Anda di halaman 1dari 13

Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 1

BAB I

KONSEP DASAR PENGAWASAN KUALITAS AIR


Oleh: Suparmin, SST M.Kes*)
Lektor pada Poltekes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
*)

Air sangat dibutuhkan dan penting untuk hidup dan kehidupan. Forrest B. Wright
menyatakan :
“The use of water by man, plants and animals is universal. Without it there can be no life.
Every living thing requires water, man can go nearly two month without food, but can go
life only three or four days without water “

Kegunaan air bagi manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah mutlak. Manusia masih
dapat hidup hampir dua bulan tanpa makan, tetapi tidak dapat bertahan hidup hanya tiga atau empat
hari tanpa air.
Selain kegunaan tersebut di atas, air yang tidak memenuhi syarat kualitas akan menimbulkan
berbagai gangguan, baik bersifat teknis, estetis maupun yang berhubungan dengan kesehatan. Agar
senantiasa terpenuhi aspek kualitas salah satu upaya yang harus dilaksanakan adalah kegiatan
pengawasan kualitas air. Kegiatan pengawasan kualitas air pada dasarnya dilakukan untuk
mencegah agar air tidak menimbulkan gangguan kesehatan sehingga air aman dikonsumsi.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) mengemukakan bahwa konsep dasar
dan tujuan pengawasan kualitas air harus dapat membentuk dan menjamin bekerjanya infrastruktur
(unit kerja utama) yang melaksanakan pemantauan dan penyelidikan sarana air bersih untuk
menemukan penyimpangan sekaligus penyebabnya, yang beresiko terhadap kesehatan masyarakat
dan berkaitan dengan semua aspek penyediaan air bersih. Dari kegiatan ini akan diperoleh data dan
informasi tentang kualitas air serta keadaan sarana.
Kegiatan pengawasan kualitas air diharapkan mampu menciptakan dan menjamin suatu
sistem yang akan melaksanakan kegiatan tindak lanjut penanggulangan, agar diperoleh pelayanan air
bersih yang memenuhi syarat kesehatan atau dengan resiko kesehatan yang sekecil-kecilnya.
Berdasar paparan tersebut maka diketahui bahwa kegiatan Pengawasan Kualitas Air terdiri
dari (tiga) kegiatan yaitu:
1. Pemantauan ( Monitoring )
2. Penyelidikan (Investigation)
3. Penanggulangan ( Remedial/Control Action)
Pada dasarnya rangkaian kegiatan ini merupakan Surveillance Epidemiologi.
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 2

Sustainable Monitoring
MONITORING

Emergency control
Action
INVESTIGATION

REMEDIAL/
CONTROL ACTION

Gambar: Model Surveillance Epidemiologi dalam Pengawasan kualitas Air

Investigasi (penyelidikan) bertujuan melengkapi data dan informasi dari kegiatan monitoring
atau pemeriksaan laboratorium. Penyelidikan di lapangan bertujuan mendapatkan informasi
mengenai sebab akibat suatu kasus, sehingga dapat ditetapkan tindakan penaggulangan (remedial
action) yang tepat. Terkadang dari kegiatan monitoring sudah dapat dihimpun informasi untuk
penanggulangan dalam keadaan mendesak misalnya: pada KLB diare maka perlu segera
dilaksanakan kegiatan penanggulangan sementara seperti desinfeksi air dan anjuran memasak air
sebelum diminum.
Kegiatan pemantauan (monitoring), penyelidikan (investigation)dan penanggulangan kejadian
(remedial/control action) sebenarnya merupakan kegiatan surveillance.
Beranjak dari prinsip tersebut maka surveillance sebagai metode pengawasan kualitas air
mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1. Agar dapat mengidentifikasi resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh air
Kegiatan yang dilaksankaan agar dapat diperoleh data yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh air adalah:
a) Pengambilan Sampel Air
b) Pemeriksaan Laboratorium
c) Evaluasi Dan Rekomendasi Terhadap Hasil Pemeriksaan Laboratorium
d) Kegiatan Inspeksi Sanitasi.
Kegiatan butir a), b), dan c) merupakan kegiatan monitoring/case detection, sedangkan kegiatan
butir d) merupakan kegiatan penyelidikan epidemologi
2. Agar dapat meminimalisasi resiko kesehatan yang telah teridentifikasi
Kegiatan yang dilaksanakan untuk meminimalisasi resiko kesehatan yang telah teridentifikasi
berupa tindakan penanggulangan (correction measure).
Jenis tindakan penanggulangan yang dilakukan tergantung hasil pemeriksaan laboratorium
dan inspeksi sanitasi serta sistem penyediaan air yang ada. Tindakan tersebut antara lain
berupa:
a) Desinfeksi Air
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 3
b) Pengolahan Fe dan Zat Organik
c) Rehabilitasi sarana
d) Pemeliharaan sarana
e) Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan remedial/control action

