia yang tidak mengalami keselamatan seperti tidak memakai
Alat Pelindung Diri (APD), bekerja tidak sesuai prosedur, bekerja sambil bergurau, menaruh
alat atau barang tidak benar, kelelahan, kebosanan dan sebagainya selain faktor manusia

20
jugadisebabkan faktor lingkungan (unsafe condition), berupa keadaan lingkungan yang
tidak aman, seperti mesin tanpa pengaman, peralatan kerja yang sudah tidak baik tetapi
masih dipakai, cuasa, dll. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan pada risiko terjadinya
kecelakaan kerja adalah inspeksi K3 harian untuk pemakaian alat pelindung diiri (APD)
lengkap dan pemantauan kepada pekerja yang tidak memakai APD (Saloni dan Ferida,
2016).
Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban yang terpapar
penyakit akibat kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan memahami penyakit akibat
kerja ini adalah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan agar lebih mengerti tentang
penyakit akibat kerja dan dapat mengurangi korban yang terpapar penyakit akibat kerja guna
meningkatkan derajat kesehatan dan produktif kerja. Beberapa penyakit akibat kerja
tersebut antara lain ialah Penyakit kulit dan Gejala pada Punggung dan Sendi.

➢ PENYEDIAAN AIR BERSIH


Bahan baku air yang digunakan untuk pembuatan soft drink (minuman ringan) di PT.
Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar menggunkan air yang berasal dari mata air
yang disebut dengan nama air umbul yaitu air yang didapat dari kedalaman 130 meter yang
terletak tepat didekat pabrik (dibawah jembatan sungai bah bolon) dan dapat digunakan
sebagai treated water. Air umbul yang digunkan sebagai bahan baku utama untuk
pembuatan soft drink karena memiliki kesadahan air yang rendah dan pH 6-7, juga karena
memiliksi turbidity yang rendah sehingga tingkat kejernihannya tinggi dan membuat proses
pengolahan lebih menguntungkan hal ini didukung oleh adanya kerja sama antara PT.
Pabrik Limun Cap Badak Siantar dengan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan
air bersih secara rutin yaitu 6 bulan sekali. Dan menurut hasil pemeriksaan kualitas air
bersih maka air umbul digunakan layak untuk di konsumsi (PERMENKES
416/MENKES/PER/IX/1990).

➢ AIR LIMBAH
Limbah pabrik merupakan buangan dari suatu proses produksi yang sudah tidak
terpakai lagi. Limbah dibagi dalam 2 kategori, yaitu limbah padat/sampah dan limbah cair.
Menurut Kepmenkes RI No 1405 tahun 2002, untuk menangani sampah padat harus te
21
rdapat tempat sampah yang memenuhi persyaratan, yaitu: kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air, memiliki tutup dan mudah dibersihkan.
Selain itu sampah kering dan sampah basah harus ditampung dalam tempat yang
terpisah, juga pengangkutan sampah minimal 2 kali sehari. Setelah melakukan survey,
maka disimpulkan bahwa benar terdapat tempat sampah yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air, memiliki tutup dan mudah dibersihkan. Untuk limbah cair, juga memiliki
persyaratan saluran limbah harus kedap air, tertutup, lancar dan tidak menimbulkan bau,
juga melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai dengan cara
penaburan bubuk Natrium Karbonat untuk menetralkan keasaman pada limbah cair.

➢ PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU


Vektor adalah anthropoda yang dapat membawa dan memindahkan bibit penyakit
kepada penjamu yang sehat. Menurut Kepmenkes No 1405 tahun 2002, kontruksi
bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembangnya vektor penyakit, memasang
alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, menjaga kebersihan sehingga
tidak terdapat penumpukan sampah tempat perkembangbiakan vektor (lalat).
Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus, melakukan pengendalian bahan
kimia, memasang perangkat untuk tikus yang berupa radiasi, ruang kerja harus bebas tikus.
Setelah melakukan survey, maka dapat disimpulkan bahwa kontruksi bangunan
memungkinkan vektor masuk tetapi tidak memungkinkan untuk berkembang biak. Di
Pabrik Limun Cap Badak Siantar memasang peralatan (perangkap tikus) yang dapat
mencegah masuknya.

