Anda di halaman 1dari 15

“Home industry obat

tradisional tanpa
izin edar digrebek”
Kelompok 1-3a- diii sanitasi lingkungan
1. Aldy Alfi Rizi (043)
2. Nindya Feliyanti (001)
3. Mutiara Try A (002)
4. Anifatul Khasanah (003)
5. Andhini Rahma N (004)
6. Firsta Zhalfa L (005)
7. Shafa Salsabila A (006)
8. Dwiyana Nurul U (007)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN
DOSEN :
1. Zaeni Budiono,E,S.IP,M.Si.
2. Puji Hastuti , Ahli (A), M.H.Kes
2
kasus
Suparno (50), pemilik home
industry obat tradisional
Nurusy Syifa Center
Home industry obat- Bidang Pemeriksaan ditetapkan tersangka oleh
obat tradisional yang BPOM Surabaya, Nurma Polres Madiun,sejak tahun
tidak memiliki izin edar Yulis menjelaskan 2009 dan memiliki lebih 300
dari BPOM di Madiun, temuan berawal saat jaringan tabib di seluruh
digerebek. Dengan kedatangan BPOM Indonesia.Konsumen obat
menggandeng BPOM, Surabaya ke lokasi untuk tradisional itu di kalangan
tim serse dan narkoba melakukan pemeriksaan santri pondok pesantren
Polres Madiun rutin. Saat dilakukan berbagai daerah, termasuk
menggerebek rumah pemeriksaan, BPOM ponpok pesantren di
sekaligus tempat Surabaya menemukan Temboro, Magetan. Dari
produksi 'Nurusy Syifa adanya obat-obatan ribuan obat tradisional yang
Center' di Jalan Raya tradisional tanpa izin diamankan, di antaranya ada
Ponorogo, Desa edar dan langsung 730 butir botol Anti TB, 2.791
Kertosari Kecamatan melaporkan ke botol berisi sediaan farmasi
Geger. kepolisian. tanpa label.
3
RESUME ISI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bagian Kelima Belas
Pengamanan dan Penggunaan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Pasal 98

Undang-Undang Ayat (2) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian


dan kewenangan dilarang mengadakan,
Nomor 36 Tahun menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan
2009 Tentang mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.
Kesehatan Ayat (3) Ketentuan mengenai pengadaan,
penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran
sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 106
Ayat (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya
dapat diedarkan setelah mendapat izin edar.

Pasal 108
Undang-Undang Ayat (1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
Nomor 36 Tahun pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
2009 Tentang pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
Kesehatan bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

5
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Undang-Undang Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Pasal 197
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
Kesehatan mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).

6
pembahasan
7
Tindak pidana pengedaran dan penyalahgunaan sediaan farmasi
tanpa izin edar sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.36
tahun 2009 tentang kesehatan adalah tindak pidana pengedaran dan
penyalahgunaan sediaan farmasi yang berupa obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetik yang belum diregistrasi oleh
pemerintah. Dalam hal ini menteri kesehatan yang berhak memberi
izin edar. Syarat sediaan farmasi diberikan izin edar adalah sediaan
farmasi tersebut telah lulus uji dari segi mutu, keamanan dan
kemanfaatan.