Secara skematis kegiatan surveillance tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sampling

Monitoring/ To Identify the


case detection Health Risk
Lab.Examination

Surveillance Evaluation & and


programmes recommendation

Epidemiological Sanitary
Investigation Inspection

Remedial/ Correction To minimize


Control Action measure the health risk

Gambar: Surveillance Sebagai Metodologi Pengawasan Kualitas Air

BAB II
STANDAR KUALITAS AIR

PENGERTIAN-PENGERTIAN
indicator / indikator
 something observed or calculated that is used to show the presence or state of a
condition or trend
 “suatu hasil pengamatan maupun perhitungan yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan suatu kondisi dan perubahannya”
parameter
 a fact or circumstance that restricts how something is done or what can be done
 “suatu fakta atau keadaan yang membatasi sesuatu yang akan dikerjakan”
standard
 the level of quality or excellence attained by somebody or something
 a level of quality or excellence that is accepted as the norm or by which actual
attainments are judged (often used in the plural )
 an authorized model used to define a unit of measurement
 “tingkat nilai yang digunakan untuk mengukur keunggulan kualitas sesuatu dan
digunakan sebagai norma yang diterima serta disahkan oleh pemegang otoritas”
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 4
Standar Kualitas
 Menurut Djasio S.,dkk (1984,h.52) Standar kualitas adalah ketentuan-ketentuan
yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan
persyaratan-persyaratan yang harus terpenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan
gangguan kesehatan , penyakit, gangguan teknis dan gangguan estetika.

Contoh pernyataan yang mengandung pengertian indikator, parameter dan standar

“ Air yang tercemar dindikasikan dengan warna coklat kehitaman. Selanjutnya keadaan
tercemar tersebut dikelompokkan dalam pengamatan parameter fisika (misal:TSS, TDS). Hasil
pemeriksaan akan dibandingkan dengan standar Peraturan Pemerintah Nomor:82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air”

PENTINGNYA STANDAR KUALITAS


Agar air aman digunakan maka diperlukan ukuran yang dapat memberikan batas aman
konsumsi terhadap suatu kandungan bahan yang terdapat didalamnya. Ukuran tersebut biasa
ditetapkan dengan suatu standar kualitas air. Dengan adanya standar kualitas, orang dapat
mengukur kualitas dari berbagai macam air, setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan
unsur-unsur di dalamnya. Selanjutnya konsentrasi unsur-unsur tersebut dibandingkan dengan
konsentrasi unsur yang tercantum di dalam standar kualitas, dan dengan demikian dapat diketahui
syarat kualitasnya. Dengan kata lain standar kualitas dapat digunakan sebagai tolok ukur.
Apakah yang dimaksud dengan standar kualitas?. Standar kualitas hakekatnya merupakan
batasan operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non ilmiah,
misalnya kondisi sosial ekonomi , target atau tingkat kualitas produk, tingkat kesehatan yang ada dan
tingkat teknologi yang tersedia. Kriteria kualitas air merupakan keputusan ilmiah yang
mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja
unsur-unsur pengotor mencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam waktu
tertentu. Dengan demikian, kriteria kualitas air merupakan referensi dari standar kulaitas air. Standar
kualitas air dapat diartikan pula sebagai ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk
pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air
tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, teknis, dan gangguan dalam segi estetika.
Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami digunakannya berbagai standar kualitas yang di
dunia. Amerika Serikat mengeluarkan standar kualitas air yang dikeluarkan oleh American Water
Work Association (AWWA), Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki standar kualitas air
sendiri.
Di Indonesia Standar Kualitas Air yang berhubungan dengan kesehatan dituangkan dalam
bentuk:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 492/2010 tentang Syarat Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum. Keputusan Menteri Kesehatan ini mengatur syarat
kualitas air minum
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 5
2. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor: 416/1990 tentang Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Dalam Permenkes 416/1990 diatur syarat Kualitas Air
Bersih, Syarat Kualitas Air Kolam Renang dan Syarat Kualitas Air Pemandian Umum.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 3
BAB III
PENYIMPANGAN STANDAR KUALITAS AIR
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN

Air sangat luas digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti industri, rumah tangga,
pertanian dan sebagainya. Namun selain kepentingan tersebut ternyata air juga dapat menjadi sarana
penyebaran penyakit baik yang menular maupun karena kandungan bahan kimia dan radioaktif yang
mungkin dikandungnya.
WHO-IRC ( Sarwoko,1985) menyebutkan bahwa 80 penyakit di dunia berkaitan dengan
kurang memadainya ketersediaan air bersih. IBRD-IDA ( Sarwoko,1985) memperkirakan sekitar 52
penyakit yang berhubungan dengan air dapat dicegah dengan memberikan dan atau memperbaiki
fasilitas penyediaan air bersih. Penyakit yang dihubungkan dengan air sering disebut dengan water
related disesase. Jika dihubungkan dengan mekanisme transimisi penularan penyakitnya maka dapat
diklasifikasikan dalam 4 kelompok berikut:
TABEL: PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN AIR
DAN TRANSMISINYA KEPADA MANUSIA.

No. Klasifikasi Contoh penyakit Beberapa jalan bibit penyakit


mencapai manusia
1 Water Washed Disease, penyakit 1. Paratyphoid Makanan-susu-kontak-ikan-kontak-
disebabkan buruknya sanitasi air.
seperti: ketiadaan air, ketiadaan 2. Dysentery Makanan-susu-kontak-lalat-air.
pembuangan limbah, buruknya baciller
kebersihan perorangan (bad 3. Trachoma Tangan kotor-lalat-air.
personal hygiene) 4. Typhus Tangan kotor, rambut kotor,kutu.
2 Water Borne Disease, penyakit yang 1. Cholera Air
disebabkan oleh air yang 2. Hepatitis Makanan-susu-kontak-air
mengandung patogen, air yang infeksiosa
mengandung bibit penyakit ini 3. Typhoid Makanan-lalat-kontak-air
jika dikonsumsi akan menjadi
penyebab penyakit tertentu.
3 Water Based Disease, penyakit yang Schistosomiasis Air-siput-air-manusia
disebabkan oleh bibit penyakit
yang mempunyai siklus hidup
berada dalam hewan air.
4 Water Related Insect Vector Disease, 1. Filariasis Manusia-Nyamuk-Manusia
penyakit yang disebarkan oleh 2. Malaria Manusia-Nyamuk-Manusia
insekta infeksius yang 3. Demam Kuning Manusia-Nyamuk-Manusia-
berkembang dalam air. Binatang
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 6
Strategi pencegahan agar tidak terjadi mekanisme penularan penyakit tersebut dapat
dilakukan dengan kegiatan seperti pada tabel berikut:
TABEL 2: STRATEGI PENCEGAHAN TERHADAP MEKANISME PENULARAN PENYAKIT
MELALUI AIR
No. Mekanisme Penularan Strategi Pencegahan
1 Water Borne Mechanism  Peningkatan Kualitas Air Minum
 Mencegah Penggunaan Saumber-
Sumber yang tidak baik
2 Water Washed  Peningkatan Kuantitas Air yang
Mechanism Dipakai
 Meningkatkan Kemudahan dan
Keterandalan Penyediaan Air
Rumah Tangga
 Peningkatan Hygiene
3 Water Based Mechanism  Mengurangi kontak dengan Air
Terkontaminasi
 Mengontrol Populasi Siput
Mengurangi Kontaminasi Air Oleh Tinja
4 Water Related Insect  Memperbaiki Manajemen Air
Vector Permukaan
 Memusnahkan
Perkembangbiakan Serangga
 Menjauhkan Diri dari Tempat
Perkembangbiakan Serangga
 Memakai kelambu dan reppelent.
Apabila tindakan pencegahan ini dapat berlangsung dengan baik maka akan dapat dikurangi
terjadinya angka kesakitan. Sehingga diharapkan dengan adanya sistim penyediaan air yang baik
akan terjadi pengurangan penyakit. Tabel 3 menyajikan perkiraan pengurangan penyakit dengan
penyediaan air bersih yang baik.
TABEL 3: PERKIRAAN PENGURANGAN PENYAKIT
DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH YANG BAIK.