➢ KUALITAS UDARA DI DALAM INDUSTRI


Kualitas udara ruangan adalah keadaan udara berdasarkan sifat fisiknya, kandungan
debu, pertukaran udara dan kandungan gas pencemar dalam udara. Sifat fisik tersebut
meliputi suhu dan kelembaban. Berdasarkan Kepmenkes RI No 1405 tahun 2002 tentang
sanitasi lingkungan industri, suhu udara yang optimal adalah 18-28°C. Sedangkan
kelembaban udara yang optimal adalah 40-60%. Setelah mengadakan survey tentang
kualitas udara ruangan, diperoleh hasil yaitu suhu ruangan >30°C dan kelembaban udara
sebesar <65%. Maka dapat disimpulkan, bahwa suhu udara di dalam ruangan produksi
masih perlu diperbaiki contohnya dengan menggunakan AC atau penambahan cerobong
udara agar suhu dan kelembapan udara memenuhi syarat.

22
➢ KEBISINGAN DI DALAM INDUSTRI
Kualitas udara ruangan adalah keadaan udara berdasarkan sifat fisiknya, kandungan
debu, pertukaran udara dan kandungan gas pencemar dalam udara. Sifat fisik tersebut
meliputi suhu dan kelembaban. Berdasarkan Kepmenkes RI No 1405 tahun 2002 tentang
sanitasi lingkungan industri, suhu udara yang optimal adalah 18-28°C. Sedangkan
kelembaban udara yang optimal adalah 40-60%. Setelah mengadakan survey tentang
kualitas udara ruangan, diperoleh hasil yaitu suhu ruangan >30°C dan kelembaban udara
sebesar <65%. Maka dapat disimpulkan, bahwa suhu udara di dalam ruangan produksi
masih perlu diperbaiki contohnya dengan menggunakan AC atau penambahan cerobong
udara agar suhu dan kelembapan udara memenuhi syarat.
Setelah melakukan survey, maka tingkat kebisingan di pabrik adalah:

NO TINGKAT KEBISINGAN (DBA) PEMAPARAN HARIAN

1 90 8 jam/hari
2 92 8 jam/hari
3 94 8 jam/hari
4 90 8 jam/hari

sehingga dapat disimpulkan kebisingan yang ada di bagian ruang produksi sudah
melebihi ambang batas dan dapat menimbulkan gangguan pendengaran terhadap karyawan
yang bekerja.

➢ PENGENDALIAN VEKTOR DI INDUSTRI


Vektor adalah anthropoda yang dapat membawa dan memindahkan bibit penyakit
kepada penjamu yang sehat. Menurut Kepmenkes No 1405 tahun 2002, kontruksi
bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembangnya vektor penyakit, memasang
alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, menjaga kebersihan sehingga
tidak terdapat penumpukan sampah tempat perkembangbiakan vektor (lalat),
Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus, melakukan pengendalian dengan
menggunakan radiasi, memasang perangkat untuk tikus, sehingga ruang kerja harus bebas
tikus. Setelah melakukan survey, maka dapat disimpulkan bahwa kontruksi bangunan
memungkinkan vektor masuk tetapi tidak memungkinkan untuk berkembang biak.

23
Di Pabrik Limun Cap Badak Siantar memasang peralatan (perangkap tikus) yang dapat
mencegah masuknya tikus. Tidak ada tumpukan sampah di dalam ruangan kerja yang dapat
menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan dilakukan pemberantasan
perkembangbiakan vektor. Tetapi pada saat pembongkaran barang ataupun rak-rak tempat
minuman masih ditemukan kecoa dan perlu di lakukan pengendaliannya.

