Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah, serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan


tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai
zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang


Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah
salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri
dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi


kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa
“Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar
tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi tanah yang tercemar di TPS Desa Rempoah?


2. Apa yang menjadi penyebab pencemaran tanah di lahan tersebut?
3. Apa dampak yang disebabkan oleh pencemaran tanah tersebut?
4. Apa tindakan yang telah dilakukan masyarakat dalam menjaga dan
mengembalikan kesuburan tanah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi tanah yang tercemar di Desa Rempoah


2. Untuk mengetahui penyebab pencemaran tanah di lahan tersebut
3. Untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh pencemaran tanah
tersebut
4. Untuk mengetahui tindakan yang telah dilakukan masyarakat dalam
menjaga dan mengembalikan kesuburan tanah?

2
BAB II

HASIL

Pengambilan Sampel

1. Alat dan bahan


 Cetok/ sendok semen
 Kantung plastik
 Spidol
 Rafia
 Label
2. Cara pengambilan sampel :
 Tentukan titik lokasi yang akan dilakukan pengambilan sampel
 Bersihkan ttitik lokasi tersebut
 Siapkan kantung plastik kemudian beri label
 Keroklah tanah sebanyak 20 x 20 x 20 cm menggunakan cetok
 Lalu masukkan ke dalam plastik yang telah disiapkan
 Ikatlah kantung plastik yang telah berisi sampel tanah dengan baik
kemudia bawa ke laboraturium

Pengambilan sampel : tanah untuk pemeriksaan fisika dan mikrobiologi

Tanggal : 14 Oktober 2019

Lokasi : Lahan TPS Desa Rempoah, Baturraden, Banyumas

Jenis sampel : tanah agregat

Jenis pemeriksaan : fisika dan mikrobiologi

Petugas : Fesa Listianto

No Parameter Tercemar Kontrol Standar


1 Warna Cokelat muda Cokelat tua -
2 Bau Bau Bau tanah -
menyengat
3 pH 6.0 7.0 <4 >7
4 Suhu 30oC 29oC 27oC-30OC
5 Kelembaban Dry Dry Basah
6 Tekstur Keras dan Keras dan Keras dan

3
Kering Lembab Lembab
Basah
7 Hewan/serangga/cacing Lalat Cacing Hewan
Cacing
Serangga

Perhitungan jumlah koloni

 Tanah tercemar

Jumlah koloni/gram = jml koloni 1ml + (jml koloni 0,1 ml x10)

1
×
faktor pengencer

= 120+(72x10) × 1/10-1

= (120+720) x 10

= 8400 koloni/gram

 Tanah kontrol

Jumlah koloni/gram = jml koloni 1ml + (jml koloni 0,1 ml x10)

1
×
faktor pengencer

= 45+(14x10) x 1/10-1

= (45 + 140) x 10

= 1850 koloni/gram

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang


Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bimassa,jumlah mikroba untuk
tanah di lahan basah ambang kritis yaitu <10 2 cfu/g tanah. sehingga tanah yang
kami periksa tidak memenuhi standar baku mutu.

4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi
Lokasi yang terindentifikasi tanah tercemar di lahan TPS Desa
Rempoah, Baturraden, Banyumas. Lahan tersebut telah digunakan sebagai

5
tempat pembuangan sampah sementara oleh masyarakat Desa Rempoah
selama 1 tahun terakhir. Berdasarkna informasi yang kami dapatkan, ada
40 RT yang memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat pembuangan
sampah sementara. TPS ini terletak di Jl. Raya Baturraden Barat, Ds 1
Rempoah, Baturraden, Banyumas.
Lokasi ini terletak bersebrangan dengan Pasar Rempoah 2,
sebagian lahan dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan Maggot (ulat
pengurai sampah).
B. Penyebab Pencemaran
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pencemaran pada
lahan ini digolongkan dalam kategori pencemaran buatan. Karena berasal
dari buangan aktivitas manusia, baik sampah organik maupun sampah
anorganik.
C. Dampak Pencemaran
Berdasarkan beberapa pertanyaan yang kami tanyakan pada
masyarakat sekitar, informasi yang kami dapatkan bahwa tidak ada
keluhan penyakit yang berdampak dari TPS tersebut, hanya saja banyak
masyarakat yang mengeluhkan bau tidak sedap serta asap polusi yang
dihasilkan dari pembakaran sampah oleh pihak pengelola. Karena sampah
sampah yang dibuang ke TPS ini tidak dipisahkan dan di olah secara baik
dan benar, melainkan di bakar dan menimbulkan pollutan
D. Tindakan Masyarakat
Berdasarkan keluhan-keluhan masyarakat sekitar mengenai bau
tidak sedap dan pencemaran udara dari asap pembakaran sampah. Ada
beberapa masyarakat yang memberanikan diri untuk melaporkan hal
tersebut pada pihak DLH Banyumas. Selang beberapa hari laporan
tersebut diproses dan ditindak lanjuti oleh pihak DLH. Pihak DLH
mendatangi lokasi dan menegur kader- kader Desa untuk memindahkan
dan mengolah sampah dengan benar. Bahkan berdasarkan pernyataan
salah seorang pengelola, mereka pernah mendapat penyuluhan dan
pembelajaran mengenai bagaimana mengolah dan memilah sampah
dengan benar.
Upaya masyarakat dalam menjaga dan mengembalikan kesuburan
tanah yaitu dengan pembudidayaan maggot (ulat pemakan sampah),
pemindahan sampah serta perataan tanah menggunakan dozzer.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

6
Lokasi yang terindentifikasi tanah tercemar di lahan TPS Desa
Rempoah, Baturraden, Banyumas. Lahan tersebut telah digunakan sebagai
tempat pembuangan sampah sementara oleh masyarakat Desa Rempoah
selama 1 tahun terakhir. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan
bahwa tidak ada keluhan penyakit yang berdampak dari TPS tersebut,
hanya saja banyak masyarakat yang mengeluhkan bau tidak sedap serta
asap polusi yang dihasilkan dari pembakaran sampah oleh pihak
pengelola. Upaya masyarakat dalam menjaga dan mengembalikan
kesuburan tanah yaitu dengan pembudidayaan maggot (ulat pemakan
sampah), pemindahan sampah serta perataan tanah menggunakan dozzer.

B. Saran
 Sebaiknya ada pemilahan sampah serta pengolahan yang terpisah.
 Sebaiknya tidak melalukan open damping sehingga menghasilkan
polusi udara.
 Pemerintah memberikan penyuluhan mengenai pengolahan sampah
secara mandiri.

7
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bimassa

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah

8
LAMPIRAN

Kondisi lokasi pengambilan sampel

Tempat budidaya maggot Pasar Rempoah 2

Proses wawancara kondisi TPS

Dengan Bapak Wahyono

9
Kondisi Tanah tidak Tercemar (1km dari tanah tercemar)

Pemeriksaan fisik dan mikrobiologis

Suhu tanah kontrol suhu tanah tercemar pH tanah kontrol

pH tanah tercemar sampel tanah sampel tanah kontrol

10
Alat dan bahan proses penimbangan proes pelarutan sampel

Pemeriksaan biologi dengan larutan pengencer

Proses Penghomogenan Sampel dengan Larutan Pengencer

Proses Pengambilan dan Penanaman Sampel dalam Media

11
Hasil Tanah tercemar Hasil tanah kontrol

12

Anda mungkin juga menyukai