NO PENYAKIT  PENGURANGAN
1 Paratyphoid 40
2 Dysentery baciller 50
3 Dysentery 50
4 Trachoma 60
5 Typhoid 80
6 Jamur 70
7 Mata 70
8 Gigi 10
9 Gastroenteritis 50
10 Kulit 50
11 Diarhea 50

Selain penyakit yang berbasis biologis maka penting juga di dalam air diperhatikan pengaruh
kandungan bahan kimianya.
Bahan kimia dalam air mempunyai pengaruh terhadap kesehatan karena tidak adanya kandungan
bahan kimia tersebut atau karena berlebihnya bahan kimia yang berbahaya.
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 7
Penyakit akibat bahan kimia tersebut tidak menular dan dapat dicegah dengan penambahan atau
pengurangan kadarnya. Bahkan kekurangan bahan kimia dari air sering dapat ditanggulangi dari
sumber bahan makanan.
Lebih dari 1000 senyawa kimia organik telah diidentifikasi di dalam air dan baru sebagian saja yang
dapat diketahui mempunyai pengaruh spesifik terhadap kesehatan. Namun demikian terdapat juga
yang bersifat toksik, karsinogenik, menghasilkan bau dan rasa serta bereaksi dengan klorin atau
oksidator lainnya dalam proses pengolahan air bersih.
Beragamnya bahan pengotor dalam air menyebabkan Abel Wolman menuliskan rumus kimia air di
alam adalah H2O + X, dimana X adalah pengotornya. Bahan pengotor itu dapat berupa substansi
bersifat biologis, kimia, fisik dan radioaktif. Sehingga kualitas airpun umumnya dikelompokkan
dalam empat macam kualitas yaitu kualitas fisik, kimia, mikrobiologis dan kualitas radioaktif.
Secara terinci dapat diuraikan sebagi berikut:
KUALITAS FISIK
1. S U H U :
Pengaruh suhu air , diantaranya :
a) mempengaruhi kelarutan zat padat didalam air .
Pada larutan endothermis , makin tinggi suhu makin besar kelarutanya dan sebaliknya . :
pada larutan exothermis berlaku sebaliknya , yaitu makin tinggi suhu makin kecil kelarutan
dan makin rendah suhu makin besar kelarutannya
b) Kelarutan gas didalam air
Apabila air dipanasi, maka gas yang larut di dalam air akan menguap . Berarti makin tinggi
suhu air, makin kecil kelarutan dan didalamnya .
c) Pertumbuhan mikroba .
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ,diantaranya : suhu . mikroba
tumbuh dengan baik pada suhu optimal .
suhu air akan mndukung pertumbuhan mikroba apabila mendekati suhu optimal . pengaruh
suhu terhadap mikroba dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Pengaruh suhu terhadap lama hidup mikroba :
Mikroba Suhu Waktu hidup
(oC )
menit hari minggu
1 Vibrio cholerae 80 5 - -
2 Vibrio cholerae 56 30 - -
3 Vibrio cholerae 40 40 - -
4 Entamoeba histolitica 37 - - 3
5 Entamoeba histolitica 26 - 30 -
Dalam persyaratan kualitas air bersih dan air minum , ditetapkan suhu air : suhu udara  30C
2. BAU DAN RASA .
Air yang berbau dan memiliki rasa yang tidak enak , jelas tidak disukai oleh konsumen .
sekalipun air yang berbau dan mempunyai rasa tidak enak itu belum tentu akan menimbulkan
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 8
gangguan kesehatan ,tetapi dari segi aestetika sagat merugikan . Para konsumen sudah tentu

menyukai air yang tidak berbau dan tidak berasa .