8
Dalam penerapan Undang-Undang
tindak pidana pengedaran dan
penyalahgunaan sediaan farmasi
tanpa izin edar yang diatur dalam
pasal 197 Undang-Undang No.36 Pertanggungjawaban dalam hukum
tahun 2009 Tentang Kesehatan, pidana ada yang dilakukan atas dasar
rumusan yang terdapat dalam pasal kesalahan dan ada juga yang dilakukan
ini adalah setiap orang yang tanpa harus membuktikan adanya
dengan sengaja memproduksi atau kesalahan tersebut (strict liability).
mengedarkan sediaan farmasi dan Kesalahan dapat dibagi menjadi dua
atau/alat kesehatan yang tidak macam yaitu kesengajaan dan
memiliki izin edar sebagaimana kealpaan. Oleh karena itu, perlu
dimaksud dalam pasal 106 ayat (1), dibentuk kebijakan umum kesehatan
yaitu Sediaan farmasi dan alat yang dapat dilaksanakan oleh semua
kesehatan hanya dapat diedarkan pihak dan sekaligus dapat menjawab
setelah mendapat izin edar tantangan era globalisasi dan dengan
semakin kompleksnya permasalahan
kesehatan dalam suatu Undang-
Undang Kesehatan yang baru untuk
menggantikan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
dengan Undang- Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan
Kesimpulan
Praktik kefarmasian harus memenuhi standar peraturan
pemerintah , praktikan harus mempunyai kompetensi
keahlian bidangnya dibuktika STR / sejenisnya, dalam
proses jual beli atau produksi obat-obatan tradisional harus
memiliki izin edar resmi.

Orang yang telah melakukan tindak pidana mengedarkan sediaan


farmasi tanpa izin edar ini harus bertanggungjawab secara
langsung terhadap perbuatan yang dilakukannya ,karena dalam
perbuatan pidana yang dibuatnya terdapat unsur kesalahan
berupa kesengajaan.

10
SARAN
PEMERINTAH ATAU PEMANGKU KEPENTINGAN “
1.Dalam penanganan tindak pidana pengedaran dan penyalahgunaan sediaan farmasi tanpa izin,
hendaknya dibuat suatu peraturan yang khusus mengatur mengenai tindak pidana mengedarkan
sediaan farmasi tanpa izin, sehingga dalam menangani tindak pidana ini para aparat hukum dan
para pihak yang terkait dapat menindak dengan tegas karena payung hukum terhadap kejahatan
ini sudah jelas berikut dengan seluruh penjelasannya.

2. Adanya pengawasan dari pemerintah dalam hal ini yang berwenang Balai POM supaya lebih
pro aktif dalam melakukan pengawasan mulai dari tingkat daerah sampai dengan
pusat.Mengingat masih susahnya membedakan obat tanpa izin edar dengan obat dengan izin
edar, diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan
informasi mengenai obat yang telah ditarik dari pasar.

11

3. Pemerintah/ pembuat kebijakan/pelaksana kebijakan Peningkatan
kewaspadaan terhadap usaha yang merugikan negara dan masyarakat banyak.
Terutama dalam bidang kesehatan. Dan melakukan pengawasan serta
pencegahan lebih awal. Serta memberikan sanksi yang tegas bagi para
pelanggar hukum Penyuluhan dan audiensi peraturan perundang undangan
yang telah resmi dibuat kepada masyarakat agar tidak terjadi disinformasi dalam
menjalankan kehidupan bernegara.

12
Masyarakat atau Tenaga kesehatan “
1. Aktif mencari informasi sebanyak"nya tentag undang-undang guna menghindari hal-hal
yang melanggar hukum.
2. Melakasanakan aturan serta kebijakan pemerintah yang telah dibuat.
3. Upaya aktif masyarakat ikut serta dalam upaya pencegahan beredarnya obat keras yang
dikonsumsi tanpa adanya ajuran dari dokter.
4. Memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi yang valid dan kunjungi website resmi
pemerintah.
5. Saling mengingatkan kepada yangl lain agar tidak mudah tergiur akan obat –obat tersebut.
6. Menjaga kesehatan dengan rajin olahraga dan makan makanan yang bergizi .dll

13
Sumber pembutan tugas
1. https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-3651184/pemilik-home-industry-
obat-tradisional-ilegal-jadi-tersangka?tag_from=mnews_beritaTerkait

2. Jurnal Tindak Pidana Pengedaran dan Penyalahgunaan obat Farmasi tanpa


izin edar
https://media.neliti.com/

1. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-
kesehatan#:~:text=UU%2036%20tahun%202009%20tentang%20Kesehatan
%20menyatakan%20bahwa%20kesehatan%20adalah,produktif%20secara%
20sosial%20dan%20ekonomis.

14
thanks! Any
questions?

15

Anda mungkin juga menyukai