➢ SANITASI RUANGAN DAN BANGUNAN DI INDUSTRI


Ruang dan bangunan adalah prasarana yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Fungsinya antara lain sebagai wadah penempatan peralatan, tempat dilakukannya proses
pengolahan, sampai tempat penyimpanan hasil olahan. Menurut Kepmenkes No 1405
tahun 2002, kontruksi bangunan harus kuat , terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan, lantai harus terbuat dari bahan yang kuat ,
kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih, dinding harus kedap air, bersih dan
berwarna terang, langit- langit harus kokoh, bersih, berwarna terang dan ketinggian min
2,5 M dari lantai, luas jendela harus 1/6 kali luas lantai, lantai dibersihkan dengan
menggunakan antiseptic, tinggi langit- langit min 2,5 meter dari luas lantai. Setelah
melakukan survey, maka disimpulkan bangunan kuat, bersih, lantai kedap air, permukaan
rata, dinding kurang terang, langit-langit kokoh, ketinggian min 2,5 m dari luas lantai.

➢ TOILET YANG TERDAPAT DI INDUSTRI


Toilet adalah penggabungan antara sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja
atau kotoran manusia. Didalam toilet harus terdapat berbagai fasilitas yang sesuai
fungsinya terutama dalam pengolahan limbah cair dan kotoran manusia. Menurut
Kepmenkes No 1405 tahun 2002, toilet karyawan wanita harus terpisah dengan toilet pria,
jumlah kamar mandi harus cukup untuk karyawan dan pengunjung (1 kamar mandi wanita
untuk 20 orang dan 1 kamar mandi pria untuk 25 orang), dalam toilet harus terdapat
wastafel, jamban, peturasan, harus dibersihkan minimal 2 kali sehari. Setelah melakukan
survey, maka dapat disimpulkan bahwa toilet karyawan wanita terpisah dengan pria.
Jumlah toilet sebanyak 8unit dengan jumlah karyawan sebanyak 61orang.

➢ Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Sistem aturan kerja pada pekerja bagian produksi maupun perkantoran administrasi
yaitu bekerja pada hari senin-jumat jam kerja mulai pukul 08.00-16.00 wib, sedangkan pada
hari sabtu jam kerja mulai pukul 08.00-13.00. jika ada pekerja yang terlambat lebih dari 15
24
menit maka akan dipulangkan dan jika pekerja bekerja melewati batas jam kerja maka
dihitung lembur.
Pekerja Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar sudah mengenakan alat pelindung
diri (APD) yang diperlukan untuk mencegah peluang terjadinya kecelakaan seperti sepatu
boot, sarung tangan, masker, helm, dan earplug. Akan tetapi, pekerja tidak mengenakan
APD untuk mencegah terjadinya kecelkaa kerja pada saat produksi. Karyawan yang
berhubungan langsung dengan mesin lebih diperhatikan keamanannya guna mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
Penanggung jawab dalam penyediaan dan pengawasan alat pelindung diri adalah pak
Bona Pasaribu. Selain itu ada juga Ibu Lina, Dimana ibu lina akan meminta persetujuan ke
pak Matondang untuk membeli alat k3. Setelah itu diserahkan ke pak bona pasaribu sebagai
ketua dibagian K3 untuk pembelian alat pelindung diri. Setelah itu diserahkan ke karyawan
es, karyawan mesin, dan lain-lain. Setelah dipakai, jika rusak langsung dibilangkan ke pak
bona baru dibuat proposal untuk minta baru kembali.
Perawatan untuk alat pelindung diri juga rutin dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja akibat kerusakan alat pelindung diri (APD), contohnya seperti helm yang
pecah maka akan langsung diganti oleh pihak pabrik. Pegawai yang tidak mengenakan alat
pelindung diri juga diberikan peringatan dan sanksi secara tegas hal itu dilakukan agar
terhindar dari kecelakaan kerja. Peringatan pertama yang diberikan merupakan teguran
secara lisan, kemudian berlanjut ke teguran tertulis, dan akhirnya sangsi pemecatan
karyawan tersebut.
Factor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam pabrik tersebut yaitu karna pekerja
malas menggunakan APD dengan alasan mengganggu dalam pekerjaan. Hal ini lah yg
menjadi hambatan dalam penerapan K3 di pabrik tersebut. Jika hambatan dari perusahaan
sendiri itu tidak ada, karna apa yang diminta tetap akan diberikan dan perlengkapan APD
juga sudah dilengkapi, tetapi kadang - kadang karyawan itu sendiri lalai, sehingga terjadilah
kecelakaan kerja.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan
membentuk badan managemen k3 di setiap departemen. Badan management K3 di setiap
bagian departemen pabrik ada 1 orang yang mengawasi tentang K3 seperti penggunaan alat
pelindung diri. Selain itu, pabrik juga menyediakan alat pelindung diri yang dibutuhkan
pekerja. Memasang spanduk ataupun poster tentang K3. Persemester atau 6 bulan sekali
pabrik menyediakan sara penyuluhan tentang K3 kepada karyawan pabrik, seperti
penyuluhan dari BPOM Indonesia, BPOM MUI, Dinas ketenagakerjaa, dan Dinas
25
lingkungan hidup. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan di puskesmas terdekat setiap
tiga tahun sekali.