Bau dan rasa biasanya didalam air diperiksa secara bersamaan ,karena rasan dan bau sangat
erat hubunganya .
Bau dan rasa yang timbul didalam disebabkan oleh : plankton , algae ,actinomycetes tumbuhan
yang membusuk ,air limbah rumah tangga , air limbah industri dan bahan kimia
Dari kelompok algae yang dapat menimbulkan rasa dan bau dalam air , diantaranya :
1.Blue green algae :
- anabaena circinalis
- anabaena planctonika
- anacystis cyunea.
2.Green algae
- chara vulganis
- cladophora insignis
- cosmarium posrtianm
3. Diatoms:
- Asterionella gracillima
- Cyclotella compta
- Diatoma vulgare
4.Flagellates
- Ceratium hiruntdinella
- Chlamydomonas globosa
- Chrysosphaerella ongispina

Gambar dapat dilihat ada lampiran


Diantara bahan kimia penyebab bau didalam air yang penting adalah phenol. Jika
phenol tercampur dengan chlorine akan menimbulkan bau yang tidak enak .
Gas yang menimbulkan bau yang tidak enak, contohnya :H2S. Di daerah berapi sering ditemukan
sumber gas H2S ,sehingg kemungkinan besar air tanah di daerah gunung berapi tersebut
mengandung H2S.
Bau dapat dibagi beberapa jenis , sbb :

NO JENIS BAU CONTOH PENYEBAB BAU


A Aromatik (seperti bumbu)  camphor, lemon ,cengkeh
Ae Cucumber (seperti mentimun )  synura
B Balsamik ( seperti bunga )  vanili
Bg Geranium  Asterionella
Bv Violet  Mallomonas
c Chemical  buangan industri
 bahan pengolah kimia air
Cc Chlorinous (seperti chlorine)
 Chlorine
Ch Hydro karbon
Cm Medicinal (obat-obatan )  buangan penyulingan minyak
Cs Sulfreted (seperti uap beleran )  phenol ,iodoform
D Disagreeable (bau tidak enak )  hydrogen sulfide,telur busuk
Df Fishy (bau ikan )  uroglenoptis
Dp Pigpen (bau kandang babi )  anabaena
Ds Septic  air kotoran yang membusuk
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 9
E Earthy (seperti tanah ) tanah lembab
plat (tumbuhan yang mulai
Ep Platy (dan setengah busuk ) busuk)
M Gragsy (bau rumput )  rumput yang digiling
Mm Moldy (bau lumut )  jerami yang membusuk
V Vegetable (bau sayuran )  ruang bawah tanah yang lembab
 sayuran
Rasa biasanya dibedakan dalam tiga jenis yaitu : manis , pahit , asam .
KUALITAS KIMIA
A. Kimia Anorganik
1. Mercury (Hg) atau air raksa
 Dalam air sebagai garam anorganik ,dapat diubah menjadi methyl mercury oleh
bakteri .Ditemukan dalam bentuk endapan dan dapat terakumulasi dalam tubuh
ikan .
 Pengaruh terhadap kesehatan : kelebihan Hg sebagai garam anorganik dapat
merusak ginjal . Methyl mercury ,bersifat menembus jaringan otak dan merusak
susunan syaraf ,yang mengakibatkan keterbelakangan mental bahkan kematian.
Contoh: kasus di teluk minamata ,Jepang
2. Arsen (As)
 Terdapat dalam buangan industri ,akibat pecahnya mineral , pengunaan
insektesida,pengikisan batu –batuan dan pada peleburan biji-biji logam terutama
tembaga .Didalam air tanah dijumpai As dengan kosentrasi ± 0,005 mg/1.
 Pengaruh terhadap kesehatan : kelebihan As dapat menggangu gijal dan jantung ;
pada tahap akut dapat menyebabkan ketidakteraturan vascular sehinga timbul
bintik /bercak hitam .utuk diet As juga dibutuhkan ;terdapat dalam daging ,ikan
,gandum ,padi, ayam dan itik . kelebihan As juga mengakibatkan kanker .
3. Besi (Fe)
 Terdapat pada batuan , tanah dan air , memberi warna merah dan kuning pada tanah
dan batuan .pada air dan tanah , Fe yang terlarut dalam bentuk FeS 2 dan Fe304 . pada
air ,Fe yang terlarut dalam bentuk suspensi flokulan dan partikel koloid.
 Pengaruh terhadap kesehatan dan efek lain : dalam jumlah sedikit diperlukan untuk
pembentukan sel-sel darah merah .pada kosentrasi > 1,0 mg/1, meyebabkan warna
kemerah – merahan pada air , noda pada pakaian dan porselin , menimbulkan rasa
tak enak pada minuman . membentuk endapan pada jaringan pipa .

4. Fluorida (F)
 Tak dapat dijumpai dalam keadaan bebas di alam , selalu dalm senyawa . dalam
bentuk padat terdapat dalam mineral , misalnya fluorpar , crylite dan apalite . F
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 10
banyak terdapat pada lithosphere dan hidrosphere. Terdapat pada air permukaan
dan kosentrasi rendah , pada air tanah kosentrasinya tinggi .
 Pengaruh terhadap kesehatan : pada kosentrasi ± 1,0 mg/1 sangat efektif untuk
menurunkan caries gigi tanpa merusak kesehatan . bila berlebihan menimbulkan
Fluororis yaitu noda kecoklatan pada gigi , tak mudah hilang dan dapat merusak
email pada konsentrasi 15-25 mg/1; bersifat racun bila kadarnya 250-450 mg/1.
5. Cadmium (Cd)
 Dari buangan industri , pertambangan , pekerjaan peleburan , pewarnaan
lempengan batere /Accu , pipa –pipa galvanis yang sudah terkorosi .
 Pengaruh terhadap kesehatan : kelebihan Cd menyebabkan keurusakan ginjal.
Pada kosentrasi 3-90 mg/1 menyebabkan rasa mual . bersifat racun pada
konsentrasi 10-326 mg/1 dan fatal pada kosentrasi 300-3500 mg/1. dapat
menyebabkan tumor paru-paru pada tikus .
6. Chromium (Cr)
 Dari pertambangan (pengolahan besi tua ), buangan pabrik pelat (lempengan
logam),, sisa pembakaran fosil . dalam air terdapat dengan valensi 3 dan 6.
 Pengaruh terhadap kesehatan : Cr valensi 3 tak bersifat racun ,unsur
makanan yang penting untuk mengatur kadar gula dalam darah dan metabolisme
lainya. Cr valensi 6 bersifat racun , menyebabkan gangguan hati dan ginjal ,
pendarahan dalam tubuh .pada kosentrasi tinggi menyebabkan gangguan tulang dan
kulit (koreng ). Menyebabkan kanker.
7. Mangan (Mn)
 Terdapat pada batuan dan tanah , dalam bentuk oksida dan hidrosida atau
bersenyawa denga kation logam lainnya . dalam air , dari buangan rumah tangga dan
industri .
 Pengaruh terhadap kesehatan dan estetika : dalam jumlah kecil sebagai nutrisi
penting bagi tumbuh- tumbuhan , yaitu sebagai zat penggatif enzim dan bagi hewan
untuk pertubuhan dan fungsi susunan syaraf . dalam jumlah berlebihan menyebabkan
rasa aneh pada air minum dan dapat membantu pertumbuhan mikroorganisme dalam
reservoir dan sistem distribusi . menyebabkan noda-noda pada pakaian dan pipa .
8. Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2)
 Dijumpai dalam buangan rumah tangga dan pengunan pupuk nitrogen . N itrat
merupakan nutrisi bagi tumbuhan dan kehidupan bagi semua organisme . bakteri
tertentu pada tanah , ganggang biru hijau dan mikroba air dapat mengubah Nitrogen
menjadi NO3.NO3 jarang terdapat pada air permukaan pada kosentrasi tinggi , pada
air tanah di temukan NO3 dengan kosentrasi lebih tinggi .
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 11
9. Selenium (Se)
 Terdapat pada air dan makanan. Kandungan selenium dalam makanan berasal
dari kondisi tanah setempat.
 Pengaruh terhadap kesehatan : Dalam jumlah kecil merupakan unsur makanan
utama. Pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan kulit, jantung dan