➢ Tugas pokok dan fungsi HSE (Health Safety Environment)


Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar membentuk badan management K3 yang
memiliki tugas dan fungsi serupa dengan HSE, yang mana diketuai oleh pak bona pasaribu.
Disetiap departemen pabrik ada satu orang sebagai petugas HSE yang bertugas untuk
mengawasi semua karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri, vektor, factor-faktor
kecelakaan kerja dan sebagainya.
Adapun tugas dan fungsi dari HSE (Health Safety Environment) yaitu sebagai berikut :
1) Memastikan Bahwa Perusahaan Telah Menjalankan Proses K3 Sesuai Dengan
Standar Operasional Atau Berdasarkan Iso.
2) Melakukan Kontrol Terhadap Sistem Kerja Manufaktur Dan Berprinsip Pada K3
Sehingga Perusahaan Dapat Menerapkan Sistem Dan Aturan Yang Dapat
Meminimalkan Kecelakaan Kerja.
3) Hse Perlu Melibatkan Banyak Pihak Terutama Hr Dalam Mengintegrasikan
Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Karyawan.
4) Seorang Hse Manager, Sejatinya Bukan Hanya Berfokus Pada K3, Namun
Keseluruhan Bisnis, Bekerjasama Dengan Hr, Hse Manager Artinya Harus Mampu
Membangun Budaya Dan Bisnis Usaha Secara Sehat.
5) Menganalisis Risiko Terjadinya Kecelakaan Kerja.
6) Melakukan Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Karyawan.
7) Membuat Laporan Dan Me-Review Performa Sistem Dan Juga Intensitas
Terjadinya Kecelakaan Kerja.
8) Memastikan Seluruh Karyawan Dan Juga Tamu Perusahaan Menerapkan Standar
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Lingkungan Pabrik Atau Perusahaan.
9) Menangani Kecelakaan Dan Menyelidiki Penyebab Kecelakaan Kerja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