ginjal. Bersifat racun pada hewan/ternak pemakan rumput di daerah dengan
kadar selenium tinggi dalam makanan maupun air, menderita berbagai penyakit,
misal: penyakit tulang, kerontokan rambut, bentuk kuku tidak normal dan
gangguan kejiwaan.
10. Kesadahan (sebagai CaCO3)
 Umumnya dijumpai dalam bentuk kation dalam air dan dinyatakan sebagai
perhitungan ekivalen CaCO3. Kation tersebut biasanya Kalsium dan Magnesium
 Pengaruh terhadap kesehatan: bila berlebihan dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh jantung dan penimbunan lemak dalam pembuluh darah
11. Seng (Zn)
 Terdapat pada buangan industri , dari pipa galvanis atau pipa besi yang terkorosi
 Pengaruh terhadap kesehatan: dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan
manusia.
 Orang dewasa membutuhkan 15 mg Zn/hari. Kekurangan seng menghambat
pertumbuhan anak , mati rasa dan hypogonadism.
 Pada konsentrasi berlebihan menimbulkan rasa pada air minum (astringent taste)
12. Sianida (CN)
 Terdapat pada buangan industri, bila terjadi reaksi dengan klorin CN dalam air
akan turun.
 Pengaruh terhadap kesehatan: CN mudah diabsorb oleh paru-paru, sistem
gastrointestinal dan kulit. CN akan bergabung dengan sel cytokrome dan
menghambat sirkulasi O2. Bila berlanjut dapat meracuni hati
13. Sulfat (SO4)
 Banyak terdapat pada air alam. Pengaruh terhadap kesehatan: bila kadar SO 4
dalam air minum berlebihan menyebabkan diare akut ( mengakibatkan
kekurangan cairan) dan sangat berbahaya pada bayi dan anak-anak.
14. Timbal (Pb)
 Dari buangan industri, tambang, pipa timah yang terkorosi dan batere.
 Pengaruh terhadap kesehatan : efek Pb terhadap tubuh manusia biasa
dihubungkan dengan hasil tes darah. Hal ini lebih berpengaruh pada bayi dan
anak-anak.
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 12
B. Kimia Organik
1 Benzene
 Merupakan hasil penyulingan minyak dan proses pembakaran batubara. Bersifat
sedikit larut dalam air
 Pengaruh terhadap kesehatan: bila konsentrasinya berlebihan, sebagai racun
dalam proses pembentukan darah yang akan mengakibatkan anemia, thrombocytopenia
dan leukemia. Beresiko terhadap kanker (pada binatang).
2 Chloroform
 Merupakan zat yang mudah menguap dan sedikit larut. Merupakan senyawa antara
chlorine dan zat organik. Dipakai sebagai refrigerant, bahan bakar aerosol dan sebagai
pelarut. Juga terdapat pada pasta gigi, minyak zaitun dan minyak jagung.
 Pengaruh terhadap kesehatan: pada babi, chloroform yang berlebihan mengakibatkan
keracunan hebat ditandai dengan penurunan rasio albumin darah dan penurunan
aktivitas katalis darah. Beberapa akibat lain: kematian akibat sirosis dan nekrosis hati,
penurunan lipoid dan perkembangan interstitial cell dalam myocardium.
3 Chlordane
 Merupakan zat anti hama untuk semut dan rayap dan serangga lain.
 Pengaruh terhadap kesehatan: pada kadar yang berlebihan dalam air minum dapat
meracuni sistim syaraf dan kerusakan pada hati.
4 2,4 Dichlorophenoxyacetic (2,4-D)
 Digunakan sebagai herbisida pertanian maupun rumah tangga
 Pengaruh terhadap kesehatan:pada konsentrasi tinggidalam jangka pendek dapat berefek
serius termasuk gangguan otot, kelumpuhan bagian belakang, pingsan dan kematian.
5 1,2 Dichlor Ethane
 Digunakan antara lain pada pabrik vinyl chloride, pabrik sabun untuk aroma tembakau.
 Pengaruh terhadap kesehatan : pada konsentrasi tinggi berakibat iritasi pada mata,
hidung dan tenggorokan, dilanjutkan dengan menurunnya fungsi sistem syaraf pusat,
luka pada hati, ginjal dan adrenalin. Terhadap binatang pada konsentrasi uap yang tinggi
dan di bawah kritis dapat merusak ginjal dan hati.
6 Heptachlor
 Termasuk insektisida satu kelompok dengan endrin dan chlordane.
 Pengaruh terhadap kesehatan: dosis berlebihan dapat menyebabkan keracunan dengan
gejala ganggua pada sistem syaraf pusat seperti gemetaran, lumpuh. Dosis yang lebih
rendah dapat menyebabkan pembekuan darah pada pembuluh darah dan sirosis.
7 Lindane (Gamma-HCH)
Modul: Pengawasan Kualitas Air/Suparmin 13
 Insektisida terdiri dari 99% gamma isomer dan benzena hexa chloride yang digunakan
untk kebutuhan komersial mapun rumah tangga. Juga digunakan pada shampo, obat
kutu kepala obat kutu hewan. Sedikit larut dalam air (7,8 mg/lt) dan bertahan dalam
tanah.
8 Methoxychlor
 Penggunaan sebagai pestisida yang sulit larut.
 Pengaruh terhadap kesehatan: pada konsentrasi yang berlebihan dapat menyebabkan
gangguan sisten syaraf pusat.
9 Pentachlor phenol (PCP)
 Digunakan dalam pemeliharaan pohon, herbisida, obat perontok, insektisida dan
fungisida. Sedikit larut dalam air (18 mg/lt)
 Pengaruh terhadap kesehatan: pada kadar berlebihan sebagai racun dalam hati, ginjal dan
susunan syaraf pusat.
10 Zat Organik
 Dalam air berasal dari pecahnya bahan-bahan organik alam, aktivitas rumah tangga dan
hasil reaksi selama proses penjernihan. Sumber material organik alam antara lain
material humus, mikroorganisme, hasil metabolisme, petrolium, hidrokarbon aromatik
dan alifatik dengan berat molekul besar. Zat organik juga dapat berasal dari aktivitas
rumah tangga dan komersial misalnya buangan limbah cair rumahtangga dan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts G, Sri Sumestri Santika, 1987, Metoda Penelitian Air, Usaha Nasional: Surabaya
Depkes RI., Penyediaan Air Bersih Untuk Akademi Penilik Kesehatan , Pusdiknakes, Jakarta.
Dirjen P 2 M PLP, 1994, Pedoman teknis perbaikan kualitas air, Jakarta.
Hammer, Mark J., 1977, Water and Waste-Water Technology, New York: John Wiley & Sons.
Kusnaedi, 1995, Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum , Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sarwoko M., 1985, Penyediaan Air Bersih II: dasar Perencanaan dan Evaluasi Sistem, ITS Surabaya.
Said, Nusa Idaman, 1999, Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air, Jakarta : BPPT
Salvato, Joseph A., 1982, Environmental Engineering and Sanitation, New York: John Wiley & Sons.
Sawyer, Clair N. and Perry L. Mc Carty, 1967, Chemistry for sanitary engineers., Mc.Graw-Hill Book

Anda mungkin juga menyukai