26
A. KESIMPULAN
1. Pabrik Limun Cap Badak Siantar dengan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan
air bersih secara rutin yaitu 6 bulan sekali. Dan menurut hasil pemeriksaan kualitas air
bersih maka air umbul digunakan layak untuk di konsumsi (PERMENKES
416/MENKES/PER/IX/1990).\
2. Di Pabrik Limun Cap Badak Siantar memasang peralatan (perangkap tikus) yang dapat
mencegah masuknya.
3. Suhu udara di dalam ruangan produksi masih perlu diperbaiki contohnya dengan
menggunakan AC atau penambahan cerobong udara agar suhu dan kelembapan udara
memenuhi syarat.
4. Kebisingan yang ada di bagian ruang produksi sudah melebihi ambang batas dan dapat
menimbulkan gangguan pendengaran terhadap karyawan yang bekerja.
5. Di Pabrik Limun Cap Badak Siantar memasang peralatan (perangkap tikus) yang dapat
mencegah masuknya tikus. Tidak ada tumpukan sampah di dalam ruangan kerja yang
dapat menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan dilakukan pemberantasan
perkembangbiakan vektor. Tetapi pada saat pembongkaran barang ataupun rak-rak
tempat minuman masih ditemukan kecoa dan perlu di lakukan pengendaliannya.
6. Setelah melakukan survey, maka disimpulkan bangunan kuat, bersih, lantai kedap air,
permukaan rata, dinding kurang terang, langit-langit kokoh, ketinggian min 2,5 m dari
luas lantai.
7. Toilet karyawan wanita terpisah dengan pria. Jumlah toilet sebanyak 8unit dengan
jumlah karyawan sebanyak 61orang.
8. Pekerja Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar sudah mengenakan alat pelindung
diri (APD) yang diperlukan untuk mencegah peluang terjadinya kecelakaan seperti
sepatu boot, sarung tangan, masker, helm, dan earplug. Akan tetapi, pekerja tidak
mengenakan APD untuk mencegah terjadinya kecelkaa kerja pada saat produksi.
Karyawan yang berhubungan langsung dengan mesin lebih diperhatikan keamanannya
guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

B. SARAN
1. Untuk mengendalikan tingkat kebisingan yang sudah melebihi ambang batas
seharusnya karyawan menggunakan alat penutup telinga agar tidak terjadi gangguan
pada pendengaran
2. Sebaiknya pihak pabrik memberikan ketegasan berupa sanksi kepada karyawan yang
tidak menggunakan APD demi menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan
3. Penulis juga berharap agar Pabrik Limun Cap Badak Pematang Siantar ini menerima
tenaga Kesehatan Lingkungan dalam mengawasan sanitasi yang ada di Pabrik Limun
Cap Badak Pematang Siantar

27
DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PRODI D III SANITASI JURUSAN


KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

28
http://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-industri/article/view/2979
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/4550
https://docplayer.info/72101057-Pengendalian-vektor-penyakit-dan-binatang-
pengganggu.html
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2677
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/92472/Nurul%20Farida%20-
%20142110101039_.pdf?sequence=1
https://www.academia.edu/9362880/MAKALAH_PENGENDALIAN_VEKTOR_DAN_BIN
ATANG_PENGGANGGU_B_Pendendalian_Tikus_dan_Penyakit_Yang_Berhubun
gan_Dengan_Tikus_
https://www.cekaja.com/info/mengetahui-pengertian-dan-fungsi-apd-sesuai-kebutuhannya
Https://Www.Researchgate.Net/Profile/Ferida-
Yuamita/Publication/325230989_ANALISIS_FAKTOR_KESEHATAN_DAN_KESEL
AMATAN_KERJA_K3_YANG_SIGNIFIKAN_MEMPENGARUHI_KECELAKAAN_
KERJA_PADA_PROYEK_PEMBANGUNAN_APARTEMENT_STUDENT_CASTLE/
Links/618b3cc261f098772079db9a/ANALISIS-FAKTOR-KESEHATAN-DAN-
KESELAMATAN-KERJA-K3-YANG-SIGNIFIKAN-MEMPENGARUHI-
KECELAKAAN-KERJA-PADA-PROYEK-PEMBANGUNAN-APARTEMENT-
STUDENT-CASTLE.Pdf
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.

DOKUMENTASI

29
30

Anda mungkin juga menyukai